Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH METABOLISME ZAT GIZI MIKRO

VITAMIN D

Dosen Pengampu :
Lulu’ul Badriyah,SKM, MKM

Disusun oleh :
Sabilla Tiara Anggereni (12200000001)
A.Syafira Nur Qalbi Muthmainnah Makkasau (12210000007)
Azril Gymnastiar (12210000008)

UNIVERSITAS INDONESIA MAJU


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI SARJANA GIZI
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan yang maha layak untuk di
sembah, berkat Rahmat dan Karunia-Nya saya berhasil menyusun makalah tentang Za
t gizi Mikro ini tepat pada waktunya. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan
kepada Uswah dan Khudwah ummat junjungan Alam Nabi Muhammad SAW, cinta s
aya untukmu semua orang-orang yang dicintai oleh Allah.
Memasuki era globalisasi Indonesia masih menghadapi masalah gizi ganda, yaitu
masalah gizi kurang dan masalah gizi lebih dengan resiko penyakit yang ditimbulkan.
Masalah gizi ganda ini terdapat di masyarakat perdesaan dan perkotaan. Masalah gizi
ganda pada hakekatnya merupakan masalah perilaku. Untuk mengkoreksi masalah giz
i ganda tersebut dapat dilakukan dengan pendekatan melalui pemberian informasi tent
ang perilaku gizi yang baik dan benar, di samping pendekatan lain. Untuk itu diperluk
an acuan/bahan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) tentang perilaku gizi yang 
baik dan benar.
Penulis menyadari penulisan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan sehingga kr
itik dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan demi perbaikan dan kese
mpurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat sebagaima
na mestinya.

Jakarta, 10 Oktober 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................................2
BAB I...........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..........................................................................................................................................4
2. 4 Latar Belakang..........................................................................................................................4
2. 4 Rumusan Masalah....................................................................................................................4
2. 4 Tujuan.......................................................................................................................................4
BAB II..........................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN............................................................................................................................................5
2. 4 Konsep Dasar Vitamin D...........................................................................................................5
2. 4 Faktor Pendukung dan Penghambat Dalam Penyerapan Vitamin D.......................................6
2. 4 Metabolisme Vitamin D...........................................................................................................8
2. 4 Dampak Kekurangan dan Kelebihan Vitamin D.......................................................................9
BAB III.......................................................................................................................................................13
KESIMPULAN............................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
2. 4 Latar Belakang
Vitamin merupakan nutrien organic yang dibutuhkan dalam jumlah kecil
untuk berbagai fungsi biokimiawi dan yang umumnya tidak disintesis oleh tubuh
sehingga harus dipasok dari makanan.Vitamin yang pertama kali ditemukan
adalah vitamin A dan B , dan ternyata masing-masing larut dalam lemak dan larut
dalam air. Kemudian ditemukan lagi vitamin-vitamin yang lain yang juga bersifat
larut dalam lemak atau larut dalam air. Sifat larut dalam lemak atau larut dalam
air dipakai sebagai dasar klasifikasi vitamin.Vitamin yang larut dalam air,
seluruhnya diberi symbol anggota B kompleks kecuali (vitamin C ) dan vitamin
larut dalam lemak yang baru ditemukan diberi symbol menurut abjad (vitamin
A,D,E,K).Vitamin yang larut dalam air tidak pernah dalam keadaan toksisitas di
didalam tubuh karena kelebihan vitamin ini akan dikeluarkan melalui urin.
Vitamin D adalah suplemen untuk mencegah dan mengatasi kekurangan vitamin
D. Vitamin D merupakan vitamin larut lemak yang diperlukan untuk membantu
penyerapan kalsium dan fosfor di dalam tubuh.

2. 4 Rumusan Masalah
1. Konsep Dasar Vitamin D
2. Faktor Pendukung dan Penghambat Penyerapan Vitamin D
3. Metabolisme Vitamin D

2. 4 Tujuan
1. Menelaskan Konsep Dasar Vitamin D
2. Menjelaskan Faktor pendukung dan penghambat dalam penyerapan Vitamin
D
3. Menjelaskan Metabolise Vitamin D
4. Menjelaskan Dmapk kekurangan dan kelebihan Vitamin D

BAB II
PEMBAHASAN
2. 4 Konsep Dasar Vitamin D
a. Terminologi dan Struktur Kimia Vitamin D
Vitamin D termasuk dalam grup sterol. Mula-mula disangka hanya
terdapat satu jenis vitamin D, tetapi kemudian ternyata terdapat beberapa ikatan
organik yang mempunyai kegiatan vitamin D ini. Berbagai jenis vitamin D ini
dihasilkan dari penyinaran beberapa jenis kolesterol dengan sinar ultraviolet.
Vitamin D1 terdapat pada penyinaran ergosterol dari bahan tumbuhan.
Kemudian ditemukan bahwa vitamin D1 merupakan campuran dari dua jenis
vitamin, yang diberi nama Vitamin D2 dan vitamin D3, sedangkan struktur
molekuler vitamin D1 sendiri sebenarnya tidak ada. Vitamin D3 dihasilkan
dari bahan hewani, 7-dehidrokolesterol, suatu minyak yang terdapat dibawah
kulit. Pada manusia pun vitamin D3 terbentuk di bawah kulit dari 7-
dehidrokolesterol tersebut dengan penyinaran ultraviolet yang berasal dari sinar
matahari. Vitamin D yang dihasilkan dari penyinaran ergosterol kemudian diberi
nama vitamin D2 atau ergokalsiferol. Ergokalsiferol yang dilarutkan di dalam
minyak terdapat di pasaran dengan nama viosterol. Gambar struktur kimia
vitamin D2 dan vitamin D3 dapat dilihat pada gambar .

Vitamin D berbentuk kristal putih yang tidak larut di dalam air, tetapi
larut di dalam minyak dan zat-zat pelarut lemak. Vitamin ini tahan terhadap
panas dan oksidasi. Penyinaran ultraviolet mula-mula menimbulkan aktivitas
vitamin D, tetapi bila terlalu kuat dan terlalu lama maka akan terjadi
perusakan dari zat-zat yang aktif tersebut.
b. Komponen Pembentuk Vitamin D
Vitamin D3 (kolekalsiferol) sendiri berasal dari turunan senyawa 7-
dehidrokolesterol (bentuk tidak aktif). Golongan vitamin inilah yang paling
banyak ditemukan pada kulit manusia. Pada ginjal, vitamin D dikonversi menjadi
bentuk aktif yang disebut 1,25-dihydroxycholecalciferol.
c. Satuan Pengukuran Vitamin D
IU (International Unit) merupakan satuan yang menunjukkan jumlah
kandungan vitamin D. Ada juga satuan lain yaitu mikrogram. 1 mikrogram sama
dengan 40 IU.
d. Kebutuhan Vitamin D Individu
Dewasa: 0,25–1,5 mcg (10.000–60.000 IU) per hari. Dosis akan
dikombinasikan dengan suplemen fosfat. Anak-anak: 1–2 mcg (40.000–80.000
IU) per hari. Kecukupan gizi yang dianjurkan adalah 600 IU per hari untuk orang
dewasa sampai dengan 700, dan 800 IU untuk usia 71 tahun atau lebih.
e. Status Vitamin D dalam tubuh
Kadar normal vitamin D dalam darah adalah 20-50 ng/mL. Selain untuk
melihat kadar vitamin D, hasil pemeriksaan ini juga bisa menjadi dasar untuk
mendiagnosis penyakit osteoporosis (tulang keropos) dan rakhitis (malformasi
tulang).
f. Fungsi Vitamin D dalam tubuh
Vitamin D berperan penting bagi kesehatan tulang dan gigi. Pasalnya,
vitamin D baik untuk membantu penyerapan kalsium dalam tubuh. Vitamin D
berperan mendukung pertumbuhan tulang dan gigi anak, serta mencegah
kerapuhan atau osteoporosis pada orang lanjut usia.

2. 4 Faktor Pendukung dan Penghambat Dalam Penyerapan Vitamin D


1) Faktor Pendukung Dalam Penyerapan Vitamin D
a) Konsumsi nutrisi pendukung
Suatu zat di dalam tubuh tidak bekerja sendirian, melainkan ‘saling
melengkapi’ satu sama lain. Vitamin D misalnya mendukung proses
absorbsi zat lain seperti kalsium. Begitu juga dengan penyerapan vitamin
itu sendiri. Untuk penyerapan yang lebih baik, perlu memasukkan
beberapa zat gizi lainnya. Contohnya Vitamin K, magnesium, dan seng
bisa mempercepat proses penyerapan dan mengurangi potensi
kekurangan Vitamin D. Ketiga nutrisi pendukung tersebut bisa ditemukan
pada sayur berdaun hijau dan kacang kacangan.
b) Penuhi Asupan Lemak
Tanpa adanya lemak, vitamin ini akan sulit terserap ke dalam tubuh.
Namun, tidak semua lemak dapat menjadi ‘kendaraan’ vitamin D untuk
bisa terserap dengan optimal, melainkan hanya lemak baik. Lemak baik
bisa ditemukan di makanan seperti cokelat hitam, alpukat, kelapa,
yoghurt, dan kacang-kacangan.
c) Kelola Stress
Ketika sedang stress, tubuh akan melepaskan hormone tertentu yang
dapat berdampak pada usus, membuatnya iritasi lalu sulit buang air besar.
Ini penting, karena proses penyerpan vitamin D terjadi di usus. Jika usus
tidak bekerja dengan baik, maka absorbsi vitamin juga akan berdampak.
d) Perbanyak Probiotik
Untuk menjaga kesehatan usus agar penyerapan Vitamin D bisa
berlangsung optimal, mulailah untuk rajin mengonsumsi makanan yang
mengandung probiotik. Ini akan meningkatkan jumlah bakteri baik di
dalam usus. Tidak hanya kesehatan usus, bakteri baik seperti
Lactobacillus dapat membantu mengatasi berbagai masalah pada saluran
pencernaan, seperti sembelit, diare, hingga sakit perut bagian bawah.
Asupan probiotik dapat terpenuhi dari tempe dan makanan fermentasi
seperti kimchi.
e) Paparan Sinar Matahari
Membiarkan kulit terpapar sinar matahari. Karena spectrum cahaya
pada sinar matahari bisa merangsang tubuh untuk memproduksi vitamin
D melalui proses yang kompleks. Memilih waktu yang tepat seperti pagi
hari, karena semakin siang ultraviolet pada sinar matahari justru bisa
membahayakan kulit.
2) Faktor Penghambat Penyerapan Vitamin D
a) Masalah hati
Pasien yang mengalami sirosis hati dapat mengalami kekurangan vitamin D
yang parah.
b) Masalah ginjal
Kesehatan ginjal yang buruk dapat mempersulit penyerapan vitamin D.
c) Peningkatan asupan kafein
Makanan apa pun yang mengandung kafein dapat mengurangi kemampuan
tubuh Anda untuk menyerap vitamin D.
d) Obat-obatan
Steroid oral dan obat diuretik juga dapat membatasi penyerapan vitamin D
dalam tubuh.
e) Perawatan penurunan berat badan
Operasi penurunan berat badan seperti operasi bariatrik dapat
mengakibatkan kekurangan beberapa kekurangan nutrisi, termasuk vitamin
D, akibat penyerapannya berkurang.
f) Kesehatan usus yang buruk
Penyerapan vitamin D tergantung pada fungsi usus. Jadi, ketika usus tidak
bekerja dengan benar, penyerapan vitamin D Anda akan menurun.
2. 4 Metabolisme Vitamin D
Dari manapun sumbernya, vitamin D secara biologis inaktif saat pertama
kali masuk ke dalam darah baik dari kulit maupun saluran pencernaan. Zat ini
harus diaktifkan oleh dua perubahan biokimiawi berurutan berupa
penambahan dua gugus hidroksil (-OH) . Reaksi yang pertama kali terjadi di
hati dan yang kedua di ginjal. Hasil akhirnya adalah bentuk aktif vitamin D
berupa 1,25-(OH)2-D3.6 Vitamin D3 yang diserap dari makanan ataupun
yang berasal dari kulit akanmasuk ke saluran darah. Di dalam plasma darah,
vitamin D diikat oleh suatu protein transport, yaitu vitamin D-binding
protein(DBP) atau globulin. Melalui aliran darah tersebut, vitamin D
ditransportasikan ke hati dan oleh mikrosom/mitokondria hati dan selanjutnya
vitamin D3dihidroksilasi pertama kali, menjadi kalsidiol (calcidiol, atau 25-
hidroksi-kolekalsiferol/ 25-hidroksi vitamin D3) dengan bantuan enzim 25-
D3-hidroksilase (CYP2RI atau CYP27AI).
Selanjutnya 25-hidroksi vitamin D3memasuki sirkulasimenuju ginjal
dan mengalami hidroksilasi yang kedua pada ginjal dengan bantuan enzim
1α-hydroxylase (CYP27BI) membentuk vitamin D yang merupakan metabolit
aktif berupa 1,25-(OH)2-D3 atau calcitriol.
Senyawa ini akan terikat pada vitamen D reseptor pada jaringan tertentu yang
berperan dalam meningkatkan absorbsi kalsium dalam usus dan reabsorbsi
kalsium dalam ginjal pada saat kadar kalsium darah rendah. Bila kadar
kalsium darah tinggi, kelenjar gondok (tiroid) mengeluarkan hormon
kalsitonin (calcitonin) yang akan mengubah kalsidiol menjadi 24,25-
dihidroksi vitamin D3dengan bantuan enzim 24-hidroksilase (CYP24AI).
Metabolit 24,25-dihidroksi vitamin D3 ini adalah bentuk vitamin D inaktif,
berkepentingan dalam peningkatan absorbsi kalsium dari usus, tetapi
menurunkan kalsium dan fosfor serum untuk meningkatkan mineralisasi tulang.
Secara skematik, metabolisme vitamin D ini dapat dilihat pada gambar
2. 4 Dampak Kekurangan dan Kelebihan Vitamin D
1) Dampak Kekurangan
a) Sering mengalami gangguan mood atau sering stress
Sudah banyak penelitian yang menunjukkan adanya korelasi positif
antara kadar serotonin adalah hormon yang berkait dengan rasa bahagia
di otak. Orang-orang yang kadar vitamin D dalam darahnya rendah, juga
kadar serotoninnya rendah pula, sehingga mereka cenderung mengalami
rasa tidak bahagia dan cenderung depresi

b) Nyeri / sakit tulang & mudah lelah


Orang orang yang mengalami kekurangan vitamin D di dalam darah
cenderung melaporkan mengalami nyeri atau sakit pada tulang. Dalam
kondisi tertentu juga disertai dengan rasa lelah yang berlebihan dan
mudah mengantuk. Hal ini mungkin terjadi akibat tulang kekurangan
kalsium atau mengalami demineralisasi tulang, sehingga tulang
mengalami kerapuhan dan timbul nyeri saat beraktivitas.
Rasa lelah dan cepat mengantuk, dikaitkan dengan fungsi vitamin D
yang mempermudah penyerapan kalsium di dalam usus, ketika vitamin D
rendah, maka kemungkinan besar tubuh mengalami kekurangan kalsium
di dalam darah. Padahal kalsium sangat diperlukan untuk kontraksi otot
dan untuk menimbulkan sinyal pada sel saraf. Akibatnya tubuh akan
mudah lelah dan mudah mengantuk, saat tubuh kekurangan vitamin D
serta kekurangan kalsium di dalam darah.
c) Kepala berkeringat
Salah satu tanda kekurangan vitamin D di dalam darah yang mudah
diamati adalah kulit kepala cenderung berkeringat terutama saat tidur.
Oleh sebab itu, kepala berkeringat berlebihan pada bayi tidur merupakan
salah satu indicator bayi kurang vitamin D, sehingga perlu dijemur di
sinar matahari pagi. Hanya saja bagaimana mekanisme timbul banyak
keringat pada kepala penderita kekurangan vitamin D masih belum dapat
dijelaskan dengan pasti.
d) Adanya peningkatan berat badan / obesitas
Sudah banyak penelitian yang menunjukkan adanya korelasi antara
rendahnya kadar vitamin D dalam darah dengan peningkatan kadar
kolestrol dan juga peningkatan berat badan. Oleh karena itu, peningkatan
berat badan yang berlebihan atau obesitas dapat dijadikan indicator
adanya kekurangan vitamin D dalam darah.
e) Kulit berubah menjadi lebih gelap
Pigmen kulit kita yang bertanggung jawab atas warna kulit kita,
semakin banyak pigmen kulit, maka kulit akan semakin berwarna gelap.
Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa semakin gelap kulit, maka
diperlukan waktu yang lebih lama terpapar matahari agar tubuh mampu
mensintesis provitamin D menjadi vitamin D. Pigmen kulit kita berfungsi
sebagai sun block alami, sehingga semakin banyak pigmen kulit, semakin
gelap kulit dan semakin tubuh beresiko kekurangan vitamin D dalam
darah.
2) Dampak Kelebihan Vitamin D
a) Hiperkalsemia
Kelebihan vitamin D dapat menyebabkan hiperkalsemia.
Hiperkalsemia merupakan kondisi di mana kadar kalsium dalam darah
berada di atas rata-rata, atau lebih tinggi dari 10,8 mg/dL. Ada
beberapa gejala hiperkalsemia, antara lain:
 Tidak nafsu makan
 Sembelit
 Sakit kepala
 Dehidrasi
 Kelelahan
 Tekanan darah tinggi
 Depresi
Hiperkalsemia ini bisa terjadi ketika seseorang mengonsumsi
vitamin D dosis tinggi dalam jangka waktu yang lama. Jika tidak segera
ditangani, kondisi ini dapat mengancam jiwa.
b) Gangguan pada tulang
Konsumsi vitamin D memang bermanfaat untuk kekuatan tulang.
Namun, konsumsi vitamin D dalam dosis tinggi justru dapat
menyebabkan gangguan pada tulang.
Penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi dosis vitamin D
yang dikonsumsi, semakin tinggi pula risiko mengalami patah tulang.
Hal ini karena kelebihan vitamin D dapat mengganggu kerja vitamin
K2 yang membantu menjaga kalsium dalam tulang, sehingga tulang
kehilangan kepadatannya.
c) Kerusakan ginjal
Kelebihan vitamin D dapat menyebabkan gangguan pada ginjal.
Hal ini disebabkan karena konsumsi vitamin D dalam dosis tinggi akan
meningkatkan penyerapan kalsium, sehingga menyebabkan
pembentukan batu ginjal. Selain itu, kelebihan vitamin D juga
diketahui menyebabkan kerusakan ginjal permanen atau gagal ginjal.
d) Gangguan sistem pencernaan
Hiperkalsemia yang terjadi akibat kelebihan vitamin D dapat
menyebabkan berbagai gangguan pencernaan. Hal ini biasanya ditandai
dengan mual, muntah, kehilangan nafsu makan, diare, dan sembelit.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa konsumsi suplemen vitamin
D3 lebih dari 50.000 IU selama 3 bulan dapat menimbulkan diare dan
sakit perut. Gejala ini mereda setelah konsumsi suplemen vitamin D3
dihentikan.
e) Gangguan kesehatan mental
Tak hanya secara fisik, kelebihan vitamin D juga dapat
memengaruhi kondisi mental seseorang. Gejalanya meliputi depresi,
gelisah, dan kebingungan, atau bahkan koma. Kondisi mental seseorang
nantinya akan membaik seiring dengan penurunan kadar kalsium dalam
tubuh.
Kelebihan vitamin D ini biasanya terjadi jika Anda mengonsumsi
suplemen vitamin D dalam dosis tinggi, bukan dari paparan sinar
matahari atau makanan. Oleh karena itu, pastikan konsumsi suplemen
vitamin D sesuai dengan kebutuhan harian Anda, jangan lebih dari 100
mikrogram (4.000 IU) untuk orang dewasa. Sebenarnya, konsumsi
makanan yang kaya akan vitamin D dan mendapatkan paparan sinar
matahari setidaknya 15 menit sehari sudah cukup untuk
memenuhi kebutuhan vitamin D.

BAB III
KESIMPULAN
Vitamin D berperan penting bagi kesehatan tulang dan gigi. Pasalnya,
vitamin D baik untuk membantu penyerapan kalsium dalam tubuh. Vitamin D
berperan mendukung pertumbuhan tulang dan gigi anak, serta mencegah kerapuhan
atau osteoporosis pada orang lanjut usia.
The Institute of Medicine merekomendasikan batas aman asupan harian
untuk orang dewasa sampai 4.000 IU/hari. Lebih dari 10.000 IU per hari dapat
menyebabkan kerusakan ginjal dan jaringan. Solusi terbaik adalah untuk memeriksa
ke dokter Anda sebelum mengkonsumsi suplemen vitamin D.

DAFTAR PUSTAKA
1. Syauqy, A. (2015). Ekspresi Enzim Metabolisme Vitamin D Pada Sistem
Reproduksi Pria. JAMBI MEDICAL JOURNAL" Jurnal Kedokteran dan
Kesehatan", 3(1).
2. Triana, V. (2006). Macam-macam vitamin dan fungsinya Dalam tubuh manusia.
Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas, 1(1), 40-47.
3. Hermawan, D. (2016). Sehat Selalu Dengan Vitamin D. Penerbit Andi.
4. Fiannisa, R. (2019). Vitamin D sebagai Pencegahan Penyakit Degeneratif hingga
Keganasan. Jurnal Medula, 9(3), 385-392.

Anda mungkin juga menyukai