Anda di halaman 1dari 10

Format Analisa Sintesa Tindakan

Nama Pasien /Usia : Ny. SA


No. RM : 285323
Tanggal Masuk RS : 07-09-2021
Tanggal dan Jam Tindakan : 14 September 2021 (jam 23:00)
Diagnosa Medis : Post op Laparatomi

No Kriteria
1 Diagnosa Keperawatan :
Hipetermi
2 Data Subjektif :
 Klien mengatakan demam

3 Data Objektif :
 TTV
- TD: 110/90 mmHg
- N: 82 x/m
- P: 22 x/m
- S: 38,7°C
 Tampak pucat
 Tampak lemah
 Tampak terpasang kompres pada dahi

1
 Terapi obat: PCT Infus 1 g
4 Langkah-langkah tindakan keperawatan yang dilakukan saat ini.

 Perawat memberitahu dan menjelaskan kepada pasien mengenai tindakan yang akan dilakukan

 Perawat mempersiapkan alat (cairan infus dan infus set sesuai kebutuhan, abocath sesuai dengan ukuran yang
dibutuhkan, perlak dan torniquet, pleste, bengkok, sarung tangan bersih, kapas alkohol)

 Perawat mencuci tangan sebelum ke pasien

 Menghubungkan cairan infuse dengan selang infuse sehingga tidak ada udara didalamnya kencangkan klem
sampai infuse tidak menetes dan pertahankan kesterilannya sampai pemasangan pada tangan disiapkan.

 Melettakkan torniquit di atas tempat tusukan dan mengencangkannya

 Menganjurkan klien untuk mengepalkan tangannya lalu mempalpasi dan memastikan tekanan yang akan
ditusuk.

 Mendisenfektan area yang akan ditusuk

 menggunakan ibu jari untuk menekan jaringan vena dibawah tusukan.

 Memegang abocath pada vena yang akan ditusuk, memastikan masuk lalu menusuk perlahan dengan pasti..

 Menekan dengan jari ujung selang IV untuk mencegah keluarnya darah.

2
 Membuka klem infuse sampai sampai cairan mengalir lancar.

 Memfiksasi menggunakan hypafix dan plester

 Mengakhiri kegiatan dan membereskan alat

 Cuci tangan

 Mendokumentasikan kegiatan yang dilakukan

Langkah-langkah menurut teori:

a. Tahap Pra Interaksi

 Persiapan pasien.

 Memberitahu dan menjelaskan kepada pasien mengenai tindakan yang akan dilakukan.

 Posisi pasien tidur terlentang.

 Cek program terapi cairan pasien.

b. Tahap persiapan alat

 Ciran infus dan infus set sesuai kebutuhan.

3
 Wings needle/abocath sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan.

 Perlak dan torniquet.

 Plester/hypafix.

 Bengkok.

 Sarung tangan bersih.

 Kapas alkohol.

c. Tahap Orientasi

 Cuci tangan sebelum ke pasien.

 Berikan salam, cek nama dan nomor RM.

 Perkenalkan diri, jelaskan prosedur dan tujuan tindakan.

 Berikan kesempatan untuk bertanya.

d. Tahap Kerja

4
 Cuci tangan.

 Bebaskan lengan klien dari lengan baju.

 Letakkan perlak dibawah lengan pasien.

 Hubungkan cairan infuse dengan selang infuse sehingga tidak ada udara didalamnya kencangkan
klem sampai infuse tidak menetes dan pertahankan kesterilannya sampai pemasangan pada
tangan disiapkan.

 Letakkan tourniquit 5-15 cm diatas tempat tusukan.

 Kencangkan torniquet.

 Anjurkan klien untuk mengepalkan tangannya palpasi dan pastikan tekanan yang akan ditusuk.

 Disinfektan menggunakan kapas alkohol, arah melingkar dari dalam keluar lokasi tusukan.

 Gunakan ibu jari untuk menekan jaringan dan vena 5 cm dibawah tusukan.

 Pegang abocath 30 derajat pada vena yang akan ditusuk, setelah pasti masuk lalu tusuk perlahan
dengan pasti.

 Rendahkan posisi abocath tarik jarum dan dorong masuk selang IV.

5
 Tekan dengan jari ujung selang IV untuk mencegah keluarnya darah.

 Buka klem infuse sampai sampai cairan mengalir lancar.

 Tutup degan kasa.

 Fiksasi menggunakan hypafix.

 Atur tetesan infuse sesuai ketentua, pasang stiker yang sudah diberi tanggal.

e. Tahap Terminasi

 Evaluasi tindakan.

 Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya.

 Akhiri kegiatan dan bereskan alat.

 Cuci tangan

 Dokumentasi (Tanggal, jam dan nama terang dan, respon pasien terhadap prosedur).

5 Dasar Pemikiran:
Pemberian cairan melalui infus dengan memasukan ke dalam vena (pembuluh darah) atau mempertahankan atau
mengganti cairan tubuh yang didasarkan atas status hidrasi pasien, konsentrasi elektrolit, dan kelainan metabolik

6
yang tidak dapat dipertahankan secara adekuat melalui oral, memberikan keseimbangan as am basa, memperbaiki
volume komponen darah dan memberikan nutrisi saat sistem pencernaan diistirahatkan. Selain pemberian infus pada
pasien yang mengalami pengeluaran cairan, juga dapat dilakukan pada pasien yang mengalami syok, intoksikasi
berat, pra dan pasca bedah, sebelum tranfusi darah, atau pasien yang membutuhkan pengobatan tertentu. Berbagai
larutan parenteral telah dikembangkan menurut kebutuhan fisiologis berbagai kondisi medis. Terapi cairan intravena
atau infus merupakan salah satu aspek terpenting yang menentukan dalam penanganan dan perawatan pasien.

6 Prinsip Tindakan:
Prinsip pemasangan terapi intravena (infus) memperhatikan prinsip steril, hal ini yang paling penting
dilakukan tindakan untuk mencegah kontaminasi jarum intravena (infus).

Indikasi pemasangan infus:

 Keadaan emergency (misal pada tindakan RJP), yang memungkinkan pemberian obat langsung ke dalam
Intra Vena.

 Pasien yang mendapat terapi obat dalam dosis besar secara terus-menerus melalui intra vena.

 Pasien yang membutuhkan pencegahan gangguan cairan dan elektrolit.

 Pasien yang mendapatkan tranfusi darah.

 Upaya profilaksis (tindakan pencegahan) sebelum prosedur (misalnya pada operasi besar dengan risiko
perdarahan, dipasang jalur infus intravena untuk persiapan jika terjadi syok, juga untuk memudahkan

7
pemberian obat).

 Upaya profilaksis pada pasien-pasien yang tidak stabil, misalnya risiko dehidrasi (kekurangan cairan) dan
syok (mengancam nyawa), sebelum pembuluh darah kolaps (tidak teraba), sehingga tidak dapat dipasang
jalur infus.

 Untuk menurunkan ketidaknyamanan pasien dengan mengurangi kebutuhan dengan injeksi


intramuskuler.

7 Analisa tindakan keperawatan


Tindakan ini adalah bahwa pasien dapat memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit melalui botol infuse. Seringnya
dalam keadaan sakit pola makan seseorang berubah menjadi tidak nafsu makan maupun minum. Padahal salah satu
hal yang penting dalam mencapai kesembuhan dari penyakit adalah factor nutrisi. Oleh karena itu untuk
mendapatkan tunjangan nutrisi yang selalu dipertahankan stabil dan adekuat perlu dipasang infuse supaya pasien
tidak dehidrasi dan tidak terjadi kekurangan volume cairan.

8 Bahaya yang dapat terjadi? (Komponen Bahaya dan Pencegahan)


Bahaya:
Bila dalam pemasangan IV cateter salah bisa melukai pasien, vena menjadi pecah atau membiru, cairan tidak bisa
masuk melalui vena, bisa terjadi infeksi jika IV cateter tidak steril. Akan terjadi flebitis/pembengkakan jika terlalu
lama di tancapkan. Maka berhati-hati dan cermat dalam memasang IV cateter sesuai dengan prosedur karena juga
bisa mengakibatkan hal-hal seperti hematoma, infiltrasi, tromboflebitis/bengkak (inflasi pada pembuluh vena),
emboli udara, perdarahan, dan reaksi alergi.

8
9 Hasil yang didapat:
S:

Klien mengatakan demamnya sudah turun

O:

TTV:
- TD: 98/80 mmHg
- N: 82 x/m
- P: 22 x/m
- S: 36,2 C

A:

Masalah keperawatan hipetermi teratasi

P:

- Berikan terapi sesuai instruksi dokter


- Monitoring tanda-tanda vital
- Anjurkan klien untuk tingkatkan hidrasi cairan: minum air putih
10 Evaluasi Diri:
Dalam mempersiapkan alat-alat sebaiknya cuci tangan terlebih dahulu

9
10

Anda mungkin juga menyukai