Anda di halaman 1dari 26

HOSPITALISASI

By. Ns. Suryati, S.Kep., M.Kep


Hospitalisasi (Dirawat di Rumah Sakit)

Ketika anak dirawat di RS, anak dan orang tua masuk


pada pengalaman yang
1. Sesuatu yang mereka tidak ketahui
2. Sesuatu yang tidak pasti
3. Perasaan tidak senang

Masa Krisis (Distress)


 Perawat harus menciptakan dan mempertahankan
hubungan saling percaya dengan anak dan keluarga
 Berespon terhadap kebutuhan mereka
Ketika anak dirawat di Rumah Sakit

Perawat harus memperhatikan aspek

- Konsep penyakit
- Respon anak terhadap hospitalisasi
- Konsep family centered care
Pengalaman anak yang di hospitalisasi
& respon mereka
Banyak faktor yang mempengaruhi respon mereka
terhadap hospitalisasi :

1. kematangan kognitif
(tingkat perkembangan, pengalaman, koping)
2. faktor ekologi
(lingkungan pergaulan di rumah sakit & di
keluarga)
3. faktor biologi (proses penyakit)
Pengalaman anak yang di hospitalisasi
& respon mereka

Pengaruh hospitalisasi terhadap distress anak juga


tergantung pada :

1. Berat ringannya masalah kesehatan yang dialami


2. Besarnya perubahan pada aktifitas & rutinitas yang
biasa dilakukan
3. Pengalaman sebelumya
4. Kepribadian yang rentan terhadap kecemasan
Pengalaman anak yang di hospitalisasi
& respon mereka

Anak menjadi cemas & takut disebabkan karena:


1. Nyeri
2. Merasa diganggu
3. Terpisah dari orang tua dan orang-orang yang telah
familiar dengan mereka
4. Kehadiran orang asing, peralatan dan pemandangan
yang tidak mereka kenal sebelumya
Pengalaman anak yang di hospitalisasi
& respon mereka
Hal yang potensial mempengaruhi besarnya dampak
negatif penyakit dan hospitalisasi adalah:
1. Umur
2. Tingkat perkembangan
3. Tingkat kecemasan
4. Karakteristik individu dan temperamen anak
5. Kemampuan koping anak dan care giver
6. Hubungan care giver - anak – keluarga
7. Pengalaman hospitalisasi sebelumnya
8. Persiapan hospitalisasi
Pengalaman anak yang di hospitalisasi
& respon mereka

Anak yang dihospitalisasi merasa ancaman terhadap


kebutuhan mereka akan:
1. Cinta & kasih sayang
2. Perlindungan
3. Ketergantungan
4. Pemenuhan kebutuhan fisiologis mereka
Pengalaman anak yang di hospitalisasi
& respon mereka

Respon anak terhadap stress hospitalisasi terdiri atas


beberapa tahap:
1. Tahap Protes
2. Tahap Putus asa
3. Tahap Menerima
Pengalaman anak yang di hospitalisasi
& respon mereka

1. Protes
menangis kuat, menjerit, memanggil ibunya atau
menggunakan tingkah laku agresif seperti
menendang, menggigit, memukul, mencubit,
menolak perhatian orang lain.
respon verbal: anak mengatakan “pergi”
Pengalaman anak yang di hospitalisasi
& respon mereka

2. Putus asa
anak tampak tegang, tangisannya berkurang, tidak
aktif, kurang berminat untuk bermain, tidak ada
nafsu makan, menarik diri, tidak mau
berkomunikasi, sedih, apatis, regresi (ngompol,
menghisap jari, dll)
Pengalaman anak yang di hospitalisasi
& respon mereka

3. Menerima
samar-samar anak menolak perpisahan, mulai
tertarik dengan apa yang ada disekitarnya,
membina hubungan dangkal dengan orang lain
Tindakan untuk mengurangi
kecemasan pada anak
Faktor utama yang mendukung koping anak selama sakit
dan menjalani hospitalisasi :

1. Kekuatan dari dalam, dan bakat


2. Keahlian perawat (pengalaman perawat)
3. Dukungan orang tua/orang yang terdekat dengan anak
4. Hubungan perawat dengan keluarga
5. Iklim di unit pediatrik sebagai dukungan dari lingkungan
bagi anak
Tindakan untuk mengurangi
kecemasan pada anak
1. Kekuatan dari dalam & bakat

Setiap anak unik

Berbeda temperamen dan kemampuan mereka untuk


mengendalikan situasi yang kurang menyenangkan.
kemampuan koping, mengekspresikan perasaan dan
ketakutan, dan persasaan bahwa dirinya mampu,
merupakan kekuatan dari dalam yang berbeda pada
masing-masing anak.
Tindakan untuk mengurangi
kecemasan pada anak

Bakat anak juga dapat membantu koping


Contohnya, menggambar, menulis puisi, dan
aktivitas kreatif lainnya

Tidak hanya sebagai media untuk mengekspresikan


perasaan, tapi juga dapat digunakan sebagai media
koping
Tindakan untuk mengurangi
kecemasan pada anak

2. Keahlian perawat
Keahlian perawat dalam melihat kekuatan anak,
merencanakan , implementasi dan evaluasi asuhan
keperawatan anak dengan stress hospitalisasi.
Keterampilan perawat untuk menggunakan metode
untuk meningkatkan kenyamanan & mengurangi
nyeri pada anak.
Pemahaman perawat tentang emosional
Tindakan untuk mengurangi
kecemasan pada anak
3. Dukungan orang tua

Dukungan orang tua / orang yang terdekat dengan anak


mempengaruhi respon dan koping anak terhadap
penyakit.
orang tua terkadang sulit secara emosional dan fisik
untuk mengatu kebutuhan anak.
Support orang tua terhadap anak dapat ditingkatkan
dengan adanya respon empaty, bantuan, kerjasama dari
dokter, perawat, anggota keluarga lain sehingga orang
tua berhasil mengendalikan situasi yang stress
Tindakan untuk mengurangi
kecemasan pada anak
4. Hubungan perawat & keluarga

Kualitas hubungan kerjasama dan interaksi antara


perawat dan orang tua adalah faktor yang dapat
memfasilitasi kemampuan koping anak. Keberhasilan
didasarkan kepada filosofi
“Nursing Mutual Participation Model of Care”
untuk mengurangi stress pada nak adalah dengan
memberdayakan orang tua untuk tetap
mempertahankan peran mereka selama anak sakit
(Pendekatan Equal partners)
Tindakan untuk mengurangi
kecemasan pada anak
5. Iklim di unit pediatrik

 Lingkungan RS harus kondusif untuk menciptakan


perasaan kenyamanan dan keamanan.
 Dekorasi ruangan yang sesuai untuk anak.
 Memfasilitasi ketersediaan benda-benda yang favorit
untuk anak.
 Cara bersikap, tindak tanduk, keramahan yang
memberiakan perawatan
 Adanya ruang bermain
Tindakan untuk mengurangi
kecemasan pada anak

Bermain
a. Bermain adalah salah satu cara untuk
mengungkapkan pikiran dan perasaan yang sulit
dimengerti dan diterima oleh anak.
b. Mengobservasi anak selama bermain membantu
perawat mengenali perilaku anak dan cara
menghadapi anak untuk situasi tertentu
c. Bermain dapat dijadikan sebagai media untuk
menjelaskan kepada anak tentang penyakit yang
dialaminya, prosedur, treatmen yang akan dilakukan
padanya.
Tindakan untuk mengurangi
kecemasan pada anak

Terapeutik play adalah cara efektif untuk


mengurangi ketakutannya pada peralatan RS.
Boneka dapat menjadi media untuk anak dapat
megungkapkan reaksi mereka terhadap sress.
Bermain menyalurkan reaksi terhadap stressor
untuk kesehatan psikologikal.
BERMAIN DI RUMAH SAKIT
• Bermain di RS pd prinsipnya adalah agar dapat
melanjutkan fase tumbuh kembang secara
optimal, mengembangkan kreativitas anak
dan anak dapt beradaptasi secara lebih efektif
terhadap stress.

• Prinsip bermain di RS
1. Tidak mengeluarkan banyak energi
2. Relatif aman dan terhindar dari infeksi silang
3. Sesuai kelompok usia
4. Tidak bertentangan dg terapi
5. Perlu partisipasi orang tua
23
Tujuan terapi bermain di rs

• Mengurangi stress hospitalisasi pada anak


• Memberikan stimulasi untuk tumbuh
kembang anak

24
• Upaya yg dpt dilakukan oleh perawat
untuk stimulasi bermain pd anak:
1. Menyiapakn alat permainan
2. Menyediakan tempat bermain
3. Mengelompokkan alat permainan
4. Mengelompokan anak berdasarkan usia

TERAPI BERMAIN

25

Anda mungkin juga menyukai