Anda di halaman 1dari 34

KONSEP DASAR

ANAK SAKIT DAN


HOSPITALISASI

By : Wina Sekar Mutiara Alam


pengertian

 Sehat adalah keadaan kesejahteraan optimal antara


fisik, mental dan sosial yang harus dicapai sepanjang
kehidupan anak dalam rangka mencapai tingkat
pertumbuhan dan perkembangan yang optimal sesuai
dengan usianya.

 Apabila anak sakit dan mengalami hospitalisasi maka


hal ini akan memberikan dampak pada pertumbuhan
dan perkembangan fisik, psikologis, intelektual,
sosial dan spiritual.
pengertian
 Hospitalisasi adalah penempatan pasien atau klien
(anak) di rumah sakit untuk penelitian diagnosa,
pengobatan dan perawatan.

 STRESSOR PADA ANAK YANG DIRAWAT DI RUMAH


SAKIT
 Tidak aman dan nyaman o.k luka pada tubuh dan rasa sakit
 Tidak mengerti mengapa harus dirawat
 Berpisah dengan orang-orang terdekat (pada anak usia 6-30
bulan)
 Kecemasan dengan lingkungan baru
REAKSI KELUARGA TERHADAP ANAK
YANG SAKIT DAN DIRAWAT DI RUMAH
SAKIT
 Reaksi orang tua, dipengaruhi oleh bbrp
faktor :
 Tingkat keseriusan penyakit anak
 Pengalaman sebelumnya terhadap sakit dan dirawat di
rumah sakit
 Prosedur pengobatan
 Sistem pendukung ynag tersedia
 Kekuatan ego individu
 Kemampuan dalam penggunaan koping
 Dukungan dari keluarga
 Kebudayaan dalam keluarga
 Komunikasi dalam keluarga
Sikap yang ditunjukkan keluarga :
 Penolakan/ketidakpercayaan (denial/disbelief, terjadi terutama
bila anak tiba-tiba sakit serius
 Marah atau merasa bersalah atau keduanya
 Orang tua merasa bersalah karena tidak merawat anaknya dengan
benar yang menyebabkan anak sakit dan ketika anak harus dirawat
di rumah sakit orang tua menyalahkan dirinya sendiri karena tidak
dapat menolong mengurangi rasa sakit yang dialami oleh anaknya.
 Ketakutan, kecemasan, frustasi
 Ketakutan dan kecemasan dikaitkan dengan keseriusan penyakit
anak dan jenis tindakan medis yang dilakukan pada anak.
 Frustasi dihubungkan dengan kurangnya informasi mengenai
prosedsur dan pengobatan atau tidak familiar dengan peraturan
rumah sakit.
 Depresi
 Reaksi saudara sekandung
(sibling)
 Reaksi saudara kandung terhadap anak yang
sakit dan dirawat di rumah sakit adalah
kesepian, ketakutan, khawatir, cemburu,
benci dan merasa bersalah.
 Orang tua seringkali mencurahkan perhatian
yang lebih besar terhadap anak yang sedang
sakit dibandingkan dengan anak yang sehat.
 Penurunan peran anggota keluarga
 Dampak dari perpisahan terhadap peran keluarga
adalah kehilangan peran orang tua, saudara dan anak
cucu.
 Perhatian orang tua hanya tertuju pada anak yang sakit
sehingga saudara-saudaranya akan merasa
diperlakukan tidak adil.
 Sakit juga akan membuat anak kehilangan
kebersamaannya dengan anggota keluarga yang lain
atau teman sekelompoknya.
Respon Perilaku Anak Akibat
Perpisahan

 Tahap Protes (Phase of Protest)


 Manifestasi dengan reaksi : menangis kuat,
menjerit, tingkah laku agresif(menendang,
menggigit, memukul, mencubit atau memaksa
orang tua tetap tinggal dengannya dan menolak
perhatian).
 Perilaku ini dapat berlangsung selama beberapa
jam atau beberapa hari, hanya akan berhenti
apabila anak merasa kelelahan.
Lanjutan..

 Tahap Putus Asa (Phase of Despair)


 Manifestasi dengan reaksi : anak tampak tegang,
tangisnya berkurang, tidak aktif, kurang minat
untuk bermain, anorexia, menarik diri, tidak mau
berkomunikasi, sedih, apatis dan regresi
(misalnya : ngompol atau menghisap jari).
 Pada tahap ini kondisi anak tampak
mengkhawatirkan karena anak menolak untuk
makan, minum atau bergerak.
Lanjutan …

 Tahap menolak (Phase of


Denial)
 Manifestasi dengan reaksi : secara samar
mulai menerima perpisahan, mulai tertarik
dengan apa yang ada di sekitarnya, mampu
membina hubungan yang dangkal dengan
orang lain, tampak menyukai lingkungan,
mulai tampak gembira.
Reaksi Hospitalisasi Pada Anak
Berdasarkan Periode Usia
Periode Bayi (0 – 12 bulan)
 Reaksi terhadap penyakit
 Tidak ada temuan umum berkenaan respon praverbal
bayi terhadap penyakit atau rasa takut thd cedera tubuh
 Bayi yang lebih muda berespon thd nyeri dgn respon
tubuh yang umum, ternasuk menangis keras dan bbrp
mimik wajah
 Bayi yang lebih besar berespon dgn respon tubuh
umum dan menarik dgn sengaja dari area stimulus ,
menangis keras, mimik wajah dan marah, dan tahanan
fisik
Periode Bayi
 Reaksi terhadap hospitalisasi
 Bayi di bawah usia 3 bulan mentoleransi hospitalisasi
jangka pendek dgn baik apabila didampingi oleh
seorang pengasuh yang memenuhi kebutuhan fisik
mereka secara konsisten
 Bayi antara usia 4-6 bulan mulai mengenali wajah ibu
dan ayahnya jika dijauhkan dirinya (dikenal sbg
ansietas thd org asing), shg bayi pada usia ini mungkin
juga mengalami ansietas perpisahan ketika dirawat
Periode Bayi
 Penatalaksanaan keperawatan
 Luangkan waktu bersama orang tua dan terlihat oleh bayi
shg bayi mengenal anda sebagai orang yang aman
 Biarkan orang tua memberikan perawatan semaksimal
mungkin
 Ikuti jadwal bayi di rmh semaksimal mungkin (waktu
pemberian makan, waktu tidur)
 Jaga bayi tetap hangat dan kering
 Berikan berbagai macam mainan yang dapat menstimulasi
(intervensi kognitif)
Periode Todler (1 – 3
tahun)
 Reaksi terhadap penyakit
 Todler kurang mampu mendefinisikan konsep ttg citra
tubuh terutama batasan tubuh. Oleh sebab itu ,
prosedur yang sangat mengganggu akan menimbulkan
kecemasan
 Todler bereaksi terhadap nyeri mirip dgn bayi, dan
pengalaman sebelumnya dpt mempengaruhi todler dgn
baik
 Todler juga dapat merasa sedih jika mereka hanya
merasa akan mengalami nyeri
Periode Todler

 Reaksi terhadap hospitalisasi


 Mekanismme pertahanan primer todler adalah regresi
 Todler juga dpt merasa kehilangan kendali berkaitan
dgn keterbatasan fisik , kehilangan rutinitas,
ketergantungan dan takut thd cedera atau nyeri pada
tubuh
 Perpisahan mempengaruhi kebanyakan todler,
menganggap hal tsb sbg ditinggalkan (usia 18 bulan
mrpk puncak fase cemas thd org asing)
 Hospitalisasi yg dpt meningkatkan ansietas
perpisahan memiliki 3 fase :
 Fase Protes
 Scr verbal todler menangis pada orang tua, menyerang org lain scr
verbal atau fisik, berusaha untuk menemukan orang tua, memegang
orang tua erat-erat dan tdk dpt ditenangkan
 Fase Putus asa
 Todler tdk tertarik pada lingkungan dan permainan serta
menunjukkan sikap pasif, depresi dan kehilangan nafsu makan
 Fase Penolakan
 Todler membuat keputusan yg dangkal dan menunjukkan minat
dengan jelas, tetapi tetap menolak.
 Fase ini biasanya tjd scr perpisahan dlm wkt lama dan jarang terlihat
pada anak yang dirawat
Periode Todler
 Penatalaksanaan keperawatan
 Biarkan todler menyalurkan protesnya dan rawat
gabung bersama orang tua
 Minimalisasi perpisahan dengan orang tua
 Tingkatkan perasaan otonomi todler dgn
menganjurkan perawatan diri
 Dukung todler saat belajar berpisah dengan orang
tua
 Berikan penjelasan sederhana ttg prosedur
tindakan
Periode Pra-Sekolah (3-6 tahun)

 Reaksi terhadap penyakit


 Kehilangan kontrol akibat pembatasan aktivitas
(kehilangan otonomi).
 Menganggap suatu hukuman karena dipisahkan
dari lingkungan keluarga, kemandirian terhambat.
 Mengancam keutuhan integritas tubuh (luka, nyeri,
gangguan pada fisiknya)
Periode Prasekolah

 Reaksi terhadap hospitalisasi


 Mekanismme pertahanan primer anak usia prasekolah
adalah regresi dan menolak bekerja sama
 Takut thd cedera tubuh dan nyeri mengarah kepada
rasa takut terhadap mutilasi dan prosedur yg
menyakitkan
 Menginterpretasikan hospitalisasi sbg hukuman dan
perpisahan dgn orang tua sebagai kehilangan kasih
sayang
Periode Prasekolah
 Penatalaksanaan keperawatan
 Gunakan boneka untuk mendemonstrasikan prosedur

 Gunakan istilah ssi dgn tingkat usia dan pemahaman anak

(mis : menyatakan “memperbaiki” daripada “memotong”)


 Dampingi anak selama prosedur

 Katakan pada anak bhw tidak ada seorang pun yg

disalahkan atas penyakit atau hospitalisasi


 Jelaskan prosedur

 Anjurkan anak bertanya

 Dorong kemandirian anak

 Berikan pujian atas keberhasilan anak

 Hindari prosedur yang menyakitkan


Periode Usia Sekolah (6–12
tahun)
 Tinjauan
 Stressor meliputi imobilisasi, takut thd mutilasi dan
kematian
 Reaksi terhadap penyakit
 Anak usia sekolah menganggap kekuatan dari luar
sbg penyebab penyakit
 Mereka menyadari tingkat keparahan penyakit,
mereka mengetahui bahwa kanker lebih serius
daripada sakit flu
Periode Usia Sekolah
 Reaksi terhadap hospitalisasi
 Mekanisme pertahanan primer anak usia sekolah
adalah reaksi formasi, suatu mekanisme pertahanan
yang tidak disadari, anak menganggap suatu tindakan
adalah berlawanan dgn dorongan hati yg mrk
sembunyikan. Biasanya, anak menyatakan bhw mrk
berani saat anak merasa sangat ketakutan
 Reaksi thd perpisahan dgn menunjukkan kesendirian,
kebosanan, isolasi dan depresi. Mereka juga
memperlihatkan agresi, iritabilitas, dan
ketidakmampuan dlm berhubungan dgn saudara
kandung dan teman sebaya
Periode Usia Sekolah

 Penatalaksananaan keperawatan
 Motivasi perawatan diri, interaksi dengan teman
sebaya, pengungkapan scr verbal
 Bantu perkembangan keterampilan motorik halus anak
melalui alat permainan : mainan bongkar pasang
(Lego), menggambar, menggambar bagian-bagian
tubuh
 Libatkan anak dalam perawatan dan pengobatan
Periode Remaja (12-18 tahun)

 Tinjauan
 Perhatian remaja yang dihospitalisasi
berfokus pada :
 Perubahan citra tubuh
 Berpisah dengan teman sebaya
 Penyakit sbg hukuman (usia 12-14 tahun)
 Kebebasan yang terbatas (krn prosedur
perawatan)
Periode Remaja

 Reaksi terhadap hospitalisasi


 Mekanisme pertahanan utama antara lain
penyangkalan dan pengalihan
 Kehilangan kendali yg berhubungan dengan
kehilangan identitas dan ketergantungan yang
dipaksakan , kemungkinan meyebabkan remaja
berespon dengan penolakan , tdk mau krj sama,
pernyataan diri, marah, atau frustasi
 Mereka dapat menarik diri bahkan dari teman-teman
sebayanya
Periode Remaja
 Penatalaksananaan keperawatan
 Kontak atau berkomunikasi sesuai dengan tingkatan
remaja
 Bersungguh-sungguh dalam setiap interaksi
 Hormati privasi remaja
 Berikan konseling mengenai masalah yang
berhubungan dengan pubertas dan kesehatan
 Tingkatkan kemandirian
 Tingkatkan kontak dgn teman sebaya
 Tingkatkan dukungan keluarga
Perawat harus mampu :
 Mengidentifikasi stressor
 Membantu mengatasi stressor sesuai
dengan tumbuh kembang anak 
meminimalkan dampak hospitalisasi
dengan tidak mengabaikan hal sebagai
berikut :
 Pengalaman sebelumnya terhadap sakit
 Dukungan yang ada
 Koping anak dalam menangani stress
PERAN PERAWAT DALAM
MENGURANGI STRESS AKIBAT
HOSPITALISASI
 Mencegah / meminimalkan dampak dari
perpisahan :
 Rooming in : rawat gabung antara anak dengan orang
tua atau jika tidak bisa sebaiknya mempertahankan
kontak dan komunikasi antara orang tua dan anak
 Partisipasi orang tua dalam perawatan yang tidak
menimbulkan resiko
 Anak usia sekolah : mempertahankan kegiatan sekolah
 Menciptakan ruangan perawatan seperti situasi di
rumah
lanjutan
 Mencegah perasaan kehilangan kontrol/kendali
 Mengusahakan kebebasan bergerak
 Mempertahankan rutinitas kegiatan anak
 Gangguan dalam memenuhi kegiatan sehari-hari :
 Respon anak terhadap kehilangan kegiatan rutinitas :
masalah makan, tidur, mandi, toilet dan interaksi
social.
 Teknik untuk meminimalkan gangguan dengan
membuat jadwal kegiatan yang terstruktur (Time
Structuring) : membuat kesepakatan, membuat jadwal
antara anak – orang tua – perawat
lanjutan
 Meminimalkan rasa takut terhadap perlukaan
tubuh dan rasa nyeri :
 Memberitahukan tentang prosedur yang akan dilakukan
dengan akibatnya.
 Memanipulasi prosedur

 Memberi support pada anggota keluarga :


 Memberikan informasi
 Melibatkan saudara kandung/sibling
lanjutan
 Memaksimalkan manfaat dari hospitalisasi :
 Membantu perkembangan hubungan orang tua-anak
 Memberi kesempatan untuk mengembangkan pengetahuan
tentang kesehatan
 Meningkatkan pengendalian diri (self mastery)
 Kesempatan untuk menguji antara fantasi anak balita melawan
realita yang menakutkan. Mereka menyadari bahwa mereka tidak
sendirian dan bukan dihukum tetapi dicintai dan dirawat
 kesempatan untuk melatih membuat keputusan
 mengembangkan kemampuan personal anak
 Memberi kesempatan untuk sosialisasi
 teman sebaya
 tim kesehatan
 membentuk kelompok social yang baru yang mempunyai masalah
yang sama
BERMAIN UNTUK MENGURANGI STRESS
Sehubungan dengan HOSPITALISASI

Bermain

Kesehatan mental, emosional, social

Ruangan khusus bermain


Mempertahankan tumbuh kembang yang optimal pada
anak
Thank You ……. !!

Anda mungkin juga menyukai