Anda di halaman 1dari 28

KELOMPOK 4:

• M. REZKI. A.R (14220190036)


• ALFIAN (14220190037)
• A. ZULFIKRI. M (14220190041)
• SASTRA. M. DONDO (14220190054)
• MUTIARA (14220190047)
• SALSABIL RAJIHAH (14220190049)
• IFFAH NURMAGFIRAH
CREDITS: (14220190050)
This presentation template was created
• by Slidesgo,RAHMAH
JENNATUR including icons from Flaticon, and
(14220190051)
infographics & images by Freepik.
• FILAYANTI (14220190052)
• ENDAH SRI. H (14220190053)
• SITTI MUKMINAN (14220190055)
• VIVI JUMINI (14220190056)
SOP
PEMASANGAN
INFUS
01
DEFINISI
Pemasangan infus adalah salah satu
cara atau bagian dari pengobatan
untuk memasukkan obat atau vitamin
ke dalam tubuh pasien
(Darmawan,2008)
02 TUJUA
N
Tujuan utama terapi intravena adalah untuk memperatahankan atau
mengganti cairan tubuh yang mengandung air, elektrolit, vitamin, protein,
lemak dan kalori yang tidak dapat dipertahankan melalui oral, mengoreksi
dan mencegah gangguan cairan dan elektrolit, memperbaiki keseimbangan
asam basa, memberikan transfusi darah, menyediakan medium untuk
emberian obat intavena, dan membantu pemberian nutrisi parenteral.
INDIKASI PEMASANGAN INFUS:
02 Untuk dapat memberikan respon

01 Kondisi emergency (misalnya ketika


rindakan RPJ), yang memungkinkan
untuk pemberian obat secara langsung
yang cepat terhadap pemberian obat

kedalam pembuluh darah intravena

04
Upaya profilaksis pada pasien-
Pasien yang mendapat terapi obat pasien yang tidak stabil & risiko

03 dalam jumlah dosis besar secara


terus menerus melalui pembuluh
dehidrasi(kekurangan cairan).

darah intravena
KONTRADIKSI PEMASANGAN INFUS:

● Terdapat inflamasi (bengkak, nyeri, demam) flebitis, luka bakar, dan infeksi

di area yang hendak di pasangkan infus.

● Obat-obatan yang berpotensi iritan pada pembuluh darah vena kecil yang

aliran darahnya lambat (contohnya pembuluh vena di tungkai kaki)


TABLES
KEUNTUNGAN PEMASANGAN KERUGIAN PEMASANGAN
INFUS INFUS

Efek terapeutik segera dapat Tidak bisa dilakukan “drug recall”


tercapai karena penghantaran obat dan mengubah aksi obat tersebut
ke tempat target berlangsung cepat, sehingga resiko toksisitas dan
absorbsi total memungkinkan dosis sensitivitas tinggi, kontrol pemberian
obat lebih tepat dan terapi lebih yang tidak baik bisa menyebabkan “
dapat diandalkan. speed shock”
JENIS-JENIS CAIRAN INFUS:
Cairan bersifat Cairan bersifat
Cairan bersifat
hipotonis : hipertonis :
isotonis:
Osmolaritas cairannya
mendekati serum (bagian cair Digunakan pada keadaan Osmolaritasnya lebih
dari komponen darah) sehingga sel tubuh mengalami tinggi dibandingkan serum
terus berada di dalam pembuluh dehidrasi misalnya pada sehingga menarik cairan
darah. Bermanfaat bagi pasien pasien cuci darah dalam dan leketrolit dari jaringan
yang mengalami hipovolemi terapi diuretik, juga pada dan sel ke dalam pembuluh
(kekurangan cairan tubuh, pasien hiperglikemia darah. Mampu
sehingga tekanan darah terus (kadar gula tinggi) menstabilkan tekanan
menurun), memiliki risiko dengan ketoasidosis darah, meningkatkan
terjadinya overload (Kelebihan diabetik. produksi urine, dan
cairan) khususnya pada mengurangi edema
penyakit gagal jantung kongestif (bengkak)
dan hipertensi
ALAT DAN BAHAN PEMASANGAN INFUS
1. Cairan yang diberikan 10) Sarung tangan steril sekali pakai.
2. Kasa steril. 11) Perlak/pengalas.
3. Kapas steril. 12) Bengkok
4. Alcohol 70% 13) Alat pencukur
5. Povidone iodone. 14) Gunting
6. Plester 15) Tornikuet/manset
7. Standar infus. 16) Perban
8. Infus set. 17) Spalk dalam keadaan siap pakai, bila perlu.
9. IV kateter sesuai usia (Abocat). 18) Obat-obatan jika akan diberikan terapi obat
lewat IV.
PROSEDUR
KERJA
1 PREINTERAKSI 2 ORIENTASI

a) Beri salam, panggil klien dengan


a) Cek atau baca status dan
nama kesukaannya.
terapi cairan klien
b) Jelaskan maksud dan tujuan
b) Siapkan alat-alat dan
prosedur, serta lamanya yang
dekatkan pada klien.
akan dilakukan oleh perawat
untuk klien.
3. TAHAP KERJA
1. Cuci tangan
2. Atur posisi pasien / berbaring
3. Siapkan cairan dengan menyambung botol cairan dengan selang infus dan gantungkan
pada standar infus
4. Menentukan area vena yang akan ditusuk
5. Pasang alas
6. Pasang tourniket pembendung ± 15 cm diatas vena yang akan ditusuk
7. Pakai sarung tangan
8. Desinfeksi area yang akan ditusuk dengan diameter 5-10 cm
9. Tusukan IV catheter ke vena dengan jarum menghadap ke jantung
10. Pastikan jarum IV masuk ke vena
11. Sambungkan jarum IV dengan selang infus
12. Lakukan fiksasi ujung jarum IV ditempat insersi
13. Tutup area insersi dengan kasa kering kemudian plester
14. Atur tetesan infus sesuai program medis
15. Lepas sarung tangan
16. Pasang label pelaksanaan tindakan yang berisi : nama pelaksana, tanggal dan
jam pelaksanaan
17. Bereskan alat
18. Cuci tangan
4. TAHAP TERMINASI

Observasi dan evaluasi respon pasien, catat pada dokumentasi


keperawatan
SOP
PEMASANGAN
KATETER
01
DEFINISI
Pemasangan kateter atau kateter urine
adalah suatu tindakan keperawatan
memasukan kateter kedalam kandung
kemih melalui uretra.
02 TUJUA


N
Menghilangkan distensi pada kandung kemih
Mengosongkan kandung kemih secara lengkap
• Eksplorasi uretra apakah terdapat seanosis atau lesi
• Mengetahui residual urine setelah miksi
• Memasukan kontras kedalam buli – buli
• Mendapatkan specimen urine steril
INDIKASI PEMASANGAN KATETER:
02 Pemeriksaan
01 Mengambil spesimen
urin tanpa
radiologi pada
saluran kemih
terkontaminasi

Diagnosis dari perdarahan

Monitoring dari produksi 04 saluran kemih, atau


03 urin (urine output),
obstruksi saluran kemih
(misalnya striktur atau
sebagai indikator status
hipertropi prostat) yang
cairan dan menilai perfusi
ditandai dengan kesulitan
renal (terutama pada
memasukkan kateter
pasien kritis)
KONTRADIKSI PEMASANGAN KATETER:
• Kateterisasi uretra dikontraindikasikan pada pasien dengan gejala trauma pada traktus
urinarius bagian bawah, misalnya terjadi robekan pada uretra. Kondisi ini dapat
ditemukan pada pasien laki-laki yang mengalami trauma pelvis atau straddle-type
injury.

• Gejala yang dapat ditemukan pada pemeriksaan fisik adalah ditemukannya prostat yang
meninggi (high-riding) atau edema, hematom di perineum, atau keluarnya darah dari
lubang uretra.

• Apabila kondisi ini ditemukan maka harus dilakukan pemeriksaan uretrogram untuk
menghindari terjadinya robekan pada uretra sebelum dilakukan pemasangan kateter.
JENIS-JENIS KATETER URINE:
Condom Catheter
Intermittent Indwelling
Catheter Catheter
Kateter jenis ini harus
Kateter ini digunakan bila diganti tiap hari.
Jenis kateter ini hampir
Anda memerlukan kateter Bentuknya menyerupai
sama dengan
untuk sementara. Kateter ini kondom yang dipasang
intermittent catheter
biasa dipakai untuk pasien pada bagian luar penis.
yang ditujukan untuk
pascaoperasi atau pasien Fungsinya sama dengan
pemakaian sementara
yang enggan membawa kateter pada umumnya
waktu.
kantong penampung urine. yaitu mengalirkan air seni
ke kantong drainase.
ALAT DAN BAHAN PEMASANGAN INFUS
1. Handshoen steril 8. Larutan antiseptic + kassa steril
2. Handschoen on steril 9. Perlak dan pengalas
3. Kateter steril sesuai ukuran dan jenis 10. Pinset anatomis
4. Urobag 11. Bengkok
5. Doek lubang steril 12. Spuit10 cc berisi aquades
6. Jelly 13. Urinal bag
7. Lidokain 1% dicampur jelly 14. Plester / hypavik
(perbandingan 1 :1 ) masukkan dalam
15. Gunting
spuit ( tanpa jarum )
16. Sampiran
PROSEDUR
KERJA
1 PREINTERAKSI 2 ORIENTASI

a) Memberikan salam dan


a) Melakukan pengecekan
menyapa nama pasien
program terapi
b) Menjelaskan tujuan dan
b) Siapkan alat-alat dan dekatkan
prosedur pelaksanaan
pada klien.
c) Menanyakan persetujuan dan
kesiapan pasien
3. TAHAP KERJA

1. Menjaga privacy Pasien dengan memasang sampiran dan selimut extra


2. Mengatur posisi pasien dalam posisi terlentang dan melepaskan pakaian bawah
3. Memasang perlak dan pengalas
4. Memasang pispot di bawah bokong pasien
5. Menyiapkan plester fiksasi kateter dan label waktu pemasangan kateter, membuka kemasan luar
kateter dengan tetap mempertahankan kesterilannya, menyiapkan pelumas pada kasa steril dan dijaga
kesterilannya.
6. Memakai sarung tangan
7. Tangan tidak dominan pegang penis pakai kasa steril, desinfeksi dengan tangan dominan dengan
menggunakan kapas sublimat/betadin sol pada metaus uretra.
8. Mengganti sarung tangan steril, memasang duk steril
9. Masukkan jelly anestesi atau pelumas pada uretra kira-kira 10 cc, tahan ujung penis dan meatus
uretra dengan ibu jari dan telunjuk untuk mencegah refluk jelly, tunggu sebentar kira-kira 5
menit agar efek anestesi bekerja.
10. Pilih foley kateter sesuai ukuran, (besar : 18 dan 20, kecil : 8 dan 10 french catheter) atau sesuai
persediaan
11. Masukkan foley kateter ke uretra secara perlahan dengan sedikit mengangkat penis hingga urin
keluar (klien dianjurkan tarik napas panjang)
12. Menampung urin pada botol bila diperlukan untuk pemeriksaan
13. Mendorong lagi foley kateter kira-kira 5 cm ke dalam
14. bladder (1-2 inc)
15. Kembungkan balon dengan cairan aquadest sesuai ukuran, kira-kira 20 cc
16. Menarik kateter dengan perlahan sampai terasa ada tahanan dan meletakkannya
di atas abdomen bagian bawah.

17. Menyambungkan kateter dengan urine bag

18. Melepas duk, pengalas dan sarung tangan

19. Memfiksasi kateter di atas abdomen bagian bawah

20. Menempel label waktu pemasangan kateter


4. TAHAP TERMINASI

1. Melakukan evaluasi tindakan yang baru dilakukan


2. Merapikan pasien dan lingkungan
3. Berpamitan dengan klien
4. Membereskan alat-alat dan kembalikan alat ketempat semula
5. Mencuci tangan
6. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan perawatan
THANKS!
CREDITS: This presentation template was created
by Slidesgo, including icons from Flaticon, and
infographics & images by Freepik.

Anda mungkin juga menyukai