Anda di halaman 1dari 3

ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN

Initial Klien : An. I


Diagnosa Medis : Acute Lyhmphoblastic Leukemia (ALL)
No. RM : 1-32-05-26

1. Tindakan keperawatan yang dilakukan :


Pemasangan IV cateter (pemasangan infuse)

2. Diagnosa keperawatan :
Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit ditandai dengan keluarga anak
mengatakan “badan terasa panas”. Keadaan umum tampak lemah, dan TTV: Temp =
38,9oC, Pulse = 177x/menit, Resp = 65x/menit.

3. Prinsip-prinsip tindakan dan rasional :


Prinsip pemasangan terapi intravena cateter (infus) yaitu dengan memperhatikan
prinsip aseptic/steril dan sesuai SOP tindakan, hal ini yang paling penting dilakukan pada
tindakan pemasangan infus untuk mencegah kontaminasi jarum intravena (infus) dan
mencegah terjadinya infeksi nosokomial. Tindakan juga harus dilakukan dengan hati-hati
dan penuh konsentrasi karena pasien yang dilakukan pemasangan infus adalah anak-anak.
a. Tahap Pre Interaksi
 Persiapan anak.
 Memberitahu dan menjelaskan kepada keluarga dari anak mengenai tindakan yang
akan dilakukan.
 Posisi pasien tidur terlentang.
 Cek program terapi cairan pasien.
b. Tahap persiapan alat
 Ciran infus dan infus set sesuai kebutuhan (WIDA D5 1/2ns).
 Wings needle/abocath sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan.
 Perlak dan torniquet.
 Plester/hypafix.
 Bengkok.
 Sarung tangan bersih.
 Kapas alkohol.

1
c. Tahap Orientasi
 Cuci tangan sebelum ke anak/pasien.
 Berikan salam, cek nama dan nomor RM.
 Perkenalkan diri, jelaskan prosedur dan tujuan tindakan.
 Berikan kesempatan untuk bertanya.
d. Tahap Kerja
 Cuci tangan.
 Bebaskan lengan klien dari lengan baju.
 Letakkan perlak dibawah lengan anak.
 Hubungkan cairan infus dengan selang infuss sehingga tidak ada udara
didalamnya kencangkan klem sampai infus tidak menetes dan pertahankan
kesterilannya sampai pemasangan pada tangan disiapkan.
 Letakkan tourniquit 5-15 cm diatas tempat tusukan.
 Kencangkan torniquet.
 Disinfektan menggunakan kapas alkohol, arah melingkar dari dalam keluar lokasi
tusukan.
 Gunakan ibu jari untuk menekan jaringan dan vena 5 cm dibawah tusukan.
 Pegang abocath 30 derajat pada vena yang akan ditusuk, setelah pasti masuk lalu
tusuk perlahan dengan pasti.
 Rendahkan posisi abocath tarik jarum dan dorong masuk selang IV.
 Tekan dengan jari ujung selang IV untuk mencegah keluarnya darah.
 Buka klem infus sampai sampai cairan mengalir lancar.
 Tutup degan kasa.
 Tambahkan spalak
 Fiksasi menggunakan hypafix.
 Atur tetesan infus sesuai ketentuan, pasang stiker yang sudah diberi tanggal.
e. Tahap Terminasi
 Evaluasi tindakan.
 Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya.
 Akhiri kegiatan dan bereskan alat.
 Cuci tangan.
 Dokumentasi (Tanggal, jam dan nama terang dan, respon pasien terhadap
prosedur).

2
4. Bahaya-bahaya yang mungkin terjadi akibat tindakan tersebut dan cara
pencegahannya :
Bila dalam pemasangan IV cateter (infus) salah bisa melukai anak, vena menjadi
pecah atau membiru, cairan tidak bisa masuk melalui vena, bisa terjadi infeksi jika IV
cateter tidak steril. Akan terjadi flebitis/pembengkakan jika terlalu lama di tancapkan.
Maka berhati-hati dan cermat dalam memasang IV cateter sesuai dengan prosedur karena
juga bisa mengakibatkan hal-hal seperti hematoma, infiltrasi, tromboflebitis/bengkak
(inflasi pada pembuluh vena), emboli udara, perdarahan, dan reaksi alergi.

5. Tujuan tindakan tersebut dilakukan :


Pemberian cairan melalui infus dengan memasukan ke dalam vena (pembuluh
darah) atau mempertahankan atau mengganti cairan tubuh yang didasarkan atas status
hidrasi pasien, konsentrasi elektrolit, dan kelainan metabolik yang tidak dapat
dipertahankan secara adekuat melalui oral, memberikan keseimbangan asam basa,
memperbaiki volume komponen darah, memberikan nutrisi saat sistem pencernaan
diistirahatkan, dan yang terpenting adalah sebagai jalur/rute pemberian obat kemoterapi.
Terapi cairan intravena atau infus merupakan salah satu aspek terpenting yang
menentukan dalam penanganan dan perawatan anak.

6. Hasil yang didapat dan maknanya :


Hasil yang didapat dari tindakan ini adalah bahwa pasien dapat memenuhi
kebutuhan cairan dan elektrolit melalui cairan infus WIDA D5 1/2ns dan juga dapat
mengobati penyakit kanker darah (ALL) yang diderita melalui pemberian medikasi/obat
kemoterapi via IV cateter.

7. Identifikasi tindakan keperawatan lainnya yang dapat dilakukan untuk mengatasi


masalah/ diagnosa tersebut. (mandiri dan kolaborasi) :
Selain terapi pemberian cairan dan elektrolit melalui pemasangan IV cateter
(pemasangan infus) untuk mengatasi masalah hidrasi pasien yang terganggu akibat suhu
tubuh pasien diatas normal (hipertermia), adapun tindakan mandiri keperawatan yaitu
memberikan kompres hangat kepada pasien dengan meletakkan kompres tersebut pada
bagian dahi dan axial pasien. Untuk tindakan kolaborasi adalah melakukan kolaborasi
dengan dokter untuk pemberian obat antipiretik (Paracetamol) dan antibiotik
(Metronidazole).

Anda mungkin juga menyukai