Anda di halaman 1dari 34

Hospitalisasi

SAKIT & DIRAWAT DI RUMAH


SAKIT MERUPAKAN KRISIS
DI DALAM HIDUP ANAK. DI
RAWAT DI RUMAH SAKIT
BERARTI ANAK HARUS
BERURUSAN DENGAN
LINGKUNGAN YANG ASING,
SEJUMLAH PERAWAT YANG
TIDAK DIKENAL & SEMUA
BIASANYA MENGGANGGU
GAYA HIDUP ANAK.
PEMAHAMAN MEREKA TERHADAP
KEJADIAN TERGANTUNG PADA
SERING MEREKA HARUS PENGALAMAN & KESESUAIAN TEMPAT
PASRAH TERHADAP MEREKA DIRAWAT BERHUBUNGAN ERAT
DENGAN TUMBUH KEMBANGNYA
PROSEDUR YANG
SANGAT MENYAKITKAN,
KEHILANGAN KEBEBASAN,
SERENTETAN KEGIATAN
YANG TIDAK
DIPAHAMINYA
UNTUK ITU SANGAT
PENTING BAHWA PERAWAT
DI RUANG ANAK MEMPUNYAI
PENGETAHUAN TENTANG
TUMBUH KEMBANG ANAK
YANG NORMAL, TERMASUK
PEMAHAMAN TENTANG
PROSES KOGNITIF ANAK &
ARTI HOSPITALISASI PADA
ANAK SESUAI USIANYA
Definisi

• Suatu proses yang mengharuskan anak untuk tinggal


di rumah sakit, menjalani terapi dan peralatan
sampai pulang kembali ke rumah
Reaksi Anak
terhadap Hospitalisasi

Anak  menunjukan bbg perilaku sbg reaksi thd


pengalaman hospitalisasi
Reaksi bersifat individu  tergantung pd usia
perkemb anak, pengalaman sblmnya thd sakit,
sistem pendukung yg tersedia & kemampuan
koping yg dimiliki
Reaksi umum  kecemasan, kehilangan,
INFANT ( TRUST vs MISTRUST)

PERPISAHAN
A. FASE PROTES :
- MENANGIS, MENCARI ORANG TUA DGN
MATANYA, MEMELUK ORTU DGN ERAT
- PERILAKU INI DAPAT LEBIH BERJAM – JAM
SAMPAI BEBERAPA HARI
Masa Bayi (0-1 thn)

Msl utama  dampak perpisahan dg ortu  ggn


pembentukan rasa percaya & kasih sayang
Usia > 6 bln  cemas dgn org yg tdk dikenal &
karena perpisahan dg ibunya
Reaksi yg sering muncul : menangis, marah dan byk
melakukan gerakan
Cemas bila ditinggalkan ibunya  nangis keras
Respon thd nyeri  nangis keras, pergerakan tbh
banyak & ekspresi wjh yg tdk menyenangkan
Masa Toddler (1-3 thn)

Rx  stess  utama “perpisahan”


Respon perilaku ada 3 tahapan :
 Protes  nangis kuat, menjerit panggil ortu, menolak
perhatian yg diberikan org lain
 Putus asa  menangis berkurang, anak tdk aktif,
kurang minat utk bermain & makan, sedih & apatis
 Pengingkaran (denial)  scr samar mulai menerima
perpisahan, membina hub scr dangkal & anak mulai
terlihat menyukai lingk
Masa Prasekolah ( 3 – 6 thn)

Reaksi thd perpisahan :


Menolak makan
Menangis pelan
Sering bertanya
Tidak kooperatif
Kehilangan kontrol :
Pembatasan aktifitas sehari-hari dan kehilangan kekuatan diri
Dirawat merupakan hukuman  malu, bersalah, takut
Takut thd perlukaan  menganggap tindakan dan prosedur akan
mengancam integritas  agresif, ekspresi verbal, dependent
Usia Sekolah (6 – 12 thn)

Cemas  perpisahan dgn kelompok sosial


Kehilangan kontrol :
Perubahan peran dlm keluarga
Kelemahan fisik
Takut mati
Kehilangan kegiatan dlm kelompok
Reaksi thd nyeri :
Mampu mengkomunikasikan rasa nyeri
Mampu mengontrol perilaku jika merasa nyeri  dengan
cara : menggigit bibir, mengenggam sesuatu dgn erat
Usia Remaja (12-18 thn)

Cemas  akibat perpisahan dgn teman sebaya


Kehilangan kontrol karena pembatasan fisik /
ketergantungan  menolak, tdk kooperatif,
menarik diri
Penyakit / pembedahan  perasaan tdk aman 
respon :
Banyak bertanya
Menarik diri dan
Menolak org lain
Reaksi Org Tua terhadap Hospitalisasi Anak

Berbagai macam perasaan muncul pd org tua yaitu :


takut, rasa bersalah, stress dan cemas (Halsom and
Elander, 1997)
Rasa takut pd org tua selama anak di RS terutama pd
kondisi sakit anak yg terminal, karena takut
kehilangan anak yg dicintainya dan adanya perasaan
berduka (Brewis, 1995).
Perasaan org tua tdk boleh diabaikan karena apabila
org tua merasa stress, hal ini akan membuat ia tdk
dpt merawat anaknya dgn baik dan akan
menyebabkan anak menjadi semakin stress
(Supartini, 2000).
Perasaan frustrasi
Pd kondisi anak yg telah dirawat cukup lama dan dirasakan
tdk mengalami perubahan serta tdk adekuatnya dukungan
psikologis yg diterima org tua, baik dari keluarga maupun
kerabat lainnya maka org tua akan merasa putus asa, bahkan
frustrasi.
Sering kali org tua menunjukkan perilaku tdk kooperatif,
putus asa, menolak tindakan, bahkan menginginkan pulang
paksa
Intervensi Keprw dalam Mengatasi Dampak Hospitalisasi

Upaya meminimalkan stresor :


Upaya meminimalkan stresor dpt dilakukan dgn cara
mencegah atau mengurangi dampak perpisahan,
mencegah perasaan kehilangan kontrol dan
mengurangi/ meminimalkan rasa takut thd perlukaan
tbh dan rasa nyeri
Utk mencegah/meminimalkan dampak perpisahan dpt dilakukan dgn
cara :
1. Melibatkan org tua berperan aktif dlm merawat anak dgn cara
membolehkan mereka tinggal bersama anak selama 24 jam (rooming
in)
2. Jika tdk mungkin utk rooming in, beri kesempatan org utk melihat
anak setiap saat dgn maksud mempertahankan kontak antar mereka
3. Modifikasi rgn perawatan dgn cara membuat situasi rgn rawat
perawatan seperti di rumah, a.l dengan cara membuat dekorasi
ruangan yg bernuansa anak
4. Mempertahankan kontak dgn kegiatan sekolah, a.l dgn memfasilitasi
pertemuan dgn guru, teman sekolah dan membantunya melakukan
surat menyurat dgn siapa saja yg anak inginkan
manfaat hospitalisasi anak :
1. Membantu perkembangan org tua dan anak dgn cara memberi
kesempatan org tua mempelajari tumbang anak dan reaksi anak thd
stresor yg dihadapi selama perw di RS
2. Hospitalisasi dpt dijadikan media utk belajar org tua. Utk itu perw dpt
memberi kesempatan pd org tua utk belajar ttg peny anak, terapi,
perw dsb. sesuai dgn kapasitas belajar
3. Utk meningkatkan kemampuan kontrol diri dpt dilakukan dgn
memberi kesempatan pd anak mengambil keputusan, tdk terlalu
bergantung pd org lain dan percaya diri.
4. Fasilitasi anak utk tetap menjaga sosialisainya dgn sesama pasien yg
ada, teman sebaya atau teman sekolah.
Memberi dukungan pd anggota keluarga lain :
1. Berikan dukungan pd keluarga utk mau tinggal dgn anak di RS
2. Apabila diperlukan, fasilitasi keluarga utk berkonsultasi pd
psikolog/ahli agama, karena sgt dimungkinkan keluarga
mengalami msl psikososial dan spiritual yg memerlukan bantuan
ahli
3. Beri dukungan keluarga utk menerima kondisi anaknya dgn nilai-
nilai yg diyakini
4. Fasilitasi utk menghadirkan saudara kandung anak apabila
diperlukan keluarga dan berdampak positif pd anak yg dirawat
maupun saudara kandungnya
Mempersiapkan anak utk mendapat perawatan di RS
Pada tahap sebelum masuk rumah sakit dpt dilakukan :
Siapkan ruang rawat sesuai dgn tahapan usia anak dan jenis penyakit dgn
peralatan yg diperlukan
Apabila anak harus di rawat secara berencana, 1 – 2 hari sebelum dirawat,
dioreintasikan dgn situasi RS dengan bentuk miniatur bangunan RS
Lakukan pemeriksaan fisik dan pemr lainnya sesuai dgn program
Pada hari pertama dirawat lakukan tindakan :
Kenalkan perawat dan dokter yg akan merawatnya
Orientasikan anak dan org tua pd rg rawat serta fasilitas
Kenalkan dgn ps anak lain yg akan jadi teman sekamarnya
Berikan identitas pd anak, mis : papan nama anak
Jelaskan aturan RS yg berlaku dan jadwal kegiatan yg akan
diikuti
Lakukan pengkajian riwayat keperawatan
Konsep Bermain
Terapeutik
LATAR BELAKANG

Dunia Anak : Mengatasi rasa


Hospitalisasi
Bermain ketidaknyamanan

Anak tidak Bermain


Atraumatic Care
kooperatif terapeutik
Tujuan Bermain Terapeutik
• Membantu perawat memahami dengan baik
kebutuhan anak dan membantu menghadapi
prosedur atau tindakan terapi, sehingga dapat
menurunkan ketegangan anak setelah tindakan
(Ball dan Bindler 2010)
Tujuan Bermain Terapeutik
(Ball dan Bindler 2010)

Belajar tentang Mengekspresikan


perawatan kesehatan kecemasan

Menguasai suatu
keterampilan, mampu
Mempunyai efek
mengatasi kendala-
menyembuhan
kendala atau suatu situasi
yang tidak dimengerti
Teknik Bermain Terapeutik
(Ball dan Bindler 2010)

Stories Drawings Music

Dramatic
Puppets Pets
play
Bermain Terapeutik sesuai dengan Usia (Ball dan Bindler 2010)

Usia newborn Usia Pra


Usia Toddler Usia Sekolah
dan infant Sekolah
Teknik yang dapat digunakan untuk
bermain terapeutik terkait intervensi
keperawatan
(Wilson dan Hockenberry 2012)

• Tiup gelembung dengan


Nafas sedotan (bukan sabun)
• Tiup dengan menggunakan
Dala harmonika, dan balon
m • Meniup lilin pada kue
ulang tahun.
Teknik yang dapat digunakan untuk
bermain terapeutik terkait intervensi
keperawatan
(Wilson dan Hockenberry 2012)

• Pindahkan tas ke tempat yang


Range telah ditentukan.
• Pindahkan kertas ke tong
of sampah.
• Posisikan tempat tidur agar anak
Motion turun ketika ia ingin melihat
(ROM) televisi atau membuka pintu.
Teknik yang dapat digunakan untuk
bermain terapeutik terkait intervensi
keperawatan
(Wilson dan Hockenberry 2012)

• Biarkan anak memegang syringe


tanpa jarum vial dan alkohol
swab, dan berikan injeksi pada
Injeks boneka.
• Biarkan anak mempunyai koleksi
i syringe tanpa jarum.
• Berikan reward untuk yang
diberikan injeksi sesuai dengan
terapinya
JENIS PERMAINAN

1. Klasifikasi bermain berdasarkan isi dan


karakteristik sosial.
 Berdasarkan isinya dibedakan Permainan yg :

 berhub dg orla (social effective play)


 berhub dg Kesenangan (sence pleasure play)
 hanya memperhatikan saja (unocupied behavior).
 Permainan ketrampilan (skill play)

23/03/11 31
2. Berdasarkan karakteristik sosial :
 Permainan dg mengamati teman2nya
bermain (Onlooker play)
 Permainan yg dimainkan sendiri (solitary play)
 Permainan bersama teman tanpa interaksi
(parallel play)
 Permainan dg bermain bersama tanpa tujuan
kelompk (associative play)
 Permainan dg bersama yg dikoordinir
(cooperative play)

23/03/11 32
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai