Anda di halaman 1dari 20

FATHIA RIZKI

MEMBERIKAN CAIRAN
LEWAT INFUS
Objektif Perilaku Siswa

Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa dapat menjelaskan dan mendemon-


strasikan kembali mengenai pemenuhan kebutuhan cairan melalui cairan infus.
SUMBER PUSTAKA

1. Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamentals of Nursing.


EGC: Jakarta
2. Uliah musrifatul, Hidayat Alimuh A.Azis. 2008. Keterampilan
Dasar Praktik Klinik. edisi 2, Selemba Medika: Surabaya.
3. W. Eko Nurul, Sulistiani Ardiani. 2010. Keterampilan Dasar
Praktik Klinik Kebidanan, Pustaka Rihama : Yogyakarta.
4. Maryunani Anik, 2011. Keterampilan Dasar Praktik Klinik
Kebidanan, Trans Info Media : Bogor.
Pendahuluan
Pemasangan infus intravena termasuk salah satu prosedur medis yang
paling sering dilakukan sebagai tindakan terapeutik. Pemasangan infus
intravena dilakukan untuk memasukkan bahan-bahan larutan ke dalam tubuh se-
cara kontinyu atau sesaat untuk mendapatkan efek pengobatan secara cepat. Bahan
yang dimasukkan dapat berupa darah, cairan atau obat-obatan.

Pemasangan infus intravena termasuk salah satu prosedur


medis yang paling sering dilakukan sebagai tindakan terapeu-
tik. Pemasangan infus intravena dilakukan untuk memasukkan
bahan-bahan larutan ke dalam tubuh secara kontinyu atau
sesaat untuk mendapatkan efek pengobatan secara cepat. Ba-
han yang dimasukkan dapat berupa darah, cairan atau obat-
obatan.
Infus cairan intravena (intravenous
fluids infusion) adalah pemberian
sejumlah cairan ke dalam tubuh,
melalui sebuah jarum, ke dalam
pembuluh vena (pembuluh balik)
untuk menggantikan kehilangan
cairan atau zat-zat makanan dari
tubuh..
Infus adalah memasukkan
cairan (obat atau makanan
dalam jumlah yang banyak
dan waktu yang lama
kedalam vena dengan
menggunakan perangkat
infuse secara bertetes
Tangan bagian Tangan bagian
depan Belakang
• Vena dorsal • Vena Radialis
metacarpal • Vena Antebracial
• Vena cepalika
• Vena basalika
Tangan

Tempat pemasangan
Yang harus perhatikan saat pemasangan infus

1. Sterilitas :
Tindakan sterilitas dimaksudkan supaya mikroba tidak menyebabkan in-
feksi lokal pada daerah tusukan dan supaya mikroba tidak masuk ke dalam
pembuluh darah mengakibatkan bakteremia dan sepsis. Beberapa hal
perlu diperhatikan untuk mempertahankan standard sterilitas tindakan,
yaitu :
Tempat penusukan dan arah
Tempat tusukan Cairan, jarum dan in- Penolong harus tusukan harus benar. Pemili-
harus disuci- fus set harus steril. mencuci tangan han tempat juga mempertim-
hamakan dengan sesuai teknik aseptik bangkan besarnya vena.
pemakaian desinfek- dan antiseptik yang Pada orang dewasa biasanya
tan (golongan benar dan memakai vena yang dipilih adalah vena
superficial di lengan dan
iodium, alkohol sarung tangan steril tungkai, sedangkan anak-
70%). yang pas di tangan. anak dapat juga dilakukan di
daerah frontal kepala.
Lanjutan
2. Fiksasi :
Fiksasi bertujuan agar kanula atau jarum tidak mudah tergeser atau tercabut. Apa-
bila kanula mudah bergerak maka ujungnya akan menusuk dinding vena bagian
dalam sehingga terjadi hematom atau trombosis.
3. Pemilihan cairan infus :
4. Kecepatan tetesan cairan :
Untuk memasukkan cairan ke dalam tubuh maka tekanan dari luar ditinggikan atau
menempatkan posisi cairan lebih tinggi dari tubuh. Kantung infus dipasang ± 90 cm
di atas permukaan tubuh, agar gaya gravitasi aliran cukup dan tekanan cairan
cukup kuat sehingga cairan masuk ke dalam pembuluh darah.
Kecepatan tetesan cairan dapat diatur sesuai dengan kebutuhan. Selang infus di-
pasang dengan benar, lurus, tidak melengkung, tidak terlipat atau terlepas sam-
bungannya.
5. Hindari sumbatan pada bevel jarum/kateter intravena. Hati-hati pada penggunaan
kateter intravena berukuran kecil karena lebih mudah tersumbat.
6. Jangan memasang infus dekat persendian, pada vena yang berkelok atau men-
galami spasme.
7. Lakukan evaluasi secara periodik terhadap jalur intravena yang sudah terpasang
• Cairan, sesuaikan cairan dengan kebutuhan pasien
• Saluran infus (infus set)
• Kateter intravena (IV catheter) (Aboket)
• Desinfektan : kapas alkohol, larutan povidone io-
dine 10%
• Kassa steril, plester, kassa pembalut
• Torniket
• Gunting

ALAT
• Bengkok
DAN BA- •

Tiang infus
Perlak kecil
HAN • Bidai, jika diperlukan (un-
tuk pasien anak)
• Sarung tangan steril yang
tidak mengandung bedak
• Masker
• Tempat sampah medis
• Jarum dan kateter menjadi satu :
• Jarum infus biasa Wing needle
• Jarum bisa dilepas, tinggal kateter
dalam vena (misal : abbocath)

Untuk tipe jarum yang bisa dilepas, dian-


jurkan hanya digunakan paling lama 72
jam, sedangkan bila jarum dan kateter
menjadi satu hanya dianjurkan dipakai 48
jam, untuk selanjutnya diganti.
Kegagalan pemberian infus :
• Jarum infus tidak masuk vena (ekstravasasi cairan infus).
• Pipa infus tersumbat (misalnya karena jendalan darah) atau
terlipat.
• Pipa penyalur udara tidak berfungsi.
• Jarum infus atau vena terjepit karena posisi lengan tempat
masuknya jarum dalam keadaan fleksi.
• Jarum infus bergeser atau menusuk keluar ke jaringan di
luar vena (ekstravasasi cairan infus dan darah).
Komplikasi yang dapat terjadi
• Phlebitis
• Hematoma
• Ekstravasasi cairan, ditandai dengan :
• Aliran cairan melambat atau terhenti
• Pembengkakan, area yang mengalami pembengkakan
berwarna lebih pucat daripada area sekitarnya.
• Nyeri, nyeri tekan atau rasa terbakar di sekitar pem-
bengkakan.
• Bila terjadi ekstravasasi cairan, pindahkan infus ke lokasi lain.
• Infeksi lokal atau sistemik
• Melukai serabut syaraf
• Emboli udara : gejalanya adalah nyeri dada dan sakit kepala.
Cairan infus yang berada di pasaran

• Larutan NaCl 0.9% Karbohidrat


• Larutan Ringer
• Larutan Ringer Laktat (dengan elektrolit
• Larutan Hartmann
• Larutan Darrow • Larutan Glukosa 5%, 10%, 20%,
• Larutan Na Laktat 1/6 molar 40% • Larutan L-Asam Amino 350 kcal
• Larutan NaHCO3 7.5% dan 8.4% • Larutan Dextrose 5%, 10%, 20%, • Larutan L-Asam Amino 600 kcal,
• Larutan Dialisis 50% 500 kcal dengan Sorbitol
• Larutan Fruktose 5% • Larutan L-Asam Amino 1000 kcal
• Larutan Maltose 10%
• Larutan Ringer-Dextrose
• Larutan Dextrose 5% dengan NaCl
0.9%, NaCl 0.45% atau NaCl
0.225%
• Larutan Dextrose 10% dengan
NaCl 0.9%

Larutan Protein

Elektrolit
KESELAMATAN KERJA

Gunakan peralatan
Terapkan prinsip sesuai dengan Perhatikan langkah
pencegahan infeksi fungsinya, letakkan demi langkah dalam
yaitu diantaranya cuci peralatan pada tempat memberikan oksigen
tangan. yang terjangkau / dengan nasal kanul
ergonomis.

Pastikan pasien
Pastikan privacy pasien
nyaman dengan
terjaga
tindakan yang diberikan
PETUNJUK
Siapkan alat dan
Demonstrasi Baca dan pelajari
bahan untuk
dilakukan oleh lembar kerja
melakukan
mahasiswa. yang tersedia.
demonstrasi.

Tanyakan pada
Ikuti petunjuk instruktur bila
instruktur. ada hal-hal yang
kurang dipahami.
Persiapan pasien
• Perkenalkan diri dan lakukan validasi nama pasien.
• Beritahukan pada penderita (atau orang tua penderita) men-
genai tujuan dan prosedur tindakan, minta informed consent
dari pasien atau keluarganya.
• Pasien diminta berbaring dengan posisi senyaman mungkin.
• Mengidentifikasi vena yang akan menjadi lokasi pemasan-
gan infuse :
• Pilih lengan yang jarang digunakan oleh pasien (tangan kiri
bila pasien tidak kidal, tangan kanan bila pasien kidal).
• Bebaskan tempat yang akan dipasang infus dari pakaian
yang menutupi.
• Lakukan identifikasi vena yang akan ditusuk.
JOBSHEET
NO LANGKAH-LANGKAH
1 Infromed consen / memberi tahukan dan kepada pasien tindakan yang akan dilakukan.

2 Mendekatkan alat-alat dan memasang alas perlak.


3 Mengidentifikasi vena yang dapat diakses untuk tempat pemasangan infus

4 Mencuci tangan 6langkah.


5 Membuka kemasan steril
6 Memeriksa larutan dengan dengan menggunakan enam benar pemberian obat.

7 Buka set infus, pertahankan sterilitas kedua ujungnya.


8 Tempatkan klem roll di bawah bilik tetesan dan gerakan klem rool ke arah perhentian aliran
infus
9 Menusukan set infus kedalam botol cairan
10 Isi selang cairan
LANJUTAN…
NO LANGKAH-LANGKAH
11 Memasang tourniquet.
12 Memasang sarung tangan.
13 Membersihkan atau memberikan antiseptic di tempat penusukan.
14 Melakukan penusukan 30 ˚
15 Memeriksa posisi masuknya jarum (Key point: Untuk memastikan jarum masuk ke vena
lihat tabung abocath ada darah atau tidak, jika ada darah jarum masuk vena)
16 Menghubungkan adaptor jarum dengan selang infus
17 Melakukan fiksasi
18 Mengatur kecepatan aliran
19 Membereskan alat-alat.
20 Melepaskan sarung tangan dan mencuci tangan
21 Observasi keadaan pasien
22 Mencatat tindakan yang dilakukan
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai