PEMASANGAN INFUS
• Larutan Isotonik :
Larutan yang osmolaritasnya mendekati osmolaritas
plasma. Contoh : NaCl 0,9 %, Dekstrosa 5 % dalam air,
Ringer Laktat (RL)
• Larutan Hipotonik :
Larutan yang osmolaritasnya lebih rendah daripada
osmolaritas plasma. Contoh : Natrium Klorida 0,45 % dan
Natrium Klorida 0,3 %.
• Larutan Hipertonik :
Larutan yang osmolaritasnya lebih tinggi daripada
osmolaritas plasma. Contoh : Dekstrose 5% dalam Saline
0,9 %.
Pengertian Pemasangan pipa orofaring airway yang benar dan tepat sehingga
dapat menjaga jalan napas pasien.
Tujuan Menjaga airway agar adekuat
Indikasi Pada pasien dengan penurunan kesadaran
Kontraindikasi Tidak boleh diberikan pada pasien yang sadar atau semisadar
karena dapat merangsang muntah, spasme laring dan harus
berhati-hati pada trauma oral.
DEPARTEMEN
GAWATDARURAT Pengukuran GCS (Glaslow Coma Scale)
& KRITIS
Respon Verbal :
Nilai 5 = Orientasi baik, pasien dapat menjawab dengan baik pertanyaan
perawat, misal terkait nama pasien, waktu dan tempat.
Nilai 4 = konfusi (bingung), pasien dapat melakukan percakapan
dengan perawat, namun tidak dapat menjawab secara akurat terhadap
pertanyaan yang yang diberikan.
Nilai 3 = Kata-kata yang tidak tepat, tidak terdapat percakapan dua arah
Nilai 2 = suara tidak dapat dimengerti
Nilai 1 = tidak ada respon
Respon Motorik :
Nilai 6 = Mematuhi perintah, meminta pasien menjulurkan lidah
Nilai 5 = Melokalisasi pusat nyeri, tekan bagian rigi supraorbital untuk
merangsang nyeri
Nilai 4 = Menarik dari nyeri, jika diberikan stimulus nyeri pasien
berusaha melakukan fleksi atau melipat lengan menuju sumber nyeri
namun gagal melokalisasi nyeri
Nilai 3 = Fleksi terhadap nyeri, memfleksikan atau melipat tangan
Nilai 2 = Ekstensi terhadap nyeri, pasien berusaha menjauhi nyeri
Nilai 1 = Tidak ada respons,terhadap stimulus nyeri sentral
Refrensi Yayasan AGD 118. (2014). Basic Trauma Life Support and Basic
Cardiac Life Support. Jakarta, PT Ambulans 118.
Tahap Terminasi
• Merapikan pasien
• Melakukan evaluasi tindakan
• Merapikan alat
• Mencuci tangan dengan 6 langkah
• Berpamitan dan kontrak waktu untuk tindakan berikutnya
• Mendokumentasikan
Tahap Prainteraksi
Persiapan alat
Persiapan pasien
Persiapan perawat
• Memverifikasi catatan medik pasien
• Mencuci tangan
• Pergunakan APD
Refrensi
Tim PP HIPERCCI. (2014). Keperawatan Intensif Dasar. Bogor,
In MEDIA.
Susan B. Stillwell. (2003). Pedoman Keperawatan Kritis. Edisi 3.
EGC.Jakart
Pengertian Penghisapan lendir atau prosedur tindakan suction adalah suatu metode
untuk mengeluarkan lendir atau sekret atau darah dari jalan napas,
biasanya dilakukan melalui mulut, nasofaring atau trakea.
Tujuan Mempertahankan kepatenan jalan napas dengan menjaga kelancaran dan
membebaskan jalan napas dari lendir, sekret yang menyumbat.
Indikasi Pada pasien dengan gangguan sistem pernapasan :
Asma, brokiolitis, ISPA dll
KOntraindikasi • Edema laring
• Gangguan perdarahan
• Varises
• Pembedahan gaster dengan anastomosis
• IMA
Langkah awal • Persiapan alat
• Persiapan pasien
• Persiapan lingkungan
• Persiapan perawat
Peralatan ➢ Mesin penghisap/suction
➢ Wadah steril 1 Pakah
➢ Air steril/NaCL
➢ Pelumas (biasanya KY Jelly)
➢ Tissue
➢ Handuk steril 1 Pakai
➢ Handschoon 1 pasang
➢ Botol penampung 1 Pakah
➢ Set oksigen 1 Pakah
Prosedur
Tahapan Prainteraksi
Cek catatan keperawatan
Cuci tangan
Siapkan alat-alat
➢ Mesin penghisap/suction
➢ Wadah steril 1 Pakah
➢ Air steril/NaCL
➢ Pelumas (biasanya KY Jelly)
➢ Tissue
➢ Handuk steril 1 Pakahi
➢ Handschoon 1 pasang
➢ Botol penampung 1 Pakai
➢ Set oksigen 1 Pakai
• Melakukan verifikasi data sebelumnya
• Menyiapkan alat
• Mencuci tangan
Tahapan Orientasi
• Memberikan salam dan menyapa nama pasien
• Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada pasien
• Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien
• Mencuci tangan dengan 6 langkah
Tahap Kerja
• Mengevaluasi perasaan pasien, keluhan sesak, batuk dan
melakukan auskultasi pada dada pasien (suara napas
tambahan)
• Mendekatkan perlatan berisi set nebulizer ke dekat tempat
tidur pasien
• Menggunakan APD
Tahap Kerja
a. Cuci tangan
b. Ukur tanda vital
c. Periksa fungsi mesin penghisap
d. Berikan oksigen sebelum melakukan penghisapan
e. Pakai sarung tangan/handschoon dan beri pelumas pada
selang suction.
f. Mengatur posisi pasien yang benar :
• Pada pasien sadar diberikan posisi semifowler
dengan menoleh pada satu sisi
• Pada pasien sadar untuk mengisapan nasl pada
posisi semifowler dengan leher hiperekstensi
• Pasien tidak sadar pada posisi berbaring miring
menghadap perawat
Tahap Terminasi
• Merapikan pasien
• Melakukan evaluasi tindakan
• Merapikan alat
• Mencuci tangan dengan 6 langkah
• Berpamitan dan kontrak waktu untuk tindakan berikutnya
• Mendokumentasikan
DEPARTEMEN
GAWATDARURAT PEMBERIAN OKSIGEN DENGAN NASAL KANUL
& KRITIS
Tahap Orientasi
• Memberi salam dan menyapa klien
• Memperkenalkan diri
• Menjelaskan tujuan
• Menyatakan persetujuan/kesiapan klien
Tahap Kerja :
• Mencuci tangan
• Membuka dan memeriksa isi dari tabung oksigen
• Memastikan volume air steril dalam humidifier
• Menghubungkan selang dari kanula/masker ke
humidifier
• Memeriksa apakah oksigen keluar dari kanula nasal
• Memasang kanula pada hidung dan menempelnya
dengan plester m
• Menetapkan kadar oksigen sesuai kondisi pasien
(indikasi pada pasien, respirasi rate dan saturasi oksigen)
Tahap Terminasi
• Merapikan alat yang digunakan
• Berpamitan
• Mencuci tangan
• Dokumentasi
Refrensi Potter, Perry, (2000). Buku Saku Keterampilan dan Prosedur Dasar, edisi
3. Jakarta : EGC
Dermawan dan Jamil. (2013). Keterampilan Dasar Keperawatan Konsep
Prosedur. Edisi 1.Yogyakarta: Gosyen
Pengertian Mengganti balutan luka dan mengobati luka dengan obat desinfektan
• gunting heacting
• bengkok
• gaas steril,
• korentang
Persiapan perawat
Persiapan pasien
Tahap Orientasi
• Memberi salam dan menyapa klien
• Memperkenalkan diri
• Menjelaskan tujuan
• Menyatakan persetujuan/kesiapan klien
Tahap Kerja :
Tahap Terminasi
• Evaluasi perasaan pasien
• Simpulkan hasil kegiatan
• Merapikan alat yang digunakan
• Berpamitan dan kontrak waktu untuk tindakan
berikutnya
• Mencuci tangan
• Dokumentasi : catat waktu perawatan luka bakar,
kondisi luka, cara perawatan.
Pengertian Pengambilan sample darah dari pembuluh darah arteri dengan teliti,
cermat dan akurat dan mematuhi standar universal precaution yang ada.
Tujuan Untuk dapat mengetahui keseimbangan asam basa ( nilai PH
darah, nilai tekanan partial karbondioksida (PCO2), nilai
Bikarbonat (HCO3), Base excess/deficit (BE),nilai tekanan
Oksigen (PO2) serta nilai saturasi oksigen (SaO2)
Tahap Orientasi
5. Memberi salam dan menyapa klien
6. Memperkenalkan diri
7. Menjelaskan tujuan
8. Menyatakan persetujuan/kesiapan klien dan memberikan
waktu pasien untuk bertanya dan menanyakan keluhan
pasien
Tahap Kerja :
1. Mencuci tangan.
Tahap Terminasi
5. Merapikan alat yang digunakan
6. Berpamitan/melakukan evaluasi terhadap pasien
7. Mencuci tangan
8. Dokumentasi
Refrensi Tim PP HIPERCCI. (2014). Keperawatan Intensif Dasar. Bogor, In
MEDIA.
Susan B. Stillwell. (2003). Pedoman Keperawatan Kritis. Edisi 3.
EGC.Jakarta
Skala Nilai
No Komponen Penilaian Keterampilan Bobot 2 3 4 SKOR
1
26- 51- 76-
1-25%
50% 75% 100%
I Tahap Prainteraksi
Tahap persiapan (15 %) 10
1. Persiapan pasien
1) Memperkenalkan diri
2) Menjelaskan tujuan
3) Menjelaskan langkah/ prosedur
yang akan dilakukan
2. Persiapan Lingkungan
1) Menutup pintu atau memasang
sampiran 8
2) Keluarga diminta untuk diluar
kamar
3. Persiapan alat
1) Set mesin EKG
2) Kabel untuk sumber listrik
3) Kabel elektrode ekstremitas dan
dada
4) Plat elektrode 12
5) Balon pengisal elektrode dada
6) Jelly
7) Bengkok
8) Tissue
9) Kertas EKG
II Tahap Orientasi (15 %)
1) Berikan salam, panggil klien
dengan namanya.
2) Jelaskan tujuan, prosedur dan
lamanya tindakan klien dan
keluarga.
Kriteria Nilai
Rumusan : Total Skor/4 = Nilai
Skala Nilai : 1 (bila 1-25% dari total jumlah tindakan dilakukan)
2 (bila 26-50% dari total jumlah tindakan dilakukan)
3 (bila 51-75% dari total jumlah tindakan dilakukan)
4 (bila 76-100% dari total jumlah tindakan dilakukan)
Nilai : Merupakan nilai yang diperoleh oleh mahasiswa
Konversi : A = 90 – 100
Nilai B = 75 – 89 (batas nilai kelulusan)
C = 50 – 74
D = 35 – 49
E = < 34
................, ....................................................
Penilai
1. ................................................................... ...................
2. ................................................................... ...................
Skala Nilai
No Komponen Penilaian Keterampilan Bobot 2 3 4 SKOR
1
26- 51- 76-
1-25%
50% 75% 100%
I Kenali Bahaya 10
3 A (Aman Diri, Aman Lingkungan dan
Aman Korban)
Pastikan sudah AMAN untuk berikan
pertolongan !
II Cek Respon
Pastikan korban tidak sadar
Panggil, tepuk atau goyang korban secara
perlahan
20
(“Apakah Anda Baik-Baik saja?”)
Jika tidak ada respon segera aktifkan
EMS/panggilan darurat dan Ambil AED
(jika ada orang lain yang bisa membantu)
TOTAL SKOR
Kriteria Nilai
Rumusan : Total Skor/4 = Nilai
Skala Nilai : 1 (bila 1-25% dari total jumlah tindakan dilakukan) 1: tidak dilakukan
2 (bila 26-50% dari total jumlah tindakan dilakukan)2 : dilakukan dengan arahan
3 (bila 51-75% dari total jumlah tindakan dilakukan)3: dilakukan tidak sempurna
4 (bila 76-100% dari total jumlah tindakan dilakukan)4 : dilakukan dengan sempurna
Nilai : Merupakan nilai yang diperoleh oleh mahasiswa
Konversi Nilai : A = 90 – 100
B = 75 – 89 (batas nilai kelulusan)
C = 50 – 74
D = 35 – 49
E = < 34
................, ....................................................
Penilai
1. ................................................................... ...................
2. ................................................................... ...................