Anda di halaman 1dari 4

Refleksi Integrasi

Hari : Senin - Sabtu


Tanggal : 11 Desember 2017 – 16 Desember 2017
Lahan Praktik/Ruangan : Ruang Anak Tulip II A

1. Perasaan positif dan negatif selama praktik


a. Perasaan positif
Perasaan positif selama berpraktek di Ruang Anak Tulip II A RSUD Ulin
Banjarmasin itu ada banyak hal. Selama 1 minggu berpraktek saya mendapatkan
banyak pengalaman baru dan berharga, dimana saya mampu lebih dekat dengan anak-
anak/pasien yang sedang menjalani perawatan dan pengobatan (hospitalisasi) di
rumah sakit. Saya mampu memahami dan merasakan apa yang mereka/anak rasakan
baik secara fisik/biologis, psikologis, sosial, maupun spiritual (holistik), disinilah
komunikasi terapeutik dan bina hubungan saling percaya antara perawat dan anak
serta orang tua sangat diperlukan demi memotivasi anak dan membangkitkan
semangat juang anak untuk kembali sembuh atau memperbaiki kondisi kesehatan
secara holistik walaupun harus dilakukan secara bertahap, perlahan, dan penuh
kesabaran.
b. Perasaan negatif
Perasaan negatif selama berpraktek adalah sedih dan haru walaupun semuanya
tidak tertuang atau diekspresikan secara visual kepada orang lain, tetapi sedih dan
haru disini adalah hal yang dirasakan oleh saya karena melihat kondisi anak-anak
yang sedang berjuang melawan penyakit diusia mereka yang masih anak-anak untuk
kembali pulih dan sembuh. Kerap kali ada permasalahan dalam jalur pemberian terapi
mereka yang dapat terhenti (permasalahan pada pemasangan infus yang sudah lama,
pembekuan darah pada selang infus, dan lain hal yang membuat aliran cairan atau
darah dapat terhambat) membuat harus diindikasikan untuk pemasangan kembali
yang membuat anak menangis dan ada yang berteriak kesakitan. Hal-hal itulah yang
membuat saya sedih dan haru, karena saya bisa membayangkan apa yang mereka
rasakan pada saat itu.

1
2. Situasi/peristiwa yang dianggap bermakna atau terkesan yang menyenangkan
Situasi peristiwa yang berkesan selama berpraktek di Ruang Anak Tulip II A
RSUD Ulin Banjarmasin adalah saya mampu lebih dekat dengan anak/pasien yang
sedang menjalani hospitalisasi/perawatan di rumah sakit. Di tempat praktek, saya mampu
memahami dan merasakan hal-hal yang mereka rasakan selama menderita penyakit,
dimana banyak hal yang telah mereka korbankan mulai usia dini seperti kehilangan
kualitas waktu bermain, bersekolah, dan menikmati indahnya masa kanak-kanak. Ada
banyak hal yang sudah saya pelajari tentang sebuah perjuangan melawan penyakit demi
kesembuhan dan perbaikan kondisi yang dialami. Anak-anak tetap tersenyum dan tertawa
walau terkadang mereka menangis dan bersedih, tetapi semangat, kasih sayang, dan
dukungan dari orang tua maupun tenaga kesehatan selalu memampukan mereka untuk
terus berjuang dan tidak menyerah mengahadapi penyakit yang mereka derita.
Situasi menyenangkan yang bisa didapatkan selama berpraktik adalah mampu
mendapatkan dan mengimplementasikan pembelajaran dan praktek klinis keperawatan
khususnya kompetensi keperawatan pediatrik yang ada dibuku standar kompetensi
Kampus STIKES Suaka Insan Banjarmasin seperti pemasangan infus, pemberian
tindakan nebulisasi dan pemberian terapi oksigen pada anak, serta pemberian
obat/medikasi oral pada anak.

3. Situasi/peristiwa yang dianggap kurang menyenangkan dalam praktik


Situasi peristiwa yang kurang berkesan selama berpraktek di Ruang Anak Tulip II
A RSUD Ulin Banjarmasin adalah terkadang ada beberapa orang tua anak yang kurang
“welcome” terhadap mahasiswa-mahasiswi keperawatan yang sedang berpraktek. Hal itu
memang membuat kami (mahasiswa-mahasiswi keperawatan) terutama saya menjadi
kurang sedikit mengenakkan, tetapi hal itu menurut saya masih wajar dan saya sangat
“respect” karena saya tahu beban psikologis dan material orang tua sangat berat dengan
kondisi anak yang menderita penyakit. Hal-hal yang dirasakan orang tua dari anak-anak
masih manusiawi dan itu tidak mengganggu saya, hanya saja sedikit kurang mengenakkan
karena pasti setiap intervensi mandiri perawat kepada setiap anak pasti harus meminta
izin terlebih dahulu dan perlu pemantauan serta diketahui oleh orang tua dari anak.

2
4. Apa keterlibatan saya dalam keadaan itu ?
Keterlibatan saya adalah dengan selalu memberikan senyuman dalam setiap
interaksi saya dengan anak maupun orang tua mereka untuk membina hubungan saling
percaya dan sebagai langkah awal mencapai keberhasilan dalam komunikasi terapeutik.
Saya berusaha memberikan seluruh kemampuan dan kompetensi saya dalam setiap
tindakan, seperti pemasangan infus pada anak salah satunya. Dalam pemasangan infus
pada anak, pada awalnya kami (mahasiswa-mahasiswi keperawatan) hanya sebagai
observer belum bisa melakukan tindakan, kedua kami menjadi asisten kakak perawat
dalam pemasangan infus (hanya menyiapkan infus set, cairan infuse, dan lain-lain), dan
ketiga baru diberi kepercayaan oleh kakak perawat dalam melakukan implementasi
tindakan pemasangan infus pada anak. Komunikasi dan skill harus berjalan bersamaan,
disisi lain kita harus menenangkan anak dan membawa anak berbicara sebagai distraksi
dari rasa cemas/takut dan disisi lain kita harus mengerahkan seluruh kemampuan kita
untuk melakukan pemasangan infus pada anak sehingga berhasil dalam sekali tindakan
untuk menjaga kepercayaan dari kakak perawat yang telah mengizinkan melakukan
prosedur pemasangan infus dan membuktikan bahwa kita siap menjadi perawat yang
professional nantinya.
Di saat ada waktu, beberapa saat mendengarkan isi cerita dan curahan hati dari
masing-masing orang tua tentang keluh kesah dan perjuangan mereka dalam menemani
anak menjalani perawatan/pengobatan terhadap penyakit yang anak mereka derita.

5. Apa pokok penyebab peristiwa itu terjadi ?


Pokok penyebab peristiwa itu terjadi karena faktor penyebab penyakit itu sendiri
yang tidak bisa dihindari oleh anak baik dari faktor internal (predisposisi) maupun faktor
eksternal (presipitasi) dan saat terkena penyakit dan menderita sakit, hal itu
mengharuskan anak untuk berobat ke rumah sakit dan setelah dilakukan pemeriksaan
lengkap, didapatkan hasil yang mengharuskan anak untuk menjalani
pengobatan/perawatan di rumah sakit.

6. Saya dapat belajar apa dari hal itu ?


Saya dapat banyak pembelajaran selama berpraktek di Ruang Anak Tulip II A
RSUD Ulin Banjarmasin, dimana suatu kehidupan janganlah kita sia-siakan dan
janganlah kita hancurkan oleh kepribadian, perilaku maupun kelalaian kita sendiri.
Cintailah hidup kita, syukuri ada yang telah kita miliki dan hargailah kehidupan, karena

3
dibalik setiap kekurangan pasti ada kelebihan. Seperti contoh kisah perjuangan hidup
anak-anak dengan berbagai penyakit yang tetap berjuang untuk kesembuhan dan untuk
orang tua dari anak-anak juga tetap sabar dan selalu memberikan kasih sayang dan cinta
dalam merawat anak serta selalu memberi dukungan kepada anak baik dukungan secara
moril maupun materiil demi pencapian maksimal dalam pengobatan/perawatan anak
untuk mencapai kesembuhan atau perbaikan kondisi pada anak.

7. Usaha apa yang saya lakukan untuk memperbaiki


Usaha yang saya lakukan untuk memperbaiki yang terjadi adalah dengan
berpraktek sesuai standar kompetensi dengan mengerahkan seluruh kemampuan secara
maksimal dan penuh ketulusan serta care dalam setiap perilaku/sikap maupun
praktek/skills. Bukan hanya berpraktek demi mencapai target lulus kompetensi, lulus
stase pediatrik, atau lulus profesi Ners, tetapi berpraktek dengan memperhatikan bio-
physico-socio-spiritual (holistik) anak/pasien dan orang tua, karena dalam praktek seluruh
tenaga kesehatan, pasien merupakan suatu center atau pusatnya, jadi setiap
tindakan/impelementasi keperawatan adalah berfokus pada pasien dan itu harus dilakukan
dengan kesungguhan dan sepenuh hati.

Banjarmasin, Desember 2017


Mengetahui,
Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Dania Relina, S. S.Kep, Ners, M.Kep Erni Aprilia, S.Pd, S.Kep, Ners, MM

Anda mungkin juga menyukai