KONSEP HOSPITALISASI
A. PENGERTIAN
Hospitalisasi merupakan keadaan dimana orang sakit berada pada lingkungan
rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan dalam perawatan atau pengobatan
sehingga dapat mengatasi atau meringankan penyakitnya. Tetapi pada umumnya
hospitalisasi dapat menimbulkan ketegangan dan ketakutan serta dapat menimbulkan
gangguan emosi atau tingkah laku yang mempengaruhi kesembuhan dan perjalanan
penyakit anak selama dirawat di rumah sakit.
Hospitalisasi adalah suatu proses yang karena suatu alasan yang berencana
atau darurat, mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit, menjalani terapi dan
perawatan sampai pemulangannya kembali ke rumah.
Stressor yang mempengaruhi permasalahan di atas timbul sebagai akibat dari
dampak perpisahan, kehilangan kontrol ( pembatasan aktivitas ), perlukaan tubuh dan
nyeri, dimana stressor tersebut tidak bisa diadaptasikan karena anak belum mampu
menyesuaikan diri dengan lingkungan baru dengan segala rutinitas dan
ketidakadekuatan mekanisme koping untuk menyelesaikan masalah sehingga timbul
prilaku maladaptifdari anak.
1)Unfamiliarity
Isolasi merupakan hal yang menyusahkan bagi semua anak terutama berpengaruh
pada anak dibawah usia 12 tahun
Pengunjung, perawat dan dokter yang memakai pakaian khusus ( masker, pakaian
isolasi, sarung tangan, penutup kepala ) dan keluarga yang tidak dapat bebas
berkunjung.
-Menangis kuat
-Menjerit
-Menendang
-Berduka
-Marah
a.pengertian:
Anak takut kehilangan control diri karena penyakit dan rasa nyeri yang dialaminya.
Jika anak harus menjalani hospitalisasi akan memberikan pengaruh terhadap angggota
keluarga dan fungsi keluarga ( Wong & Whaley, 1999)
1.Denial / disbelief
2.Marah / merasa bersalah
-Prosdur tindakan medis
-Ketidaktahuan
-Khawatir memikirkan anaknya yang lain di rumah
-Berhubungan dengan efek samping pengobatan
-Berhubungan dengan biaya pengobatan dan perawatan
a.Pada umumnya reaksi sibling
-merasa kesepian
-Ketakutan
-Khawatir
-Marah
-Cemburu
-Rasa benci
-Rasa bersalah
b.Pengaruh pada fungsi keluarga
-Pola Komunikasi
-Komunikasi antar anggota keluarga terganggu
-Respon emosional tidak dapat terkontrol dengan baik
c. Penurunan peran anggota keluarga
Pola komunikasi
-Kehilangan peran orang tua
-Perhatian orang tua tertuju pada anak yang sakit dan di rawat
-Kadang orang tua menyalahkan sibling sebagai perilaku antisocial.
-Ketakutan
-Khawatir
-Marah
-Cemburu
-Rasa benci
-Rasa bersalah
b.Pengaruh pada fungsi keluarga
-Pola Komunikasi
-Komunikasi antar anggota keluarga terganggu
-Respon emosional tidak dapat terkontrol dengan baik
c. Penurunan peran anggota keluarga
Pola komunikasi
-Kehilangan peran orang tua
-Perhatian orang tua tertuju pada anak yang sakit dan di rawat
-Kadang orang tua menyalahkan sibling sebagai perilaku antisocial.
Untuk mengurangi dampak rawat nginap di rumah sakit, peran perawat sangat
berpengaruh dalam mengurangi ketegangan anak. Usaha-usaha yang dilakukan untuk
mengurangi dampak stress hospitalisasi antara lain :
a.
b.
c.
Untuk dapat mengambil sikap sesuai dengan peran perawat dalam usahanya
meminimalkan stress akibat hospitalisasi, perlu adanya pengetahuan sebelumnya
tentang stress hospitalisasi, karena keberhasilan suatu asuhan keperawatan sangat
tergantung dari pemahaman dan kesadaran mengenai makna yang terkandung dalam
konsep-konsep keperawatan serta harus memiliki pengetahuan , sikap dan
keterampilan dalam menjalankan tugas sesuai dengan perannya. Untuk itu, penelitian
ini dibuat untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap perawat dalam
meminimalkan stress akibat hospitalisasi pada anak pra sekolah
Berbagai perasaan yang muncul pada anak yaitu :
cemas
marah
sedih
Takut
rasa bersalah
Perasaan itu timbul karena menghadapi sesuatu yg baru dan belum pernah dialami
Apabila anak stress selama dalam perawatan,orang tua menjadi sress pula, dan
streess orang tua akan membuat tingkat stress anak semakin miningkat. Sehingga
asuhan kep tidak bisa hanya berfokus pada anak , tetapi juga pada orangtuanya.
B. REAKSI HOSPITALISASI
Reaksi tersebut bersifat individual dan sangat tergantung pada usia
perkembangan anak,pengalaman sebelumnya terhadap sakit,sistem pendukung yang
tersedia dan kemampuan koping yang dimilikinya,pada umumnya,reaksi anak terhadap
sakit adalah kecemasan karena perpisahan,kehilangan,
Hospitalisasi bagi keluarga dan anak dapat dianggap sebagai:
Bagi anak hal ini mungkin terjadi karena :
Reaksi anak terhadap sakit dan hospitalisasi dipengaruhi :
Stress yang umumnya terjadi berhubungan dengan hospitalisasi:
1.Takut
2.Isolasi
3.Privasi yang terhambat
b.Separation /perpisahan
c.Kehilangan fungsi dan control
Dengan adanya kehilangan fungsi sehubungan dengan terganggunya fungsi
motorik biasanya mengakibatkan berkurangnya percaya diri pada anak sehingga tugas
perkembangan yang sudah dicapai dapat terhambat. Hal ini membuat anak menjadi
regresi; ngompol lagi, suka menghisap jari dan menolak untuk makan.Restrain /
Pengekangan dapat menimbulkan anak menjadi cemas
d.Gangguan Body Image dan nyeri
e. Manajemen Asuhan Keperawatan
b.Separation /Perpisahan
Dengan semakin meningkatnya usia anak, anak mulai memahami mengapa perpisahan
terjadi.
Anak mulai mentolerir perpisahan dengan orang tua yang berlangsunng lama.
Perpisahan dengan teman sekolah dan guru merupakan hal yang berarti bagi anak
sehingga dapat mengakibatkan anak menjadi cemas.
c.Kehilangan Fungsi Dan Kontrol
Bagi anak usia pertengahan ancaman akan harga diri mereka sehingga sering membuat
anak frustasi, marah dan depresi.
Dengan adanya kehilangan fungsi dan control anak merasa bahwa inisiatif mereka
terhambat.
Anak mulai mulai memahami konsep sakit yang bias disebbkan oleh factor eksternal
atau bakteri, virus dan lain-lain.
Mereka percaya bahwa penyakit itu bisa dicegah
b.Separation / Perpisahan
Perpisahan dengan orang tua buakan merupakan suatu masalah
Perpisahan dengan teman sebaya / peer group dapat mengakibatkan stress
Anak takut kehilangan status hubungan dengan teman
c.Kehilangan fungsi control
d.Gangguan body Image
Anak takut mengalami kecacatan dan kematian
Anak takut sesuatu yang terjadi atau berpengaruh terhadap alat genitalianya
G. Reaksi sibling
d. Cara mengatasi masalah yang mungkin timbul sehubungan dengan hospitalisasi
anak
Libatkan orang tua dalam mengatasi stress anak dan pelaksanaan asuhan
keperawatan
Bina hubungan saling percaya antara perawat dengan anak dan keluarga.
Perasaan cemas dan takut : perasaan tersebut muncul pada saat ortu melihat
anak mendapat prosedur menyakitkan ( Perawat harus bijaksana dan bersikap
pada anak dan ortu).
Cemas yang paling tinggi dirasakan ortu pada saat menunggu informasi ttg
diagnosis penyakit anaknya.
Rasa takut muncul pada ortu terutama akibat takut kehilangan anak pada
kondisi sakit terminal.
prilaku yang sering ditunjukkan ortu : sering bertanya ttg hal yang sama
secara berulang pada org berbeda, gelisah, ekspresi wajah tegang, dan bahkan
marah.
2. Perasaan Sedih : Muncul pada saat anak dalam kondisi terminal dan ortu
mengetahui bahwa tidak ada lagi harapan anaknya untuk sembuh.
3. Perasaan frustasi : Muncul pada kondisi anak yang telah dirawat cukup lama dan
dirasakan tidak mengalami perubahan serta tidak adekuatnya dukungan psikologis.
Reaksi saudara kandung
Marah
Cemburu
b. Orientasikan anak dan ortu pada ruang rawat yang ada beserta fasilitas yang
dapat digunakan.
b. Saat masuk
Kenalkan tim pada anak dan keluarga
Orientasi ruangan/ fasilitas
Kenalkan anak dan keluarga dg teman sekamar
Berikan gelang identitas
Jelaskan peraturan RS dan jadualnya
Ukur VS, TB dan BB
Lakukan pemeriksaan lab
Dukung anak saat dilakukan pemeriksaan fisik
Stressor di icu
Untuk anak dan keluarga
Stresor fisik
nyeri dan rasa tidak nyaman
imobilisasi
kurang tidur
Tidak mampu makan minum
Perubahan kebiasaan eliminasi
Untuk anak dan keluarga
Stresor fisik
nyeri dan rasa tidak nyaman
imobilisasi
kurang tidur
Tidak mampu makan minum
Perubahan kebiasaan eliminasi
f. Stresor Lingkungan
Lingk. asing
Bunyi yang asing
Orang asing
Bau asing dan tidak enak
Cahaya yg terus menerus
aktivitas ke pasien lain
kesiagaan petugas
g. Stresor Psikologis
kurangnya privacy
Tidak mampu berkomunikasi
Tidak cukup tahu dan paham tentang situasi
Penyakit yg berat
Perilaku ortu
h. Stresor Sosial
Hub. yg terputus
peduli thd sekolah atau pek
Gangguan/ kurang bermain
Konsep Hospitalisasi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Permasalahan pokok yang sering dihadapi dalam dunia kesehatan tidak lain adalah reaksi
hospitalisasi serta dampak yang ditimbulkannya.
Hospitalisasi merupakan suatu proses yang karena suatu alasan yang berencana atau darurat,
mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit menjalani terapi dan perawatan sampai
pemulangan kembali ke rumah. Selama proses tersebut, anak dan orang tua dapat mengalami
berbagai kejadian yang menurut beberapa penelitian ditunjukkan dengan pengalaman yang sangat
traumatik dan penuh stress (Supartini, 2004).
Berbagai perasaan yang sering muncul pada anak, yaitu cemas, marah, sedih, takut, dan rasa
bersalah (Wong, 2000).Perasaan tersebut dapat timbul karena menghadapi sesuatu yang baru dan
belum pernah dialami sebelumnya, rasa tidak aman dan tidak nyaman, perasaan kehilangan sesuatu
yang biasa dialaminya, dan sesuatu yang dirasakannya menyakitkan. Apabila anak stress selama
dalam perawatan, orang tua menjadi stres pula, dan stres orang tua akan membuat tingkat stres
anak semakin meningkat (Supartini, 2000).
Berdasarkan hasil pengamatan, pasien anak yang dirawat di rumah sakit masih sering
mengalami stres hospitalisasiyang berat, khususnya takut terhadap pengobatan, asing dengan
lingkungan baru, dan takut terhadap petugas kesehatan. Fakta tersebut merupakan masalah penting
yang harus mendapatkan perhatian perawat dalam pengelolah asuhan keperawatan (Nursalam,
2005)
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
1. Orang tua dapat mengatasi dampak hospitalisasi bagi anak dan dirinya sendiri
2. Perawat dapat mengetahui cara atau langkah yang dapat dilakukan untuk mengatasi dampak dari
hospitalisasi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hospitalisasi
Menurut Potter & Perry (2005) hospitalisasi adalah
utamanya karena perpisahan dengan lingkungan normal dimana orang lain berarti, seleksi perilaku
koping terbatas,
dirawat karena adanya perubahan atau gangguan fisik, psikis, sosial dan adaptasi terhadap
lingkungan (Parini, 1999).
Proses hospitalisasi dapat menimbulkan trauma atau dukungan , bergantung pada institusi,
sikap keluarga dan teman, respon staf, dan jenis penerimaan masuk rumah sakit (Stuart, 2007, hal
:102).
Hospitalisasi merupakan proses karena suatu alasan yang terencana atau darurat,
mengharuskan anak untuk tinggal di RS, menjalani terapi & perawatan sampai dipulangkan kembali
ke rumah. Perasaan yang sering muncul pada anak : cemas, marah, sedih, takut dan rasa bersalah
(Wong, 2000). Bila anak stress maka orang tua juga menjadi stress danakan membuat stress anak
semakin meningkat (Supartini, 2000).
Hospitalisasi terjadi apabila dalam masa pertumbuhan dan perkembangan anak mengalami
suatu gangguan fisik maupun mentalnya yang memungkinkan anak untuk mendapatkan perawatan
di rumah sakit.
Secara sederhana, hospitalisasi merupakan keadaan dimana orang sakit berada pada lingkungan
rumah sakit untuk mendapatkan pertolongandalam perawatan atau pengobatan sehingga dapat
mengatasi atau meringankan penyakitnya.Tetapi pada umumnya hospitalisasidapat menimbulkan
ketegangan dan ketakutan serta dapat menimbulkan gangguan emosi atau tingkah laku yang
mempengaruhikesembuhan dan perjalanan penyakit anak selama dirawat di rumah sakit.
Reaksi hospitalisasi bersifat individual dan sangat tergantung pada usia perkembangan
anak,pengalaman sebelumnya terhadapsakit,sistem pendukung yang tersedia dan kemampuan
koping yang dimilikinya,pada umumnya,reaksi anak terhadap sakit adalahkecemasan karena
perpisahan,kehilangan,perlukaan tubuh,dan rasa nyeri.
Hospitalisasi bagi keluarga dan anak dapat dianggap sebagai pengalaman yang mengancam dan
stressor.Kedua hal ini dapat menimbulkan krisis bagi anak dan keluarga. Bagi anak, hal ini mungkin
terjadi karena beberapa hal seperti :
1.Anak tidak memahami mengapa dirawat / terluka
2.Stress dengan adanya perubahan akan status kesehatan, lingkungan dan kebiasaan sehari-hari
3.Keterbatasan mekanisme koping
3. Isolasi
Isolasi merupakan hal yang menyusahkan bagi semua anak terutama berpengaruh pada anak
dibawah usia 12tahun.
Pengunjung, perawat dan dokter yang memakai pakaian khusus ( masker, pakaian isolasi, sarung
tangan, penutupkepala ) dan keluarga yang tidak dapat bebas berkunjung akan membuat anak
menjadi stress dan takut berada di rumah sakit.
4. Privasi yang terhambat
Hal ini biasanya terjadi pada anak remaja.Sikap yang biasanya mucul adalah rasa malu.Contohnya
dalam berpakaian.Anak merasa tidak bebas berpakaian.
bertanya-tanya
menarik diri
menolak kehadiran orang lain
Reaksi orang tua terhadap hospitalisasi dan perasaan yang muncul dalam hospitalisasi:
Berbagai macam perasaan muncul pada orang tua yaitu : takut, rasa bersalah, stress dan cemas
(Halsom and Elander, 1997)
Rasa takut pada orang tua selama anak di RS terutama pd kondisi sakit anak yang terminal, karena
takut kehilangan anak yang dicintainya dan adanya perasaan berduka (Brewis, 1995).
Perasaan orang tua tidak boleh diabaikan karena apabila orang tua merasa stress, hal ini akan
membuat ia tidak dapat merawat anaknya dengan baik dan akan menyebabkan anak menjadi
semakin stress (Supartini, 2000).
o Pada kondisi ini orang tua menunjukkan perilaku isolasi atau tidak mau didekati orang lain, bahkan
bisa tidak kooperatif terhadap petugas kesehatan (Supartini, 2000).
Perasaan frustrasi
Perasaan frustasi yang dirasakan menurut Supartini (2004) , adalah sebagai berikut :
o Pada kondisi anak yang telah dirawat cukup lama dan dirasakan tidak mengalami perubahan serta
tidak adekuatnya dukungan psikologis yang diterima orang tua, baik dari keluarga maupun kerabat
lainnya maka orang tua akan merasa putus asa, bahkan frustrasi.
o Sering kali orang tua menunjukkan perilaku tidak kooperatif, putus asa, menolak tindakan, bahkan
menginginkan pulang paksa (Supartini, 2004).
C. Dampak Hospitalisasi
Dampak Hospitalisasi pada anak dapat menyebabkan kecemasan dan stres pada semua tingkat
usia. Penyebab dari kecemasan dipengaruhi oleh banyaknya faktor, baik faktor dari petugas
(perawat, dokter, dan tenaga kesehatan lainnya), lingkungan baru, maupun lingkungan keluarga
yang mendampingi selama perawatan. Keluarga sering merasa cemas dengan perkembangan
keadaan anaknya, pengobatan, dan biaya perawatan. Meskipun dampak tersebut tidak bersifat
langsung terhadap anak, secara fisiklogis anak akan merasakan perubahan perilaku dari orang tua
yang mendampingi selama perawatan (Marks, 1998). Anak menjadi semakin stres dan hal ini
berpengaruh pada proses penyembuhan, yaitu menurunnya respon imun. Hal ini telah dibuktikan
oleh Robert Ader (1885) bahwa pasien yang mengalami kegoncangan jiwa akanmudah terserang
penyakit, karena pada kondisi stress akan terjadi penekanan sistem imun (Subowo, 1992). Pasien
anak akan merasa nyaman selama perawatan dengan adanya dukungan sosial keluarga, lingkungan
perawatan yang terapeutik, dan sikap perawat yang penuh dengan perhatian akan mempercepat
proses penyembuhan.
Dampak hospitalisasi yang dialami anak dan keluarga akan menimbulkan stress dan rasa tidak
aman. Jumlah dan efek stress tergantung pada persepsi anak dan keluarga terhadap kerusakan
penyakit dan pengobatan.
Menurut Asmadi (2008, hal : 36) secara umum hospitalisasi menimbulkan dampak pada lima
aspek yaitu privasi, gaya hidup, otonomi diri, peran, dan ekonomi.
a. Privasi
Privasi dapat diartikan sebagai refleksi perasaan nyaman pada diri seseorang dan bersifat
pribadi.Sewaktu dirawat di rumah sakit, pasien kehilangan sebagian privasinya.
b. Gaya Hidup
Klien yang dirawat di rumah sakit seringkali mengalami perubahan pada gaya hidupnya. Hal ini
disebabkan oleh perubahan situasi antara rumah sakit dan rumah tempat tinggal klien serta oleh
perubahan kondisi kesehatan klien.Aktifitas hidup yang dijalani sewaktu sehat tentu berbeda dengan
aktifitas yang dijalaninya di rumah sakit.
c. Otonomi Diri
Individu yang sakit dan dirawat di rumah sakit berada dalam posisi ketergantungan. Artinya ia akan
pasrah terhadap
keadaan sehat. Ini menunjukan, klien yang dirawat di rumah sakit mengalami perubahan otonomi.
d. Peran
Peran dapat diartikan sebagai seperangkat perilaku yang diharapkan oleh individu sesuai dengan
status sosialnya.Perubahan yang terjadi akibat hospitalisasi tidak hanya berpengaruh terhadap
individu tetapi juga pada keluarga. Perubahan yang terjadi antara lain :
1. Perubahan peran
Jika salah seorang anggota keluarga sakit, maka akan terjadi perubahan peran dalam keluarga
2. Masalah keuangan
Keuangan keluarga akan terpengaruh oleh hospitalisasi .keuangan yang sedianya akan digunakan
untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga akhirnya digunakan untuk kepentingan perawatan klien.
3. Kesepian
Suasana di rumah akan berubah jika ada salah seorang anggota keluarga yang dirawat.
4. Perubahan kebiasaan sosial
Sewaktu ada anggota keluarga yang dirawat, keterlibatan anggota keluarga dalam masyarakat
menjadi berubah.
e. Ekonomi
Untuk mencegah supaya masalah hospitalisasi teratasi maka peran perawat adalah tetap
memberikan dukungan dan dorongan kepada klien secara efektif agar tidak terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan dan tetap menjaga kepercayaan klien agar klien tidak merasa takut terhadap tindakan
yang akan dilakukan oleh perawat.
Upaya meminimalkan stresor atau penyebab stress dapat dilakukan dengan cara :
Memberi kesempatan anak mengambil keputusan dan melibatkan orang tua dalam perencanaan
kegiatan
1.
Mempersiapkan psikologis anak dan orang tua untuk tindakan prosedur yang menimbulkan rasa
nyeri
2. Lakukan permainan sebelum melakukan persiapan fisik anak
3. Menghadirkan orang tua bila memungkinkan
4. Tunjukkan sikap empati
5. Pada tindakan elektif bila memungkinkan menceritakan tindakan yang dilakukan melalui
cerita, gambar. Perlu dilakukan pengkajian tentang kemampuan psikologis anak menerima
informasi ini dengan terbuka
1. Membantu perkembangan anak dengan memberi kesempatan orang tua untuk belajar.
2. Memberi kesempatan pada orang tua untuk belajar tentang penyakit anak.
3. Meningkatkan kemampuan kontrol diri.
4. Memberi kesempatan untuk sosialisasi.
5. Memberi support kepada anggota keluarga.
Selain itu, perawat juga berperan sebagai promotif yang memberikan pandangan pada keluarga
agar selalu setia mendampingi dan memberi perhatian lebih kepada klien yang sedang menjalani
perawatan di rumah sakit.Hal ini menjadi salah satu pendukung karena kehadiran orang terdekat
dapat mengurangi rasa cemas maupun jenuh selama klien menjalani perawatan.
E. Manfaat Hospitalisasi
Menurut Supartini (2004, hal :189) manfaat hospitalisasi adalah sebagai berikut :
1.
Membantu perkembangan keluarga dan pasien dengan cara meberi kesempatan keluarga
mempelajari reaksi pasien terhadap stressor yang dihadapi selama perawatan di rumah sakit.
2.
Hospitalisasi dapat dijadikan media untuk belajar. Perawatan dapat memberikan kesempatan
kepada keluarga untuk belajar tentang penyakit, prosedur, penyembuhan, terapi, dan perawatan
pasien.
3. Untuk meningkatkan kemampuan kontrol diri dapat dilakukan dengan memberi kesempatan kepada
pasien untuk mengambil keputusan , sehingga tiidak terlalu bergantung pada orang lain dan menjadi
percaya diri.
4. Fasilitasi klien untuk tetap menjaga sosialisasinya dengan sesama klien yang ada, teman sebaya atau
teman sekolah. Berikan kesempatan padanya untuk saling kenal dan berbagi pengalaman.
1. Defenisi Trend
Trend adalah sesuatu yang sedang dibicarakan oleh banyak orang saat ini dan kejadiannya
berdasarkan fakta.
2. Defenisi Issue
Issue adalah sesuatu yang sedang dibicarakan oleh banyak orang namun belum jelas fakta
atau buktinya. Beberapa issue hospitalisasi pada saat ini adalah :
a.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Hospitalisasi merupakan keadaan dimana orang sakit berada pada lingkungan rumah sakit
untuk mendapatkan pertolongandalam perawatan atau pengobatan sehingga dapat mengatasi atau
meringankan penyakitnya.Tetapi pada umumnya hospitalisasidapat menimbulkan ketegangan dan
ketakutan
serta
dapat
menimbulkan
gangguan
emosi
atau
tingkah
laku
yang
B. SARAN
Perawat sebaiknya sudah harus memahami dan mengerti tentang hospitalisasi agar dapat
menerapkannya dan dapat memberikan pelayanan yang baik kepada pasien dan keluarga.
Bagi pihak rumah sakit hendaklah mendekorasi ruangannya agar pasien tidak merasa takut dan
gelisah berada di rumah sakit.Ruangan hendaklah didesain untuk memberikan kenyamanan bagi
pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.(2012). E-Book Konsep Hospitalisasi. Diakses pada tanggal 27 September 2012 dari
http://ebookbrowse.com/dia-122-slide-konsep-hospitalisasi-pdf-d337836072
Anonim.(2011).
Hospitalisasi.
Diakses
pada
tanggal
26
September
2012
dari
http://www.scribd.com/doc/56601675/Hospitalisasi
Dachi,
J.
(2007).
Hospitalisasi.
Diakses
pada
tanggal
26
http://jovandc.multiply.com/reviews/item/3?&show_interstitial=1&u=%
Stuart, Gail W. (2007). Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 5. Jakarta : EGC
September
2012
dari
BAB I
PENDAHULUAN
Masalah yang dapat ditimbulkan dari hospitalisasi biasanya berupa cemas, rasa kehilangan, dan
takut akan tindakan yang dilakukan oleh pihak rumah sakit, jika masalah tersebut tidak diatasi maka
akan mempengaruhi perkembangan psikososial, terutama pada anak-anak. Masalah tersebut akan
berpengaruh pada pelayanan keperawatan yang akan diberikan, karena yang mengalami masalah
psikososial akibar hospitalisasi cenderung tidak dapat beradaptasi dengan lingkungan di rumah sakit.
Hal ini tentu saja akan menyebabkan terganggunya interaksi baik dari perawat maupun tim medis
lain di rumas sakit.
Untuk mencegah supaya masalah hospitalisasi teratasi maka peran perawat adalah tetap
memberikan dukungan (support) dan dorongan kepada klien yang efektif agar tidak terjadi hal-hal
yang tidak diinginkan dan tetap menjaga kepercayaan klien agar klien tidak merasa takut akan
tindakan yang akan dilakukan oleh perawat.
Selain itu perawat juga berperan sebagai promotif yang memberikan pandangan pada keluarga
agar selalu setia mendampingi dan memberi perhatian lebih pada klien yang sedang menjalani
perawatan di rumah sakit. Hal ini menjadi salah satu pendukung karena kehadiran orang terdekat
dapat mengurangi rasa cemas maupun jenuh selama klien mengalami perawatan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian
Hospitalisasi adalah bentuk stressor individu yang berlangsung selama individu tersebut dirawat
dirumah sakit. Hospitalisasi merupakan suatu proses yang karena suatu alasan yang berencana atau
darurat, mengharuskan anak untuk tinggal di RS, menjalani terapi dan perawatan sampai
pemulangannya ke rumah.
Hospitalisasi merupakan pengalaman yang mengancam bagi individu karena stressor yang
dihadapi dapat menimbulkan perasaan tidak aman, seperti:
1. Lingkungan yang asing
2. Regresi
Klien mengalami kemunduran ketingkat perkembangan sebelumnya atau lebih rendah dalam
fungsi fisik, mental, prilaku dan intelektual.
3. Dependensi
Klien merasa tidak berdaya dan tergantung pada orang lain.
4. Dipersonalisasi
Peran sakit yang dialami klien menyebabkan perubahan kepribadian, tidak realistis, tidak dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungan, perubahan identitas dan sulit bekerjasama mengatasi
masalahnya.
- Menolak makan
- Sering bertanya
- Menangis perlahan
- Tidak kooperatif terhadap petugas kesehatan
Perawatan di rumah sakit :
- Kehilangan kontrol
- Pembatasan aktivitas
Sering kali dipersepsikan anak sekolah sebagai hukuman. Sehingga ada perasaan malu, takut
sehingga menimbulkan reaksi agresif, marah, berontak,tidak mau bekerja sama dengan perawat.
Anak remaja begitu percaya dan terpengaruh kelompok sebayanya. Saat MRS cemas karena
perpisahan tersebut. Pembatasan aktifitas kehilangan control Reaksi yang muncul :
> Menolak perawatan / tindakan yang dilakukan
> Tidak kooperatif dengan petugas
Perasaan sakit akibat perlukaan menimbulkan respon :
- bertanya-tanya
- menarik diri
- menolak kehadiran orang lain
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hospitalisasi pada anak biasanya menimbulkan masalah berupa cemas, rasa kehilangan, dan
takut akan tindakan yang dilakukan oleh pihak rumah sakit. Hospitalisasi pada anak tidak hanya
berdampak pada anak itu sendiri tapi juga berdampak pada orang tua dari anak tersebut.
Peran perawat sangat diperlukan untuk mencegah masalah hospitalisasi pada anak. Perawat
harus memberikan dukungan dan dorongan kepada anak yang efektif agar tidak terjadi hal-hal yang
tidak diinginkan dan tetap menjaga kepercayaan anak agar anak tidak merasa takut akan tindakan
yang akan dilakukan oleh perawat.
Selain itu perawat juga berperan sebagai promotif yang memberikan pandangan pada
keluarga agar selalu setia mendampingi dan memberi perhatian lebih pada anak yang sedang
menjalani perawatan di rumah sakit.
DAFTAR PUSTAKA
http://wwwbroniescom.blogspot.com/2010/05/makalah-hospitalisasi.html
http://www.psychologymania.com/2012/08/hospitalisasi-pada-anak.html
http://kumpulan-askepaskep.blogspot.com/2011/03/hospitalisasi-pada-anak.html