PENDAHULUAN
A. Lantar Belakang
total membutuhkan enam bulan pengobatan tanpa henti dengan berbagai obat
terhadap obat, dan mortalitas yang lebih tinggi. Perlunya kepatuhan yang baik
IUATLD.
Dari data (World Health Organization, 2020) pada tahun 2020 setiap
63.000.000 orang, orang jatuh sakit dengan TB 2019 yakni 10.000.000 orang,
orang meninggal karena TB di 2019 yakni 1.400.000 orang, dan orang jatuh
sakit dengan obat resisten TB pada 2019 yakni 465.000 orang secara global.
WHO di Asia Tenggara (44%), Afrika (25%) dan Pasifik Barat (18%), dengan
persentase yang lebih kecil di Mediterania Timur (8,2%), Amerika (2,9%) dan
Eropa (2,5%). Delapan negara dihitung untuk dua pertiga dari total global:
India (26%), Indonesia (8,5%), Cina (8,4%), Filipina (6,0%), Pakistan (5,7%),
1
2
Dari data (Kemenkes RI, 2020) pada tahun 2019 sekitar 845.000 orang
35% kasus TB Paru tidak di laporkan, 11,993 orang meninggal akibat TB.
orang, Karangasem 321 orang, Tabanan 274 orang, Jembrana 192 orang,
Dari data Dinkes Buleleng pada tahun 2019 jumlah seluruh penderita
orang yang terdiri dari laki – laki sebanyak 429 kasus dan perempuan
sebanyak 274 kasus. Dari 703 orang penderita kasus tuberkulosis, ditemukan
kasus Tuberkulosis anak 0-14 tahun sebanyak 33 orang. Data peroleh di Poli
Paru RSUD Buleleng penderita TB Paru pada tahun 2018 sebanyak 78 orang
dan pada tahun 2019 menurun menjadi 41 orang, pada tahun 2020 meningkat
tidak jarang pasien berhenti minum obat sebelum masa pengobatan selesai
obat anti tuberkulosis (OAT) dengan masa pengobatan 6-8 bulan. (Aliftitah et
penderita untuk bosan dan putus berobat saat pengobatan karena sudah
memakan waktu yang lama merupakan salah satu faktor ketidak patuhan itu
sendiri.
Puskesmas Depok III Kabupaten Sleman, bahwa jumlah total pasien sebanyak
15 pasien, 11 pasien dinyatakan patuh dan 4 pasien yang tidak patuh minum
obat. Hal ini disebabkan oleh waktu minum obat yang yang cenderung lama
sehingga responden terkadang lupa meminum obat serta lupa mengambil obat,
dan ada salah satu pasien yang mengatakan tidak meminum obat. Dan
penelitian (Chen et al., 2020) yang berjudul The effects of family, society and
di antaranya 45,7% memiliki kepatuhan yang baik, dan 27,4% sedang, dan
keluarga inti maupun keluarga besar berfungsi sebagai sistem pendukung bagi
kepatuhan minum obat pada penderita TB Paru semakin tinggi pula. Namun di
satu sisi, masih ada anggota keluarga pasien yang tidak mendukung klien yang
mengalami TB Paru dan patuh untuk minum obat. Hal ini ditunjukan dalam
keluarga yang mendukung dan penderita yang patuh minum obat sebanyak 38
kepatuhan minum obat dengan nilai p = 0,008, ada hubungan antara dukungan
ada hubungan antara dukungan emosional dan kepatuhan minum obat dengan
nilai p = 0,004 dan tidak ada hubungan antara kepatuhan minum obat dan
keluarganya berada pada kategori kurang karena tidak mensupport klien pada
waktunya untuk sembuh dan di jauhi karena penyakit yang di derita dan 5
orang berada dalam kategori baik dikarenakan selalu mensupport klien dalam
dukungan keluarga yang kategori kurang maka peneliti tertarik untuk meneliti
6
B. Rumusan Masalah
tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah ada
C. Tujuan Peneliti
1. Tujuan umum
RSUD Buleleng.
Buleleng.
Buleleng.
7
D. Maanfaat Peneliti
1. Manfaat teoritis
Penderita TB Paru.
2. Manfaat praktis
TB Paru.