DOSEN PEMBIMBING :
Ns. Marlina Yesni, M.Kep
Satiti Kawuri Putri, M.Si
I. PENDAHULUAN
Perilaku adalah suatu tindakan atau perbuatan yang bisa kita amati
bahkan dapat dipelajari. Perilaku kesehatan merupakan suatu respon seseorang
terhadap rangsangan terhadap suatu penyakit, sistem pelayanan kesehatan,
makanan, serta lingkungan. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah
sekumpulan perilaku yang dilakukan atas kesadaran seseorang sehingga
anggota keluarga atau keluarga tersebut dapat menolong dirinya sendiri di
bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di
masyarakat (Depkes, 2011).
Upaya peningkatan perilaku sehat di masyarakat belum menunjukkan
hasil optimal. Data hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) tahun
2014 menunjukkan bahwa di Indonesia sebanyak 38,5% masyarakat masih
merokok di dalam rumah ketika bersama anggota keluarga yang lain. Perokok
laki-laki lebih tinggi dari perempuan (72% dibanding 28%). Selanjutnya 77,3%
penduduk usia 15 tahun ke atas kurang melakukan aktivitas fisik, dengan
katagori (82%) kurang bergerak dan (11%) tidak terbiasa melakukan aktivitas
fisik (Badan Pusat Statistik, 2015).
World Health Organization (WHO) tahun 2017 menyatakan, seacara
global, timbulnya angka terjadinya penyakit salah satunya diare hampir 6 juta
kasus anak yang mengakibatkan kematian pada anak tahun 2015 (Lamberti,
2017). Di sebabkan oleh kuman yang masuk kedalam mulut dengan kondisi
belum cuci tangan ketika sedang mau makan, air dan tangan yang kotor
buruknya kebersihan lingkungan, serta makanan dan minuman yang kurang
sehat sebagai konsumsi anak ketika menikmati istirahat siang mengakibatkan
88 % kematian anak di seluruh dunia. Hasil rekapitulasi Kejadian Luar Biasa
(KLB) diare tahun 2017 tercatat 1725 anak yang menderita diare dan 34 anak
tercatat meninggal dunia, dan case fatality rate (CFR) diare saat KLB tercatat
1,97% mengalami penurunan dibandingkan tahun 2016 (Depkes RI, 2017).
Riskesdas tahun 2018 mengungkapkan, penduduk umur > 10 tahun
menerapkan cuci tangan yang sesuai di Indonesia dengan rata - rata presentase
49,8 % dan berperilaku BAB dengan benar dari hasil kajian perhitungan rata –
rata 88,2%, menyikat gigi setiap hari dengan hasil riset rata - rata 94,7%. Dari
hasil penjabaran pada tiap daerah provinsi yang ada di Indonesia mempunyai
angka prevalensi dengan tingkat perilaku hidup bersih dan sehat berbeda –
beda (Kemenkes, 2018).
Data Global School Health Survey (GSHS) tahun 2015,
mengungkapkan anak usia sekolah >10 tahun aktivitas fisik punya kenangan
merokok, 11,6 % perokok, 4,4% pernah minum alkohol, angka kejadian
tersebut dapat mempengaruhi kesehatan sesorang yang berdampak buruk pada
PHBS. (Kemenkes, 2017). Dari hasil data rekapitulasi Riskesdas tahun 2018,
usia anak > 10 Indonesia dimasa sekarang sikap perilaku hidup bersih dan
sehat menurun, banyak anak bangsa Indonesia yang tercatat merokok aktif
sebesar 28,8 %, mengkonsumsi minuman beralkohol tercatat 13,2 %, jarang
mengkonsumsi buah dan sayur sebanyak 95,5%, aktivitas fisik yang kurang
akibat kecanduan gadget sebesar 33,5% (Riskesdas, 2018). Riskesdas tahun
2013 menyatakan, angka kebersihan diri yang terjadi pada anak mengalami
permasalahan pada gigi sebanyak 86%, belum tahu caranya potong kuku
sebanyak 53%, belum mengerti caranya menggosok gigi sebanyak 42% dan
tidak melaksanakan cuci tangan sebelum dan sesudah makan sebanyak 8%.
(Kemenkes, 2013).
Di Indonesia sendiri berdasarkan data Riset kesehatan dasar tahun
2013 yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
menunjukkan bahwa selama 12 bulan terakhir (potential demand) penduduk
Indonesia masih banyak yang mengalami masalah Kesehatan gigi dan masih
cukup banyak yang belum mendapatkan perawatan kesehatan gigi dan mulut.
Data tersebut yaitu sebanyak 25,9% dari 1.027.763 responden menunjukkan
bahwa penduduk Indonesia mempunyai masalah gigi dan mulut. Adapun
68,9% tidak mendapatkan perawatan dan pengobatan gigi dan hanya 31,1%
yang mendapatkan perawatan dan pengobatan dari tenaga medis gigi. Data
tersebut didapatkan melalui metode wawancara serta pemeriksaan gigi dan
mulut secara langsung (Kemenkes, 2013). Berdasarkan data dari Dinas
Kesehatan kota Jambi tahun 2014 menunjukkan bahwa jumlah Rumah Tangga
yang berprilaku hidup bersih dan sehat masih kurang dari 50%.
Berdasarkan latar belakang diatas dapat disimpulkan bahwa masih
rendahnya pengetahuan dan perilaku masyarakat untuk hidup bersih dan sehat.
Oleh karena itu, tujuan penyuluhan PHBS ini adalah untuk meningkatkan
pengetahuan dan menerapkan hidup bersih dan sehat pribadi dan keluarga.
II. TUJUAN
A. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan anak- anak Madrasah
Desa Muntialo mampu mengetahui mengenai Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) seperti menggosok gigi dan mencuci tangan dengan baik
dan benar serta mampu menerapkannya pada diri sendiri maupun kepada
anggota keluarga lainya mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
B. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan selama 60 menit anak- anak mampu :
1. Mengetahui cara menggosok gigi yang benar
2. Mengetahui cara mencuci tangan dengan benar
3. Mengetahui pentingnya sarapan sehat bagi anak- anak.
III. MATERI PENYULUHAN
A. Pengerian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
B. Cara menggosok gigi
C. Cara mencuci tangan
D. Pentingnya sarapan pagi
V. MEDIA
Leaflet.
VII. EVALUASI
A. Evaluasi Struktur
1. Semua anggota masyarakat hadir dalam acara penyuluhan
2. Kesiapan materi penyaji
3. Tempat yang digunakan nyaman dan mendukung
B. Evaluasi Proses
1. Masyarakat hadir sesuai dengan kontrak waktu yang ditentukan.
2. Masyarakat antusias untuk bertanya tentang hal-hal yang tidak
diketahuinya.
3. Masyarakat menjawab semua pertanyaan yang telah diberikan.
C. Mahasiswa
1. Dapat memfasilitasi jalannya penyuluhan.
2. Dapat menjalankan peran sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya.
D. Evaluasi Hasil
1. Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan.
2. Adanya tambahan pengetahuan tentang PHBS yang diterima oleh
audiens dengan melakukan evaluasi melalui tes lisan di akhir ceramah.
E. Prosedur: Tanya jawab
F. Waktu: 5 menit
G. Bentul soal: Lisan
H. Jumlah soal : 4 soal
Soal:
1. Apa yang dimaksud dengan PHBS?
Jawab: Yang dimaksud dengan PHBS adalah sekumpulan perilaku yang
dilakukan atas kesadaran seseorang sehingga anggota keluarga atau
keluarga tersebut dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan
berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat.
2. Ada berapa langkah dalam menggosok gigi yang baik dan benar?
Jawab: 7 langkah.
3. Ada berapa langkah dalam mencuci tangan yang baik dan benar?
Jawab: 6 langkah.
4. Apa manfaat dari sarapan pagi?
Jawab: Manfaat dari sarapan pagi adalah dapat meningkatkan stamina kerja
serta meningkatkan konsentrasi belajar.
Anhusadar, La Ode. 2021. “Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini
Penerapan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Anak Usia Dini Di Tengah Pandemi
Covid 19 Abstrak.” 5(1):463–75. doi: 10.31004/obsesi.v5i1.555.
[Depkes] Departemen Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2011.
[Depkes] Departemen Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2017.
[Kemenkes] Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2011.
[Kemenkes] Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2014.
[Kemenkes] Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2018.
Lamberti, L.M, Walker, C.L.F, Noiman. A, Breastfeeding and the risk for
diarrhea morbidity and mortality. BMC Public Health; 2017.
Lina, H. P. (2017). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Siswa di SDN 42
Korong Gadang Kecamatan Kuranji Padang. Jurnal Promkes, 4(1), 92-103.
[Riskesdas] Riset Kesehatan Dasar Republik Indonesia Tahun 2018.
Rosidin, U., & Shalahuddin, I. 2018. Gambaran Pengetahuan Masyarakat
Tentang PHBS Rumah Tangga Di RW 04 Desa Jaya Raga Kecamatan Tarogong
Kidul Kabupaten Garut Tahun 2017. Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada,
18(1), 89- 97.
LAMPIRAN
A. Pengertian PHBS
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku
yang dilakukan atas kesadaran seseorang sehingga anggota keluarga atau
keluarga tersebut dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan
berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat (Depkes,
2011).
E. Manfaat PHBS
Manfaat PHBS menurut (Kemenkes RI, 2011) :
1) Manfaat PHBS bagi Anak Sekolah :
a. Terciptalah perilaku hidup yang bersih dan sehat pada siswa baik
disekolah maupun dirumah agar telindungi dan terhindar dari
berbagai penyakit baik virus, maupun bakteri.
b. Dengan lingkungan yang bersih membuat siswa semakin
bersemangat dalam belajar dikarenakan merasa nyaman dalam
lingkungan yang bersih.
c. Selain itu citra sekolah pun semakin meningkat dan bisa
mengikuti berbagai perlombaan kebersihan antar sekolah.
d. Dan sekolah bisa dijadikan sebagai percontohan dalam hal
kebersih dan penerapan perilaku hidup bersih dan sehat bagi
siswa,guru dan seluruh jajaran yang ada di sekolah.
2) Manfaat PHBS bagi rumah tangga :
a) Setiap rumah tangga meningkatkan kesehatannya dan tidak mudah
sakit
b) Anak tumbuh sehat dan cerdas
c) Produktivitas kerja anggota keluarga meningkat dengan
meningkatnya kesehatan anggota rumah tangga maka biaya yang
dialokasikan untuk Kesehatan dapat dialihkan untuk biaya investasi
seperti biaya Pendidikan, pemenuhan gizi keluarga dan modal usaha
untuk peningkatan pendapatan keluarga.
3) Manfaat PHBS bagi masyarakat
a) Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan yang sehat
b) Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah-
masalaha Kesehatan
c) Masyarakat memanfaatkan pelayanan Kesehatan yang ada
d) Masyarakan mampu mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumber
Masyarakat (UKBM) seperti posyandu, jaminan pemeliharaan
Kesehatan, tabungan bersalin (Tabulin), kelompok pemakai air, dll.
G. Kebersihan Tangan
Mencuci tangan adalah proses menggosok kedua permukaan tangan
dengan kuat secara bersamaan menggunakan zat yang sesuai dan dibilas
dengan air dengan tujuan menghilangkan mikroorganisme sebanyak mungkin
juga mengungkapkan bahwa cuci tangan adalah satu satunya prosedur
terpenting dalam pengendalian infeksi nosokomial. Menurut WHO (2009)
cuci tangan adalah suatu prosedur/tindakan membersihkan tangan dengan
menggunakan sabun dan air yang mengalir atau hand rub dengan antiseptik
(berbasis alkohol).
Mencuci tangan menggunakan sabun yang dipraktikkan secara tepat
dan benar dapat mencegah berjangkitnya beberapa penyakit. Mencuci tangan
dapat mengurangi risiko penularan berbagai penyakit termasuk flu burung,
cacingan, influenza, hepatitis A, dan diare terutama pada bayi dan balita.
Anak yang mencuci tangan tanpa menggunakan sabun berisiko 30 kali lebih
besar terkena penyakit tipoid, dan yang terkena penyakit tipoid kemudian
tidak pernah atau jarang mencuci tangan menggunakan sabun, maka akan
berisiko mengalami penyakit tipoid empat kali lebih parah daripada yang
terbiasa mencuci tangan menggunakan sabun. Selain itu, manfaat positif lain
dari mencuci tangan adalah tangan menjadi bersih dan wangi (Kemenkes,
2016).
Teknik mencuci tangan biasa adalah membersihkan tangan dengan
cairan berbasis alkohol, dilakukan sesuai lima waktu. Peralatan yang
dibutuhkan untuk mencuci tangan hand-rub hanya cairan berbasis alkohol
sebanyak 2-3 ml. Prosedur cuci tangan hand-rub sebagai berikut (WHO,
2009):
Gambar 1. Cara mencuci tangan
1.
Melepaskan semua benda yang melekat pada daerah tangan
2. Cairan berbasis alkohol ke telapak tangan 2-3 ml.
3. Melakukan gerakan tangan, mulai dari meratakan hand sanitizer dengan
kedua telapak tangan.
4. Kedua punggung telapak tangan saling menumpuk secara bergantian.
5. Bersihkan telapak tangan dan sela-sela jari seperti gerakan menyilang.
6. Membersihkan ujung-ujung kuku bergantian pada telapak tangan.
7. Membersihkan ibu jari secara bergantian.
8. Posisikan jari-jari tangan mengerucut dan putar kedalam beralaskan
telapak tangan secara bergantian. Lakukan semua prosedur diatas selama
20-30 detik.
H. Sarapan Pagi
Sarapan pagi adalah suatu kegiatan yang penting sebelum melakukan
aktivitas fisik pada hari itu. Sarapan sehat seyogyanya mengandung unsur
empat sehat lima sempurna. Ini berarti kita benar-benar telah mempersiapkan
diri untuk menghadapi segala aktivitas dengan amunisi yang lengkap. Asupan
makanan minuman merupakan bagian penting untuk tercapainya kesehatan
yang prima. Namun demikian, sekedar makan dan minum saja tidaklah
cukup. Adapun 10 pesan gizi seimbang (PGS) yang dianjurkan :
1) Syukuri dan nikmati aneka ragam makanan,
2) Banyak makan sayuran dan cukup buahbuahan,
3) Biasakan mengonsumsi lauk pauk yang mengandung protein tinggi,
4) Biasakan mengonsumsi aneka ragam makanan pokok,
5) Batasi konsumsi pangan manis, asin dan berlemak,
6) Biasakan sarapan,
7) Minum air yang cukup dan aman,
8) Biasakan membaca label pada kemasan pangan,
9) Cuci tangan pakai sabun dengan air bersih mengalir,
10) Lakukan aktivitas yang cukup dan pertahankan berat badan normal.
Pada pesan gizi seimbang (PGS) no 6 yaitu biasakan sarapan, dimana
sarapan pagi sangat penting dilakukan karena setelah semalaman beristirahat
dan tidak mengonsumsi makanan, maka kadar gula dalam tubuh turun. Gula
dalam tubuh adalah sumber energi. Dengan sarapan pagi, maka tubuh
mendapatkan asupan gula dan digunakan untuk energi beraktivitas.
Sarapan atau makan pagi adalah makanan yang disantap pada pagi
hari, waktu sarapan dimulai dari pukul 06.00 pagi sampai dengan pukul 10.00
pagi. Sarapan dianjurkan menyantap makanan yang ringan bagi kerja
perncernaan, sehingga dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang
memiliki kadar serat tinggi dengan protein yang cukup namun dengan kadar
lemak rendah. Selain itu, mengonsumsi protein dan kadar serat yang tinggi
juga dapat membuat seseorang tetap merasa kenyang hingga waktu makan
siang. Sarapan pagi yang baik harus banyak mengandung karbohidrat karena
akan merangsang glukosa dan mikro nutrient dalam otak yang dapat
menghasilkan energi, selain itu dapat berlangsung memacu otak agar
membantu memusatkan pikiran untuk belajar dan memudahkan penyerapan
pelajaran.
Energi dari sarapan untuk anak-anak dianjurkan berkisar 20-25% yaitu
370-462,5 kalori dihitung berdasarkan AKG 2013 pada kelompok umur 7-9
tahun pada anak laki-laki dan perempuan. Berdasarkan AKG 2013 pada
kelompok umur 10-12 tahun energi yang dibutuhkan pada anak laki-laki yaitu
420-525. Berdasarkan AKG 2013 pada kelompok umur 10-12 tahun energi
yang dibutuhkan pada anak perempuan yaitu 400-500.
Sarapan pagi sangat bermanfaat bagi setiap orang. Bagi orang
dewasa,sarapan pagi dapat memelihara ketahanan fisik, mempertahankan
daya tahan tubuh saat bekerja dan meningkatkan produktivitas kerja. Bagi
anak sekolah, sarapan pagi dapat meningkatkan konsentrasi belajar dan
memudahkan penyerapan pelajaran sehingga prestasi belajar lebih baik. Ada
2 manfaat yang diperoleh kalau seseorang melakukan sarapan pagi, antara
lain :
1. Sarapan pagi dapat menyediakan karbohidrat yang siap digunakan
untuk meningkatkan kadar gula darah. Dengan kadar gula darah yang
terjamin normal, maka gairah dan konsentrasi kerja bisa lebih baik
sehingga berdampak positif untuk meningkatkan produktifitas.
2. Pada dasarnya sarapan pagi akan memberikan kontribusi penting akan
beberapa zat gizi yang diperlukan tubuh seperti protein, lemak,
vitamin dan mineral. Ketersediaan zat gizi ini bermanfaat untuk
berfungsinya proses fisiologis dalam tubuh. Sarapan pagi termasuk
dalam Pedoman Umum Gizi Seimbang dalam pesan kedelapan.
Makan pagi dengan makanan yang beraneka ragam akan memenuhi
kebutuhan gizi untuk mempertahankan kesegaran tubuh dan
meningkatkan produktifitas dalam bekerja. Pada anak-anak, makan
pagi akan memudahkan konsentrasi belajar sehingga prestasi belajar
bisa lebih ditingkatkan.
Lampiran 2. Leaflet Cuci Tangan
Lampiran 3. Leaflet Gosok Gigi
Lampiran 4. Leaflet Sarapan Pagi