Anda di halaman 1dari 23

Pencucian Luka

(Wound Cleansing)
Menurut Barr, JE (2003) pengertian pencucian luka adalah :

Proses secara mekanis melepaskan ikatan antara


jaringan dan bakteri, debris, kontaminant dan
jaringan nekrotik pada permukaan luka,
kemudian mengangkat materi-materi ini dari
permukaan luka
Indikasi Pencucian Luka
Indikasi umum untuk mencuci luka, ditujukan pada luka dengan :
1. Infeksi luka
2. Eksudat yang berlebihan
3. Adanya benda asing, debris, eschar
4. Kebutuhan untuk mengurangi kontaminasi atau jaringan mati, sebelum
melakukan penjahitan
Komponen-komponen Pembersih Luka

Menurut Barr, JE (2003) beberapa hal yang perlu diperhatikan mengenai


komponen dalam pencucian luka adalah:

1. Larutan pembersih harus aman dan efektif

2. Volume larutan harus adekuat untuk membersihkan luka yang tepat

3. Makin besar luka semakin besar larutan yang diperlukan untuk


mengangkat debris, atau jaringan mati

4. Luka proliferasi dengan dasar bersih dan bergranulasi seharusnya


dibersihkan dengan hati-hati dengan aliran tekanan lebih rendah
sehingga sel-sel yang masih rentan tidak rusak
Efek Negatif Pencucian Luka
1. Potensial terjadinya trauma pada luka yang sehat

2. Pencucian luka berpotensi menyebabkan trauma mekanios maupun


kimiawi pada dasar luka

3. Trauma mekanik terjadi jika kekuatan mekanis digunakan untuk


membersihkan luka malah merusak atau meng-injuri/membuat
trauma jaringan sehat

4. Trauma kimiawi terjadi jika cairan yang digunakan untuk


membersihkan luka, malah merusak atau meng-injuri/menimbulkan
trauma pada jaringan yang hidup
Karakteristik Larutan Pencuci Luka Yang Ideal

1. Tidak toksik terhadap jaringan yang sehat

2. Efektif pada adanya material organik seperti darah atau jaringan


nekrotik

3. Mampu untuk menurunkan jumlah mikroorganisme dari permukaan


luka

4. Hipoalergenik dan tidak menyebabkan reaksi sensitivitas

5. Mudah didapat, coseffectif dan stabil/aman


Macam-macam Cairan/Larutan Pencuci Luka

1. Cairan Normal Saline

a. Saline 0,9% disebutkan sebagai satu-satunya cairan pembersih


yang paling aman dan merupakan terapi pilihan untuk digunakan
pada sebagian besar luka (Dealey, 2005)

b. Normal saline dianggap sesuai untuk membersihkan permukaan


luka

c. Normal saline tidak mempunyai efek samping terhadap jaringan


sehat
3. Cairan Pencuci Luka Komersial
a. Cairan pencuci luka komersial dapat digunakan pada luka-luka yang
memerlukan pencucian yang lebih agresif

b. Pencuci luka komersial mengandung ‘surface active agents


(surfactant)/zat aktif pembersih permukaan’ yang memudahkan
pengangkatan/pelepasan kontaminant luka

c. Manfaat menggunakan surfactant untuk pencucian luka harus


dipertimbangkan terhadap sitotoksisitas pada jaringan yang sehat

d. Banyak surfactant yang telah diketahui toksik


Tehnik Mencuci Luka
Dalam membersihkan luka, perlu doperhatikan tehnik pencucian luka yang
baik yaitu : tidak boleh dengan menggosok luka, tetapi dilakukan dengan
irigasi lembut dengan tekanan tidak terlalu kuat untuk membersihkan sisa
jaringan nekrotik atau eksudat dan untuk menghindari resiko perdarahan
pada jaringan yang rapuh (bila tekanan terlalu kencang)

Prinsip membersihkan luka adalah pusat luka ke arah luar secara hati-hati
atau dari bagian luar dahulu, kemudian bagian dalam dengan kasa berbeda

Tehnik pencucian luka yang sering diperkenalkan adalah Irigasi dan


Perendaman
Irigasi
1. Definisi
a. Irigasi merupakan metode yang paling umum digunkan untuk memberikan cairan/larutan
pada permukaan luka
b. Irigasi adalah teknik paling sering digunakan dalam riset
c. Luka-luka nekrtotik dan terinfeksi seharusnya dibersihkan dengan tekanan tinggi, sementara
itu luka yang bergranulasi dibersihkan dengan irigasi bertekanan rendah
d. Dengan kata lain, mencuci luka dengan metode irigasi baik dilakukan namun harus diingat
bahwa tekanan irigasi yang berlebihan juga merusak jaringan granulasi
e. Yang harus diperhatikan dalam melakukan tehniuk ini :
 Jenis cairan yang digunakan
 Jarum/needle yang dipakai (sebaiknya nomor 18)
 Kekuatan tekanan perawat yang melakukan irigasi
Perendaman

a. Tehnik perendaman luka, terutama untuk luka kronik, seperti luka kaki
diabetik

b. Caranya :

1) Cuci luka, boleh dilakukan dengan perendaman air hangat atau air
yang mengandung antiseptik

2) Hati-hati dalam mencuci luka jangan sampai menyebabkan trauma,


terakhir jika luka tidak terdapat infeksi dapat dibilas dengan Normal
saline 0,9% saja atau jika ada infeksi dapat menggunakan antiseptik
lain, kemudian bilas dengan Normal Saline 0,9%
Tehnik mencuci luka yang tidak diperkenankan

Tehnik mencuci luka yang tidak diperkenankan yaitu : Swabbing


/Menggosok dengan alasan sebagai berikut :

a. mencuci luka dengan menggosk pada jaringan granulasi merupakan


hal terburuk yang dilakukan

b. Cara ini dapat menyebabkan rusaknya formasi granulasi yang baru


tumbuh dan jaringan epitelisasi yang terbentuk

c. Memudahkan luka terinfeksi karena terlukanya granulasi


Contoh-contoh cairan pencuci luka dengan berbagai macam
keuntungan, kerugian dan rekomendasi pemakaiannya
1. Normal saline
a. Deskripsi
Normal saline/Water merupakan cairan non toksik
Pencuci luka yang tepat, yang merupakan cairan pencuci yang fisiologis, karena
sesuai fisiologisnya dengan cairan tubih kita
Merupakan cairan pembersih yang secara umum diterima karena tersedia
bebas, tidak mahal dan tidak berbahaya bagi permukaan luka
b. Keuntungan
Isotonis terhadap jaringan tubuh
Tidak memiliki efek yang merusak pada jaringan yang hidup
Kekurangan : Tidak memiliki kandungan antiseptik
Rekomendasi : Buang jika cairan tidak jernih
2. Povidone-IODINE
a. Deskripsi
 Povidone-iodine secara perlahan-lahan melepasken iodine anorganik bila kontak dengan
kulit & membran mukosa
 Aktivitas iodine akan menurun pada udara terbuka
 Contoh dari povidone iodine : Iodofor 7,5-10% berbagai konsentrasi (Betadine atau
Wescodyne)
b. Keuntungan
 Efektif melawan bakteri gram positif dan negatif, spora, jamur, virus dan protozoa
 Tersedia dalam bentuk lotion, creams, salep/ointment
c. Kekurangan
 Konsentrasi 5% dilaporkan dapt menyebabkan penghentian aliran darah
 Bisa terjadi sensitivitas kulit
 Resiko terjadinya absorpsi sistemik jika digunakan pada luka yang besar dan dalam atau
untuk jangka waktu yang lama
 Tanda alergi : Tanda alergi yodium adalah ruam kulit kemerahan, panas, bengkak dan
terasa gatal
 Rekomendasi : Disebabkan karena adanya reaksi alergi pada penggunaan iodine maka
sebaiknya dilakukan tes esnsitivitas povidone-iodine terlebih dahulu sebelum
digunakan untuk luka
3. Chlorexidene Gluconate & Cetrimide (Savlon)
a. Deskripsi
 Digunakan untuk membersihkan luka kotor
 Chlorhexidine Gluconate : antiseptik & desinfeksi dengan kandungan aqua
dan alkohol
 Cetrimide : surfactan yang mempunyai kandungan emulsi & detergent
b. Keuntungan
 Efektif melawan bakteri gram positif dan bakteri gram negatif
 Cetrimide mempunyai efek detergent yang berguna membersihkan debris
dari luka
 Berguna untuk mendesinfeksi benda mati (alat kesehatan)
c. Kekurangan
 Cetrimide sangat toksik terhadap fibroblast
 Bisa terjadi iritasi kulit hebat
 Dapat berkontaminasi dengan Pseudomonas Aeruginosa
d. Rekomendasi : Karena adanya efek toksik terhadap cetrimide, larutan ini tidak
direkomendasikan untuk pencucian luka yang rutin
4. Chlorine : Hypochlorite Solution
a. Dengan cepat di non-aktifkan oleh materi organik
b. Sangat toksik terhadap jaringan granulasi
c. Membuat kulit sekitar pucat/merusak jaringan sekitar luka
d. Studi menunjukan larutan klorine dapat merusak mikrosirkulasi luka
dan dapat memperlambat penyembuhan luka
e. Hanya dianjurkan sebagai desinfeksi alat-alat kesehatan
5. Hidrogen Peroksida (H2O2)
a. Keuntungan
 Oksigen bebas membuat efek berbusa yang dapat membantu
mendebridement mekanis terhadap debris-debris pada luka
 Memiliki efek ‘germicidal’ yang melawan bakteri anaerob karena
adanya pelepasan oksigen
 Hidrogen peroksida sangat efektif memberantas jenis kuman
anaerob yang tidak membutuhkan oksigen
 Namun, oksidasi kuat yang ditimbulkannya merangsang
pembentukan parut dan menambah waktu penyembuhan
 Untuk mengurangi efek sampingnya, hidrogen peroksida
sebaiknya digunakan dengan air mengalir dan sabun sehingga
paparannya terbatas
b. Kekurangan
 kegiatan/efek busa dapat mengangkat lapisan epitelium yang baru terbentuk
 Dilaporkan adanya kasus-kasus emboli oksigen dan emfisema pembedahan
yang mengikuti irigasi dengan tekanan atau irigasi dalam rongga tertutup
dengan larutan H2O2
 Toksik terhadap jaringan granulasi
 Dapat menguraikan bekuan dan menyebabkan perdarahan
c. Rekomendasi
 Disebabkan karena adanya resiko terjadinya emboli oksigen atau emfisema
pembedahan, penggunaan H2O2 dengan tekanan atau dalam rongga
tertutup/dangkal tidak direkomendasikan
 Batasi penggunaannya untuk mengangkat debris luka
 Pertimbvangan alternatif yang lebih aman untuk mengangkat debris, misalnya:
kompres Nacl atau balutan autolitic debridement
 Seharusnya tidak digunakan secara rutin
6. Alkohol
a. Deskripsi
 Mudah menguap-efeknya sangat cepat
 Alkohol adalah antiseptik yang kuat. Alkohol membunuh kuman dengan cara
menggumpalkan protein dalam selnya. Kuman dari jenis bakteri, jamur
protozoa dan virus dapat terbunuh oleh alkohol
 Alkohol (yang biasanya dicampur yodium) sangat umum digunakan oleh dokter
untuk mensterilkan kulit sebelum dan sesudah pemberian suntikan dan
tyindakan medis lainnya
b. Kekurangan
 Alkohol kurang cocok diterapkan pada luka terbuka karena menimbulkan rasa
terbakar
 Faktanya, menggunakan alkohol untuk membersihkan luka justru akan merusak
jaringan kulit dan menghambat proses penyembuhan
 Memang benar alkohol dapat membantu membunuh bakteri , tapi tidak hanya
bakteri saja yang terbunuh melainkan juga sel-sel disekitar area luka
 Bagaimana kulit baru dapat tumbuh dengan cepat kalau sel-selnya mati?
b.
7. Rivanol
a. Deskripsi
 Rivanol adalah suatu zat kimia ((etakridin laktat) yang mempunyai sifat
bakteriostatik (menghambat pertumbuhan kuman)
 biasanya lebih efektif pada kuman gram positif daripada kuman gram
negatif
 Sifatnya tidak terlalu iritatif
 Penggunaan ‘Kompes Basah’ bertentangan dengan ‘Moist Wound
Healing’
8. Mercurochrom
Deskripsi
1. Nama lainnya adalah ‘Tinctura Yodium’ atau ‘obat
Merah’
2. Yodium 3% yodium dan produk alkohol berisi yodium
atau tincture (yodium tinktur)
3. Obat merah yang wajib ada dalam kotak-kotak palang
merah disetiap mobil mengandung bahan mercury
karena bahan intinya adalah Mercury dan Chrom
4. Merupakan antiseptik yang digunakan umum diseluruh
Indonesia untuk mengobati luka berdarah sebagai
pencegahan terhadap infeksi
5. Obat merah ini juga sangat beracun, namun DULU tidak
pernah dilarang di Indonesia, tetapi di Negara2 lain
sudah lebih dari 30 tahun dilarang digunakan
Pengaruh temperatur cairan pencuci luka terhadap
penyembuhan luka

1. Aktivitas fagositosit dan mitosis seluler di dalam luka secara signifikan


menurun pada temperatur dibawah 28 derajat celcius
2. Pemberian larutan pencuci yang dingin secara teoritis dapat memiliki
efek lokal yang serupa
3. Membutuhkan waktu bagi luka selama 40 menit untuk mendapatkan
temperatur asalnya setelah pencucian dengan cairan pencuci yang dingin
dan hingga 3 jam agar aktivitas pembelahan mitosis dan leukosit kembali
normal
4. Untuk itu cairan pencuci luka disimpan pada suhu kamar/suhu ruangan
5. Jika cairan pencuci luka tersebut dingin, maka cairan tersebut
seharusnya dihangatkan terlebih dahulu sebelum digunakan dengan
merendamnya dalam air hangat (Milne, CT, 2003)
6. Cairan pencuci luka yang dingin juga bisa dihangatkan terlebih dahulu
dengan menyelimuti dengan handuk hangat sebelum digunakan untuk
mencuci luka

Anda mungkin juga menyukai