An. A. perempuan berumur 14 tahun menjadi pendiam, suka
menyendiri, sering melamun, jarang masuk sekolah, tidak tampak ceria, dan tampak kebingungan apa yang harus dilakukannya ketika Ny S meninggal.
Suatu hari Ny S sakit dibawa ke Rs persahabatan dan
Diagnostik, dokter mendiagnosa Ny S menderita kanker paru (Adeno Carsinoma Stadium akhir) dan diperkirakan hidupnya tidak lama An A menangis karena sedih dan takut akan kehilangan orang yang sangat dekat dan dikasihinya. setelah 1 bulan dirawat Ny S meninggal dunia. An A merasa ketika Ny S ibu yang disayanginya meninggal maka tidak ada lagi yang dapat memperhatikan, mengerti, membimbing dan menjadi tempat curhat hatinya. Kejadian ini berlangsung hingga 6 bulan. Aplikasi Chronic sorrow ini dimulai dengan studi pada klien yang mengalami kognitif. Teori ini menjelaskan bagaimana rentang kehilangan dan diaplikasikan utk mempengaruhi individu seperti halnya pemberi pelayanan perawatan dalam rangka penyelesaian masalah klien dengan Chronic sorrow dibutuhkan campuran dari teori middle lain yaitu teori Adaptasi dari Calista Roy. manusia sebagai sistem yang dapat menyesuaikan diri/adaptasi sistem secara holistik (bio, psiko, sosial dan spiritual) Chronic sorrow : Kesedihan mendalam Loss ( Kehilangan ) : An. A ”kehilangan” ibu yang sangat dekat dan dikasihinya. Trigger Events (peristiwa pencetus) :Ny S ibu yang sangat dekat dengan An. A tidak hidup l Lebih lama sesuai harapan. Ketika dia meninggal, An. A merasa tidak ada lagi yang akan memperhatikan, mengerti, membimbing dan menjadi tempat curhat hatinya. Management Metode Manajemen Internal : Action , Kognitif,Interpersonal, Emosional Manajement Eksternal : Intervensi yang diberikan oleh petugas kesehatan (empati, beri edukasi, carring dan beri tindakan secara kompeten. Diagnosa keperawatan : Kepedihan kronis Intervensi Keperawatan : Grief resolution, Grief work fasilitation/ Memfasilitasi kesedihan, Hope instillation/Menanamkan pengertian tentang harapan, Coping enhancement/Peningkatan koping, Counseling, Emotional, Spiritual Support Tujuh Elemen Utama Tujuan Kasus : mengatasi kesedihan kronik adalah klien bisa mengakomodir kepedihan dengan menunjukkan grief resolotion, mengekspresikan perasaan marah, salah paham, depresi, kecewa,hampa, takut, frustasi, putus asa, kesepian, kehilangan dan memperbaharui aktifitas atau hubungan normal. Kebutuhan fisiologis, perkembangan, spiritual juga harus terpenuhi penggunaan koping yang efektif. Klien : Intervensi keperawatan diberikan langsung kepada An. A Peran Perawat : pendidik, konseling, fasilitator dan konduktor. Informasi yang akurat dan komprehensif Masalah Keperawatan : kepedihan kronis. Fokus Intervensi : mengurangi kepedihan dengan membantu menentukan koping yang efekif agar merasa comfort dengan kondisi An. A saat ini. Cara Intervensi : perawat harus lebih toleran dan rela untuk meluangkan waktu lebih banyak. memberi dorongan Intervensi keperawatan yang harus dilakukan untuk An. A edukasi dan berkolaborasi secara langsung meningkatkan mekanisme koping efektif, untuk internal menggunakan strategi koping : action/tindakan, kognitif, interpersonal dan emosional. Secara eksternal : dukungan keluarga lain atau praktisi perawatan kesehatan. Konsekuensi Intervensi : edukasi dapat meningkatkan pendidikan(sehingga An. A bisa beraktifitas sepertin biasa dan beradaptasi) Kekuatan fenomena yang terjadi pada area komunitas ketika terjadi kehilangan bagi praktisi perawat, pelajar/mahasiswa perawat dan pendidik Dan memandang bahwa fokus dari perawatan adalah individu, keluarga (caregiver), kelompok (peer group). profesi kesehatan sebagai sumber manajemen eksternal memperjelas apa tipe pengkajian dan intervensi yang tepat variabel yang terbatas, toeri ini lebih mudah dimengerti. berguna untuk panduan praktik dan desain penelitian selanjutnya. bagaimana rentang kehilangan dan dapat diaplikasikan untuk mempengaruhi individu seperti halnya pemberian perawatan. Sebagai tambahan, teori berguna untuk berbagai praktisi pelayanan kesehatan. Kelemahan mengapa tidak semua individu dengan ketidakmampuan mengatasi kehilangan mengalami chronic sorrow. strategi manajemen internal. perbedaan problem oriented dengan cognitive strategies. emotive- cognitive, emotional dan strategi interpersonal belum digambarkan secara jelas. Hanya kurang memandang masyarakat ( manajemen eksternal).