A. Pengertian.
merupakan suatu manifestasi khusus dan arterosclerosis pada arteri koroner. Plaque terbentuk
pada percabangan arteri yang ke arah aterion kiri, arteri koronaria kanan dan agak jarang pada
arteri sirromflex. Aliran darah ke distal dapat mengalami obstruksi secara permanen maupun
sementara yang di sebabkan oleh akumulasi plaque atau penggumpalan. Sirkulasi kolateral
berkembang di sekitar obstruksi arteromasus yang menghambat pertukaran gas dan nutrisi ke
miokardium.
Kegagalan sirkulasi kolateral untuk menyediakan supply oksigen yang adekuat ke sel
yang berakibat terjadinya penyakit arteri koronaria, gangguan aliran darah karena obstruksi
tidak permanen (angina pektoris dan angina preinfark) dan obstruksi permanen (miocard
infarct).
Penyakit arteri koronaria merupakan masalah kesehatan yang paling lazim dan
perubahan resiko dan angka kematian penyakit ini tetap merupakan tantangan bagi tenaga
kesehatan untuk mengadakan upaya pencegahan dan penanganan. Penyakit jantung iskemik
banyak di alami oleh individu berusia yang berusia 40-70 tahun dengan angka kematian 20 %.
Faktor resiko yang berkaitan dengan penyakit jantung koroner dapat di golongkan
Sifat aterogenik mencakup lipid darah, tekanan darah dan diabetes melitus. Faktor ini
bersama-sama berperan besar dalam menentuak kecepatan artero- genesis (Kaplan &
Stamler, 1991).
Gaya hidup yang mempredisposisi individu ke penyakit jantung koroner adalah diet yang
terlalu kaya dengan kalori, lemak jenuh, kolesterol, garam serta oleh kelambanan fisik,
penambahan berat badan yang tak terkendalikan, merokok sigaret dan penyalah gunaan
Karena faktor resiko yang di tetapkan akhir-akhir ini tidak tampak menjelaskan
keseluruhan perbedaan dalam kematian karena penyakit jantung koroner, maka ada
kecurigaan ada faktor resiko utama yang tak diketahui bernar-benar ada.
Berbagai faktor resiko yang ada antara lain kontrasepsi oral, kerentanan hospes,
Penyakit jantung koroner dan micardiail infark merupakan respons iskemik dari
miokardium yang di sebabkan oleh penyempitan arteri koronaria secara permanen atau tidak
permanen. Oksigen di perlukan oleh sel-sel miokardial, untuk metabolisme aerob di mana
Adenosine Triphospate di bebaskan untuk energi jantung pada saat istirahat membutuhakn 70
% oksigen. Banyaknya oksigen yang di perlukan untuk kerja jantung di sebut sebagai
Jantung yang normal dapat dengan mudah menyesuaikan terhadap peningkatan tuntutan
tekanan oksigen dangan menambah percepatan dan kontraksi untuk menekan volume darah ke
sekat-sekat jantung. Pada jantung yang mengalami obstruksi aliran darah miocardial, suplai
darah tidak dapat mencukupi terhadap tuntutan yang terjadi. Keadaan adanya obstruksi letal
maupun sebagian dapat menyebabkan anoksia dan suatu kondisi menyerupai glikolisis
Penimbunan asam laktat merupakan akibat dari glikolisis aerobik yang dapat sebagai
predisposisi terjadinya disritmia dan kegagalan jantung. Hipokromia dan asidosis laktat
mengganggu fungsi ventrikel. Kekuatan kontraksi menurun, gerakan dinding segmen iskemik
menjadi hipokinetik.
out put, peningkatan ventrikel kiri pada saat tekanan akhir diastole dan tekanan desakan pada
Kelanjutan dan iskemia tergantung pada obstruksi pada arteri koronaria (permanen atau
semntara), lokasi serta ukurannya. Tiga menifestasi dari iskemi miocardial adalah angina
pectoris, penyempitan arteri koronarius sementara, preinfarksi angina, dan miocardial infark
Penelitian menunjukkan bahwa stenosis sebesar 60% atau lebih menyebabkan iskemia
miokard , yang oleh penderita dirasakan sebagai nyeri khas yang disebut angina pektoris.
Nyeri angina pektoris yang khas adalah nyeri retrosternal seperti ditekan, yang sering
menjalar kearah lengan kiri dan leher kiri ke rahang dan telinga kiri.
Bila kebanyakan pembacaan tekanan diastole tetap pada atau di atas 90 mmHg setelah 6-12
bulan tanpa terapi obat, maka orang itu di anggap hipertensi dan resiko tambahan bagi
arteriosklerosis sehingga ruptur dan oklusi vaskuler terjadi sekitar 20 tahun lebih cepat
daripada orang dengan normotensi. Sebagian mekanisme terlibat dalam proses peningkatan
tekanan darah yang mengakibatkan perubahan struktur di dalam pembuluh darah, tetapi
tekanan dalam beberapa cara terlibat langsung. Akibatnya, lebih tinggi tekanan darah, lebih
E. Diagnostik
3. Pemeriksaan fisik EKG istirahat yang menunjujkkan depresi ST atau inversi T. penelitian
menunjukkan bahwa banyak terdapat hasil yang positif palsu maupun negatif palsu.
4. Uji latih beban
5. Dalam hal – hal tertentu dapat dilakukan pemeriksaan dengan bahan – bahan radio aktif
6. Echocardiografi dapat membantu evaluasi miokard yang iskemik atau nekrotik pada
7. Pemeriksaan rekaman EKG selama 24 jam atau lebih, yaitu holter monitorig, sangat
1. Menghentikan , atau mengurangi atau regresi dari proses aterosklerosis dengan cara
- Tidak merokok
- Diet untuk mencapai profil lemak yang baik dan berat badan yang ideal.
- Aritmia
- Gagal jantung
4. pengobatan revaskularisasi
bila dengan penggunaan obat – obatan keluhan penderita tak dapat diatasi sehingga
mengganggu kualitas hidupnya, maka harus dipertimbangkan pengobatan revaskularisasi,
- Angioplasti koroner
1. Pengkajian
a. Identitas
Nama, umur, jenis kelamin, agama , suku dana kebangsaan, pendidikan, pekerjaan, alamat,
b. Keluhan Utama
Keluhan yang paling dirasakan adalah nafas sesak dan nyeri dada
Alasan MRS
Menjelaskan riwayat penyakit yang dialami adalah pasien mengeluh sesak dan nyeri dada,
sesak bertambah jika aktifitas, keadaan lemah dan nafsu makana menurun
Dilakukan pada waktu melakukan pengkajian yaitu keluhan bisa visus menurun sehingga
Terdapat riwayat pada keluarga dengan penyakit vaskuler : HT, penyakit metabolik :DM
g. Sirkulasi
Tekanan darah mungkin normal atau meningkat, nadi mungkin normal atau terlambatnya
Murmur jika ada merupakan akibat dari insufisensi katub atau muskulus papilaris yang
tidak berfungsi.
Heart rate mungkin meningkat atau menglami penurunan (tachy atau bradi cardia).
Edema: Jugular vena distension, odema anasarka, crackles mungkin juga timbul dengan
gagal jantung.
h. Eliminasi
i. Nutrisi
Mual, kehilangan nafsu makan, penurunan turgor kulit, berkeringat banyak, muntah dan
j. Hygiene perseorangan
mengkaji kebersihan personal Hygienemeliputi mandi, kebersihan badan, gigi dan mulut,
rambut, kuku dan pakaian dan kemampuan serta kemandirian dalam melakukan kebersihan
diri.
k. Data Psikologi
Perlu dikaji konsep diri apakah ada gangguan dan bagaimana persepsi klien akan
l. Data Sosial
Bagaimana hubungan klien dengan keluarga dan bagaimana peran klien dirumah dan
dirumah sakit.
m. Data Spiritual
Bagaimana persepsi klien terhadap penyakit dan hubungan dengan agama yang dianut
n. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik secara umum, focus pada dada, jantung, paru, integument dan visus
o. Studi diagnostik
ECG menunjukan: adanya S-T elevasi yang merupakan tanda dari iskemi, gelombang T
inversi atau hilang yang merupakan tanda dari injuri, dan gelombang Q yang
Enzym dan isoenzym pada jantung: CPK-MB meningkat dalam 4-12 jam, dan mencapai
puncak pada 24 jam. Peningkatan SGOT dalam 6-12 jam dan mencapai puncak pada 36
jam.
Whole blood cell: leukositosis mungkin timbul pada keesokan hari setelah serangan.
Analisa gas darah: Menunjukan terjadinya hipoksia atau proses penyakit paru yang kronis
atau akut.
Kolesterol atau trigliseid: mungkin mengalami peningkatan yang mengakibatkan
terjadinya arteriosklerosis.
Chest X ray: mungkin normal atau adanya cardiomegali, CHF, atau aneurisma ventrikiler.
Exercise stress test: Menunjukan kemampuan jantung beradaptasi terhadap suatu stress/
aktivitas.
a. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan iskemia jaringan jantung atau sumbatan
Tujuan:
penurunan rasa nyeri dada, menunjukan adanya penurunan tekanan dan cara berelaksasi.
Rencana:
3. Anjurkan pada pasien agar segera melaporkan bila terjadi nyeri dada.
6. Kolaborasi dalam:
- Pemberian oksigen.
dalam melakukan aktivitas (tekanan darah, nadi, irama dalam batas normal) tidak adanya
angina.
Rencana:
1. Catat irama jantung, tekanan darah dan nadi sebelum, selama dan sesudah melakukan
aktivitas.
3. Anjurkan pada pasien agar tidak “ngeden” pada saat buang air besar.
4. Jelaskan pada pasien tentang tahap- tahap aktivitas yang boleh dilakukan oleh pasien.
5. Tunjukan pada pasien tentang tanda-tanda fisik bahwa aktivitas melebihi batas.
c. Resiko terjadinya penurunan cardiac output berhubungan dengan perubahan dalam rate,
irama, konduksi jantung, menurunya preload atau peningkatan SVR, miocardial infark.
Tujuan: tidak terjadi penurunan cardiac output selama di lakukan tindakan keperawatan.
Rencana:
1. Lakukan pengukuran tekanan darah (bandingkan kedua lengan pada posisi berdiri, duduk
7. Kolaborasi dalam: pemeriksaan serial ECG, foto thorax, pemberian obat-obatan anti
disritmia.
d. Resiko terjadinya penurunan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan tekanan darah,
hipovolemia.
Tujuan: selama dilakukan tindakan keperawatan tidak terjadi penurunan perfusi jaringan.
Rencana:
2. Inspeksi adanya pucat, cyanosis, kulit yang dingin dan penurunan kualitas nadi perifer.
Tujuan: tidak terjadi kelebihan cairan di dalam tubuh klien selama dalam perawatan.
Rencana:
5. Najurkan pada pasien untuk mengkonsumsi total cairan maksimal 2000 cc/24 jam.
Doengoes, Marylin E., 1989, Nursing Care Plans, USA Philadelphia: F.A Davis Company.
Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan, 1993, Proses Keperawatan Pada Pasien Dengan
Gangguan Sistem Krdiovaskuler, Jakarta: departemen Kesehatan.
Kaplan, Norman M., 1991, Pencegahan Penyakit Jantung Koroner, Jakarta: Balai penerbit
buku kedokteran EGC.