Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN HASIL JURNAL READING

“Kemampuan Berinteraksi Dengan Pasien Skizofrenia Melalui Terapi Kegiatan


Kelompok Sosialisasi”

Oleh:
KELOMPOK V
Nur Linda 14420211005 Rita Anryani 14420211059
Devi Fitriani 14420211013 Sri Mawarni 14420211063
Anisa Adriyati 14420211035 Nurul Hikma Yuliana 14420211065
Khaerunnisa Muin 14420211051 Annisa Damayanti 14420211066
Sandi Kurniawan 14420211073 Syahrul Rasyidin 14420211069

CI LAHAN CI INSTITUSI

( ) ( )

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2021
REVIEW JURNAL

Judul Asli : The Ability to Interact With Schizophrenic Patients through


Socialization Group Activity Therapy

Penulis : Jek Amidos Pardede dan Arya Ramadia.

Dipublikasikan : 21 maret 2021

ABSTRAK

Tujuan: Pengaruh terapi aktivitas kelompok sosialisasi terhadap kemampuan berinteraksi


dengan klien skizofrenia. Latar Belakang: Isolasi sosial adalah gangguan hubungan
interpersonal yang terjadi karena kepribadian yang tidak fleksibel, yang menyebabkan
perilaku maladaptif dan mengganggu fungsi seseorang dalam hubungan. Salah satu
tindakan keperawatan pada pasien skizofrenia dengan isolasi sosial adalah Socialization
Group Activity .
Desain: peneliti menggunakan uji statistik Paired Sample teknik pengambilan sampel yang
digunakan
adalah purposive sampling dan jumlah sampel sebanyak 21 responden. Test untuk
menganalisis perbedaan rata-rata skor kemampuan berinteraksi dengan responden sebelum
dan sesudah intervensi. Uji signifikansi hasil perhitungan adalah dengan membandingkan
hasil perhitungan signifikansi (p) untuk “tingkat signifikansi” ) = 5% (0,05) atau 95% CI
(Confidence Interval). Jika p-value < (0,05) berarti Socialization Group Activity Therapy
berpengaruh signifikan terhadap kemampuan berinteraks . Hasil: Hasil ini menunjukkan
bahwa ada perubahan kemampuan berinteraksi dengan responden sebelum dan sesudah
intervens, Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata kemampuan interaksi responden
penderita skizofrenia sebelum intervensi adalah rerata = 2,00 dan SD = 0,77. Sedangkan
kemampuan responden dengan skizofrenia meningkat dalam bersosialisasi setelah
mengikuti terapi aktivitas kelompok (mean = 2,48; SD = 0,51).
Kata kunci: Sosialisasi Terapi Aktivitas Kelompok, Interaksi Sosial, Skizofrenia.

A. Latar Belakang
1. Latar belakang pemilihan jurnal
Latar belakang dalam pemilihan jurnal ini yaitu untuk melihat perbandingan
sebelum diberikan terapi dan setelah diberikan therapi dengan pasien isolasi
sosial.
2. Latar belakang penelitian dalam jurnal
Berdasarkan bahwa perilaku yang sering muncul pada
klien skizofrenia adalah kurangnya motivasi (81%), sosial isolasi (72%),
perilaku makan dan tidur yang buruk (72%),
kesulitan menyelesaikan tugas (72%), kesulitan mengatur
keuangan (72%), penampilan yang tidak rapi dan bersih
(64%), lupa melakukan sesuatu ( 64%), kurang perhatian dari orang lain (56%),
dan tidak rutin minum obat (40%). Isolasi sosial mengacu pada tidak adanya
objektif atau kurangnya kontak dan interaksi antara seseorang dan jaringan
sosial. Isolasi sosial sebagai gejala negatif pada skizofrenia digunakan pasien
untuk menghindari orang lain agar pengalaman tidak menyenangkan dalam
berhubungan dengan orang lain tidak terulang kembali. Withdrawal digunakan
pasien untuk menghindari orang lain agar pengalaman tidak menyenangkan
dalam berhubungan dengan orang lain tidak terulang kembali. Dengan demikian
isolasi sosial adalah kegagalan individu untuk berinteraksi dengan orang lain
sebagai akibat dari pengalaman yang tidak menyenangkan sebagai ancaman
bagi individu tersebut. Perilaku yang sering ditampilkan oleh klien isolasi sosial
adalah menunjukkan penarikan diri, tidak komunikatif, berusaha menyendiri,
tenang dengan pikiran dan diri sendiri, tidak ada kontak mata, kesedihan, kasih
sayang yang tumpul, perilaku bermusuhan, mengungkapkan perasaan kesepian
atau ditolak, kesulitan membangun.
menghindari orang lain dan mengungkapkan perasaan
tidak dipahami oleh orang lain9,10. Isolasi sosial yang dirasakan, yang dikenal
lebih sehari-hari sebagai kesepian, ditandai dalam penyelidikan ilmiah awal
sebagai "stres kronis tanpa fitur penebusan". Penelitian terbaru menunjukkan
bahwa rasa sakit sosial dari kesepian berkembang sebagai sinyal bahwa koneksi
seseorang
dengan orang lain melemah dan untuk memotivasi perbaikan dan pemeliharaan
koneksi dengan orang lain yang dibutuhkan untuk kesehatan dan kesejahteraan
kita dan untuk kelangsungan hidup gen kita.
Pasien dengan masalah kurang memiliki keterampilan sosial, tidak dapat
berkomunikasi dengan orang lain secara efektif, mengalami kesulitan dalam
berteman, mampu memecahkan masalah, mencari dan mempertahankan
pekerjaan, yang menjadi alasan mereka mengisolasi diri dari masyarakat.
Keterampilan sosial yang buruk terkait erat dengan kekambuhan penyakit dan
kembalinya pasien ke
rumah sakit, ini telah dilaporkan sebagai faktor penting yang
mempengaruhi prognosis. Program pelatihan keterampilan sosial dapat
membantu mereka kembali ke masyarakat. Pelatihan ini terbukti efektif dalam
meningkatkan kemampuan beradaptasi sosial, mengurangi gejala psikiatri,
sehingga mengurangi tingkat rawat inap kembali, selain meningkatkan harga
diri pasien.

B. Tujuan
1. Tujuan review jurnal
Untuk menentukan apakah terapi kegiatan kelompok sosial memiliki pengaruh
yang efektif untuk pasien dengan isolasi sosial
2. Tujuan penelitian dalam jurnal
Tujuan dari penelitian dalam jurnal ini adalah untuk mengetahui pengaruh terapi
aktivitas kelompok sosialisasi terhadap kemampuan berinteraksi dengan klien
skizofrenia.
C. Metode

Pasien skizofrenia dengan masalah keperawatan isolasi Sosial, kooperatif dan


mampu berkomunikasi, mampu Menjawab pertanyaan dengan baik, dan bersedia
Berpartisipasi dalam terapi aktivitas kelompok sosialisasi Untuk menyelesaikan
semua sesi, peneliti menggunakan uji Statistik Paired Sample Test untuk
menganalisis perbedaan , Rata-rata skor kemampuan berinteraksi dengan responden
sebelum dan sesudah intervensi. Uji signifikansi hasil perhitungan adalah dengan
membandingkan hasil perhitungan signifikansi (p) untuk “tingkat signifikansi” ) =
5% (0,05) atau 95% CI (Confidence Interval). Jika p-value < (0,05) Berarti
Socialization Group Activity Therapy berpengaruh signifikan terhadap kemampuan
berinteraksi.
D. Hasil dan Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata kemampuan interaksi responden


penderita skizofrenia sebelum intervensi adalah rerata = 2,00 dan SD = 0,77.
Sedangkan kemampuan responden dengan Skizofrenia meningkat dalam
bersosialisasi setelah mengikuti terapi Aktivitas kelompok (mean = 2,48; SD =
0,51). Hasil ini menunjukkan bahwa ada perubahan kemampuan berinteraksi dengan
responden sebelum dan sesudah intervensi. Terapi aktivitas kelompok sosialisasi
adalah upaya memfasilitasi keterampilan sosialisasi sejumlah klien dengan masalah
hubungan sosial, yang bertujuan untuk meningkatkan hubungan sosial dalam
kelompok secara bertahap, dimana pasien dapat memperkenalkan diri, mampu
berkenalan dengan anggota kelompok, mampu bercakap-cakap dengan anggota
kelompok, mampu menyampaikan dan mendiskusikan topik pembicaraan serta
mampu menyampaikan dan mendiskusikan masalah pribadi kepada orang lain.
Asumsi peneliti, kemampuan ini disebabkan oleh proses Yang
berkesinambungan dari pelaksanaan Socialization Group Activity Therapy. Dalam
kelompok terjadi dinamika Interaksi dan saling mempengaruhi sehingga yang lain
Responden dirangsang untuk melakukan apa yang diajarkan dan apa yang berhasil
dilakukan oleh responden lain. Hal ini sesuai dengan teori bahwa keuntungan dari
terapi kelompok adalah dapat mengurangi perasaan terisolasi, perbedaan, dan
meningkatkan klien untuk berpartisipasi dan bertukar pikiran dan masalah dengan
orang atau kelompok lain. Selain itu, juga memberikan kesempatan kepada pasien
untuk dapat menerima umpan balik dari orang lain dan mempelajari berbagai cara
untuk memecahkan masalah orang lain.
Berdasarkan hasil penelitian pengaruh Socialization Group Activity Therapy
terhadap keterampilan sosialisasi responden yang dinilai menggunakan uji statistik
Paired Sample Test, nilai Hitung p = 0,014 (p < 0,05). Hasil penelitian ini
menunjukkan Bahwa ada pengaruh Socialization Group Activity Therapy terhadap
kemampuan sosialisasi responden sebelum dan sesudah intervensi. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa responden mengalami kendala dalam berinteraksi dengan
orang lain sebelum diberikan intervensi. Hal ini disebabkan karena tidak adanya
tindakan atau stimulus yang dapat mengubah pola perilaku maladaptif dan
lingkungan yang kurang terapeutik seperti terlalu banyak pasien di ruang perawatan
dan kurangnya kemampuan pasien untuk berinteraksi dengan klien lain. Secara
umum, pasien isolasi sosial merasa baik tentang dunia mereka an sendirian.
Berdasarkan16, Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat dipisahkan dari
suatu kondisi yang disebut Interaksi dan selalu memiliki hubungan dan pengaruh
timbal balik dengan manusia lain dalam rangka memenuhi kebutuhannya dan
menopang kehidupannya.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang menunjukkan bahwa ada
pengaruh yang signifikan dari terapi aktivitas kelompok sosialisasi Terhadap
keterampilan interaksi sosial (p = 0,00; p <0,05). Terapi aktivitas kelompok
sosialisasi Merupakan salah satu intervensi keperawatan pada Pasien dengan
masalah keperawatan isolasi sosial. Melalui proses terapi aktivitas kelompok
sosialisasi, Pasien dilatih untuk berinteraksi sosial dengan mengenal orang lain,
mengobrol, mengungkapkan perasaannya kepada orang lain. Dalam kelompok
terjadi dinamika interaksi dan saling mempengaruhi sehingga responden lain
terstimulasi untuk melakukan apa yang diajarkan dan apa yang berhasil dilakukan
oleh responden lain. Hal ini sesuai dengan teori bahwa keuntungan dari terapi
kelompok adalah dapat mengurangi perasaan terisolasi, perbedaan, dan
meningkatkan klien untuk berpartisipasi dan bertukar Pikiran dan masalah dengan
orang lain.

Diskusi

Terapi adalah upaya memfasilitasi keterampilan sosialisasi sejumlah klien


dengan masalah hubungan sosial. Pasien skizofrenia mengalami gangguan dalam
fungsi sehari-hari, baik dalam pekerjaan, hubungan sosial, dan kebiasaan perawatan
diri. Namun penanganan secara intensif berupa pemberian berbagai latihan atau
terapi, seperti terapi okupasi, pelatihan keterampilan sosial, dan sebagainya bagi
penderita skizofrenia, terbukti dapat meningkatkan keterampilan sosial dan
menekan disabilitas sosialnya. Pasien dengan masalah kurang keterampilan sosial,
tidak dapat berkomunikasi dengan orang lain secara efektif, tidak mudah berteman,
atau memecahkan masalah mereka secara efektif, kesulitan mencari dan
mempertahankan pekerjaan, akan semakin mengisolasi diri dari masyarakat.
Keterampilan sosial yang buruk berhubungan erat dengan kekambuhan penyakit
dan kembalinya klien ke rumah sakit, ini telah dilaporkan sebagai faktor penting
yang mempengaruhi prognosis. Sebuah program pelatihan keterampilan sosial untuk
pasien dengan masalah isolasi sosial dan akhirnya berhasil membantu mereka
kembali ke masyarakat.
Asumsi peneliti bahwa kemampuan pasien disebabkan oleh
proses pelaksanaan terapi aktivitas kelompok sosialisasi secara berkesinambungan.
Dalam kelompok terjadi dinamika interaksi dan saling mempengaruhi sehingga
responden lain terstimulasi untuk melakukan apa yang diajarkan dan apa yang
berhasil dilakukan oleh responden lain. Hal ini sesuai dengan teori bahwa
keuntungan dari terapi kelompok adalah dapat mengurangi perasaan terisolasi dan
meningkatkan partisipasi pasien serta bertukar pikiran dan masalah dengan orang
lain. Selain itu juga memberikan kesempatan kepada pasien untuk dapat menerima
umpan balik dari orang lain dan dapat mempelajari berbagai cara pemecahan
masalah, serta dapat membantu memecahkan masalah orang lain. Dapat dikatakan
bahwa dalam menghadapi ketakutan dan ketidakamanan penderita skizofrenia,
diperlukan kondisi terapeutik yang mendukung orientasi pada realitas atau realitas
dan yang mendorong minat mereka untuk berhubungan dengan orang lain.
Intervensi kelompok mendukung hubungan sosial anggota satu sama lain, yang
didukung oleh terapis yang dapat memberikan pengalaman sosialisasi mereka.

Analisa Jurnal

1. Kelebihan
Jek Amidos Pardede, Arya Ramadia ini memberikan informasi kepada tenaga
medis dan keluarga serta masyarakat Haiti bagaimana pentingnya bersosialisasi
dengan orang lain dan dampak Terhadap diri dengan berinteraksi erhadap orang
lain.
E. Implikasi Keperawatan
Kemampuan berinteraksi dengan pasien Skizofrenia melalui terapi kegiatan
kelompok sosialisasi isolasi sosial yang dirasakan, yang dikenal lebih sehari-hari
sebagai kesepian. Pemeliharaan koneksi dengan orang lain yang dibutuhkan untuk
kesehatan dan kesejahteraan kita dan untuk kelangsungan hidup
F. Aplikasi di rumah sakit
Lokasi untuk menerima perawatan Haiti di ruangan dan secara berkelompok pasien
dilatih untuk berinteraksi sosial dengan Mengenal orang lain, mengobrol,
mengungkapkan perasaannya kepada orang lain.
G. Hambatan dan solusi aplikasi jurnal
1. Hambatan
Dalam penelitian ini, dilakukan di Rumah Sakit Jiwa Medan menemukan bahwa
pada tahun 2020 sebanyak 13.065 orang menderita skizofrenia. Hasil
wawancara dan observasi selama Group Activity Therapy hingga 4 sesi dengan
9 pasien skizofrenia. Pasien skizofrenia yang mengikuti Group Activity Therapy
tampak senang mengikuti Group Activity Therapy dan mampu mengikuti
kegiatan tersebut. Selama Group Activity Therapy terjalin kerjasama yang baik
antar pasien. Namun masih ada 2 pasien yang memberikan sikap pasif, tampak
diam, dan kurang senang dengan kegiatan Group Activity Therapy. Hal ini
menunjukkan bahwa pelaksanaan Group Activity Therapy masih belum optimal,
membuat pasien tersebut kurang bersosialisasi dengan kelompok atau pasien
lain dan kurang berinteraksi dengan kelompok dan pasien lain.

2. Solusi
hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terapi Aktivitas kelompok memberikan
Basil yang bags until pasien dengan masalah isolasi sosial, dimasa depan
penelitia harus lebih optimal agar seluruh responden yang dilibatkan dapat ikut
merasakan dan menerapkan tidakan dan ekspresi ketika berinteraksi dengan
orang lain.

H. Kesimpulan
International Council of Nurses (ICN) mendefinisikan keperawatan sebagai promosi
kesehatan, pencegahan penyakit, dan perawatan orang sakit, cacat dan sekarat (ICN,
2001). Pelajaran ini memberikan Basil yang baik until penanganan pada pasien
dengan isolasi sosial, Haiti hal yang tepat dengan memberikan terapi Aktivitas
kelompok dengan mengajarkan cara untuk berkenalan dan hal positive apa saja
yang didapatkan ketika berinteraksi dengan orang lain.

Anda mungkin juga menyukai