Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Iklim kerja merupakan lingkungan yang ada atau yang dihadapi oleh

manusia yang berada dalam suatu organisasi yang melakukan tugas dan pekerjaan.

Iklim kerja secara umum dapat dianggap sebagai karakteristik yang unik disebuah

organisasi. Iklim kerja merupakan hasil suatu tindakan yang telah ditempuh baik

sadar atau tidak sadar oleh suatu kelompok yang berpengaruh terhadap tingkah laku

anggota organisasi. Iklim kerja yang muncul dalam suatu organisasi merupakan

faktor utama untuk menentukan pengembangan sikap dan perilaku para karyawan

(Martins, 2010).

Iklim kerja dapat diartikan sebagai persepsi individu terhadap tempat

kerjanya yang mencakup tentang kebijakan, praktek-praktek dan prosedur-prosedur

organisasional yang dirasa dan diterima oleh individu dalam organisasi (Kusdi,

2011). Iklim kerja meliputi kejelasan, tanggung jawab, penghargaan, standar,

kesesuaian dan kerjasama (Rita, 2014). Permasalahan iklim kerja disetiap

organisasi bervariatif dikarenakan perbedaan faktor individu dan organisasi.

Buchari (2010) mengatakan bahwa iklim kerja merupakan suasana dalam suatu

organisasi yang diciptakan oleh pola hubungan antar pribadi. Iklim kerja yang

kondusif perlu diciptakan agar perawat dapat bekerja secara efektif dan efisien

sehingga dapat meningkatkan kepuasan kerja perawat.

Kepuasan kerja merupakan fokus utama perhatian manajemen agar mereka

bisa bekerja dengan efektif dalam organisasi (Sigit, Keliat & Haryati, 2011).

Kepuasan kerja merupakan hal yang penting yang harus ditumbuhkan pada setiap

perawat (Scheimann, 2010). Kepuasan kerja mencerminkan tingkat dimana

1
2

seseorang menyukai pekerjaannya. Kepuasan kerja (job satisfaction) adalah sebuah

tanggapan afektif atau emosional terhadap berbagai segi pekerjaan seseorang

(Kreitner, 2014). Kepuasan kerja perawat tidak bisa dipisahkan dari fakta bahwa

kepuasan kerja perawat dapat dicapai apabila semua harapannya dapat dipenuhi

dalam pekerjaannnya. Kepuasan kerja mempunyai beberapa faktor yang

mempengaruhi yaitu pekerjaan itu sendiri, gaji, promosi, pengawasan, kelompok

kerja dan kondisi kerja (Luthans, 2012). Perawat dapat dikatakan memiliki

kepuasan kerja yang tinggi apabila mampu mengeluarkan seluruh kemampuan dan

energi yang dimiliki untuk menyelesaikan pekerjaan, sehingga dapat menghasilkan

kinerja terbaik untuk rumah sakit (Mariam, 2009). Kepuasan kerja perawat harus

dikelola dengan baik, karena jika kepuasan perawat terpenuhi dengan baik, perawat

akan memberikan kontribusi sangat besar untuk menjaga dan meningkatkan

kualitas pelayanan rumah sakit (Sigit, Keliat & Haryati, 2011).

Kepuasan kerja perawat sangatlah penting mengingat perawat merupakan

Sumber Daya Manusia (SDM) dengan jumlah yang paling banyak yang bekerja di

rumah sakit. Kepuasan kerja perawat akan mempengaruhi kinerja perawat. Perawat

sebagai Sumber Daya Manusia (SDM) terpenting dalam menjalankan tugas

pelayanan suatu rumah sakit dengan tidak mengecilkan arti SDM yang lain, maka

pemeliharaan hubungan yang kontinu dan serasi dengan para perawat menjadi

sangat penting. Pelayanan keperawatan yang baik dan buruk tentunya berhubungan

dengan kinerja para perawat. Kinerja perawat yang buruk akan berdampak pada

kualitas pelayanan rumah sakit yang buruk juga. Pelayanan keperawatan

merupakan bagian integral dari suatu kinerja pelayanan kesehatan. Profesi perawat

sebagai pemberi pelayanan jasa berada digaris terdepan dan merupakan komponen

yang sangat menentukan baik buruknya citra rumah sakit. Perawat memegang
3

peranan penting dalam proses pemberian layanan di rumah sakit karena terlibat

langsung dengan pasien selama 24 jam. Setiap upaya untuk meningkatkan kualitas

pelayanan rumah sakit harus disertai upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan

keperawatan (Suroso, 2011).

Jumlah perawat di Indonesia pada tahun 2017 sebanyak 296.876 orang

(49%) dari seluruh tenaga kesehatan yang berjumlah 601.228 orang. Perawat

menjadi sumber daya manusia kesehatan terbanyak yang didayagunakan di fasilitas

kesehatan. Provinsi Riau menempati posisi 10 besar untuk jumlah tenaga

keperawatan di Indonesia terbanyak yaitu 8.107 orang (Kemenkes, 2017). Data

yang diperoleh dari bidang ketenagakerjaan tercatat bahwa Rumah Sakit Umum

Daerah Arifin Achmad Provinsi Riau pada tahun 2018 memiliki jumlah

keseluruhan tenaga kesehatan 914 orang dan 678 diantaranya adalah perawat.

Perawat yang bekerja dirawat inap sebanyak 399 orang dan sebanyak 235 perawat

merupakan perawat yang bekerja di ruang rawat jalan dan 44 perawat bekerja di

IGD (Data Ketenagaan Keperawatan RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau, 2018).

Berdasarkan penelitian Yayah (2015) terdapat hubungan yang bermakna

antara persepsi tentang iklim kerja dengan kepuasan kerja perawat. Hasil penelitian

ini menunjukkan bahwa perawat yang memiliki persepsi baik tentang iklim kerja,

berpeluang 13,132 kali untuk merasa lebih puas terhadap pekerjaannya sebagai

perawat, dibandingkan dengan perawat yang memiliki persepsi iklim kerja yang

tidak baik. Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Triwibowo (2013) yang

menyatakan bahwa jika perawat memiliki persepsi iklim kerja positif maka akan

meningkatkan semangat kerja dan kepuasan kerja, sebaliknya jika iklim kerja

dipersepsikan buruk, maka akan menimbulkan efek pada semangat kerja dan burn

out yang tinggi dan produktifitas kerja yang menurun. Hal ini disebabkan perawat
4

yang merasa puas terhadap pekerjaannya cenderung akan mencintai pekerjaannya,

dan akan memandang pekerjaan itu sebagai hal yang menyenangkan. Perawat yang

sebaliknya merasakan tidak puas terhadap pekerjaannya, maka perawat akan

menganggap pekerjaannya sebagai sesuatu hal yang membosankan.

Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad yang berdiri pada tahun 1950

merupakan rumah sakit kelas B Pendidikan, merupakan institusi pemerintah

Provinsi Riau yang mempunyai tugas dan fungsi mencakup upaya pelayanan

kesehatan perorangan, pusat rujukan dan pembina Rumah Sakit Kabupaten/Kota se

Provinsi Riau serta merupakan tempat pendidikan mahasiswa Fakultas Kedokteran

Universitas Riau dan Institusi Pendidikan Kesehatan lainnya. Rumah sakit ini

memberikan perawatan IGD, rawat jalan dan rawat inap. Rumah Sakit Umum

Daerah Arifin Acmad memiliki 20 ruang rawat inap dari 33 ruangan yang tersedia

dan memiliki kapasitas 545 tempat tidur. Rumah Sakit Umum Daerah Arifin

Achmad sudah mendapatkan Sertifikat Akreditasi versi 2012 dengan predikat Lulus

Tingkat Paripurna (Profil RSUD Arifin Achmad, 2018).

Studi pendahuluan dilakukan di ruang Mawar dan Melati RSUD Arifin

Achmad Provinsi Riau dengan metode wawancara. Hasil wawancara yang

dilakukan kepada perawat yang bekerja diruangan tersebut didapatkan 6 dari 10

perawat (60%) mengatakan kurang puas dengan kondisi pekerjaannya sedangkan 4

perawat (40%) menyatakan puas. Wawancara lebih lanjut, salah seorang perawat

mengatakan bahwa terkadang waktu pemberian insentif yang lama dan jumlah yang

diberikan tidak sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan. Perawat lain mengatakan,

karir perawat juga bisa ditentukan berdasarkan kedekatan perawat dengan

atasannya. Hasil wawancara kepada perawat didapatkan 5 dari 10 perawat

mengatakan iklim kerja di rumah sakit masih kurang, terutama tentang standar dan
5

penghargaan bagi perawat. Wawancara lebih lanjut, perawat mengatakan jumlah

pasien yang dilayani tidak sebanding dengan jumlah perawat yang bekerja

diruangan. Hal ini tentunya berkaitan erat dengan iklim kerja yang ada di Rumah

Sakit.

Secara garis besar terlihat pada hasil studi pendahuluan, hanya 40% perawat

yang merasa puas pada kondisi pekerjaannya dan 50% perawat mengatakan iklim

kerja yang ada di Rumah Sakit masih kurang baik. Oleh sebab itu, berdasarkan

fenomena yang ditemui pada studi pendahuluan, peneliti tertarik melakukan

penelitian tentang “Hubungan Iklim Kerja dengan Kepuasan Kerja Perawat di

Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Provinsi Riau”.

B. Rumusan Masalah

Perawat merupakan profesi atau tenaga kesehatan yang jumlah dan

kebutuhannya paling banyak di antara tenaga kesehatan lainnya. Provinsi Riau

tercatat menjadi 10 besar provinsi yang memiliki perawat terbayak yaitu 8.107

orang. Jumlah ini bahkan masih sangat jauh dengan target Rencana Strategis

Kementerian Kesehatan 2015 - 2019 sebesar 180 perawat per 100.000 penduduk.

RSUD Arifin Achmad juga memiliki mayoritas perawat dibandingkan tenaga

kesehatan yang lain. Jumlah persentase perawat di RSUD Arifin Achmad 70% dari

jumlah tenaga kesehatan secara keseluruhan. Perawat memiliki dampak pada

kualitas, efisiensi dan efektivitas pelayanan kesehatan di rumah sakit. Penting untuk

mengetahui kepuasan perawat terhadap pekerjaannya. Kepuasan kerja perawat

dipengaruhi beberapa faktor, salah satunya yaitu iklim kerja. Iklim kerja merupakan

lingkungan yang ada atau yang dihadapi oleh manusia yang berada dalam suatu

organisasi yang dapat dirasakan secara sadar ataupun tak sadar dan dapat
6

mempengaruhi tingkah laku, kinerja dan kepuasan pekerja. Iklim kerja yang baik

akan menciptakan kepuasan kerja pada perawat.

Berdasarkan uraian diatas maka dirumuskan masalah penelitian yaitu,

“Bagaimana hubungan Iklim Kerja dengan Kepuasan Kerja Perawat di Rumah

Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Provinsi Riau ?”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan iklim

kerja dengan kepuasan kerja perawat di Rumah Sakit Umum Daerah Arifin

Achmad Provinsi Riau.

2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus penelitian ini yaitu:

1. Untuk mengetahui iklim kerja di Rumah Sakit Umum Daerah Arifin

Achmad Provinsi Riau.

2. Untuk mengetahui kepuasan kerja perawat di Rumah Sakit Umum Daerah

Arifin Achmad Provinsi Riau.

3. Untuk mengetahui hubungan iklim kerja dengan kepuasan kerja perawat di

Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Provinsi Riau.

D. Manfaat Penelitiaan

1. Pelayanan keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi

manajemen keperawatan terutama mengenai iklim kerja dan hubungannya

dengan kepuasan kerja perawat.


7

2. Manajemen Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Provinsi Riau

Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi pihak manajemen Rumah

Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Provinsi Riau khususnya ruangan rawat

inap dalam rangka pengelolaan iklim kerja dan kepuasan kerja perawat

sehingga menjadi dasar dalam penyusunan kebijakan terkait kepuasan kerja.

3. Pendidikan Keperawatan

Penelitian ini diharapkan menjadi informasi tambahan dan pengetahuan

peserta didik keperawatan tentang iklim kerja dan hubungannya dengan

kepuasan kerja perawat.

4. Peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya bisa menjadikan penelitian ini sebagai bahan dasar

bila ingin mengembangkan penelitian terkait iklim kerja dengan kepuasan kerja

perawat.

Anda mungkin juga menyukai