Anda di halaman 1dari 25

Review Anatomi Muscle & Skeletal

REVIEW ANATOMI FIOSIOLOGI SISTEM


MUSKULOSKELETAL
(oleh Ermawati, S.ST, S.Kep, M.M.Kes)

PENDAHULUAN
Strukutur tulang dan jaringan konektif meliputi 25
% berat tubuh. Rangka manusia merupakan
sebagian dari sistem lokomotorik dari tubuh
manusia yang juga meliputi otot-otot yang
berkontraksi menggerakkan tulang-tulang pada
sendi-sendi, dengan demikian otot merupakan
pembawa tulang pada proses pergerakan. Dalam
hal ini tulang bekerja sebagai pengungkit.
Secara histologis tulang merupakan sebuah
jaringan ikat yang khusus, matriks tulang-tulang
dimeneralisasi oleh garam-garam organik terutama
kalsium fosfat. Garam-garam organik tersebut
berada dalam bentuk kristal-kristal kalsium
hidroksiapatite yang khusus membentuk kekakuan
tulang dan membuat tulang menjadi kokoh tapi tak
mempengaruhi fungsi dan suplai sel-sel tulang yang
terlibat. Jaringan tulang mempunyai suatu sistem
kanalikuli yang melalui saluran-saluran ini suplai
pendarahan dan persarafan dari masing-masing sel
dapat dilaksanakan. Terdapatnya serabut-serabut
kolagen pada tulang memberikan sumbangan untuk
elastisitas dan kemampuan untuk menahan gaya-
gaya tegangan. Tulang-tulang sangat banyak

1
Review Anatomi Muscle & Skeletal

disuplai oleh pembuluh-pembuluh darah,


pembuluh-pembuluh getah bening dan saraf.
Dalam memperthankan fungsi-fungsi metabolisme;
teristimewa pertukaran ion-ion kalsium dalam
darah diatur oleh hormon-hormon paratiroid dan
kalsitonin.
Tulang-tulang memperlihatkan suatu corak
pertumbuhan yang khusus dan mempunyai daya
regenerasi yang besar, sehingga penyembuhan
dapat terlaksana setelah terjadinya suatu cidera
dan infeksi-infeksi yang lain. Jaringan tulang
cenderung terkena penyakit seperti jaringan-
jaringan yang lain dari tubuh manusia, yaitu
infeksi-inksi pirogen, tuberkuliosa, neoplasma, dan
gangguan endokrin.

1. Komponen Sistem Muskuloskletal.


a. Tulang
Tulang terdiri dari sel-sel yang berada pada ba
intra-seluler. Tulang berasal dari embrionic
hyaline cartilage yang mana melalui proses
“Osteogenesis” menjadi tulang. Proses ini
dilakukan oleh sel-sel yang disebut
“Osteoblast”. Proses mengerasnya tulang
akibat penimbunan garam kalsium.
Ada 206 tulang dalam tubuh manusia, Tulang
dapat diklasifikasikan dalam lima
kelompok berdasarkan bentuknya :

2
Review Anatomi Muscle & Skeletal

1). Tulang panjang (Femur, Humerus) terdiri


dari batang tebal panjang yang disebut
diafisis dan dua ujung yang disebut epifisis.
Di sebelah proksimal dari epifisis terdapat
metafisis. Di antara epifisis dan metafisis
terdapat daerah tulang rawan yang tumbuh,
yang disebut lempeng epifisis atau lempeng
pertumbuhan. Tulang panjang tumbuh
karena akumulasi tulang rawan di lempeng
epifisis. Tulang rawan digantikan oleh sel-
sel tulang yang dihasilkan oleh osteoblas,
dan tulang memanjang. Batang dibentuk
oleh jaringan tulang yang padat. Epifisis
dibentuk dari spongi bone (cancellous atau
trabecular). Pada akhir tahun-tahun remaja
tulang rawan habis, lempeng epifisis
berfusi, dan tulang berhenti tumbuh.
Hormon pertumbuhan, estrogen, dan
testosteron merangsang pertumbuhan
tulang panjang. Estrogen, bersama dengan
testosteron, merangsang fusi lempeng
epifisis. Batang suatu tulang panjang
memiliki rongga yang disebut kanalis
medularis. Kanalis medularis berisi sumsum
tulang.
2). Tulang pendek (carpals) bentuknya tidak
teratur dan inti dari cancellous (spongy)
dengan suatu lapisan luar dari tulang yang
padat.
3
Review Anatomi Muscle & Skeletal

3). Tulang pendek datar (tengkorak) terdiri


atas dua lapisan tulang padat dengan
lapisan luar adalah tulang concellous.
4). Tulang yang tidak beraturan (vertebrata)
sama seperti dengan tulang pendek.
5). Tulang sesamoid merupakan tulang kecil,
yang terletak di sekitar tulang yang
berdekatan dengan persediaan dan
didukung oleh tendon dan jaringan fasial,
misalnya patella (kap lutut).
Tulang tersusun atas sel, matriks protein dan
deposit mineral. Sel-selnya terdiri atas tiga
jenis dasar-osteoblas, osteosit dan osteoklas.
Osteoblas berfungsi dalam pembentukan
tulang dengan mensekresikan matriks tulang.
Matriks tersusun atas 98% kolagen dan 2%
subtansi dasar (glukosaminoglikan, asam
polisakarida) dan proteoglikan). Matriks
merupakan kerangka dimana garam-garam
mineral anorganik ditimbun. Osteosit adalah
sel dewasa yang terlibat dalam pemeliharaan
fungsi tulang dan terletak dalam osteon (unit
matriks tulang ). Osteoklas adalah sel
multinuclear ( berinti banyak) yang berperan
dalam penghancuran, resorpsi dan remosdeling
tulang.
Osteon merupakan unik fungsional mikroskopis
tulang dewasa. Ditengah osteon terdapat
kapiler. Dikelilingi kapiler tersebut merupakan
4
Review Anatomi Muscle & Skeletal

matriks tulang yang dinamakan lamella.


Didalam lamella terdapat osteosit, yang
memperoleh nutrisi melalui prosesus yang
berlanjut kedalam kanalikuli yang halus (kanal
yang menghubungkan dengan pembuluh darah
yang terletak sejauh kurang dari 0,1 mm).
Tulang diselimuti dibagian oleh membran
fibrous padat dinamakan periosteum.
Periosteum memberi nutrisi ke tulang dan
memungkinkannya tumbuh, selain sebagai
tempat perlekatan tendon dan ligamen.
Periosteum mengandung saraf, pembuluh
darah, dan limfatik. Lapisan yang paling dekat
dengan tulang mengandung osteoblast, yang
merupakan sel pembentuk tulang.

Endosteum adalah membran vaskuler tipis yang


menutupi rongga sumsum tulang panjang dan
rongga-rongga dalam tulang kanselus.
Osteoklast , yang melarutkan tulang untuk
memelihara rongga sumsum, terletak dekat
endosteum dan dalam lacuna Howship
(cekungan pada permukaan tulang).
STRUKTUR TULANG
Tulang dewasa terdiri dari 30 % bahan organik
(hidup) dan 70 % endapan garam. Bahan
organik disebut matriks, dan terdiri dari lebih
dari 90 % serat kolagen dan kurang dari 10 %

5
Review Anatomi Muscle & Skeletal

proteoglikan (protein plus sakarida). Deposit


garam terutama adalah kalsium dan fosfat,
dengan sedikit natrium, kalium karbonat, dan
ion magnesium. Garam-garam menutupi
matriks dan berikatan dengan serat kolagen
melalui proteoglikan. Adanya bahan organik
menyebabkan tulang memiliki kekuatan tensif
(resistensi terhadap tarikan yang
meregangkan). Sedangkan garam-garam
menyebabkan tulang memiliki kekuatan
kompresi (kemampuan menahan tekanan).

PEMBENTUKAN TULANG
Pembentukan tulang berlangsung secara terus
menerus dan dapat berupa pemanjangan dan
penebalan tulang. Kecepatan pembentukan
tulang berubah selama hidup. Pembentukan
tulang ditentukan oleh rangsangn hormon,
faktor makanan, dan jumlah stres yang
dibebankan pada suatu tulang, dan terjadi
akibat aktivitas sel-sel pembentuk tulang 
osteoblas.

Aktivitas Osteoblast
Osteoblas dijumpai dipermukaan luar dan
dalam tulang. Osteoblas berespon terhadap
berbagai sinyal kimiawi untuk menghasilkan
matriks tulang. Sewaktu pertama kali dibentuk,

6
Review Anatomi Muscle & Skeletal

matriks tulang disebut osteoid. Dalam


beberapa hari garam-garam kalsium mulai
mengendap pada osteoid dan mengeras selama
beberapa minggu atau bulan berikutnya.
Sebagian osteoblast tetap menjadi bagian dari
osteoid, dan disebut osteosit atau sel tulang
sejati. Seiring dengan terbentuknya tulang,
osteosit dimatriks membentuk tonjolan-
tonjolan yang menghubungkan osteosit satu
dengan osteosit lainnya membentuk suatu
sistem saluran mikroskopik di tulang.

Pertukaran Kalsium
Sebagian ion kalsium di tulang tidak mengalarni
kristalisasi. Garam nonkristal ini dianggap
sebagai kalsium yang dapat dipertukarkan,
yaitu dapat dipindahkan dengan cepat antara
tulang, cairan interstisium, dan darah.

PENGURAIAN TULANG
Penguraian tulang, disebut absorpsi, terjadi
secara bersamaan dengan pembentukan tulang.
Penyerapan tulang terjadi karena aktivitas sel-
sel yang disebut osteoklas. Osteoklas adalah
sel fagositik multinukleus besar yang berasal
dari sel-sel mirip-monosit yang terdapat di
tulang. Osteoklas tampaknya mengeluarkan
berbagai asam dan enzim yang mencerna

7
Review Anatomi Muscle & Skeletal

tulang dan memudahkan fagositosis. Osteoklas


biasanya terdapat pada hanya sebagian kecil
dari potongan tulang, dan memfagosit tulang
sedikit demi sedikit. Setelah selesai di suatu
daerah, osteoklas menghilang dan muncul
osteoblas. 0steoblas mulai mengisi daerah yang
kosong tersebut dengan tulang baru. Proses ini
memungkinkan tulang tua yang telah melemah
diganti dengan tulang baru yang lebih kuat.

REMODELING
Keseimbangan antara aktivitas osteoblas dan
osteoklas menyebabkan tulang terus menerus
diperbarui atau mengalami remodeling. Pada
anak dan remaja, aktivitas osteoblas melebihi
aktivitas osteoklas, sehingga kerangka menjadi
lebih panjang dan menebal. Aktivitas osteoblas
juga melebihi aktivitas osteoklas pada tulang
yang pulih dari fraktur. Pada orang dewasa
muda, aktivitas osteoblas dan osteoklas
biasanya setara, sehingga jumlah total massa
tulang konstan. Pada usia pertengahan,
aktivitas osteoklas melebihi aktivitas osteoblas
dan kepadatan tulang mulai berkurang.
Aktivitas osteoklas juga meningkat pada tulang-
tulang yang mengalami imobilisasi. Pada usia
dekade ketujuh atau kedelapan, dominansi
aktivitas osteoklas dapat menyebabkan tulang

8
Review Anatomi Muscle & Skeletal

menjadi rapuh sehingga mudah patah. Aktivitas


osteoblas dan osteoklas dikontrol oleh
beberapa faktor fisik dan hormon.

Faktor yang Mengontrol Aktivitas


Osteoblas
Aktivitas osteoblas dirangsang oleh olah raga
dan stres beban akibat arus listrik yang
terbentuk sewaktu stres mengenai tulang.
Fraktur tulang secara drastis merangsang
aktivitas osteoblas, tetapi mekanisme pastinya
belum jelas. Estrogen, testosteron, dan
hormon perturnbuhan adalah promotor kuat
bagi aktivitas osteoblas dan pertumbuhan
tulang. Pertumbuhan tulang dipercepat semasa
pubertas akibat melonjaknya kadar hormon-
hormon tersebut. Estrogen dan testosteron
akhirnya menyebabkan tulang-tulang panjang
berhenti tumbuh dengan merangsang
penutupan lempeng epifisis (ujung
pertumbuhan tulang). Sewaktu kadar estrogen
turun pada masa menopaus, aktivitas osteoblas
berkurang. Defisiensi hormon pertumbuhan
juga mengganggu pertumbuhan tulang.

9
Review Anatomi Muscle & Skeletal

VITAMIN D MENGONTROL AKTIVITAS


OSTEOBLAS
Vitamin D dalam jumlah kecil merangsang
kalsifikasi tulang secara langsung dengan
bekerja pada osteoblas dan secara tidak
langsung dengan merangsang penyerapan
kalsium di usus. Hal ini meningkatkan
konsentrasi kalsium darah, yang mendorong
kalsifikasi tulang. Namun, vitamin D dalam
jumlah besar meningkatkan kadar kalsium
serum dengan meningkatkan penguraian tulang.
Dengan demikian, vitamin D dalam jumlah
besar tanpa diimbangi kalsium yang adekuat
dalam makanan akan menyebabkan absorpsi
tulang.

Kontrol paratiroid Terhadap Aktivitas


Osteoklas
Aktivitas osteoklas terutama dikontrol oleh
hormon paratiroid. Hormon paratiroid
dilepaskan oleh kelenjar paratiroid yang
terletak tepat di belakang kelenjar tiroid.
Pelepasan hormon paratiroid meningkat sebagai
respons terhadap penurunan kadar kalsium
serum. Hormon paratiroid meningkatkan
aktivitas osteoklas dan merangsang pemecahan
tulang untuk membebaskan kalsium ke dalam
darah. Peningkatan kalsium serum bekerja

10
Review Anatomi Muscle & Skeletal

secara umpan balik negatif untuk menurunkan


pengeluaran hormon paratiroid lebih lanjut.
Estrogen tampaknya mengurangi efek hormon
paratiroid pada osteoklas.

Efek Lain Hormon Paratiroid


Hormon paratiroid meningkatkan kalsium
serum dengan menurunkan sekresi kalsium
oleh ginjal. Hormon paratiroid meningkatkan
ekskresi ion fosfat oleh ginjal sehingga
menurunkan kadar fosfat darah. Pengaktifan
vitamin D di ginjal bergantung pada hormon
paratiroid.

KALSITONIN adalah suatu hormon yang


dikeluarkan oleh kelenjar tiroid sebagai respons
terhadap peningkatan kadar kalsium serum.
Kalsitonin memiliki sedikit efek menghambat
aktivitas dan pernbentukan osteoklas. Efek-
efek ini meningkatkan kalsifikasi tulang
sehingga menurunkan kadar kalsium serum.

Fungsi tulang adalah sebagai berikut :


1). Mendukung jaringan tubuh dan
memberikan bentuk tubuh.
2). Melindungi organ tubuh (misalnya
jantung, otak, dan paru-paru) dan jaringan
lunak.

11
Review Anatomi Muscle & Skeletal

3). Memberikan pergerakan (otot yang


berhubungan dengan kontraksi dan
pergerakan).
4). Membentuk sel-sel darah merah
didalam sum-sum tulang belakang. (hema
topoiesis).
5). Menyimpan garam mineral, misalnya
kalsium, fosfor.

b. Otot
Otot dibagi dalam tiga kelompok, dengan
fungsi utama untuk kontraksi dan
menghasilkan pergerakan dari bagian tubuh
atau seluruh tubuh. Kelompok otot terdiri
dari :
1). Otot rangka (otot lurik) : didapatkan
pada sistem skeletal dan berfungsi untuk
memberikan pengontrolan pergerakan
mempertahnakan sikap dan menghasilkan
panas.
2). Otot viseral (otot polos) :
didapatkan pada saluran pencernaan,
saluran perkemihan dan pembuluih darah.
Dipengaruhi oleh sistem saraf otonom dan
kontraksinya tidak dibawah kontrol
keinginan.

12
Review Anatomi Muscle & Skeletal

3). Otot jantung : didapat hanya pada


jantung dan kontraksinya tidak kontorl
keinginan.
Otot rangka merupakan otot yang mempunyai
variasi ukuran dan bentuk dari panjang dan
tipis sampai dengan yang lebar dan datar atau
dapat berbentuk massa-massa yang besar
sekali. Kontraksi otot rangka hanya dapat
dirangsang. Energi kontraksi otot dipenuhi
dari pemecahan adenosin triphospate (ATP)
dan kegiatan kalsium. Serat-serat dengan
oksigenasi secara adekuat dapat berkontraksi
lebih kuat, bila dibandingkan dengan
oksigenisasi tidak adekuat.
Pergerakan ditimbulkan oleh tarikan otot
pada tulang yang berperan sebagai
pengungkit dan sendi berpungsi sebagai
tumpuan/penopang.
Otot rangka lebih besar dari pembuluh darah.
Selama kontraksi otot akan terjadi perubahan
kimia. Akibatnya terjadi pembentukan
produk-produk sisa metabolisme. Otot yang
lelah dan nyeri terjadi pada saat otot
kekurangan oksigen dan produk buangan tidak
dapat dikeluarkan.

13
Review Anatomi Muscle & Skeletal

Sistem Otot Skelet


Anatomi otot skelet. Seperti yang disebutkan
diatas bahwa Otot skelet (otot lurik) berperan
dalam gerakan tubuh, mempertahankan
sikap/postur dan fungsi produksi panas. Otot
dihubungkan oleh tendon (tali jaringan ikat
fibrus) atau aponeurosis (gambaran jaringan
ikat fibrus yang lebar dan pipih) ke tulang,
jaringan ikat, atau kulit. Kontraksi otot
menyebabkan dua titik perlekatan mendekat
satu sama lain. Otot berpariasi ukuran dan
bentuknya bergantung aktifitas yang
dibutuhkan. Otot akan berkembang dan
terpelihara bila digunakan secara aktif .
proses penuaan dan disuse menyebabkan
kehilangan fungsi otot sehingga jaringan otot
kotraktil akan diganti oleh jaringan fibrotik.
Otot tubuh tersusun oleh kelompok sel otot
yang parallel (fasikuli) yang terbungkus dalam
jaringan fibrus dinamakan epimesium atau
fasia. Semakin banyak fasikuli yang terdapat
dalam otot semakin rinci gerakan yang
ditimbulkan. Kecepatan kontraksi otot
berbeda-beda Mioglobulin merupakan
pigmen protein yang serupa Hemoglobin yang
terdapat dalam otot lurik. Mioglobin
bermanfaat sebagai transpor oksigen untuk
memenuhi kebutuhan metabolic sel dari

14
Review Anatomi Muscle & Skeletal

kapiler darah ke mitokondria sel otot. Otot


mengandung sejumlah besar mioglobulin (otot
merah) yang ternyata berkotraksi lebih
lambat dan lebih kuat (mis. Otot pernafasan
dan postur) otot yang sedikit mengandung
mioglobulin (otot putih) berkontraksi cepat
dan dalam waktu yang lama (mis. Otot
eksraokuler di mata). Kebanyakan otot tubuh
mengandung baik serat otot merah maupu
serat otot putih.
Tiap sel otot (serabu otot) mengandung
miofibril, yang pada giliranya tersusun atas
sekelompok sarkomer, yang merupakan unik
kontraktil otot skelet yang sebenarnya.
Komponen sarkomer dikenal sebagai filamen
tebal dan tipis. Filamen tipis tersusun
terutama oleh protein yang dikenal sebagai
aktin. Filamen tebal tersusun terutama oleh
protein myosin.

Kontraksi otot skelet


Kontraksi otot diakibatkan oleh kontraksi
masing-masing komponen sarkomer. Konraksi
sarkomer di sebabkan oleh interaksi antara
myosin dalam filamen tebal dan aktin dalam
filamen tipis. Yang saling mendekat dengan
adanya peningkatan local kadar ion kalsium.

15
Review Anatomi Muscle & Skeletal

Filamen tebal dan tipis saling meluncur satu


sama lain. Ketika kadar kalsium dalam
sarkomer menurun, filamen myosin dan aktin
berhenti berinteraksi dan sarkomer kembali
panjang istirahat awalnya (relaksasi). Aktin
dan miosin tidak dapat berinteraksi bila tak
ada kalsium.
Serabut otot akan berkonraksi sebagai respon
terhadap rangsangan listrik. Bila terangsang,
sel otot akan membangkitkan suatu potensial
aksi dengan cara serupa denga yang terlihat
pada sel saraf. Potensial aksi ini akan
menjalar sepanjang membran sel dan
mengakibatkan pelepasan ion kalsium
kedalam sel otot yang sebelumnya tersimpan
dalam organel khusus yang dinamakan
retikulum sarkoplasmikum. Adalah kalsium
yang memungkinkan interaksi antara aktin
dan miosin dalam sarkomer. Setelah membran
sel mengalami depolarisasi, membran ini
akan kembali ketegangan membran istirahat.
Kalsium dengan cepat diambil dari sarkomer
oleh reakumulasi aktif dalam retikulum
sarkoplasmikum, dan otot kembali relaks.

Jenis-jenis kontraksi otot


Kontraksi serabut otot dapat menghasilkan
kontraksi isotonic maupun isometric. Pada

16
Review Anatomi Muscle & Skeletal

kontraksi isometric, panjang otot tetap


konstan tetapi tenaga yang dihasilkan oleh
otot meningkat : contoh adalah bila kita
mendorong dinding yang tak dapat
digerakkan. konraksi isotonic, sebaliknya
ditandai dengan pemendekan otot tampa
peningkatan tegangan dalam otot contoh
fleksi lengan atas.

Tonus otot
Otot yang sedang relaksasi yang sedang
menunjukkan suatu keadaan yang selalu siap
untuk merespon setiap rangsangan kontraksi.
Organ indra dalam otot (spindle otot) selalu
memantau tonus otot. Tonus otot menjadi
minimal saat tidur dan meningkat dalam
keadaan cemas. Tonus otot yang kurang
normal disebut flatsid yang lebih tinggi dari
normal dinamakan spastik. Pada kerusakan
lower motor neuoran ( mis. Polio) otot yang
mengalami denerfasi akan menjadi atonik
(lunak dan memggelambir) dan atrofi.

Kekuatan Otot
Gunakan penentuan tingkat kekuatan otot
dengan skala Lovett’s (memiliki nilai 0 – 5)
0 = Bila lengan/tungkai diangkat lalu
dilepaskan, maka akan jatuh 100%

17
Review Anatomi Muscle & Skeletal

pasif atau tidak ada kontraksi sama


sekali.
1 = Tanpak kontraksi atau ada sedikit
gerakan dan ada tahanan sewaktu
jatuh.
2 = Mampu menahan tegak yang berarti
mampu menahan gaya grvitasi saja,
tapi dengan sentuhan akan jatuh.
3 = Mampu menahan tegak walau sedikit
didorong tapi tidak mampu melawan
tekanan/dorongan dari pemeriksa.
4 = Cukup kuat tetapi bukan kekuatan
penuh atau kekuatan kurang
dibanding sisi yang lain.
5 = Kekuatan kontraksi yang penuh.

Kerja otot
Otot mampu melakukan gerakan hanya
dengan cara kontraksi melalui koordinasi
kelompok-kelompok otot, tubuh mampu
melakukan berbagai macam gerakan.
Penggerak utama adalah otot yang
menyebabkan gerakan tertentu. Otot yang
membantu penggerak utama dinamakan
sinergis. Otot yang menyebebkan gerakan
berlawanan dengan penggerak utama disebut
sebagai antagonis.

18
Review Anatomi Muscle & Skeletal

Latihan, disuse, dan perbaikan. Otot selalu


dilatih untuk menjaga fungsi dan
kekuatannya. Bila otot berulang-ulang
mencapai tegangan maksimum atau
mendekati maksimum selama waktu yang
lama, seperti pada latihan beban teratur,
maka irisan melintang otot akan membesar
(hipertropi) ini disebabkan karena
penambahan ukuran masing-masing serat otot
tanpa peningkatan jumlah serat otot.
Hipertropi hanya bisa dipertahankan selama
latihan dilanjutkan.
Fenomena sebaliknya terjadi bila terjadi
disuse otot dalam waktu yang lama.
Pengecilan ukuran otot dinamakan atrofi.
Tirah baring dan imobilisasi akan
menyebabkan kehilangan masa dan kekuatan
otot. Bila imobilisasi karena suatu modelitas
penanganan (mis. Gibs dan traksi), kita dapat
menggurangi efek imobilitas pasien dengan
latihan isometric otot – otot dibagian yang
diimobilisasi. Latihan kuadriseps
(mengencangkan otot paha) dan latihan
gluteal (megencangkan otot bokong) dapat
membantu mempertahankan kelompok otot
besar yang penting untuk berjalan. Latihan
aktif dan beban berat badan pada bagian

19
Review Anatomi Muscle & Skeletal

tubuh yang tidak mengalami cedera dapat


mencegah terjadinya atrofi otot.
Ketika otot mengalami cedera , harus
diistirahatkan dan di imbolisasi sampai
terjadi perbaikan.

c. Kartilago
Kartilago terdiri dari serat-serat dilekatkan
pada suatu gelatin yang kuat. Kartilago
sangat kuat tetapi fleksible dan tidak
bervaskuler. Nutrisi mencapai kesel-sel
kartilago dengan proses difusi melalui gelatin
dari kapiler-kapiler yang berada di
perichondrium (fibrous yang menutupi
kartilago ) atau sejumlah serat-serat kolagen
didapatkan pada kartilago, dimana tipenya :
fibrous, hyaline, atau elastik. Fibrous atau
(fifibrocartilago) mempunyai banyak serat-
serat dan oleh karena itu paling besar
kekuatannya untuk merenggang .
Fibrocartilago menyusun diskus
intervertebralis. Arthicular (Hyaline)
cartilage-halus, putih, putih, berkilau dan
kenyal membungkus permukaan persediaan
dari tulang dan beberapa sebagian bantalan.
Kartilago elastik mempunyai paling sedikit
serat-serat dan sering didapatkan pada
daerah telinga luar.

20
Review Anatomi Muscle & Skeletal

c. Sumsum Tulang
merupakan jaringan vaskuler dalam rongga
sumsum (batang) tulang panjang dan dalam
tulang pipih. Sumsum tulang merah, yang
terutama terletak di sternum, ilium, vertebra
dan rusuk pada orang dewasa, bertanggung
jawab pada produksi sel darah merah dan
putih. Pada orang dewas, tulang panjang
terisi oleh sumsum lemak kuning. Biopsi
sumsum tulang dilakukan pada tulang pipih.

d. Ligament
Ligament adalah sekumpulan dari jaringan
fibrous yang tebal dimana merupakan akhiran
dari suatu aoat dan berfungsi mengikat suatu
tulang.

e. Tendon
Tendon adalah suatu perpanjangan dari
pembungkus fibon yang membungkus setiap
otot dan berkaitan dengan prioteum jaringan
penyambung yang mengelilingi tendon
tertentu khususnya pada pergelangan tangan
dan tumit. Pembungkus ini dibatasi oleh
membram synovial lumbrika untuk
memudahkan pergerakan tendon.

21
Review Anatomi Muscle & Skeletal

f. Fasia
Fasia adalah suatu permukaan jaringan
penyambun longgar yang didapatkan langsung
dibawah kulit sebagai fasisupervisial atau
pembungkus tebal, jaringan penyambung
fibrous yang membungkus otot, saraf dan
pembuluh darah. Bagian akhir diketahui
sebagai fasia dalam.

g. Bursae
Burse adalah suatu kantong kecil dair jaringan
penyambung disuatu tempat, dimana
digunakan diatas bagian yang bergerak,
misalnya terjadi antara kulit dan tulang,
anatar tendon dan tulang atau antara otot.
Burse bertindak sebagai penampang antara
bagian yang bergerak, seperti pada olecra
non bursae, terletak antara presesus dan
kulit.

h. Persendian
Pergerakan tidak akan mungkin terjadi bila
kelenturan dalam rangka tulang tidak ada.
Kelenturan dimungkinkan karena adanya
persendian, atau letak dimana tulang-tulang
berada bersama-sama. Bentuk dari
persendian akan ditetapkan berdasarkan
jumlah dan tipe pergerakan yang

22
Review Anatomi Muscle & Skeletal

memungkinkan, dan klasifikasi didasarkan


pada jumlah pergerakan yang dilakukan.
Menurut klasifikasi terdapat 3 kelas utama
persendian yaitu :
1). Sendi Synarthroses (sendi yang tidak
bergerak). Misalnya adalah sendi pada
tulang tengkorak
2). Sendi Amphiarthroses (sendi yang
sedikit pergerakannya). Contoh sendi pada
vetebra dan simfisis pubis.
3). Sendi Diarthroses (sendi yang banyak
pergerakannya). Jenis sendi Diartrotis :
o Sendi Peluru, missal pada
persendihan panggul dan bahu,
memungkinkan gerakan bebas penuh
o Sendi engsel memungkinkan gerakan
melipat hanya pada satu arah
contohnya pada siku dan lutut.
o Sendi pelana memungkinkan gerakan
pada dua bidang saling tegak lurus.
Sendi pada dasar ibu jari adalah sendi
pelana.
o Sendi pivot contohnya adalah sendi
antara radius dan ulna.
Memungkinkan rotasi untuk
melakukan aktifitas seperti memutar
pegangan pintu.

23
Review Anatomi Muscle & Skeletal

o Sendi peluncur memungkinkan


gerakan terbatas kesemua arah dan
contohnya adalah sendi-sendi tulang
karpalia dipergelangan tangan.
Pada sendi yang dapat digerakkan, ujung
persendian tulang ditutupi oleh tulang rawang
hialin yang halus. Persendian tulang tersebut
dikelilingi oleh selubung fibrus kapsul sendi.
Kapsul dilapisi oleh membran, sinovium, yang
mengsekresi cairan pelumas dan peredam
getaran kedalam kapsul sendi. Maka,
permukaan tulang tidak dapat kontak
langsung.pada beberapa sendi sinovial,
terdapatr diskus pibrokartilago diantara
permukaan tulang rawang sendi. Bagian ini
merupakan peredam getaran.
Adapun pergerakan yang dapat dilakukan oleh
sendi-sendi adalah:
o Fleksi
o Ekstensi
o Adduksi
o Abduksi
o Rotasi
o Sirkumduksi
o Pergerakan khusus: supinasi, inversio,
eversio, protacsio.

24
Review Anatomi Muscle & Skeletal

2. Perubahan Fisiologi pada Proses


Menjadi Tua
Perubahan yang terjadi pada proses menua
merupakan suatu kelanjutan dari kemunduran
yang dimulai pada usia pertengahan. Jumah
total pada sel-sel tubuh berkurang akibat
perubahan jaringan penyambung, penurunan
pada jumlah dan elasitas dari jaringan subkutan
dan hilangnya serat otot, tonus dan kekuatan.

Perubahan fisiologi yang umum adalah:


a. Penurunan tinggi badan sekitar 6-10 cm
pada maturitas usia tua
b. Lebar bahu menurun
c. Fleksi terjadi pada lutut dan pangkal paha
d. Adanya penyempitan diskus
intervertebralis yang menyebabkan
berkurangya ukuran dari intervertebra
ruangan interkostal.
e. Dibawah ini adalah hal-hal yang sering
terjadi :
1) fraktur kompressi dari vertebra
2) Peningkatan kurve spina thoraks
3) Kepala miring kebelakang dan leher
pendek untuk mengimbangi kelainan
kyposis
4) Jengkal tangan lebih besar daripada
tingginya, dengan demikian
memberikan penampilan orang
tersebut kurus.
5) Jalan goyah dengan perubahan dalam
otot dan fungsi motorik.

25

Anda mungkin juga menyukai