Anda di halaman 1dari 77

Management Keperawatan

Terapi Intra Vena

By: Listyowati
PENGERTIAN TERAPI INTRA VENA

Terapi Intra vena adalah pemberian


cairan, elektrolit atau obat-obatan
melalui vena
TUJUAN TERAPI INTRA VENA

 Hidrasi (mengganti cairan/elektrolit/darah)


 Memberikan nutrisi parenteral
 Menyediakan akses untuk pemberian obat-obatan
(Intra Vena)
 Menyediakan akses untuk mengambil sampel
pemeriksaan laboratorium
PERSIAPAN PASIEN

Perhatikan 7 BENAR
1. BENAR Cairan
2. BENAR Dosis
3. BENAR Waktu
4. BENAR Pasien
5. BENAR Obat
6. BENAR CARA
7. BENAR DOKUMENTASI
PERSIAPAN ALAT

 IV kateter
 IV Set
 Cairan
 Alkohol swap/kapas alkohol
 Plester
 Kasa steril
 Label
CAIRAN INFUS Contoh
Lactated Ringers (275 mOsm/L)
Isotonic
Ringers ( 275 mOsm/L)
Normal Saline (308 mOsm/L)
D5W (260 mOsm/L)
5% albumin (308 mOsm/L)
Hetastarch (310 mOsm/L)

Half-normal saline (154 mOsm/L)


Hypotonic
0.33% sodium chloride ( 103mOsm/L)
Dextrose 2.5% in water (126 mOSm/L)

Dextrose 5% in half normal saline (406 mOsm/L)


Hypertonic
Dextrose 5% in normal saline (560 mOsm/L)
Dextose 5% in lactated Ringer’s (575 mOsm/L)
3% sodium chloride ( 1.025 mOsm/L)
25% albumin (1500 mOsm/L)
7.5% sodium chloride (2400 mOsm/L)
Memilih tempat insersi

 Pada pasien dewasa, insersi kateter di ektremitas atas


lebih dianjurkan daripada ekstremitas bawah.

 Pada pasien anak, insersi kateter di vena kepala,


tangan, tungkai lebih dianjurkan daripada di vena paha
atau fossa antecubital

kategori IA
Rekomendasi CDC 2002
Kategori Eviden
IA Sangat direkomendasikan utk semua Rumah Sakit &
sangat didukung oleh eksperimen atau epidemiologi
yang dirancang secara baik

IB Sangat direkomendasikan untuk semua Rumah sakit &


dipandang efektif oleh para ahli & konsensus HIPAC dg
bukti pemikiran & rasional yang kuat. Meskipun studi
ilmiah belum dilakukan

II Disarankan utk dilakukan dibeberapa Rumah Sakit.


Rekomendasi ini didukung oleh studi klinis/epidemiologi,
teori rasional yg kuat, atau studi definitif yg dpt
diterapkan di beberapa RS.

Tidak ada
Rekomendasi Praktek-praktek dimana tidak ada bukti kuat atau
konsensus yang direkomendasikan
Persiapan insersi

 Gunakan sarung tangan latex atau non latex


pada saat melakukan insersi kateter intra
vena
kategori IB
 Sebelum memasang infus, cek ulang cairan
parenteral terhadap kekeruhan, kebocoran,
keretakan dan tanggal kadaluarsa
kategori IA
Desinfektans daerah insersi

 Desinfektans daerah insersi dengan alkohol 70%


atau povidon iodine 10% atau tincture iodine 2%
sebelum melakukan insersi vena
Kategori IA

 Jika yang dipakai adalah tincture of iodine, maka


harus dibersihkan dengan alkohol terlebih dulu
sebelum insersi dilakukan
Kategori II

 Jangan melakukan palpasi di tempat insersi setelah


kulit dibersihkan dengan antiseptik
Kategori IA
Tindakan Pencegahan
 Hand hygiene teknik yg baik
 Mengurangi flora transien (flora sementara)
 Flora residen (yg menetap) bisa dihambat dg sabun
antimikroba
 Praktek Tindakan Pencegahan Standar
 Ikuti teknik aseptik ketat
Hand Hygiene
 50% inok bisa dikurangi dg cuci tangan
 Sarung tangan tdk menggantikan kebutuhan cuci tangan
 Cuci tangan10-15 detik dg sabun & air mengalir
 Gunakan produk bahan dasar alkohol
 Kebanyakan petugas cuci tangan hanya 50% atau
setengah dari waktu yg diharuskan.
Cuci Tangan

 Cuci tangan sebelum dan sesudah palpasi, insersi, penggantian alat dan
setiap mengganti balutan intra vaskular
kategori IA

 Cuci tangan selama 10 detik tanpa sikat, dengan sabun dan gosok
dengan sempurna diikuti dengan pembilasan di bawah air mengalir.

 Hal ini diperlukan sebelum dan sesudah setiap menyentuh obyek atau
permukaan yang kemungkinan terkontaminasi dengan mikroorganisme
patogen di Rumah sakit
kategori IA
Pemilihan tempat berhubungan erat dengan:
 Mobilitas tangan pasien
 Diameter vena
 Kenyamanan pasien
 Kemudahan fiksasi

Seleksi vena harus mempertimbangkan:


 Kondisi pasien
 Usia
 Kondisi vena
 Lamanya /tujuan terapi.
Pedoman dalam penilaian vena:
1. Gunakan vena-vena distal terlebih dahulu.
2. Gunakan lengan yang tidak dominan.
3. Pilih vena-vena diatas area fleksi.
4. Pilih vena yang cukup besar,aliran darah adekuat.
5. Palpasi vena untuk menentukan kondisinya: penuh,
lurus, kenyal.
6. Pastikan lokasi yang dipilih tidak mengganggu
aktivitas pasien sehari-hari.
7. Pilih vena yang tidak mengganggu / mempengaruhi
prosedur-prosedur yang akan direncanakan seperti
pembedahan.
SELEKSI VENA
SELEKSI VENA
PERSIAPAN IV Set

 Lakukan priming pada


IV Set.
 Pastikan tidak ada
gelembung udara pada
IV Set
Teknik Pemasangan
Hal-hal yang penting diperhatikan saat melakukan
insersi vena perifer:

Menentukan lokasi yang tepat:


1. Posisi pasien nyaman.
2. Tempat harus cukup terang.
3. Gunakan torniket 4 – 6 inci diatas tempat yang akan
diinsersi (1 inci = 2,54 cm)  8 – 12 cm.
4. Untuk menimbulkan distensi vena: pasien diminta
mengepalkan tangannya dan membuka kepalan
untuk beberapa kali.
Pemasangan kateter Intra Vena perifer:

1. Cuci tangan
2. Pakai sarung tangan
3. Setelah lokasi vena dipilih, bersihkan kulit dengan
larutan antiseptik.

Caranya: bersihkan kulit dengan gerakan melingkar dari pusat


keluar dan biarkan mengering + 30 detik
MEMASUKAN KATETER

 Buka torniquet
 Sisipkan kasa 2x2” di
bawah hub.
 Tarik jarum keluar
 tekanan jari
 jarum tidak boleh
dimasukan kembali bila
sudah ditarik !
Tekanan Jari
 Sebelum mencabut jarum
 Tekan di depan ujung kateter (bukan di
kateter ! )
C. Fiksasi daerah insersi
Tergantung RS dan perawat, tetapi standar dasar yang harus di
observasi meliputi:
1. Fiksasi tempat pemasangan, dimana tanda-tanda phlebitis dan
infiltrasi dapat di observasi.
2. Pasang plester diatas kateter, hindari fiksasi di tempat insersi
3. Tidak mengganggu aliran darah.
4. Gunakan plester seminimal mungkin.
5. Fiksasi pusat kanula pada kulit untuk mencegah pergerakan
kateter dalam vena  pergerakan dapat menyebabkan phlebitis
mekanik.
6. Gulung selang IV Set kedekat kanula untuk mencegah kekusutan
atau tertarik.
7. Pada anak-anak / bayi gunakan bebat / papan penyangga.
8. Beri label pada tempat pemasangan dengan lengkap.
FIKSASI KATETER

 Fiksasi kateter bertujuan mempertahankan posisi kateter tetap pada


tempatnya
 Kateter difiksasi sedemikian rupa sehingga tidak menghambat visualisasi
daerah insersi
 Penggunaan plester hanya pada daerah hub kateter, dan tidak pada daerah
insersi
3. Fiksasi vena: letakkan ibu jari anda diatas vena untuk mencegah
pergerakan dan untuk meregangkan kulit melawan
arah penusukan.
4. Tusuk vena  pegang tabung bening kateter, bukan pusatnya.
Metode langsung: tempatkan bevel jarum mengarah keatas
dengan sudut 10o - 30o dari kulit pasien, tusukan searah dengan aliran
vena, menembus vena, dan lihat aliran darah balik
Metode tidak langsung: tusuk kulit disamping vena, kemudian
arahkan kateter untuk menembus sisi samping vena sampai
terlihat aliran darah balik.
5. Rendahkan jarum sampai sejajar dengan kulit.
Teknik Fiksasi (plester)

H- method

Butterfly method Chevron method


PEMBERIAN LABEL

 Beri label:
 Ukuran kateter
 Tanggal, waktu insersi dilakukan
 Nama perawat
Dokumentasikan pada catatan keperawatan:
Ukuran kateter, kondisi tusukan, vena yang
ditusuk.
Tipe terapi, cairan/obat, dosis, volume,
kecepatan.
Respon pasien terhadap prosedur.
Surat persetujuan.
Tanggal & Waktu penusukan
Nama perawat.
Memantau tempat Insersi & Laju
Cairan

 Observasi cairan infus dan label


 Konfirmasi cairan yg diberikan
 Kaji kecepatan aliran
 Inspeksi tempat insersi
 Kaji pengeluaran urine, bandingkan
dengan pemasukan cairan
Hal-hal Perhatian

 Tekanan pada sistem IV tergantung pada: besar


selang, besar kateter
 Tekanan vena yang normal mencapai
1 psi ~ 50mmHg ~ 27 inches
 Kemasan cairan dengan botol kaca dibutuhkan jarum
filter udara

 Rekomendasi tinggi cairan permukaan


1,3 psi ~ 67 mmHg ~ 36 inches
Faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap laju aliran
 Spasme vena
 Perubahan tekanan darah
 Pergerakan pasien
 Viskositas cairan

 Tinggi permukaan cairan


 Ukuran dan posisi IV kateter
Hubungan ukuran IV kateter
dengan laju aliran

Gauge Kateter Gauge jarum Panjang Flow rate


24G 26G 19mm 29ml/mt
22G 24G 25mm 42ml/mt
20G 22G 32mm 59ml/mt
18G 20G 32mm 103ml/mt
16G 18G 51mm 225ml/mt
14G 16G 51mm 315ml/mt
Menghitung laju aliran

Perhitungan laju aliran tergantung


faktor tetes dari IV Set yang digunakan:

 Makrodrip : 1ml = 15 – 20 tetes

 Mikrodrip : 1ml = 60 tetes


LAJU ALIRAN

 Tetesan Infus :
Jml Cairan (ml)/hr X faktor tetes = tts/mnt
Lama pemberian (jam) X 60 menit

Cara Cepat : 1 ml = 15 tetes  Jml cairan/jam/4


1 ml = 20 tetes  Jml cairan/jam/3
1 ml = 60 tetes  Jml cairan/jam/1
SISTEM PEMBERIAN INFUS

 Konvensional: Roler Klem dg


Gaya Gravitasi (tetes/menit)

 Mekanik : Syringe Pump (ml/jam)


Infusion Pump(ml/jam)
(tts/mt)
Aturan tentang balutan pada tempat
insersi

 Pakai kassa steril atau “transparant dressing” untuk melindungi


tempat insersi
kategori IA

 Ganti balutan jika kateter/kateter dicabut, atau jika balutan


lembab, longgar atau kotor. Ganti lebih sering pada pasien yang
banyak keringat
kategori IB

 Hindari kontaminasi karena menyentuh tempat insersi kateter


ketika mengganti balutan
kategori IA
DOKUMENTASI

Pemeliharaan:
 Penggantian balutan
 Penggantian IV Set/ IV kateter
 Penggantian cairan
Dokumentasi

Penghentian pemberian infus:


 Tanggal & waktu
 Alasan dihentikan
 Kondisi tempat insersi kateter
 Reaksi pasien/komplikasi
 Rencana tindakan selanjutnya
TEMPAT-TEMPAT YG BERESIKO
TERJADINYA KONTAMINASI
KOMPLIKASI

LOKAL SISTEMIK
 Infiltrasi  Overload
 Phlebitis  Emboli
 Hematom  Reaksi pirogen
 Oklusi  Sepsis
 Ekstravasasi
DERAJAT PHLEBITIS
Derajat Phlebitis Kondisi

0 Tidak ada gejala

1 Erythema dengan atau tanpa rasa sakit.


Dapat disertai adanya edema atau tidak.

2 Erythema dengan atau tanpa rasa sakit


Adanya edema atau tidak
Terdapat daerah lunak di sepanjang vena yg ditusuk
Sepanjang vena yang ditusuk tidak teraba adanya
pengerasan

3 Erythema dengan atau tanpa rasa sakit


Adanya edema atau tidak
Terdapat daerah yang lunak di sepanjang vena
Sepanjang vena yg ditusuk teraba mengeras
PHLEBITIS

Penyebab:
Mekanik (fiksasi kurang adekuat)
Kimiawi (viscositas cairan)
Mikrobakteri (kontaminasi bakteri)

Tanda & Gejala (Jika terdapat minimal 2 tanda/gejala di bawah ini)


 Bila ditekan terasa sakit
 Kemerahan pada tempat penusukan
 Rasa panas/sakit pada tempat penusukan
 Kemerahan sepanjang vena yang ditusuk
 Sepanjang vena yang ditusuk mengeras
PHLEBITIS
Tindakan:
 Cabut kateter intra vena
 Beri kompres hangat
 Pasang kateter IV di vena yang lain
 Kaji derajat phlebitis, catat & lapor

Pencegahan:
 Gunakan aseptik tehnik saat melakukan tindakan
 Perhatikan osmolaritas cairan sebelum melakukan tindakan
 Ganti kateter intra vena tiap 24 - 72 jam
 Fiksasi kateter dengan tepat
 Bilas setiap pemberian obat IV

PHLEBITIS

Phlebitis mekanik

Phlebitis kimiawi
INFILTRASI
Penyebab:
 Kateter IV keluar dari vena, sehingga cairan infus merembes ke
jaringan sekitarnya.

Tanda & Gejala


 Infus lambat atau terhenti, darah tidak keluar melalui selang
infus saat pengecekan
 Edema
 Nyeri tekan
 Adanya rembesan cairan pada daerah tusukan

Tindakan:
 Cabut kateter IV, pindahkan pada vena di atasnya atau
ekstremitas lain.
 Tinggikan lengan tsb
INFILTRASI
Ekstravasasi
Bocornya cairan/obat vesicant ke jaringan sekitarnya

Menimbulkan nekrosis jaringan


OKLUSI

Penyebab:
Selang infus diklem terlalu lama, adanya bekuan darah
yang menutup kateter IV.

Tanda & Gejala:


 Cairan infus tidak menetes
 Rasa tidak nyaman
 Nyeri
OKLUSI

Tindakan:
 Cabut kateter IV, pindahkan ke vena lain.
 Jangan memaksa untuk membilas atau aspirasi

Pencegahan:
 Hindari pengkleman set infus terlalu lama
 Pertahankan ketinggian cairan infus yang optimal
+ 36 inchi atau 90cm dari tempat tusukan
Hematoma
Penyebab:
 Terjadi rembesan darah ke dalam jaringan sekitar

Tanda & Gejala:


 Rasa panas di daerah tusukan
 Bengkak
 Terlihat biru disekitar tusukan

Tindakan:
 Cabut kateter IV
 Beri kompres hangat/trombophob zalf

Pencegahan: Pemasangan infus dilakukan


oleh tenaga trampil
Hematoma
Penanganan Komplikasi
Komplikasi Tanda & gejala Perawatan

Overload sesak nafas, tekanan darah kurangi kecepatan


meningkat, gelisah, aliran, segera
denyut nadi meningkat hubungi dokter,
sakit kepala pantau tanda vital
Posisi tidur semi
fowler
pantau kecepatan
aliran lebih sering.
Gunakan IV Pump
TERUMO FACTORIES

ASHITAKA, JAPAN KOFU, JAPAN SURUGA, JAPAN FUJINOMIYA, JAPAN

BELGIUM, EUROPE HEAD QUARTER MARYLAND, USA

HANGZHOU, CHINA SHONAN, JAPAN PHILIPPINES CHANGCHUN, CHINA


KATETER INTRA VENA SET INTRA VENA MESIN INTRA VENA

Surflo/ SR*OX Infusion Pump/ TE*112


Makro Drip/ TS*A

Infusion Pump
TE*172
Surflo Flash/ SR*FS Mikro Drip/ TK*A

Surflo-W/ SR+DM Volumetric/ TS*M Syringe Pump/ TE*331


PERUBAHAN IV SET

Materi tubing : PVC PVC bebas Phatalate (DEHP)


IV SET BEBAS PHTALATE
TSP: PVC bebas DEHP ( Di 2-ethylhexyl Phthalate)
DEHP adalah suatu zat kimia yang ditambahkan agar
plastik yang ada menjadi lentur.
Effek DEHP pada IV Set: pada obat tertentu akan terjadi
interaksi berupa absorption /adsorption.

DEHP yang biasa digunakan diganti dengan TOTM*


*Tris
*Tris (2-Ethylhexyl)Trimellitate
(2-Ethylhexyl) Trimellitate
Safety data of TOTM (in house data)

(Comparison Test for solving out volume)

Sandimmun Florid Stronger Neo-Minophagen C Milisrol


(ciclosporin) (miconazole) (Glyveltin) (nitroglicerine)

DEHP set 3.5μg/mL 4.4μg/mL N.D. N.D.

TOTM set N.D. 0.1μg/mL N.D. N.D.

N.D. : Not detected (less than 0.1μg/mL)

Measure the solving out volume of each set after 12 hours of providing each solution at 1ml/min

(Reference) DEHP solving out volume from TOTM plasticizer infusion set is less than minimum limit of measurement
level.
PERUBAHAN
BLOOD SET
SL-type catheter tip
*Smooth tapering and Low resistance
STEP

Conventional

SMOOTH!!

SL-type *Smooth tapering and Low resistance


SURFLO
WARNA ISO : Lebih mudah-pasti-aman
STERILISASI SINAR ELEKTRON

Memenuhi standart kualitas sistem ISO9002


ELECTRON BEAM STERILIZATION ?

Sterilisasi yang menggunakan


Elektron berenergi tinggi
(elektron yang diakselerasi
mendekati kecepatan cahaya.
Energi yang dihasilkan mampu
berpenetrasi ke dalam
kemasan shipping box.
LANGSUNG : menghancurkan DNA

mikroorganisme tersebut tidak mempunyai


kemampuan untuk memperbaiki kerusakan
DNAnya.
1. EFEKTIF
Menghancurkan DNA semua mikro organisme: jamur,
parasit, mikrobakteri, spora.

2. EFISIEN
Proses sterilisasi kering, hanya memerllukan waktu 2
menit setiap siklusnya.
Dilakukan pada suhu kamar.

3. RAMAH LINGKUNGAN
Sterilisasi EB dijuluki “THE GREEN MACHINE”.
Tidak menggunakan tekanan tinggi, bahan kimia
maupun zat radioaktif.
TEROBOSAN BARU PADA IV KATHETER

adalah....

PT. TERUMO INDONESIA


ANGKA KEBERHASILAN PUNGSI VENA
DI RS. ANAK ST. CHRISTOPHER PHILADELPHIA

PETUGAS MEDIK TOTAL PUNGSI VENA ANGKA KEBERHASILAN ANGKA


KEGAGALAN

DOKTER 416 95 ( 23% ) 321 ( 77% )

PERAWAT 197 86 ( 44% ) 111 ( 56% )

PERAWAT 43 42 ( 98% ) 1 ( 2% )
Specialist Intravena

TOTAL 656 223 ( 34% ) 433 ( 66% )

Dengan menggunakan berbagai merk I.V Kateter


FITUR FLASH BACK
Keberhasilan pungsi vena dapat diindikasikan dengan adanya
aliran darah yang masuk kedalam alur khusus antara jarum dan
kateter. Visualisasi tersebut memudahkan perawat yunior untuk
melakukan pungsi vena yang sulit sekalipun.

IV Kateter
Konvensional
Aliran darah
SR Flash

otot
Vena
Aliran darah tampak pada Aliran darah tampak pada
hub jarum, saat ujung kateter, saat kateter tepat
jarum berada pada vena. di dalam vena
MASALAH YANG TIMBUL PADA PEMAKAIAN IV KATETER

KEGAGALAN PUNGSI VENA

 Ujung kateter rusak dikarenakan pungsi ulang

 Pemakaian kateter baru >>> menambah biaya

Dikembangkan untuk ..

 Meminimalkan pungsi ulang

 Menghemat biaya
Konsep SURFLO Flash adalah ...

KEBERHASILAN PUNGSI VENA


IV Kateter dengan injection port dan wing

TERSEDIA DENGAN UKURAN YANG LEBIH


LENGKAP
SURFLO-W
Menambah rasa nyaman bagi pasien

Meniadakan :
Pungsi ulang Pasien merasa lebih nyaman
Pemakaian alat tambahan biaya dapat ditekan

Memudahkan pemberian obat


intermiten tanpa infus atau dengan infus
Keuntungan &
Kerugian IV Kateter

Port Non Port


Open sistem Closed Sistem
 Fiksasi lebih mudah  Fiksasi lebih sulit
 Praktis, tanpa tamb.  Perlu tamb. Alat
Alat utk injeksi. untuk injeksi
 Mudah
Keuntungan &
Kerugian IV Kateter

Port
Open sistem Non Port
 Resiko Inf. Nos. Lbih besar Closed Sistem
 Resiko emboli  Resiko inf. Minimal

 Kemerahan pd kulit  Tdk ada Resiko emboli

dibawah sayap  Tdk ada resiko trauma

 Trauma pd Vena pd vena


 Rasa sakit saat obat
diberikan
Mengapa ini penting?
 Tourniquet
 Apakah digunakan dari pasien ke pasien ?
 Berapa lama digunakan?
 Apakah didisinfeksi sblm digunakan?
 Pemakaian plester gulung multipel
 Hanya plester steril hrs digunakan di bawah transparan
dressing!
 Stetoskop
 Apakah didisinfeksi?
 Apakah sering ditempeli plester?
 Apakah digantung di tempat kerja?
 Apakah cuci tangan sblm memakainya?
Rotasi
Standar INS
 Setiap 72 jam atau segera bila ada kecurigaan infeksi,
komplikasi, atau penghentian terapi (Standard 55, 2000)
 Bila angka phlebitis > 5%, rotasi hrs dilakukan setiap 48 jam
 Pemasangan darurat harus diganti dlm 24 jam
Panduan CDC
 Setiap 72-96 jam
 Bila akses terbatas, tdk ada bukti flebitis maka dpt
dipasang lbh lama (monitor ketat)
 Pediatrik: Biarkan terpasang sampai terapi IV selesai
kecuali timbul komplikasi

Anda mungkin juga menyukai