Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN/MAKALAH

BIOKIMIA I (P)

UJI IDENTIFIKASI VITAMIN C

Percobaan Ke 8

Disusun Oleh:

NAMA : RIDA AFTITA

NIM : B1D123206

KELAS : RPL 2023

KELOMPOK : SATU (1)

PROGRAM STUDI DIV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS


FAKULTAS TEKNOLOGI KESEHATAN
UNIVERSITAS MEGAREZKY
MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan

rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan LAPORAN

BIOKIMIA (P) ini dengan judul “Percobaan 8. Uji Identifikasi Vitamin C”.

Dalam penyelesaian laporan ini penulis banyak mendapat bantuan

baik dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terimakasih banyak.

Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam penulisan ini, penulis

menyadari, masih banyak terdapat kekurangan untuk itu penulis mengharap

kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan penulisan laporan ini,

atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

Makassar, 13 Desember 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL .....................................................................................................i

KATA PENGANTAR..................................................................................ii

DAFTAR ISI...............................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................1

A. Latar Belakang ............................................................................1


B. Tujuan Percobaan........................................................................2
C. Rumusan Masalah.......................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................3

BAB III METODE PERCOBAAN..............................................................6

A. Waktu Dan Tempat......................................................................6


B. Alat Dan Bahan............................................................................6
C. Prosedur Kerja.............................................................................6

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................7

A. Hasil Pengamatan.........................................................................7
B. Pembahasan.................................................................................8

BAB V PENUTUP.....................................................................................9

A. Kesimpulan...................................................................................9
B. Saran.............................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Vitamin merupakan substansi yang dibutuhkan tubuh untuk tumbuh dan

berkembang secara normal. Vitamin biasanya tidak bisa diproduksi oleh tubuh,

sehingga harus mendapat asupan dari luar. Vitamin memiliki peranan spesifik di

dalam tubuh dan dapat memberikan manfaat kesehatan. Bila kadar senyawa ini

tidak mencukupi, tubuh dapat mengalami suatu penyakit.Tubuh hanya

memerlukan vitamin dalam jumlah sedikit, tetapi jika kebutuhan ini diabaikan

maka metabolisme di dalam tubuh kita akan terganggu karena fungsinya tidak

dapat digantikan oleh senyawa lain (Almatsier, 2011).

Vitamin merupakan komponen organik yang sangat dibutuhkan oleh

tubuh. Vitamin dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah sedikit. Vitamin termasuk

kelompok zat pengatur pertumbuhan dan pemeliharaan kehidupan. Vitamin

berperan dalam beberapa tahap reaksi metabolis, energi, pertumbuhan, dan

pemeliharaan tubuh, pada umumnya sebagai koenzim atau sebagai bagian dari

enzim. Kontribusi suatu jenis makanan terhadap kandungan vitamin makanan

sehari-hari bergantung pada jumlah vitamin yang semula tedapat dalam makanan

tersebut, jumlah yang rusak pada saat panen atau penyembelihan, penyimpanan,

pemrosesan dan pemasakan (Almatsier, 2011).

Atas dasar kelarutannya, vitamin dibedakan menjadi 2, yaitu:

1. Vitamin larut dalam lemak (A, D, E, K), dan

2. Vitamin larut dalam air (B dan C).

1
Vitamin yang larut dalam air, jika jumlahnya berlebihan tidak

membahayakan karena kelebihan vitamin akan dikeluarkan melalui urine. Tetapi

bila vitamin yang larut dalam lemak jumlahnya berlebihan, tidak dapat

dikeluarkan melalui urine tetapi disimpan dalam sel-sel adiposa dan dapat

menyebabkan gangguan fungsi tubuh.

B. Tujuan Percobaan

Adapun tujuan dari uji identifikasi vitamin C adalah untuk

mengidentifikasi vitamin C secara kualitatif.

C. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian vitamin C?

2. Bagaimana metabolisme vitamin C di dalam tubuh?

3. Apa saja fungsi vitamin C?

4. Apa saja sumber vitamin C?

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Vitamin C adalah nutrien yang larut dalam air merupakan senyawa

organik yang harus ada pada diet dalam jumlah tertentu untuk mempertahankan

integritas dan metabolisme tubuh yang normal. Nama kimia Vitamin C dari

bentuk utamanya yaitu asam askorbat. Vitamin C disentisasi dari D-glukosa dan

D-galaktosa dalam tumbuh-tumbuhan dan sebagian besar hewan. Dalam keadaan

kering cukup stabil, tapi dalam keadaan larut, vitamin ini mudah rusak oleh proses

oksidasi terutama bila terkena panas. Oleh karena sangat mudahnya teroksidasi

oleh panas, cahaya dan logam ini maka vitamin C masuk kedalam golongan

antioksidan.

Vitamin C adalah salah satu zat gizi yang berperan sebagai antioksidan

dan efektif mengatasi radikal bebas yang dapat merusak sel atau jaringan,

termasuk melindungi lensa dari kerusakan oksidatif yang ditimbulkan oleh radiasi.

Status vitamin C seseorang sangat tergantung dari usia, jenis kelamin, asupan

vitamin C harian, kemampuan absorpsi dan ekskresi, serta adanya penyakit

tertentu. Rendahnya asupan serat dapat mempengaruhi asupan vitamin C karena

bahan makanan sumber serat dan buah-buahan juga merupakan sumber vitamin C

(Citraningtyas, 2013).

Vitamin C mempunyai peran penting terhadap tubuh manusia, dimana

apabila tubuh manusia kekurangan vitamin C maka akan timbul gejala penyakit

ini seperti sariawan, nyeri otot, berat badan berkurang, lesu, dan sebagianya.

Didalam tubuh vitamin C menjalankan fungsinya seperti dalam sintesis kolagen,

pembentukan carnitine, terlibat dalam metabolisme kolesterol, menjadi asam

3
empedu, dan berperan penting dalam pembentukan neurotransmitter norepinefrin.

Vitamin C juga termasuk antioksidan dalam tubuh. Pada dasarnya vitamin C

didalam tubuh mampu berfungsi melindungi beberapasel molekul dalam

tubuhseperti, protein, lipid, karbohidrat dan asam nukleat selain itu vitamin C

dapat menjaga kehamilan, mencegah dari diabetes (Helmi, 2007).

Vitamin C banyak terdapat di buah, dan sayuran, salah satunya pada cabai.

Vitamin C pada cabai memiliki fungsi sebagai antioksidan yang baik untuk tubuh

(mampu meningkatkan daya tahan tubuh yang diserap oleh kalsium dalam tubuh,

selain itu, Vitamin C juga termasuk yang paling mudah larut dalam air dan

esensial untuk biosintesis kolagen (Rahmawati, 2009).

Sayur-sayuran yang Mengandung Vitamin C Ada brokoli, kembang kol,

kubis, dan paprika merah. Seperti paprika merah yaitu tanaman sejenis cabai yang

mana dulunya ditanam di Amerika. Buahnya yang besar dan warnanya tidak

hanya merah, ada hijau dan kuning juga (seperti cabai). Ada yang mengatakan

tanaman ini pedas, ada yang tidak tetapi manis. Buah ini bisa dibudidaya

dimanapun. Bahkan kandungannya 100 gram paprika merah terkandung 190

miligram vitamin C. Kubis sendiri yaitu sayuran daun yang berbentuk bola. Kubis

ini sendiri ditanam di Eropa pertama kali. Kubis sendiri ada 3 macam yang

berwarna hijau pucat, hijau segar, dan keunguan. Dan banyak dibudidaya di

daerah perbukitan atau pegunungan. Karena jika ditanam di dataran rendah, daun

kubis tidak dapat berkembang maksimal dan mudah terserang penyakit.

Buah yang banyak dengan vitamin C antara lain pepaya, stroberi, jeruk

dan kiwi. Yang biasanya lebih dikenal memang buah jeruk yang mengandung

vitamin C. Buah jeruk mengandung vitamin C 50 miligram setiap 100 gram buah

4
jeruk. Jeruk pun banyak macamnya. Jeruk sendiri sudah lama tumbuh di

Indonesia. Seperti jeruk bali, jeruk purut, dan jeruk nipis merupakan buah yang

banyak tumbuh di Asia Tenggara. Sedangkan pepaya yaitu tanaman buah yang

berasal dari Negara Meksiko yang sekarang sudah banyak ditanam di Indonesia.

Pepaya adalah tanaman buah berumah tunggal sehingga ada tanaman yang jantan

dan ada yang betina. Sedangkan yang betina lah yang menghasilkan buah. Dalam

100 gram buah pepaya mengandung 62 miligram vitamin C.

5
BAB III
METODE PERCOBAAN

A. Waktu dan Tempat

1. Waktu : 10.00 – Selesai

2. Hari/tanggal : Sabtu, 25 November 2023

3. Tempat : Laboratorium Kimia DIV Teknologi Laboratorium Medis

B. Alat dan Bahan

1. Alat : Rak tabung, Tabung reaksi, Pipet tetes, Penjepit Tabung.

2. Bahan : Asam Askorbat, larutan benedict, larutan FeCl3, larutan NaHCO3.

C. Prosedur Kerja

1. Menyiapkan 2 tabung reaksi yang bersih.

2. Mengisi Tabung 1 : 5 tetes asam askorbat + 15 tetes larutan benedict,

Tabung 2 : 5 tetes asam askorbat + 2 ml NaHCO3 + 2 sampai 3 tetes FeCl3

3. Aduk perlahan sampai homogen


4. Panaskan sampai mendidih
5. Kemudian amati hasil yang terjadi

6
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Uji Identifikasi Vitamin C.

Bahan Uji T.1 T.2 Perlakuan

Asam Askorbat 5 tetes 5 tetes Panaskan


selama 2
Benedict 15 tetes -
menit
FeCl3 2-3 tetes tambahkan
NaHCO3 2
Hasil = Perhatikan (+) Vit. C Hijau (+) Vit. C
ml (pH: 8)
Warna endapan/ kekuningan Terbentuk
sebelum
larutan sampai merah warna
penambahan
bata merah ungu
FeCl3

Hasil reaksi bahan uji setelah ditambahkan benedict, NaHCO3, dan FeCl3.

7
B. Pembahasan

Vitamin C adalah nutrien yang larut dalam air merupakan senyawa

organik yang harus ada pada diet dalam jumlah tertentu untuk mempertahankan

integritas dan metabolisme tubuh yang normal. Nama kimia Vitamin C dari

bentuk utamanya yaitu asam askorbat. Vitamin C dikeluarkan dari tubuh melalui

urine dalm bentuk dydroaskorbat, ketogulonate, askorbat 2 sulfate, asam oksalat.

Reaksi utama yang sangat membutuhkan vitamin C hidroksilasi proline dalam

kolagen, sebagai kofaktor reaksi katabolisme tirosine dan sintesis epinefrin dari

tirosin, sintesis asam empedu. Fungsi vitamin C antara lain sebagai antioksidan,

sintesis kolagen, penyembuhan luka, pada kanker kulit, dan lain sebagainya.

Sumber-sumber vitamin C antara lain sayur-sayuran, buah-buahan, sumber

hewani, dan lain-lain.

Pada percobaa kali ini dilakukan uji identifikasi terhadap vitamin C..

Adapun sampel yang digunakan yaitu asam askorbat. Reagen yang digunakan

yaitu benedict, NaHCO3 dan FeCl3. Adapun tujuan dari uji identifikasi vitamin C

ini adalah untuk mengidentifikasi vitamin C secara kualitatif. Dimana reaksi

positif pada uji identifikasi ini ditandai dengan adanya perubahan warna endapan

atau larutan.

Pada sampel asam askorbat, ketika di tambahkan dengan benedict,

kemudian dipanaskan akan terbentuk endapan warna hijau kekuningan sampai

merah bata, yang berarti positif (+) Vitamin C. Untuk asam askorbat yang terlebih

dahulu dinetralkan dengan 2 ml larutan NaHCO3 lalu ditambahkan 2-3 tetes

larutan FeCl3, maka hasil reaksinya akan terjadi perubahan warna merah sampai

ungu Hal ini menunjukan bahwa positif (+) vitamin C.

8
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil percobaan uji identifikasi vitamin C, dapat disimpulkan bahwa

bahan uji yang dianalisa secara kualitatif dalam hal ini yaitu asam askorbat

bereaksi dengan larutan benedict dan asam askorbat yang dinetralkan dengan

NaHCO3 lalu direaksikan dengan FeCl3, makan akan menghasilkan positifi (+)

vitamin C.

B. Saran

Saat praktikum berlangsung diharapkan mahasiswa lebih berhati-hati agar

tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita.2011 Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka


Utama.

Pakaya, D. 2014. Peranan vitamin C pada kulit. Jurnal Ilmiah Kedokteran. 1 (2) :
45-54.

Rosmainar, L., W. Ningsih, N. P. Ayu, dan H. Nanda. 2018. Penentuan kadar


vitamin c beberapa jenis cabai (Capsicum sp.) dengan spektrofotometri
uv-vis. Jurnal Kimia Riset. 3 (1) : 1-5.

Sulistyoningsih, H. 2011.Gizi untuk kesehatan ibu dan anak. Yogyakarta : Graha


Ilmu

10

Anda mungkin juga menyukai