Manifestasi paru ovid-19 saat ini dijelaskan dalam sebuah spectrum dengan 2
titik. Titik awal dengan infeksi covid-19 tipe L yang merespon pembeian terapi
oksigen konvensional dan infeksi covid-19 tipe H yang perlu terapi oksigen dengan
tekanan yang lebih tinggi.1,4,10
1. Terapi Awal O2
a. Segera beri oksigen dengan nasal kanul atau face mask
b. Jika tidak merespon, berikan HNFC
c. NIV dapat dipertimbangkan jika tidak mendapat HFNC dan tidak ada tanda-
tanda kebutuhan intubasu segera, tetapi disertai denganNIV dan monitoring
ketat. Tidak direkomendasi mengenai jenis perangkat NIV yang lebih baik
d. Target SpO2 tidak lebih dari 96%
e. Segera lakukan intubasi dan beri ventilasi mekanik jika terjadi perburukan
saat penggunaan HFNC atau NIV atau tidak membaik dalam waktu 1 jam.
2. pengaturan Ventilasi Mekanik
ventilator setting
a. Mode ventilasi menggunakan volume maupun pressure based
b. Volume tidal (TV) awal 8 ml/kgBB
- Titrasi TV dengan penurunan 1 ml/kgbb tiap 2 jam sampai mencapai TV 6
ml/kgbb
- Rentang TV disarankan ialah 4-8 ml/kgbb
- Gunakan predicted body weight untuk menghitung TV. Adapun rumus
perhitungan predicted body weigh sebagai berikut:
o Laki-laki: 50 + (0,91[tinggi badan(cm) – 152.4])
o Perempuan: 45.5 + (0,91 [tinngi badan(cm) – 152.4])
60
61
4. Perawatan Pascaintubasi
a. Intubasi oral lebih dipilih dibandingan nasal pada remaja dan orang dewasa
b. Gunakan system suctioning tertutup; drainase secara berkala dan buang
kondensat dalam tabung
c. Gunakan sirkuit ventilator baru untuk tiap pasien; jika pasien telah
terventilasi, ganti sirkuit jika kotor atau rusak tatapi tidak secara rutin
64
d. Ubah heat moisture exchanger jika tidak lagi berfungsi, kotor atau tiap 5-7
hari
e. Gunakan protocol penyapihan yang mencakup penilaian harian untuk
persiapan bernapas spontan
f. Sedasi pada pasien ARDS diminmalkan untuk memfasilitasi pemulihan lebih
cepat. Akhirnya berkembang konsep analgosedation, maksudnya
meningkatkan kenyamanan pasien dalam mengahadipi prosedur ICU yang
menimbulkan rasa sakit sehingga kebutuhan obat sedasi murni akan
berkurang. Penggunaan sedasi dapat digunakan jika pasien perlu sedasi lebih
dalam, seperti pada kasus asinkroni ventilasi mekanik. Asinkroni pada kasus
ARDS umumnya akibat strategi volume tidal rendah dan PEEP yang tinggi.
g. Penggunaan agen pelumpuh otot jika pasien terjadi asinkroni yang resisten
setelah pemeberian analgesic dan sedasi. Menimimalkan efek samping obat
dosis tinggi, dilakukan strategi balanced sedation menggunakan pelumpuh
otot. Pelumpuh otot diberi secara intermitten, akan tetapi pada kasus refrakter,
digunakan secara kontinye, dengan durasi terbatas <48 jam. Hal ini terkait
peningkatan mortalitas yang didapat pasien yang diberi pelumpuh otot selama
> 48 jam saat dirawat di ICU.
h. Jaga posisi pasien dalam semi-terlentnag(elevasi pada tempat tidur 30-45°).
Penting untuk memaksimalkan fungsi paru, kurangi kejadian pneumonia
terkait ventilator (VAP) dan lancarkan drainase darah ke otak.
5. Penyapihan Ventilasi Mekanik
a. Syarat penyapihan
- PEEP ≤ 8 dan FiO2 ≤ 0,4 atau PEEP ≤ 5 dan FiO2 ≤ 0,5
- Usaha napas adekuat
- Hemodinamik stabil tanpa topangan atau topangan minimal
- Patologi paru sudah membaik
b. Teknik penyapihan
65