Dosen Pembimbing
Disusun Oleh
Rosidana Putri
2048201065
Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun paper ini dengan baik dan
tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas mengenai Penentuan Kadar
Vitamin C.
Paper ini dibuat dengan berbagai literatur dan beberapa bantuan dari berbagai pihak
untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini.
Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan paper ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada paper ini.
Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat
membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Vitamin adalah suatu zat senyawa kompleks yang sangat dibutuhkan oleh tubuh
kita yang berfungsi untuk mambantu pengaturan atau proses kegiatan tubuh. Tanpa
vitamin manusia, hewan dan makhluk hidup lainnya tidak akan dapat melakukan
aktifitas hidup dan kekurangan vitamin dapat menyebabkan memperbesar peluang
terkena penyakit pada tubuh kita.
Dalam tubuh kita vitamin hanya di butuhkan dalam jumlah yang sedikit. Karena
vitamin hanya membantu kinerja atau proses kegiatan tubuh. Vitamin ada bermacam-
macam jenisnya ada vitamin A, B, C, D, E, dan K. Vitamin yang dapat larut dalam
air adalah vitamin A, D, E, dan K. Sedangkan, vitamin yang tidak dapat larut vitamin
B dan C.
Setiap vitamin memiliki fungsi sendiri-sendiri dalam tubuh, ada yang digunakan
untuk penglihatan, pendengaran, ingatan dan masih banyak lagi. Karena vitamin
hanya dibutuhkan sedikit pada tubuh, sehingga vitamin yang harus masuk harus
sesuai. Tidak boleh kekurangan atau kelebihan vitamin karena dapat menimbulkan
penyakit yang dapat mengganggu pengaturan atau proses kegiatan tubuh.
Dalam makalah ini saya akan membahas tentang vitamin C dimana vitamin C
dapat ditemukan pada buah-buahan ataupun sayuran. Contohnya jerik, cabe, dan lain-
lain. Namun biasanya banyak orang yang tidak suka makan pedasa ataupun makan
buah-buahan. Sehingga mereka dapat kekurangan vitamin C. Contoh dari kekurangan
vitamin C, kita akan mengalami sariawan, bibir pecah-pecah bahkan badan menjadi
lemas. Sehingga banyak orang meminum tablet vitamin C yang dijual di apotek
karena itu dapat menggantikan vitamin yang ada di peroleh dari bahan alam. Namun
jika kelebihan vitamin C juga menimbulkan efek yang buruk ke tubuh. Misalnya
badan menjadi pucat dan kurus.
Sehingga perlu ditentukan kadar dari vitamin C pada tablet vitamin C. Oleh
karena itu, pada makalah ini saya membahas tentang “ Penentuan Kadar Vitamin C
pada Tablet Vitamin C “.
II. Rumusan Masalah
Rumusan Masalah makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana prinsip penentuan kadar dengan metode spektrofotometri?
2. Bagaimana cara penetapan kadar senyawa vitamin C dengan metode
spektrofotometri?
3. Berapa kadar vitamin C dalam satu tablet vitamin C?
III. Tujuan
1. Untuk mengetahui prinsip penentuan kadar dengan metode spektrofotometri.
2. Untuk mengetahui cara penetapan kadar senyawa vitamin C dengan metode
spektrofotometri.
3. Untuk menetahui kadar vitamin C dalam satu tablet vitamin C.
IV. Manfaat
1. Untuk menambah literature bagi peneliti
2. Menambah wawasan pembaca
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I. Vitamin C
Vitamin C adalah salah satu jenis vitamin yang larut dalam air dan memiliki
peranan penting dalam menangkal berbagai penyakit.
Vitamin ini juga dikenal dengan nama kimia dari bentuk utamanya yaitu asam
askorbat. Vitamin C termasuk golongan vitamin antioksidan yang mampu menangkal
berbagai radikal bebas ekstraselular. Beberapa karakteristiknya antara lain sangat
mudah teroksidasi oleh panas, cahaya, dan logam. Meskipun jeruk dikenal sebagai
buah penghasil vitamin C terbanyak, sebenarnya salah besar, karena lemon memiliki
kandungan vitamin C lebih banyak 47% daripada jeruk.
Vitamin C berhasil diisolasi untuk pertama kalinya pada tahun 1928 dan pada
tahun 1932 ditemukan bahwa vitamin ini merupakan agen yang dapat mencegah
sariawan. Albert Szent-Györgyi menerima penghargaan Nobel dalam Fisiologi atau
Kedokteran pada tahun 1937 untuk penemuan ini. Selama ini vitamin C atau asam
askorbat dikenal perananny dalam menjaga dan memperkuat imunitas terhadap
infeksi. Pada beberapa penelitian lanjutan ternyata vitamin C juga telah terbukti
berperan penting dalam meningkatkan kerja otak.Dua peneliti di Texas Woman's
University menemukan bahwa murid SMTP yang tingkat vitamin C-nya dalam darah
lebih tinggi ternyata menghasilkan tes IQ lebih baik daripada yang jumlah vitamin C-
nya lebih rendah.
Vitamin C diperlukan untuk menjaga struktur kolagen, yaitu sejenis protein
yang menghubungkan semua jaringan serabut, kulit, urat, tulang rawan, dan jaringan
lain di tubuh manusia. Struktur kolagen yang baik dapat menyembuhkan patah tulang,
memar, pendarahan kecil, dan luka ringan.
Vitamin c juga berperan penting dalam membantu penyerapan zat besi dan
mempertajam kesadaran. Sebagai antioksidan, vitamin c mampu menetralkan radikal
bebas di seluruh tubuh. Melalui pengaruh pencahar, vitamini ini juga dapat
meningkatkan pembuangan feses atau kotoran. Vitamin C juga mampu menangkal
nitrit penyebab kanker. Penelitian di Institut Teknologi Massachusetts menemukan,
pembentukan nitrosamin (hasil akhir pencernaan bahan makanan yang mengandung
nitrit) dalam tubuh sejumlah mahasiswa yang diberi vitamin C berkurang sampai
81%.
Hipoaskorbemia (defisiensi asam askorbat) bisa berakibat keadaan pecah-
pecah di lidah scorbut, baik di mulut maupun perut, kulit kasar, gusi tidak sehat
sehingga gigi mudah goyah dan lepas, perdarahan di bawah kulit (sekitar mata dan
gusi), cepat lelah, otot lemah dan depresi. Di samping itu, asam askorbat juga
berkorelasi dengan masalah kesehatan lain, seperti kolestrol tinggi, sakit jantung,
artritis (radang sendi), dan pilek.
PEMBAHASAN
I. Metodologi
Dalam pembuatan makalah ini dilakukan menggunakan metode literature.
Dimana pada makalah ini membahas tentang penetapan kadar vitamin C pada tablet
vitamin C menggunakan metode spektrofotometri.
I. Prinsip Spektrofotometri
Prinsip kerja spektrofotometri berdasarkan hokum Lambert-Beer, bila cahaya
monokromatik (I0),melalui suatu media (larutan), maka sebagian cahaya tersebut
diserap (Ia), sebagian dipantulkan (Ir), dan sebagian lagi dipancarkan (It).
Transmitans adalah perbandingan intensitas cahaya yang di transmisikan ketika
melewati sampel (It) dengan intensitas cahaya mula-mula sebelum melewati sampel
(Io). Persyaratan hokum Lambert-Beer antara lain : Radiasi yang digunakan harus
monokromatik, rnergi radiasi yang di absorpsi oleh sampel tidak menimbulkan reaksi
kimia, sampel (larutan) yang mengabsorpsi harus homogeny, tidak terjadi flouresensi
atau phosphoresensi, dan indeks refraksi tidak berpengaruh terhadap konsentrasi, jadi
larutan harus pekat (tidak encer).
: 744,8 ppm
Standar 1 Standar II
V1 x N1 = V2 x N2 V1 x N1 = V2 x N2
V1 x 744,8 ppm = 100 ml x 4 ppm V1 x 744,8 ppm = 100 ml x 8 ppm
V2 = 0,54 ml V2 = 1,07 ml
Dilakukan pengenceran:
y = 0,0379x – 0,0312
0,506 = 0,0379x – 0,0312
0,5372 = 0,0379x
x = 14,17 ppm
= Pengenceran x konsentrasi
= 200 x 14,17 ppm
= 2834 ppm
III. Pembahasan
Vitamin c atau asam askorbat merupakan bahan farmasi yang banyak
dikonsumsi sebagai antioksidan. Asam askorbat dalam sediaan farmasi dapat
ditentukan dengan metode titrasi iodometri atau spektrofotometri untraviolet pada
panjang gelombang 265nm. Pada praktikum ini akan dilakukan penentuan kadar
vitamin c sediaan farmasi dengan metode spektrofotometri pada panjang gelombang
maksimum (ditentukan terlebih dahulu). Digunakan larutan asam askorbat standar
untuk membuat kurva kalibrasi. Sampel berupa bahan farmasi vitamin C dengan
merek dagang “vitacimin”, merupakan tablet vitamin c yang berwarna kuning.
Sampel obat di larutkan dalam air sebagai larutan induk, asam askorbat dan bahan
pengisi pada tablet vitacimin akan larut sempurna dalam 250mL air, vitamin c atau
asam askorbat tersebut kemudian dapat ditentukan kadarnya dengan spektrofotometer
UV.
Spektrofotometer UV merupakan instrument yang menggunakan sumber
cahaya, sumber cahaya dapat berupa cahaya tampak ataupun ultraviolet, cahaya akan
ditembakkan pada sampel (kuvet) dan banyaknya cahaya yang diserap sampel dapat
terukut pada detektor. Pada praktikum digunakan cahaya ultraviolet. Banyaknya
cahaya yang diserap sampel pada panjang gelombang tertentu linear dengan kadarnya,
isi sesuai dengan hukum lambert beer. Menurut International Journal of Basic &
Applied Sciences IJBAS-IJENS Vol: 11 No: 02 hal.110 bahwa penentuan kadar
vitamin c menggunakan metode spektrofotometri sangat sensitive dengan deviasi
relatif sebesar 0,81%. Asam askorbat/vitamin C bersifat tidak stabil terhadap suhu,
oksigen, pH dan juga keberadaan ion logam seperti Fe2+, Cu2+ atau Ca2+ sehingga
perlakuan sampel seharusnya sangat memperhatikan stabilitas asam askorbat tersebut
agar tidak terjadi degradasi asam askorbat menjadi senyawa asam dehidroskorbat.
PENUTUP
I. Kesimpulan
Dari makalah ini dapat disimpulkan :
1. Prinsip kerja spektrofotometri berdasarkan hokum Lambert-Beer, bila cahaya
monokromatik (I0),melalui suatu media (larutan), maka sebagian cahaya tersebut
diserap (Ia), sebagian dipantulkan (Ir), dan sebagian lagi dipancarkan (It).
2. Standar asam askorbat diukur pada panjang gelombang maksimum yang telah
ditentukan sebelumnya, panjang gelombang maksimum asam askorbat standar
pada 271nm. Dari pengukuran standar diperoleh kurva kalibrasi dengan
persamaan y = 0,0379x – 0,0312 dan absorbansi sampel vitacimin sebesar 0,596
sehingga kadar asam askorbat sampel vitacimin sebesar 14,17 ppm Kadar terukur
tersebut dikalikan dengan faktor pengenceran (200x) sehingga kadar
sesungguhnya adalah 2834 ppm yang diperoleh dari larutan vitacimin 8000ppm.
3. Kadar asam askorbat vitacimin dalam persen sebesar 35,43%.
II. Saran
Paper ini masih jauh dari kata sempurna sehingga penulis mengharapkan saran yang
membangun bagi para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Wardani, L.A. 2017. Validasi Metode Analisis dan Penentuan Kadar Vitamin C Pada
Minuman Buah Kemasan Dengan Spektrofotometri UV-Visibel. FMIPA. Depok.
Davies MB, Austin J, Partridge DA. 2017. Vitamin C: Its Chemistry and Biochemistry. Hal :
97-100. The Royal Society of Chemistry: Cambridge
awan Madha.2016. Kandungan Klorofil, Karotenoid, dan Vitamin C pada Beberapa Spesies
Tumbuhan Akuatik. Buletin Anatomi dan Fisiologi Vol. XVIII, No. 1, Maret 2010.