DEFINISI
HOSPITALISASI
STRESS
ANAK KELUARGA
STRESSOR HOSPITALISASI
(Hockenberry & Wilson, 2009)
Reaksi anak saat hospitalisasi dipengaruhi oleh:
1. Usia perkembangan anak
2. Pengalaman yang lalu tentang sakit, perpisahan dan
hospitalisasi
3. Keterampilan koping
4. Diagnosis penyakit
5. Support system
Tahap detachment
Secara samar mulai menerima perpisahan, membina hubungan yang
dangkal & anak mulai terlihat menyukai lingkungannya
Pembatasan gerak:
Anak akan kehilangan kemampuannya untuk mengontrol diri &
menjadi tergantung pada lingkungannya
Anak akan kembali mundur pada kemampuan sebelumnya atau
regresi
Perlukaan
Anak mengalami nyeri karena tindakan invasif: seperti pemasangan
infus, injeksi, pengambilan darah, anak akan menangis, menggigit
bibir dan memukul.
Anak dapat menunjukkan rasa nyeri & mengkomunikasikan rasa
nyerinya
3. Masa Prasekolah (3 sampai 6 tahun)
Hospitalisasi memaksa anak untuk berpisah dari lingkungan yang
dirasakan aman, penuh kasih sayang & menyenangkan yaitu:
- Lingkungan rumah
- Permainan
- Teman sepermainan
Reaksi terhadap perpisahan: menolak makan, sering bertanya,
menangis walaupun secara perlahan & tidak kooperatif terhadap
petugas kesehatan
Anak merasa kehilangan kontrol terhadap dirinya
Anak merasa kehilangan kekuatan dirinya
Anak mempunyai persepsi sebagai hukuman sehingga anak merasa
malu, bersalah atau takut
Takut terhadap tindakan & prosedur yang mengancam integritas
tubuhnya
Respon: reaksi agresif dengan marah & berontak, ekspresi verbal
mengucapkan kata-kata marah, tidak mau bekerja sama dengan
perawat & ketergantungan pada orang tua
4. Masa sekolah (6 sampai 12 tahun)
Anak cemas karena berpisah dengan keluarga & terutama kelompok
sosialnya
Adanya pembatasan aktivitas → anak merasa kehilangan kontrol
Kehilangan kontrol berdampak:
-Pada perubahan peran dalam keluarga
-Kehilangan kelompok sosialnya
-Perasaan takut mati & adanya kelemahan fisik
Reaksi terhadap perlukaan atau rasa nyeri: ditunjukkan dengan ekspresi
baik secara verbal atau non verbal karena sudah dapat
mengkomunikasikannya
Anak dapat mengontrol perilakunya jika merasa nyeri dgn menggigit bibir
atau memegang sesuatu dengan erat
5. Masa Remaja (12 sampai 18 tahun)
Hospitalisasi menimbulkan perasaan cemas karena berpisah dengan
teman sebayanya
Pembatasan aktivitas mengakibatkan anak remaja kehilangan kontrol
& menjadi bergantung pada keluarga atau petugas kesehatan
Reaksi yang muncul: menolak perawatan/tindakan yang dilakukan
padanya, tidak kooperatif dengan petugas kesehatan atau menarik diri
atau menolak kehadiran orang lain
Reaksi orang tua terhadap hospitalisasi anak
1. Perasaan cemas & takut
Cemas dengan prosedur yang menyakitkan anak
Takut akan kehilangan anak
Perasaan berduka
Informasi berduka
Informasi buruk tentang diagnosis medik
Pengalaman sebelumnya
Reaksi orang tua: menangis karena tidak tega melihat prosedur
invasif pada anaknya
Cemas karena menunggu informasi tentang diagnosa penyakit
Perilaku yang muncul:
- Sering bertanya
- Bertanya dengan pertanyaan yang sama
- Gelisah
- Ekspresi wajah tegang
- Marah
2. Perasaan sedih
Pada kondisi anak dengan penyakit terminal
Saat menghadapi anaknya menjelang ajal
Orang tua dituntut untuk berada disamping anak & memberi
bimbingan spiritual anaknya tetapi disisi lain orang tua menghadapi
ketidakberdayaan karena perasaan terpukul & sedih yang amat sangat
Perilaku orang tua: isolasi, tidak mau didekati orang lain & tidak
kooperatif dengan petugas kesehatan
3. Perasaan frustasi
Muncul saat anak telah dirawat cukup lama & dirasakan tidak
mengalami perubahan
Tidak adekuatnya dukungan psikologis
Putus asa
Perilaku: tidak kooperatif, putus asa, menolak tindakan, pulang
paksa
Reaksi saudara kandung terhadap perawatan
anak dirumah sakit
Marah → karena rang tua dinilai tidak memperhatikannya
Cemburu → orang tua lebih mementingkan saudara yang sakit
Benci → pada saudaranya yang dirawat & situasi yang tidak
menyenangkan
Rasa bersalah → karena anak berpikir mungkin saudaranya sakit
akibat kesalahannya
Rasa takut & cemas → karena ketidaktahuan tentang kondisi
saudaranya
Rasa sepi → situasi dirumah tidak seperti biasanya ketika anggota
keluarga lengkap berada dirumah
Prinsip askep pada hospitalisasi anak
Mencegah atau memperkecil perpisahan
Memperkecil kehilangan kendali/kontrol
Memperkecil cedera
Pengkajian & manajemen nyeri
Bermain untuk mengurangi stress
Memperbesar keuntungan hospitalisasi
Dukungan anggota keluarga
Keluarga /orang tua membutuhkan :
- Support
- Informasi yang akurat, berulang-ulang, jelas sesuai permintaan
- Berpartisipasi dalam perawatan
Upaya meminimalkan stressor:
- Mencegah atau mengurangi dampak perpisahan
- Mencegah perasaan kehilangan kontrol
- Mengurangi rasa takut terhadap perlukaan tubuh & rasa nyeri
1. Mencegah atau mengurangi dampak perpisahan
Melibatkan orang tua dalam perawatan anak dengan cara tinggal
bersama (rooming in)
Jika tidak mungkin rooming in beri kesempatan orang tua untuk
melihat anaknya setiap saat
Modifikasi ruang perawatan: seperti lingkungan rumah
Mempertahankan kontak dengan kegiatan sekolah: teman sekolah &
guru
2. Mencegah perasaan kehilangan kontrol
Hindarkan pembatasan fisik jika anak kooperatif
Buat jadwal kegiatan untuk prosedur terapi, latihan, bermain &
aktivitas dalam menghadapi perubahan kebiasaan
Fokuskan intervensi keperawatan pada upaya untuk mengurangi
ketergantungan dengan cara memberi kesempatan anak untuk
mengambil keputusan
3. Mengurangi rasa takut terhadap perlukaan tubuh
& nyeri
Mempersiapkan psikologis anak & ortu untuk tindakan/ prosedur
yang menimbulkan rasa nyeri
Lakukan permainan lebih dahulu
Pertimbangkan untuk menghadirkan orang tua saat tindakan
Tunjukkan sikap empati
Untuk tindakan khusus, lakukan persiapan khusus
Memaksimalkan manfaat hospitalisasi:
Membantu perkembangan orang tua & anak dalam menjalankan
tumbuh-kembang anak
Media belajar untuk orangtua
Meningkatkan kemampuan kontrol diri guna memberikan
kesempatan mengambil keputusan
Fasilitasi anak untuk tetap menjaga hubungan sosialnya sesama
pasien & teman sekolah
Mempersiapkan anak untuk mendapat
perawatan di rumah sakit
Siapkan ruang rawat sesuai dengan tahapan perkembangan anak
Lakukan orientasi ke rumah sakit sebelum dirawat
- Kenalkan pada perawat
- Orientasikan anak & keluarga pada ruang rawat & fasilitas
- Kenalkan pada anak/pasien lainnya
- Berikan identitas pada anal
- Jelaskan aturan rumah sakit
- Laksanakan pengkajian perawatan
- Lakukan pemeriksaan fisik & pemeriksaan lain sesuai dengan
program