Pengaruh Terapi Touch and Talk Terhadap Stress Hospitalisasi Anak Saat
Tindakan Invasif di Ruang Perawatan Anak
DISUSUN
OLEH :
HAPSA HIOLA S.KEP NS
198707122010012013
diatasi.Bagianakusiaprasekolah(3-5tahun) menjalanihospitalisasidan
proseduryang dapatmenimbulkannyeridankehilangankemandirianpadaanak
(Wong, 2009).
Kondisicemasyang terjadipadaanakakanmenghambatdanmenyulitkan
prosespengobatanyangberdampakterhadappenyembuhanpada anaksehingga
Sulisno,2012).
rumahsakitmenyebabkanrasasakitdanlukaditubuhnya.Olehkarena ituanak
dantidakmauberinteraksidenganperawatdan seringkalimenolakjikaakan
diberikanpengobatan.Setiapmelihatperawatataudokteryang mendatanginya
makaiaakanmenolakdanmencariorang tuaagarmelindunginyawalaupun
perawattidakmelakukantindakaninvasifyangdapatmenimbulkannyeri(Utami,2014
).
Perawatanpada anakdirumahsakitperlumenggunakanmodelholisticyaitu
memberikanasuhanuntukmengurangistresoryang dihadapi,anakakanmerasa
yang membuatanakcemassalahsatunyaadalahsaatdilakukanprosedurinvasif.
jurmal tentang “ Pengaruh Terapi Touch and Talk Terhadap Stress Hospitalisasi
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui adanya Pengaruh terapi Touch and Talk terhadap stress
1.3 Manfaat
a. Bagi perawat
Diharapkan makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan bacaan bagi perawat
pada anak.
b. Bagi pasien
International :
Keywords Result
A. Pengertian Anak
Anak merupakan seseorang yang berusia kurang dari delapan belas tahun
dalam masa tumbuh kembang dengan kebutuhan khusus baik kebutuhan fisik,
psikologis, sosial dan spiritual.Anak merupakan individu yang berada dalam satu
rentang perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja (Hidayat,
anak yang masih dalam kandungan. Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa anak
anak. Tiap tahap terdiri dari tugas perkembangan yang unik yang menghadapkan
Berikut ini tahapan perkembangan psikososial anak (Santrock, 2007) antara lain :
1) Kepercayaan versus
Tahap ini merupakan tahap yang dialami pada tahun pertama kehidupan
didapatkannya menjadi fondasi bagi anak untuk menjadikan dunia sebagai tempat
Tahap ini terjadi pada masa bayi akhir dan masa kanak-kanak awal (1-3
menyadari bahwa perilaku mereka menjadi haknya sendiri dan inilah yang disebut
dengan otonomi. Anak akan menunjukkan sikap malu dan ragu-ragu apabila
Tahap ini terjadi selama tahun prasekolah. Anak prasekolah memasuki dunia
sosial yang lebih luas dibanding ketika mereka masih berada pada tahap bayi
Perilaku yang aktif dan bertujuan diperlukan untuk menghadapi tantangan ini.
mainan, dan hewan peliharaan mereka sehingga akan terlahir inisiatif. Anak akan
merasa bersalah ketika gagal melakukan tanggung jawabnya dan akhirnya hal ini
Tahap ini terjadi di sekitar tahun sekolah dasar. Inisiatif yang muncul saat
mereka berada di usia pra sekolah akan membawa mereka berhubungan dengan
banyak pengalaman baru. Anak akan diperhadapkan dengan kemampuan
menjadi lebih antusias dalam belajar. Rasa inferior dapat muncul ketika mereka.
C. Pengertian Hospitalisasi
yang mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit untuk menjalani terapi atau
dilaksanakan di rumah sakit sebaiknya tidak hanya pada kesehatan murni terhadap
anak sakit, tetapi juga harus ada upaya untuk membantu meningkatkan tingkat
kooperatif pada anak yang memungkinkan anak bisa bekerja sama dengan
Hospitalisasi adalah suatu keadaan krisis pada anak, saat anak sakit dan
dirawat di rumah sakit. Keadaan ini terjadi karena anak berusaha untuk
beradaptasi dengan lingkungan asing dan baru yaitu rumah sakit, sehingga kondisi
tersebut menjadi faktor stressor bagi anak baik terhadap anak maupun orang tua
Sakit dan dirawat di rumah sakit adalah suatu keadaan yang dapat
menimbulkan stress yang disebabkan oleh karena anak tidak memahami mengapa
harus dirawat, lingkungan yang asing, prosedur tindakan yang menyakitkan, serta
utama saat mereka dirawat di rumah sakit adalah kecemasan akibat perpisahan,
kehilangan pengendalian dan ketakutan akan cedera tubuh/nyeri (Wong, 2008).
Kecemasan dan stress yang dialami anak saat hospitalisasi dipengaruhi oleh
beberapa faktor antara lain faktor dari petugas kesehatan (perawat, dokter dan
Perasaan tersebut dapat timbul karena adanya perubahan dari kondisi sehat
menjadi sakit serta perubahan rutinitas lingkungan yang berbeda dan anak
anak.Perasaan yang sering muncul pada anak ketika dirawat di rumah sakit yaitu
cemas, marah, sedih, takut dan rasa bersalah (Wong, 2004). Hockenberry &
anak selama hospitalisasi diantaranya usia, jenis kelamin, lama dirawat dan
pengalaman dirawat.
seperti:
sesuatu yang berbahaya, berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya
2. Kehilangan Kendali
Banyak rutinitas di rumah sakit seperti tirah baring yang dipaksakan,
mandi di tempat tidur, penggunaan kursi roda atau brankar dapat menyebabkan
ancaman dan kehilangan kendali pada anak sekolah (Wong,2003). Akan tetapi
dalam setiap prosedur yang memungkinkan, mereka akan berespon dengan sangat
baik terhadap prosedur apa pun. Hal ini biasanya terjadi akibat perasaan berguna
Ketakutan mendasar terhadap sifat fisik dasar penyakit timbul pada saat anak
usia sekolah tidak begitu khawatir terhadap nyeri jika dibandingkan dengan
disabilitas, pemulihan yang tidak pasti atau kemungkinan kematian. Anak usia
- Kemungkinan efek
- Tahu apakah
bagaimanaprosedur tersebut dapat membuat mereka lebih baik dan orang lain,
sombong dan sok tahu sebagai manifestasi dari kehilangan kendalidan perubahan
citra tubuh.
Berikut ini reaksi
Pada usia sekolah, perpisahan anak dengan orangtua/keluarga mereka menjadi hal
stress dan regresi yang dialaminya selama dirawat. Meskipun anak usia sekolah
sering sekali anak menunjukkan sikap kesepian, bosan, isolasi dan depresi. Pada
sehingga kebanyakan anak akan menunjukkan sikap agresi, menarik diri dari
petugas rumah sakit, menolak sibling, atau menolak berhubungan dengan teman
sebaya. Akan tetapi anak akan lebih menunjukkan reaksi perpisahan terhadap
Kehilangan kendali pada usia sekolah dapat dialami ketika anak merasa
tidak mampu melakukan perawatan diri secara mandiri sehingga anak akan
menunjukkan reaksi depresi, bermusuhan, atau frustasi. Anak usia sekolah tidak
terlalu khawatir dengan adanya nyeri. Mereka sudah memiliki koping yang lebih
mengepalkan tangan atau mengatupkan gigi dan meringis. Secara umum anak
usiasekolah juga sudah dapat mengkomunikasikan secara verbal nyeri yang
mereka alami.
perawat. Berikut ini adalah peran perawat dalam mengatasi dampak hospitalisasi
Persiapan dalam penerimaan anak untuk dirawat di rumah sakit menjadi hal
yang sangat penting bagi perawat.Persiapan tersebut berbeda untuk setiap anak
tergantung pada kondisinya yang tidak terlepas dari berbagai prosedur awal medis
seperti pengambilan spesimen darah, uji sinar-X atau pemeriksaan fisik. Setiap
tindakan dalam penerimaan itu dapat menimbulkan kecemasan dan ketakutan bagi
anak yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap pembentukan rasa percaya
perawat dengan anak-anak tersebut. Perawat sangat memberi pengaruh yang besar
dengan anak dan memberi kesempatan untuk lebih jauh mengenal anak dan
dirawat di rumah sakit dan semua ini berpengaruh terhadap pembentukan rasa
percaya antara anak dengan perawat selama hospitalisasi. Apabila rasa percaya
sudah terbentuk maka anak akan merasa lebih nyaman selama dirawat di rumah
sakit.
Pada saat anak masuk rumah sakit, perawat akan melakukan prosedur
penerimaan rumah sakit yaitu memperkenalkan dirinya dan dokter yang akan
kelamin dan penyakitnya karena dapat memberikan manfaat psikologis dan medis.
hal yang sangat ditakuti oleh anak selama mereka dirawat di rumah sakit.Orangtua
atau saudara dari anak tersebut dapat memberi kenyamanan baginya dibanding
orang-orang sekitar yang berada di rumah sakit termasuk perawat.Saat ini, rumah
pusat asuhan selama anak di rumah sakit tanpa mengabaikan peran perawat.
mereka selama proses asuhan di rumah sakit misalnya membantu memberi makan
anak atau menyusun jadwal yang lengkap yang sesuai rutinitas harian anak. Anak
salah satu strategi untuk mengatasinya untuk menunjukkan sikap empati dengan
untuk memberikan mereka kenyamanan. Jika tidak berhasil maka perawat harus
menganjurkan orangtua untuk tetap berada dekat anak atau tetap mempertahankan
kontak misalnya melalui telepon ataupun surat yang membuat anak selalu
anaknya alasan kepergian mereka dan kapan mereka akan datang kembali atau
keluarga lain dapat memberi kenyamanan bagi anak. Strategi lain juga dapat
anak yang membuat anak tetap merasa dekat dengan orangtuanya seperti benda-
dari guru atau teman sekolah, telepon atau surat menyurat. Bagi anak yang
gambar kartun atau bunga-bunga yang membuat ruangan itu serasa milik pribadi
anak dan selama anak dirawat akan diperhadapkan dengan suara bising seperti
penjelasan yang dapat membuatnya mengerti akan itu semua sehingga rasa cemas
yang dapat disebabkan oleh beberapa hal diantaranya perpisahan dengan orangtua,
imobilisasi akibat penyakit tertentu akan mengakibatkan stress bagi anak yang
medis tertentu yang dilakukan perawat bersifat kaku, yang membuat anak harus
tetap berbaring di tempat tidur membuat sebuah pengalaman yang penuh tekanan
bagi anak. Lingkungan juga menjadi salah satu faktor yang mengakibatkan anak
boks bermain sehingga membatasi ruang anak untuk bermain lebih leluasa.Anak
yang dapat membuat anak mengalami stress hospitalisasi ditambah lagi dia
yang teratur dan jelas sebelum dia masuk rumah sakit misalnya bangun tidur,
belajar, mandi, makan, bermain dan tidur sedangkan setelah dia dirawat justru
Selain karena adanya pembatasan aktivitas fisik dan perubahan rutinitas, anak
mengambil keputusan atas tindakan yang akan diberikan kepadanya atau dalam
keliru atau pemahaman yang kurang terhadap semua hal yang dialaminya selama
dirawat di rumah sakit akibat kurangnya informasi yang mereka terima dari
perawat sehingga hal ini mengakibatkan stress hospitalisasi pada anak dan
kontak antara anak dengan orangtua saat mereka mengalami pembatasan aktivitas
Untuk perubahan rutinitas, perawat perlu membuat jadwal harian anak yang
disusun bersama anak dan orangtua lalu menempatkannya disamping tempat tidur
anak disertai jam dinding untuk dapat mengingatkan setiap kegiatan yang berlalu
atau yang akan dikerjakannya. Perawat juga memberikan otonomi kepada anak
Pemberian informasi sangat berperan penting dalam mengatasi stres anak saat
mereka dirawat di rumah sakit. Untuk itu, perawat perlu memberi penjelasan
sebelum melakukan tindakan bahkan memberitahu apa yang akan terjadi pada
Anak yang mengalami hospitalisasi tidak akan pernah terlepas dari berbagai
bahkan mereka takut akan mengalami cedera tubuh misalnya mutilasi, intrusi
tubuh, perubahan citra tubuh, disabilitas bahkan mengalami kematian. Banyak hal
yang dapat menyebabkan cedera tubuh pada anak misalnya penggunaan mesin
pemeriksaan, ruang yang tidak dikenal atau bahkan prosedur yang mengharuskan
ketakutan anak akan cedera tubuh yang dialaminya. Secara umum, perawat harus
penjelasan mengenai tindakan yang akan dilakukan dengan bahasa yang sesuai
yang akan diberikan pada anak sesuai dengan kondisinya, secepat mungkin
perawat perlu mengubah persepsi anak dengan cara memberi penjelasan yang
berbeda yang tidak terlalu memandang penyakit itu sebagai sesuatu yang
prosedur dilakukan pada anak maka tindakan yang sama tidak akan diulangi lagi.
penjelasan bahwa tonsil yang diperbaiki tidak perlu diperbaiki lagi di lain waktu.
Jadi apabila suatu waktu dia mengalami sakit tenggorokan, anak tidak akan
3.1 Hasil
3 Anastasia R. Hubungan 2016 Metode korelasi Hasil penelitian menyarankan kepada perawat Google
Puturuhu Peran Serta dengan pendekatan untuk melibatkan orang tua dalam memberikan Scholars
Orang Tua cross sectional diuji asuhan kepada anak yang dirawat dan dalam
terhadap dengan mann-Whitney penatalaksanaannya memperhatikan prinsip
dampak stres dan uji chi-square. Atraumatic care dan family center care, dimana
hospitalisasi peneliti menganggap, pendekatan psikososial
pada anak usia penting dalam meningkatkan rasa aman pada
pra sekolah anak yang dirawat dirumah sakit, untuk
dirumah sakit mencegah dampak yang lebih jauh dari stres
eka BSD. hospitalisasi pada anak, karena memikirkan
dampaknya yang begitu besar bagi mental anak.
4 Kathi J. Treating 2016 Metode yang Hasil menunjukkan bahwa, anak yang dirawat Pediatrik
Kemper, Erica Childrens with digunakan dalam dirumah sakit, menunjukkan penurunan stres Jurnals of
A. Kelly. terapeutics and penelitian ini adalah hospitalisasi ketika dilakukan pendekatan nursing
Pediatric healing touch. deskriptive analitik, terapeutik dan family center care metode healing
Nursing dengan touch, dengan melibatkan orang terdekat dalam
mendeskripsikan setiap prosedur pengobatan terbukti dapat
masing masing menurunkan stres pada anak.
variabel dan dianalisis
apakah ada dampak
yang signifikan atau
tidak.
5 P Winsted Fri, Anintegrativer 2015 makalah ini berbentuk Pada hasil review pada makalah, dinyatakan Pediatric
K Kijek eviewandmeta- studi review dengan bahwa, kondisi hospitalisasi pada anak merupkan makalah
analysisof melibatkan data-data sebuah kejadian yang umumnya terjadi akibat
therapeutictouc subjective tentang proses pendekatan yang tidak baik, dimana anak
hresearch pendekatan terapeutik yang sedang mengalami stres akibat proses
touch terapi terhadap perawatannya di rumah sakit tidak mendapatkan
treatment khusus,pada banyak penelitian yang
dilakukan review, ditemukan memang terdapat
dampak yang signifikan sebelum dan sesudah
diterapkan pada anak yang mengalami stres
hospitalisasi. Dengan pendekatan sentuhan dan
melibatkan keluarga, stres pada anak dapat
dikendalikan.
6 Julie L. Minimizing 2018 makalah berisi tentang Pada literature review ini, penulis membahas World
Lerwick, Pediatric studi kasus dan mengenai, stress hospitalisasi pada anak yang Journal of
World Journal healthcare- literature Review pada terjadi pada hampir semua anak yang dirawat di Clinical
of Clinical induced beberapa literature Rumah Sakit, dimana stress ini dapat timbul Pediatric
Pediatrics anxiety and yang digunakan untuk dikarenakan, berubahnya pola keseharian anak,
trauma on menunjang penelitian. yang bahkan dapat mengarah pada trauma
Children Dikemas dalam studi terhadap pengobatan. Perlunya berbagai
deskriptive untuk pendekatan dalam upaya menekan stress yang
menggambarkan terjadi pada anak dianggap penting, sehingga
seluruh variabel. semua pihak perlu melibatkan diri dalam hal ini,
perawat anak, orang tua, dan tenaga kesehatan
lain yang akan berinteraksi dengan anak. Dalam
jurnal ini, dikenalkan metode pendekatan lain
yang juga sesuai dengan analisis jurnal, yaitu
metode pendekatan CARE (Choice, Agenda,
Resilence and Emotional Support (Family Based
Therapy).
3.2 Pembahasan
Anakusiaprasekolahmenganggapsakitadalah sesuatuhalyang
menakutkan, kehilanganlingkunganyang
rumahsakitmenyebabkanrasasakitdanlukaditubuhnya.Olehkarena ituanak
seringkalimenunjukkanperilakutidakkooperatifseperti sering
seringkalimenolakjikaakan
diberikanpengobatan.Setiapmelihatperawatataudokteryang
mendatanginya makaiaakanmenolakdanmencariorang
tuaagarmelindunginyawalaupun
perawattidakmelakukantindakaninvasifyangdapatmenimbulkannyeri(Uta
mi,2014).
Perawatanpada
anakdirumahsakitperlumenggunakanmodelholisticyaitu adanyaperan
memberikanasuhanuntukmengurangistresoryang
membuatanakcemassalahsatunyaadalahsaatdilakukanprosedurinvasif.
Anak-anaksangatrentan terhadapkecemasanyang berhubungandengan
prosedurtindakaninvasifkarena
tindakaninvasifdianggapmelukaidanmenyebabkannyeripada
sebelumnya.
perawat harus menganjurkan orangtua untuk tetap berada dekat anak atau
tetap mempertahankan kontak misalnya melalui telepon ataupun surat
anaknya alasan kepergian mereka dan kapan mereka akan datang kembali
atau keluarga lain dapat memberi kenyamanan bagi anak. Strategi lain
suatu tanda bagi anak yang membuat anak tetap merasa dekat dengan
sebagainya.
hospitalisasi lebih besar pada anak, didapatkan hasil bahwa ketika orang
center, anak cenderung merasa lebih aman. Sejalan dengan hal tersebut,
Touch and Talk, yang pada intinya adalah mendekatkan keluarga dan
kejadian yang umumnya terjadi akibat proses pendekatan yang tidak baik,
dan anak telah terjalin sejak lama, sehingga anak merasa lebih aman saat
bahwa keterlibatan orang tua, sebagai poin penting dalam menekan stres
Timbulnya kecemasanpadaanakselama
perawatandirumahsakitdiakibatkanpengalaman yang
penuhstress,baikbagianakmaupunorangtua.Lingkunganrumahsakititu
dirawatdirumahsakitakanmuncultantangan-tantanganyang
harusdihadapinya seperti,mengatasisuatuperpisahan
danpenyesuaiandenganlingkungan yang asing
mengikuti terapiyangmenyakitkan.
dilakukanmenjaditidakmaksimaldan tidakjarang
harusmengulangibeberapakalisehinggaakanmenghambatproses
dilakukantindakaninvasifpada anakprasekolahadalahanakakanmenangis,
meronta-ronta, berteriak,dll.
pendekatan Touch and talk, dengan melibatkan orang tua dalam setiap
anak.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
memiliki dampak signifikan pada tingkat stres hospitalisasi anak, pada seluruh
hasil penelitian yang digunakan dalam review kali ini, menunjukkan, adanya
pengaruh yang signifikan dari pendekatan baik Talk atau Touch atau keduanya
a. Bagi perawat
perawat tentang pendekatan yang dapat dilakukan pada anak yang dirawat di
Rumah Sakit.
b. Bagi pasien
Diharapkan analisis jurnal ini dapat menjadi referensi bagi keluarga pasien
agar mampu melakukan pendektan yang baik dengan anak yang dirawat di Rumah
DAFTAR PUSTAKA