Anda di halaman 1dari 35

MAKALAH KELOMPOK

VITAMIN

Disusun Oleh:

Fairus Hana Putri (P27824420159)


Fatimatuzzahro (P27824420160)
Gestyani Haris I. (P27824420161)
Inayah Nuur Azizah (P27824420162)
Isna Amalia Fitria (P27824420163)
Jihan Nabila Akmal (P27824420164)
Kharisma Azzukhrof F. (P27824420165)
Krista Agata Prasetya (P27824420166)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA
KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
T.A 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat serta hidayah-Nya sehingga tugas makalah kelompok yang berjudul
“Vitamin” dapat diselesaikan tepat waktu.

Makalah kelompok ini merupakan tugas bagi mahasiswa Prodi Sarjana Terapan
Kebidanan Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Surabaya pada mata kuliah Gizi
Reproduksi. Pada tugas ini, kelompok telah banyak mendapat bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Dwi Purwanti,S.Kp.,SST,M.Kes selaku ketua Program Studi Sarjana Terapan


Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya.
2. Astuti Setiyani,SST.,M.Kes, selaku ketua Jurusan Kebidanan Politeknik
Kesehatan Kemenkes Surabaya.
3. Kharisma Kusuma Ningtyas, S.SIT, M.Kep selaku koordinator
kemahasiswaan Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes
Surabaya.
4. Dwi Purwanti, S.Kp.,SST.,M.Kes. selaku dosen pembimbing mata kuliah
Gizi Reproduksi
5. Taufiqurrahman, SKM.,MPH selaku dosen pembimbing mata kuliah Gizi
Reproduksi
6. Nurul Hindaryani, S.Pd.,M.Gz selaku dosen pembimbing mata kuliah Gizi
Reproduksi
7. Seluruh pihak yang telah membantu terselesainya makalah kelompok ini.

Kelompok menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah


ini. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan demi
kesempurnaan laporan ini.

Surabaya, 23 Maret 2022


Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I 4
PENDAHULUAN 4
1.1 Latar Belakang 4
1.2 Rumusan Masalah 4
1.3 Tujuan 5
BAB II 6
TINJAUAN PUSTAKA 6
2.1 Pengertian Vitamin 6
2.2. Klasifikasi Vitamin 6
2.2.1 Vitamin Larut Air 6
2.2.2 Vitamin Larut Lemak 16
BAB III 21
PENUTUP 21
3.1 Kesimpulan 21
DAFTAR PUSTAKA 22
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Vitamin adalah senyawa-senyawa organik yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan normal dan mempertahankan hidup manusia, yang secara alami tidak
mampu mensintesis senyawa – senyawa tersebut. Vitamin ada 2 macam yaitu larut
dalam lemak (A,D,E dan K) serta vitamin yang larut dalam air (B kompleks dan C)
yang masing-masing memiliki peranan penting. Saat ini banyak sekali produk
vitamin yang beredar di pasaran diantaranya adalah vitamin B1, B2 dan B6. Vitamin
B1 mengandung senyawa thiamin atau dalam bentuk murninya adalah thiamin
hidroklorida. Vitamin tersebut dapat mencegah penyakit beri-beri dan berperan
sebagai koenzim. Vitamin B2 dan B6 pada dasarnya memiliki fungsi yang tidak jauh
berbeda, yakni berperan penting dalam metabolisme pembentukan energi yang
diperlukan sel-sel otak.
Kesadaran masyarakat akan kebutuhan vitamin semakin meningkat, sehingga
alternative yang digunakan oleh masyarakat selain mengkonsumsi buah dan sayur,
yaitu dengan mengkonsumsi sediaan vitamin, sehingga mengakibatkan banyaknya
produsen farmasi mengembangkan produk-produk yang berhubungan dengan
vitamin, baik dalam bentuk obat-obatan, makanan, maupun minuman bervitamin.
Oleh karena itu, pengawasan merupakan salah satu bentuk upaya untuk melindungi
masyarakat atau konsumen dari informasi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari vitamin?
2. Apa manfaat, sumber, dan akibat yang timbul apabila kekurangan atau
kelebihan vitamin A?
3. Apa manfaat, sumber, dan akibat yang timbul apabila kekurangan atau
kelebihan vitamin D?
4. Apa manfaat, sumber, dan akibat yang timbul apabila kekurangan atau
kelebihan vitamin E?
5. Apa manfaat, sumber, dan akibat yang timbul apabila kekurangan atau
kelebihan vitamin K?
6. Apa manfaat, sumber, dan akibat yang timbul apabila kekurangan atau
kelebihan vitamin C?
7. Apa manfaat, sumber, dan akibat yang timbul apabila kekurangan atau
kelebihan vitamin B?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari vitamin
2. Mengetahui manfaat, sumber, dan akibat yang timbul apabila kekurangan
atau kelebihan vitamin A
3. Mengetahui manfaat, sumber, dan akibat yang timbul apabila kekurangan
atau kelebihan vitamin D
4. Mengetahui manfaat, sumber, dan akibat yang timbul apabila kekurangan
atau kelebihan vitamin E
5. Mengetahui manfaat, sumber, dan akibat yang timbul apabila kekurangan
atau kelebihan vitamin K
6. Mengetahui manfaat, sumber, dan akibat yang timbul apabila kekurangan
atau kelebihan vitamin C
7. Mengetahui manfaat, sumber, dan akibat yang timbul apabila kekurangan
atau kelebihan vitamin B
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Vitamin


Vitamin merupakan nutrien organik yang dibutuhkan dalam jumlah kecil
untuk berbagai fungsi biokimia dan umumnya tidak disintesis oleh tubuh sehingga
harus dipasok dari makanan.Vitamin yang pertama kali ditemukan adalah vitamin A
yang tergolong sebagai vitamin larut dalam lemak dan vitamin B yang merupakan
vitamin larut dalam air. Kemudian ditemukan lagi vitamin-vitamin yang lain yang
juga bersifat larut dalam lemak atau larut dalam air. Sifat larut dalam lemak atau
larut dalam air dipakai sebagai dasar klasifikasi vitamin.
Vitamin yang larut dalam air, seluruhnya diberi simbol anggota B kompleks
kecuali (vitamin C ) dan vitamin larut dalam lemak yang baru ditemukan diberi
symbol menurut abjad (vitamin A,D,E,K).Vitamin yang larut dalam air tidak pernah
dalam keadaan toksisitas dari dalam tubuh karena kelebihan vitamin ini akan
dikeluarkan melalui urin.

2.2. Klasifikasi Vitamin

2.2.1 Vitamin Larut Air


Sebagian besar vitamin larut dalam air merupakan komponen sistem enzim
yang banyak terlibat dalam metabolisme energi. Vitamin larut air biasanya tidak
disimpan di dalam tubuh dan dikeluarkan melalui urine dalam jumlah kecil. Oleh
karena itu vitamin larut air perlu dikonsumsi tiap hari untuk mencegah kekurangan
yang dapat mengganggu fungsi tubuh normal.
1) Vitamin C
a. Pengertian
Vitamin C adalah kristal putih yang mudah larut dalam air. Dalam kondisi
kering, vitamin C cukup stabil, tetapi dalam kondisi larut, terutama jika
terkena panas, kontak udara (oksidasi) membuat vitamin C lebih rentan
terhadap kerusakan. Oksidasi dipercepat dengan adanya tembaga dan besi.
Vitamin C tidak stabil dalam larutan basa, tetapi sangat stabil dalam larutan
asam. Vitamin C merupakan vitamin yang paling tidak stabil (Almatsier,
2016).
b. Kebutuhan (AKG)
Kebutuhan Vitamin C setiap hari untuk manusia tergantung pada umur, yaitu
30 mg untuk bayi yang berumur kurang dari satu tahun, 35 mg untuk bayi
berumur 1-3 tahun, 50 mg untuk anak-anak berumur 4-6 tahun, 60 mg untuk
anak-anak berumur 7-12 tahun, 100 mg untuk wanita hamil dan 150 mg
untuk wanita menyusui (Harvey, 1980).
c. Manfaat
Vitamin C memiliki banyak fungsi dalam tubuh. Pertama, untuk mensintesis
kolagen. Vitamin C diperlukan untuk hidroksilasi prolin dan lisin menjadi
hidroksiprolin, bahan penting lainnya dalam pembentukan kolagen.
Selanjutnya, mempermudah absorpsi dan metabolisme zat besi. Vitamin C
mereduksi besi feri menjadi fero dalam usus halus sehingga mudah
diabsorpsi. Vitamin C juga mempermudah tubuh untuk mengabsorpsi
kalsium dengan cara menjaga agar kalsium berada dalam bentuk larutan.
Fungsi lainnya adalah untuk mencegah infeksi. Vitamin C meningkatkan
daya tahan terhadap infeksi, kemungkinan karena pemeliharaan terhadap
membran mukosa atau pengaruh terhadap fungsi kekebalan.
d. Sumber
Vitamin C tidak dapat disintesis oleh tubuh manusia, sehingga vitamin C
dibutuhkan dari luar tubuh. Vitamin C sering ditemukan dalam makanan
bersama dengan zat dan vitamin lainnya. Makanan terpenting yang
mengandung vitamin C adalah buah-buahan dan sayur-sayuran. Buah-
buahan yang sangat tinggi vitamin C, seperti jambu biji, mangga, stroberi,
nanas, pepaya, kiwi, dan pisang. Ada juga sayuran yang kaya vitamin C,
seperti brokoli, kembang kol, bayam dan kangkung.
e. Defisiensi
Kekurangan vitamin C dapat menyebabkan penyakit kudis, pendarahan pada
gusi dan kulit, kerusakan sendi, dan penyembuhan luka yang tertunda.
Tanda-tanda kekurangan vitamin C dalam tubuh adalah rambut sangat kering
dan kusut, kulit kering bersisik, gigi berdarah dan meradang, penyembuhan
luka lambat, infeksi dan perdarahan berulang, epistaksis (mimisan) berulang,
pendarahan, nyeri sendi dan bengkak, anemia , kerusakan gigi ringan.
f. Hipervitaminosis
Kelebihan vitamin C dari makanan tidak menimbulkan gejala karena vitamin
C diekskresikan dalam urin. Namun, konsumsi suplemen vitamin C harian
yang berlebihan menyebabkan risiko hiperoksaluria dan bahkan batu ginjal.
Risiko batu ginjal yang mengandung suplemen vitamin C dosis tinggi
mungkin rendah, tetapi dapat terjadi pada orang yang rentan terhadap
pembentukan batu ginjal (Almatsier, 2016).

2) Vitamin B1
a. Pengertian
Vitamin B1 atau tiamin adalah kristal putih kekuningan yang larut dalam air.
Tiamin berfungsi sebagai koenzim dalam berbagai reaksi metabolisme
energi. Tiamin diperlukan untuk metabolisme lemak, protein dan asam
nukleat, tetapi peran utamanya adalah dalam metabolisme karbohidrat.
Tiamin terlibat dalam metabolisme karbohidrat, sehingga kebutuhan yang
direkomendasikan didasarkan pada kebutuhan energi. Mengambil lebih
banyak vitamin dari yang direkomendasikan tidak akan bermanfaat karena
kelebihannya akan dikeluarkan. Overdosis tiamin juga tidak menimbulkan
risiko keracunan (Almatsier, 2001).
b. Kebutuhan (AKG)
Tingkat validitas nutrisi vitamin untuk pria dewasa adalah 1,2 mg / hari dan
untuk wanita dewasa adalah 1,1 mg / hari. Untuk anak-anak, kebutuhan
harian tiamin adalah 0,2 mg / hari, yang secara bertahap meningkat seiring
bertambahnya usia. Untuk ibu hamil dan menyusui, kebutuhan tiamin adalah
1,4 mg/hari.
c. Manfaat
Tiamin, atau vitamin B1, diketahui dapat meningkatkan fungsi sistem
kekebalan dan mengurangi risiko diabetes tipe 2, penyakit kardiovaskular,
gangguan terkait usia, penyakit ginjal, kanker, gangguan kejiwaan, dan
gangguan neurodegeneratif. Tiamin juga bertindak sebagai penghambat
isoenzim karbonat anhidrase sehingga meningkatkan kadar oksigen pada
tubuh.
d. Sumber
Tubuh manusia tidak dapat memproduksi tiamin itu sendiri. Oleh karena itu,
untuk memenuhi kebutuhan tiamin tubuh manusia, perlu mengonsumsi
makanan dan minuman yang mengandung vitamin B1. Tiamin tingkat tinggi
ditemukan dalam beberapa jenis makanan, termasuk biji-bijian, beras merah,
daging unggas, kacang-kacangan, biji-bijian, dan produk gandum yang
difortifikasi, misalnya sereal.
e. Defisiensi
Satu studi mendefinisikan defisiensi tiamin sebagai kadar tiamin plasma di
bawah 7 nmol / L. Kekurangan tiamin menyebabkan penurunan produksi
energi oleh mitokondria, sehingga mengaktifkan metabolisme anaerobik dan
meningkatkan kadar laktat dalam tubuh. Kekurangan kronis vitamin B1
dapat menyebabkan kerusakan saraf, beri-beri, dan sindrom Wernicke-
Korsakov.
f. Hipervitaminosis
Kelebihan vitamin B1 dalam tubuh disimpan sampai batas tertentu di hati
dan sel darah merah dalam bentuk TPP (tiamin pirofosfat). Terlalu banyak
vitamin B1 dapat mengiritasi lambung dan menyebabkan alergi. Selain itu,
terlalu banyak asupan vitamin B1 dapat menyebabkan sianosis bibir dan
sesak napas.

3) Vitamin B2
a. Pengertian
Riboflavin, dikenal juga sebagai vitamin B2, adalah mikronutrien yang
mudah dicerna, bersifat larut dalam air, dan memiliki peranan kunci dalam
menjaga kesehatan pada manusia dan hewan.Vitamin B2 diperlukan untuk
berbagai ragam proses seluler. Seperti vitamin B lainnya, riboflavin
memainkan peranan penting dalam metabolisme energi, dan diperlukan
dalam metabolisme lemak, zat keton, karbohidrat dan protein. Vitamin ini
juga banyak berperan dalam pembentukan sel darah merah, antibodi dalam
tubuh, dan dalam metabolisme pelepasan energi dari karbohidrat.
b. Kebutuhan (AKG)
Konsumsi riboflavin sangat bergantung pada berat tubuh, laju metabolisme,
dan asupan kalori di dalam tubuh. Berdasarkan RDA, konsumsi per hari bagi
pria adalah 1,7 mg dan bagi wanita adalah 1,3 mg, sedangkan bagi wanita
hamil perlu tambahan 0,3 mg.
c. Manfaat
Vitamin B2 dibutuhkan untuk pertumbuhan, vitalitas, nafsu makan,
pencernaan, sistem urat saraf, jaringan kulit dan mata.
d. Sumber
Hati, kuning telur, susu, keju, kacang- kacangan, dan sayuran berwarna hijau.
e. Defisiensi
Karena riboflavin memegang peranan besar dalam metabolisme energi di
dalam tubuh maka defisiensi vitamin ini akan jelas berpengaruh pada
produksi energi tubuh. Hal ini terjadi karena metabolisme pemecahan
karbohidrat, lemak, dan protein tidak berjalan dengan efisien. Secara fisik,
defisiensi ini dapat terlihat dari warna mata yang cenderung merah,
peningkatan sensitivitas terhadap cahaya matahari, peradangan di mulut, dan
bibir pecah-pecah. Efek lainnya juga terlihat pada kerusakan jaringan kulit,
keriput, dan kuku pecah. Gejala awal yang muncul pada orang dengan
defisiensi riboflavin adalah sakit tenggorokan dan bibir pecah-pecah. Bila
telah parah, penderita akan mengalami anemia, gangguan saraf,
pembengkakan lidah. Defisiensi vitamin B2 ini sering dialami oleh para
pecandu alkohol.
f. Hipervitaminosis
Kelebihan vitamin B2 dapat menyebabkan urin menjadi warna kuning-
oranye. Selain itu, berpotensi diare, meningkatkan frekuensi urin. memicu
reaksi alergi seperti gatal-gatal, bengkak pada wajah, bibir dan lidah.

4) Vitamin B3
a. Pengertian
Vitamin B3 adalah jenis vitamin B kompleks yang dapat Anda jumpai di
beberapa makanan. Selain itu, vitamin ini biasanya dimasukkan ke dalam
makanan tertentu dan bisa Anda konsumsi sebagai suplemen.
Vitamin B3 atau Niasin merupakan vitamin yang larut dalam air dan secara
umum terdiri dari dua jenis, yaitu Asam Nikotinat (C6H5O2N) dan
Nicotinamide (C6H6ON2).
b. Kebutuhan (AKG)
Kebutuhan asupan vitamin B3 per hari akan berbeda-beda pada setiap orang
tergantung dengan kelompok usianya,
1. 0-5 bulan: 2 mg
2. 6-11 bulan: 4 mg
3. 1-3 tahun: 6 mg
4. 4-6 tahun: 8 mg
5. 7-9 tahun: 10 mg
6. 10-12 tahun: 12 mg
7. 13 tahun sampai lansia: 16 mg (pria) dan 14 mg (wanita)
8. Ibu hamil: ditambah 4 mg dari kebutuhan normal sesuai usianya
9. Ibu menyusui: ditambah 3 mg dari kebutuhan normal sesuai usianya
Semakin bertambahnya usia seseorang, semakin tinggi kebutuhannya
terhadap niacin, termasuk ibu hamil dan ibu menyusui yang memerlukan
nutrisi ekstra untuk calon anaknya.
c. Manfaat
Niasin berperan dalam reaksi enzimatik dalam tubuh atau metabolisme
karbohidrat, lemak dan protein, yaitu koenzim I (Nicotinamide Adenine
Dinucleotide (NAD)) dan Koenzim II (Nicotinamide Adenine Dinucleotide
Phosphate (NADP)). Niasin jugs berperan dalam mengubah makanan yang
yang kita konsumsi menjadi energi, mencegah kondisi defisiensi vitamin B3,
dan meredakan sindrom metabolik seperti diare yang disebabkan infeksi
kolera Selain itu vitamin ini juga biasanya dikonsumsi untuk mengontrol
kadar kolesterol pada orang dengan kolesterol tinggi dengan meningkatkan
kadar HDL (High Density Lipoprotein).
Manfaat atau fungsi lain dalam vitamin B3 antara lain,
1. Membantu mengendalikan kolesterol
2. Mengurangi resiko diabetes
3. Meningkatkan fungsi otak
4. Memperlambat proses penuaan
5. Memelihara kesehatan kulit
d. Sumber
Bahan pangan sumber Niasin antara lain, daging, terigu, jagung, telur, dan
susu. Niasin juga terdapat dalam serealia, tapi membentuk ikatan kompleks
dengan peptida dan karbohidrat, ikatan kompleks tersebut meliputi, Niasin
(Niasin teresterifikasi). Ikatan kompleks niasin pada jagung dapat dilepaskan
dengan proses pemanasan.
e. Defisiensi
Kekurangan Niasin akan menyebabkan pelagra (sakit tenggorokan, lidah, dan
mulut), dermatitis pada tangan, lengan, siku, kulit, serta leher (mula-mula
merah, bengkak, lunak, berlanjut kulit bersisik dan kadang-kadang timbul
luka)
f. Hipervitaminosis
Kelebihan vitamin B3 dapat menimbulkan gatal-gatal, sakit perut, kemerahan
pada kulit diikuti pusing (terutama di wajah, lengan dan dada), sakit sendi,
diare atau meningkatkan detak jantung menjadi lebih cepat.
Jika dikonsumsi sebagai obat dalam dosis 1.000 mg atau lebih dalam satu
hari, Niasin dapat memberikan beberapa efek samping berupa,
1. Sakit kepala,
2. Tekanan darah rendah,
3. Kelelahan,
4. Kadar gula tinggi,
5. Mual atau muntah,
6. Nyeri perut, dan
7. Penglihatan nampak kabur.
5) Vitamin B5
a. Pengertian
Vitamin B5 adalah salah satu jenis vitamin yang penting bagi fungsi tubuh
secara keseluruhan. Vitamin ini juga dikenal sebagai asam pantotenat.
Vitamin yang termasuk jenis larut dalam air ini membantu memproduksi sel
darah. Merupakan vitamin yang kurang stabil terhadap panas atau kondisi
lingkungan yang asam/alkali
b. Kebutuhan (AKG)
Adapun kebutuhan harian asam pantotenat yang direkomendasikan oleh
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, yakni 5 miligram/hari. Angka
kebutuhan gizi (AKG) harian ini ternyata berlaku untuk orang dewasa berusia
19 tahun ke atas.
Dosis yang lebih tinggi mungkin direkomendasikan oleh dokter untuk
pengobatan kondisi tertentu. Bila tidak dianjurkan, sebaiknya jangan
memperoleh vitamin B5 terlalu berlebihan.
Kebutuhan Vitamin B5 pada tubuh manusia ditentukan oleh usia dan gaya
hidup seseorang. jika gaya hidupnya sehat dan sesuai dengan standar
kesehatan dalam mengkonsumsi makanan maka semakin seimbanglah kadar
asam pantotenat dalam tubuhnya.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI, angka kebutuhan gizi (AKG)
vitamin B5 dibagi sesuai perhitungan usia sebagai berikut,
1. Usia 0 – 5 bulan:1,7 mg per hari
2. Usia 6 – 11 bulan:1,8 mg per hari
3. Usia 1 – 3 tahun:2 mg per hari
4. Usia 4 – 6 tahun:3 mg per hari
5. Usia 8 – 9 tahun:4 mg per hari
6. 10 – lansia: 5 mg per hari
7. Ibu hamil: ditambah 1 mg dari kebutuhan normal sesuai usianya pada
tiap trimester
8. Ibu menyusui: ditambah 2 mg dari kebutuhan normal sesuai usianya
tiap 6 bulan
c. Manfaat
Vitamin B5 memiliki fungsi esensial bagi tubuh. Vitamin B5 merupakan
komponen penyusun koenzim A (CoA) yang dibutuhkan dalam produksi
energi dan berbagai metabolisme tubuh, antara lain metabolisme karbohidrat,
protein, dan asam lemak. Vitamin B5 juga terlibat dalam kompleks vitamin
B2, sintesis kolesterol, lipid, neurotransmitter, hormon steroid, dan
hemoglobin.
Studi terdahulu yang dilakukan, masing-masing, oleh Eto M. dan Naruta,
juga menemukan suplemen vitamin B5 memiliki efek positif terhadap
pengobatan diabetes dan pencegahan angiopati perifer diabetik, yaitu
komplikasi dari penyakit ini. Tidak hanya itu, asam pantotenat juga berguna
untuk mengatasi serta mencegah defisiensi vitamin B5 masalah kulit akibat
terapi radiasi.
d. Sumber
Kadar vitamin B5 yang tinggi dapat ditemukan pada makanan berupa organ
hewan seperti hati, daging (ikan, ayam, sapi), sereal gandum utuh, jamur,
telur, susu, royal jelly, alpukat, beberapa jenis sayur, dan kacang-kacangan.
Dalam proses pengolahan makanan kadar vitamin B5 dapat berkurang hingga
20–80%.
Vitamin B5 di pasaran dapat ditemukan dalam bentuk pantothenic acid-D dan
calcium pantothenate. Vitamin B5 tersedia dalam sediaan tunggal atau
kombinasi dengan vitamin lain, seperti vitamin B kompleks.
e. Defisiensi
Defisiensi vitamin B5 ini biasanya disertai dengan kekurangan nutrisi lain
sehingga agak sulit untuk menentukan tanda-tandanya. Kekurangan vitamin
B5 bisa ditandai dengan gejala mati rasa dan sensasi terbakar pada tangan
serta kaki; sakit kepala, kelelahan, mudah marah, gelisah, sulit tidur,
gangguan pencernaan, dan anoreksia.
Mengalami gangguan koordinasi otot yang berkurang bisa jadi merupakan
gejala defisiensi vitamin B5. Oleh karena itu, pastikan penuhi kebutuhan
asam pantotenat ini, baik dari makanan ataupun suplemen tambahan.
f. Hipervitaminosis
jika kelebihan asam pantotenat atau vitamin B5 ini, tubuh akan mengalami
keluhan kesehatan. biarpun tubuh hanya membutuhkan vitamin B5 tetapi
kehadirannya di dalam tubuh tetaplah dibutuhkan namun pada kadar yang
sedang yaitu sekitar 4 sampai 7 mg saja.
Akibat jika kadar asam pantotenat terlalu banyak dalam tubuh,
1. Dapat menyebabkan depresi berat, Fungsi utama vitamin B5 atau
asam pantotenat adalah mengatur dan mengontrol serta
mempertahankan kesimbangan saraf tubuh, maka jika didalam tubuh
terdapat asam pantotenat dalam jumlah yang berlebihan justru akan
mengacaukan hormon dan mengakibatkan seseorang menjadi depresi
berkepanjangan.
2. Menyebabkan dehidrasi, Sebenarnya vitamin B5 sedikit sulit
untuk larut dan diserap dalam tubuh sehingga membutuhkan
pasokan banyak air putih untuk memperlancar proses
penyerapan. Jika tubuh seseorang kekurangan cairan dalam
tubuhnya maka tubuh akan mengalami dehidrasi dan dapat
terlihat dari warna urin yang nampak keruh dan pekat.
3. Menyebabkan nyeri dan pegal pada persendian dan sekitar lutut,
Kelebihan asam pantotenat (vitamin B5) akan mempengaruhi
kinerja metabolisme yang juga akan mengalami kelebihan zat zat
asam pantotenat tersebut sehingga mampu mengendap dan
membuat penyumbatan pada pembuluh darah disekitar lutut,
akibat nya akan timbul rasa nyeri pada lutut dan persendian kaki.

Ada beberapa efek samping lainnya yang akan timbul bila mengkonsumsi
suplemen vitamin B5 secara berlebihan, diantaranya yaitu,
1. Diare
2. Gata-gatal
3. Sesak nafas, dan
4. Pembengkakan pada mulut, wajah, bibir, atau lidah

6) Vitamin B6
a. Definisi
Piridoksin merupakan kristal putih tidak berbau, larut air, dan
alkohol. Piridoksin tahan panas dalam keadaan asam, tidak begitu
stabil dalam larutan alkali dan tidak tahan cahaya. Kehilangan pada
suhu beku sebanyak 36 hingga 55%. Vitamin B6 memiliki tiga bentuk
yaitu Piridoksin, Piridoksamin, dan Piridoksal. Ketiga bentuk ini
mengalami fosforilasi pada posisi-5 dan oksidasi hingga menjadi
koenzim aktif Piridoksal fosfat.

b. Kebutuhan AKG (Vitamin B6)


Kebutuhan AKG harian vitamin B6. Pada orang dewasa
kebutuhan vitamin B6 adalah 100 mg per hari, sedangkan pada anak
usia 1 sampai 3 tahun 30 mg/hari, anak usia 4 sampai 8 tahun 40
mg/hari, anak usia 9 sampai 13 tahun 60 mg/hari dan pada remaja 14
tahun sampai 18 tahun 80 mg per hari.

c. Manfaat Vitamin B6
Vitamin B6 adalah nutrisi yang penting bagi fungsi dan
perkembangan saraf otak. Vitamin B6 juga berperan dalam produksi
hormon serotonin, melatonin dan norepinefrin. Vitamin B6 dikenal
juga dengan nama pyridoxin. Piridoksin berperan dalam bentuk
fosforilasi PLP dan PMP sebagai koenzim terutama dalam
transaminasi, dekarboksilasi, dan reaksi lain yang berkaitan dengan
metabolisme protein. Dekarboksilasi yang bergantung pada PLP
menghasilkan berbagai bentuk amin, seperti epinefrin, norepineprin
dan serotonin. PLP juga berperan dalam pembentukan asam alfa-
aminolevulinat, yaitu prekursor hem dalam hemoglobin.
Vitamin B6 memiliki manfaat antara lain yaitu ‘
● menambah energi
vitamin B6 dapat membantu memecah protein dan
meningkatkan metabolisme tubuh. Ketika metabolisme tubuh bekerja
lebih cepat, energi yang dihasilkan oleh tubuh pun juga akan lebih
cepat. Selain itu, asupan vitamin B6 juga dapat meningkatkan
produksi hemoglobin yang membawa oksigen ke seluruh tubuh.
Dengan demikian, organ-organ tubuh dapat terus ‘bernapas’ dan
bekerja secara optimal.
● Menguatkan fungsi otak
Manfaat vitamin B6 yaitu membantu menguatkan fungsi otak
dan daya ingat. Vitamin B6 diperlukan untuk membuat
neurotransmitter atau bahan kimia pembawa sinyal dari satu sel saraf
ke sel lainnya.Neurotransmitter tersebut dibutuhkan untuk memproses
daya ingat dan meningkatkan fungsi otak sehingga dapat juga
mengurangi risiko penyakit alzheimer.
● Mencegah penyakit jantung
Vitamin B6 dapay berfungsi untuk menurunkan kadar
homosintesis dalam tubuh.Homosistein yaitu sejenis asam amino
yang diproduksi dalam darah. Ketika kadar homosistein dalam darah
tinggi, maka asam amino tersebut dapat menumpuk di pembuluh
darah, merusak arteri sehingga menyumbat pembuluh darah dan
menyebabkan risiko serangan jantung dan stroke
● Mengatasi depresi
Mengonsumsi vitamin B6 bermanfaat bagi tubuh untuk
menghasilkan serotonin yang merupakan suatu
neurotransmitter yang dapat meningkatkan suasana hati dan
pikiran positif sehingga mencegah terjadinya depresi
d. Sumber Vitamin B6
Vitamin B6 paing banyak terdapat didalam kecambah, ikan,
hati sapi, daging ayam. gandum, hati, serealia tumbuk, kacang-
kacangan, kentang,alpukat, buah-buahan non-sitrus,daging ayam dan
pisang. Sedangkan, susu, telur dan sayuran hijau, serta buah
mengandung sedikit B6. Vitamin B6 di dalam bahan makanan hewani
lebih mudah diabsorbsi daripada yang terdapat didalam bahan
makanan nabati.

e. Defisiensi Vitamin B6
Kekurangan vitamin B6 dapat mengakibatkan anemia dan
gangguan kulit, seperti ruam atau pecah-pecah di sekitar mulut.
Kurangnya vitamin B6 juga dapat meningkatkan risiko gangguan
otak, seperti depresi, kejang, kebingungan, mual, anemia, otot
berkedut, luka di sudut bibir, kesemutan, dan nyeri pada tangan dan
kaki.Kekurangan vitamin B6 jarang terjadi, biasanya jika terjadi
karena kekurangan yang secara bersamaan dengan vitamin B lainnya.
Kekurangan vitamin B6 juga menimbulkan gejala yang berkaitan
dengan kekurangan gangguan metabolisme protein seperti lemah,
mudah tersinggung, dan sukar tidur. Kekurangan lebih lanjut
gangguan pertumbuhan, gangguan fungsi motorik, dan kejang-kejang,
penurunan pembentukan antibodi, peradangan lidah, serta luka pada
bibir, sudut-sudut mulut dan kulit.

f. Hipervitaminosis (Vitamin B6)


Asupan vitamin B6 dari makanan tidak menimbulkan efek
negatif bagi tubuh, bahkan dalam jumlah besar sekalipun dikarenakan
tubuh mampu membuang kelebihan vitamin ini melalui urine.
Namun, konsumsi suplemen vitamin B6 secara berlebihan dapat
menimbulkan gejala berupa gangguan kendali otot (ataksia), mual dan
nyeri pada ulu hati, sensitif terhadap sinar matahari, mati rasa, muncul
luka yang terasa nyeri pada kulit, serta menurunnya kemampuan kulit
untuk merasakan nyeri atau suhu ekstrem.

7) Vitamin B8
a. Definisi

Vitamin B8 atau yang biasa disebut biotin adalah suatu asam


monokarboksilat terdiri atas cincin imidasol yang bersatu dengan cincin
tetrahidrotiofen dengan rantai samping asam valerat. Biotin merupakan
kofaktor berbagai enzim karboksilase yang digunakan dalam sintesis dan
metabolisme asam lemak, glukoneogenesis dan metabolisme asam amino
berantai cabang. Biotin tahan panas, larut air, dan alkohol serta mudah
dioksidasi.

b. Manfaat B8 (Biotin)
● Meringankan gejala sindrom ovarium polikistik (PCOS)

PCOS merupakan gangguan hormon yang dapat menyebabkan


menstruasi tidak teratur, dan membantu meningkatkan kesuburan.

● Berpotensi mengobati kanker

Inositol memiliki bentuk lain yaitu fitat, asam fitat, dan


heksafosfat. Meski belum terbukti efektif, ketiganya berpotensi
menghambat penyebaran kanker, meningkatkan fungsi obat
antikanker, dan secara tidak langsung meningkatkan kualitas hidup
pasien. Jenis kanker yang dapat dicegah perkembangannya dengan
inositol yakni kanker paru, payudara, prostat, dan usus besar.

● Membantu mengontrol gula darah

Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa vitamin B8


dapat membantu mengontrol gula darah akibat sindrom metabolik.
Vitamin ini bekerja dengan meningkatkan fungsi insulin, yakni
hormon yang mengubah kelebihan gula darah menjadi cadangan
energi.

● Membantu meringankan gejala gangguan mental

Gangguan mental dapat disebabkan oleh masalah pada sistem


saraf dan produksi zat kimia dalam otak. Menariknya, para ahli
menemukan bahwa beberapa penderita OCD, depresi, dan gangguan
kecemasan memiliki kadar inositol yang rendah dalam otaknya.
Vitamin B8 berperan penting dalam meringankan gejala berbagai
penyakit, baik fisik maupun psikis

c. Sumber Vitamin B8 (Biotin)

Biotin terdapat dalam banyak jenis makanan dan di dalam tubuh dapat
disentesis oleh bakteri saluran cerna. Sumber yang baik adalah hati, kuning
telur, serealia, kacang kedelai, kacang tanah, sayuran dan buah-buahan
tertentu (jamur, pisang, semangka, strawberi). Daging dan buah-buahan
merupakan sumber yang kurang baik.

d. Kebutuhan AKG Vitamin B8 (Biotin)

Kekurangan biotin jarang terjadi. Gejala jika mengalami kekurangan


biotin adalah rasa lelah, kurang nafsu makan, rasa nek dan muntah-muntah,
otot sakit, kulit kering dan bersisik, alopesia (kebotakan setempat), dan
kesemutan. Pada bayi berumur di bawah enam bulan terlihat gejala
dermatitis.

e. Defisiensi B8 (Biotin)

Kekurangan/defisiensi biotin jarang terjadi. Gejala yang terjadi jika


mengalami kekurangan biotin adalah rasa lelah, kurang nafsu makan, rasa
nek dan muntah-muntah, otot sakit, kulit kering dan bersisik, alopesia
(kebotakan setempat), dan kesemutan. Pada bayi berumur di bawah enam
bulan timbul gejala dermatitis.
f. Hipervitaminosis B8 (Biotin)

Vitamin B8 atau biotin apabila dikonsumsi dengan dosis berlebih


dapat meningkatkan intensitas buang air kecil dan keringat. Selain itu,
kelebihan kadar vitamin B7 juga dapat menyebabkan mual ringan, kram di
perut dan diare

8) Vitamin B9 (Asam Folat)


a. Pengertian
Folasin dan folat adalah nama genetik sekelompok ikatan yang secara
kimiawi dan gizi sama dengan asam folat. Ikatan-ikatan ini berperan sebagai
koenzim dalam transportasi pecahan-pecahan karbon tunggal dalam
metabolisme asam amino dan sintesis asam nukleat.
Asam folat adalah nama genetik sekelompok ikatan kimiawi.
Asamfolat bersiklus sebagai poliglutamat didalam pool/ simpanan sel
darahmerah. Defisiensi asam folat yanag menyebabkan defisiensi fungsi
onalasam folat akan mengakibatkan penekanan proliferasi sumsum tulang
dalam proses pembentukan sel darah merah.
b. Kebutuhan (AKG)
Angka kecukupan gizi yang dianjurkan:

Golongan Umur AKG Golongan Umur AKG

Wanita

0-6 bl 22 10-12 th 100

7-12 bl 32 13-15 th 130

1-3 th 40 16-19 th 150

4-6 th 60 20-45 th 150

7-9 th 81 46-59 th 150


≥ 60 th 150

Pria Hamil +150

10-12 th 90 Menyusui

13-15 th 125 0-6 bl +50

16-19 th 165 7-12 bl +40

20-45 th 170

46-59 th 170

≥ 60 th 170

c. Manfaat
Manfaat asam folat dapat meningkatkan enzim alanin
aminotransferase (ALT), aspartat transaminase (AST), dan glutamyl
transpeptidase (GGT) yang penting untuk metabolisme di hati.
d. Sumber
Asupan asam folat masih dibawah standar, dari hasil recall pada
umumnya mengonsumsi makanan sumber asam folat seperti sayuran hijau,
namun kualitas dalam sehari masih kurang, hanya 1-4 sendok sayur (50-200
g), dan kacang-kacangan umumnya dikonsumsi hanya 1-2 kali perminggu.
e. Defisiensi
Defisiensi asam folat adalah komplikasi umum dari penyakit usus
halus, seperti sprue, yang mengganggu absorpsi vitamin dan resirkulasi
enterohepatiknya. Pasien dengan alkoholisme kurang asupan asam folatnya
karena kurangnya asupan makanan mereka, dan resirkulasi enterohepatiknya
dapat terganggu oleh efek toksik dari alkohol terhadap hepatosit. Memang,
alkoholisme adalah penyebab paling umum dari defisiensi asam folat, dengan
penurunannya di konsentrasi plasma bermanifestasi dalam 24 sampai 48 11
jam setelah konsumsi alkohol terus-menerus. Obat yang menghambat
dihidrofolat reduktase (metotrexat, trimetoprim) atau mengganggu absorpsi
dan penyimpanan asam folat dalam jaringan (fenitoin) dapat menyebabkan
defisiensi asam folat.
Tidak cukupnya vitamin B9 dalam tubuh bisa menimbulkan beragam
gangguan kesehatan, seperti tubuh terasa lelah, sesak napas, rambut beruban,
sariawan, gangguan pertumbuhan, dan lidah membengkak.
f. Hipervitaminosis
Mengambil terlalu banyak folat atau asam folat dalam bentuk
suplemen dapat memengaruhi fungsi mental, berdampak negatif pada sistem
kekebalan tubuh, dan menutupi kekurangan vitamin B12 yang berpotensi
parah, karena keduanya saling berhubungan.
Perlu diperhatikan bahwa ini adalah efek samping yang mungkin
dialami orang sehat saat mengonsumsi vitamin tersebut dalam dosis besar.
Seseorang dengan kondisi kesehatan dapat mengalami reaksi yang lebih
serius untuk mengambil terlalu banyak vitamin. Mengonsumsi vitamin B9
terlalu banyak dapat menyebabkan keracunan, terjadi masalah perut, reaksi
kulit, kejang dan gangguan tidur.

9) Vitamin B12
a. Pengertian
Vitamin B12 adalah salah satu jenis vitamin larut dalam air dan
merupakan bagian dari vitamin B kompleks yang mengandung kobalt,
sehingga disebut sianocobalamin. Vitamin ini banyak dijumpai dimakanan
yang berbahan dasar daging ataupun bahan olahan daging.Vitamin B12
merupakan suatu koenzim untuk dua reaksi biokimia dalam tubuh,
yangpertama sebagai metil B12.
b. Kebutuhan (AKG)
Angka kecukupan gizi yang dianjurkan:

Golongan AKG Golongan AKG


Umur Umur

Wanita

0-6 bl 0,1 10-12 th 1,0


7-21 bl 0,1 13-15 th 1,0

1-3 th 0,5 16-19 th 1,0

4-6 th 0,7 20-45 th 1,0

7-9 th 0,9 46-59 th 1,0

≥ 60 th 1,0

Pria
Hamil +0,3

Menyusui
10-12 th 1,0

13-15 th 1,0 0-6 bl +0,3

16-19 th 1,0 7-12 bl +0,3

20-45 th 1,0

46-59 th 1,0

≥ 60 th 1,0

c. Manfaat
Vitamin B 12 bermanfaat untuk membantu pembentukan sel darah
dan mencegah anemia, mencegah osteoporosis, membantu meredakan gejala
depresi, menjaga kesehatan jantung, membantu menurunkan risiko
degenerasi makula, menurunkan risiko demensia, mencegah kecacatan lahir
pada ibu hamil, menambah energi, menjaga kesehatan kulit, dan kuku.
d. Sumber
Banyak terdapat pada daging hewan, tetapi terdapat juga sedikit pada
tempe, spirulina, rumput laut, susu kedelai dan bakteri di usus dapat
memproduksi B12.Vitamin B12 seperti hati ayam, pada umumnya responden
hanya mengonsumsi bahan makanan sumber B12 berupa tempe (makanan
hasih fermentasi). Vitamin B12 diperlukan untuk mengubah folat menjadi
bentuk aktif dan dalam fungsi normal metabolisme semua sel, terutama sel-
sel saluran cerna, sumsum tulang, dan jaringan saraf.
e. Defisiensi
Defisiensi vitamin B12 mengakibatkan defek sintesis DNA, terutama
pada jaringan dengan laju pertukaran sel yang cepat. Dalam hal ini, gejala
defisiensi vitamin B12 paling sering bermanifestasi di sistem hematopoiesis
dan saraf. Perubahan pada sistem hematopoiesis paling jelas pada eritrosit,
tapi ketika defisiensi vitamin B12 semakin berat, sitopenia dapat terjadi.
Secara klinis, tanda paling awal dari defisiensi vitamin B12 adalah anemia
megaloblastik (pernisiosa). Sehingga seseorang dengan defisiensi vitamin
B12 dapat biasanya mudah kelelahan dan lemah, produksi sel darah merah
menurun hingga kulit pucat, sesak napas, kesemutan, dan penglihatan
menjadi kabur atau terganggu.
f. Hipervitaminosis

Ada berbagai potensi efek samping dari asupan surplus Vitamin B12.
Hal itu dapat menyebabkan mati rasa di lengan, tangan dan wajah. Kelebihan
dosis vitamin yang banyak terkandung pada daging dan ikan ini juga dapat
menyebabkan kerusakan saraf optik. Selain itu, sebuah penelitian
menunjukkan, kelebihan vitamin B12 dapat meningkatkan risiko terkena
kanker prostat.

2.2.2 Vitamin Larut Lemak


Vitamin yang larut dalam lemak merupakan molekul hidrofobik apolar.
Molekul-molekul tersebut tidak disintesis tubuh dalam jumlah yang memadai,
sehingga diperlukan suplai dari makanan (luar). Vitamin larut dalam lemak
memerlukan lemak untuk absorpsinya dan diangkut dalam darah oleh lipoprotein
atau protein pengikat yang spesifik. Yang termasuk vitamin larut dalam lemak
adalah vitamin A, D, E, K.
1) Vitamin A
a. Pengertian
Vitamin A adalah vitamin yang larut dalam lemak dan kelebihannya
disimpan dalam hati. Vitamin A bersumber dari bahan pangan nabati dan
hewani. Vitamin A yang ditemukan dalam bentuk provitamin A dari bahan
nabati sedangkan dalam bahan pangan hewani ditemukan dalam bentuk
retinol. Vitamin A merupakan vitamin yang aktif dan terdapat dalam
beberapa bentuk yaitu retinol (vitamin A alkohol), retinol (vitamin A
aldehid), asam retinoat (vitamin A asam), dan ester retinil (vitamin A ester).
b. Kebutuhan (AKG)
Kebutuhan vitamin A masih dinyatakan dalam Satuan Internasional (SI) yaitu
perhari 5.000 IU. Lebih baik jika dikonsumsi dengan selang waktu 4-6 jam
hingga mencapai dosis kebutuhan vitamin per hari.
c. Manfaat
Menurut Almatsier (2009) vitamin A berperan dalam berbagai fungsi faa
tubuh antara lain:
a) Penglihatan, kecepatan mata dalam beradaptasi setelah terkena cahaya
terang berhubungan langsung dengan vitamin A yang tersedia dalam
darah untuk membentuk rodopsin,
b) Diferensiasi sel, terjadi bila sel-sel tubuh mengalami perubahan dalam
sifat atau fungsi semula. hal ini menjadi salah satu karakteristik dari
kekurangan vitamin A. Dalam bentuk asam retinoat, vitamin A
memegang peranan aktif dalam kegiatan inti sel, dengan demikian
dalam pengaturan faktor penentu keturunan/gen yang berpengaruh
terhadap sintesis protein.
c) Fungsi kekebalan, dalam kaitan vitamin A dan fungsi kekebalan
ditemukan bahwa ada hubungan kuat antara status vitamin A dan
risiko terhadap penyakit infeksi pernapasan serta kekurangan vitamin
A pada campak dapat menimbulkan komplikasi yang berujung pada
kematian.
d) Pertumbuhan dan perkembangan, vitamin A dibutuhkan untuk
perkembangan tulang dan sel epitel yang membentuk email dalam
pertumbuhan gigi.
e) Reproduksi
f) Pencegahan kanker dan penyakit jantung
g) Permeabilitas membran, vitamin A mengatur konsentrasi zat-zat gizi
di dalam sel yang diperlukan untuk metabolisme sel.
d. Sumber
Vitamin A terdapat di dalam pangan hewani, sedangkan karoten utamanya
ditemukan dalam pangan nabati. Sumber vitamin A adalah hati, kuning telur,
susu (di dalam lemaknya) dan mentega. Karena vitamin tidak berwarna,
warna kuning dalam kuning telur adalah karoten yang tidak diubah menjadi
vitamin A. Minyak hati ikan digunakan sebagai sumber vitamin A yang
diberikan untuk keperluan penyembuhan (Almatsier, 2009). Sumber karoten
dapat ditemukan dalam sayuran berwarna hijau tua dan buah-buahan yang
berwarna kuning-jingga, seperti daun singkong, daun kacang, kangkung,
bayam, kacang panjang, buncis, wortel, tomat, jagung kuning, pepaya,
mangga, nangka masak dan jeruk. Minyak kelapa sawit yang berwarna merah
kaya akan karoten.
e. Defisiensi
Kekurangan vitamin A disebabkan karena malfungsi berbagai mekanisme
seluler yang di dalamnya turut berperan senyawa retinoid. Defisiensi vitamin
A dapat menyebabkan gangguan kemampuan penglihatan pada senja hari
(buta senja). Gangguan tersebut terjadi ketika simpanan vitamin A dalam hati
hampir habis. Bila kekurangan vitamin A, sel epitel akan mengeluarkan
keratin yang mengakibatkan sel-sel membran akan kering dan mengeras, hal
ini dikenal dengan keratinisasi. Keadaan tersebut bila berlanjut menyebabkan
xeroftalmia (buta ayam) dan dalam keadaan lanjut dapat terjadi kebutaan.
f. Hipervitaminosis
Kelebihan vitamin A tidak dibuang melalui urine tetapi disimpan dalam sel-
sel adiposa jaringan lemak karena vitamin A merupakan salah satu yang larut
dalam lemak. Beberapa gejala yang muncul akibat hipervitaminosis A yaitu
kulit kering dan mengelupas, pusing, apatis. Pada anak-anak gejalanya
disertai muntah. Apabila kelebihan vitamin A sudah dalam kondisi akut dapat
menyebabkan kerabunan, terhambatnya pertumbuhan, pembengkakan hati,
dan iritasi kulit (Ridwan, 2010).

2) Vitamin D
a. Pengertian
Vitamin D merupakan prohormon steroid karena dapat disintesis dalam tubuh
dengan bantuan sinar matahari tetapi jika tubuh tidak dapat mendapat sinar
matahari yang cukup, vitamin D perlu dipenuhi melalui makanan (Almatsier,
2009). Vitamin D berbentuk kristal putih yang tidak larut dalam air tetapi
larut dalam minyak dan zat pelarut lemak.
b. Kebutuhan (AKG)
Kebutuhan vitamin D per hari untuk anak-anak hingga usia 50 tahun adalah
sekitar 200 IU. Sedangkan untuk usia di atas 50 tahun kebutuhannya
meningkat 2-3x menjadi 400-600 IU dalam sehari. Kebutuhan vitamin D juga
meningkat pada masa pertumbuhan.
c. Manfaat
Vitamin D memiliki manfaat utama dalam pembentukan dan pemeliharaan
tulang bersama vitamin A dan vitamin C, hormon-hormon paratiroid dan
kalsitonin, protein kolagen, serta mineral-mineral kalsium, fosfor,
magnesium dan flour. Fungsi khusus vitamin D adalah membantu pengerasan
tulang dengan cara mengatur agar kalsium dan fosfor tersedia di dalam darah
untuk diendapkan pada proses pengerasan tulang (Sediaoetama, 1985).
d. Sumber
Vitamin D bisa didapatkan dari makanan dan dari fotolisis 7–
dehidrokolesterol (provitamin D). Adapun beberapa jenis makanan yang
mengandung vitamin D yaitu minyak ikan, susu, ikan, jamur, dan makanan
yang berbahan baku kedelai. Yang kedua, makanan yang bersumber dari
sintesis provitamin D menjadi vitamin D di kulit dengan bantuan paparan
sinar matahari (UVB) (Murray, 2006). Kita tetap memerlukan vitamin D dari
asupan makanan karena tanpa adanya bahan makanan yang mengandung
provitamin D, proses pembentukan vitamin D dengan bantuan sinar UVB
matahari tidak akan terjadi.
e. Defisiensi
Defisiensi atau kekurangan vitamin D menyebabkan penyakit rakhitis pada
anak-anak dan osteomalasia pada orang dewasa (Brander, 2005). Kelainan
disebabkan karena adanya pelunakan tulang yang terjadi akibat kekurangan
kalsium dan fosfat. Kekurangan vitamin D yang terjadi pada ibu hamil dapat
menyebabkan timbulnya preeklampsia pada akhir kehamilan dan dapat
menyebabkan bayi yang dilahirkan berpotensi mengalami kejang
hipokalsemia (Comadoo et al., 2007).
f. Hipervitaminosis
Konsumsi berlebih vitamin D menyebabkan timbulnya gejala-gejala
hipervitaminosis D. Kondisi ini mungkin terjadi pada anak-anak yang
mendapat tetes konsentrat minyak ikan yang terlalu banyak untuk jangka
waktu lama. Hipervitaminosis D menyebabkan perkapuran di dalam jaringan
yang bukan biasanya, seperti di dalam organ-organ vital ginjal dan
sebagainya (Sediaoetama, 1985). Kelebihan absorbsi vitamin D
menyebabkan kalsifikasi (pengapuran) pada tulang dan jaringan tubuh seperti
ginjal, paru-paru dan organ tubuh lain. Tanda-tanda akibat hiperkalsemia
adalah lemah, sakit kepala, kurang nafsu makan, diare, muntah-muntah,
gangguan mental dan pengeluaran urin berlebihan. Bayi yang diberi vitamin
D berlebihan, menunjukan gangguan saluran cerna, rapuh tulang, gangguan
pertumbuhan dan kelambatan perkembangan mental (Almatsier, 2009)

3) Vitamin E
a. Pengertian

Vitamin E adalah nama umum untuk dua kelas molekul yang memiliki
aktivitas vitamin E dalam nutrisi. Vitamin E bukan nama untuk setiap satuan
bahan kimia spesifik namun, untuk setiap campuran yang terjadi di alam
yang menyediakan fungsi vitamin E dalam nutrisi.

b. Kebutuhan (AKG)

Angka kecukupan gizi (AKG) harian vitamin E bervariasi berdasarkan usia,


jenis kelamin, dan kondisi kesehatan tiap orang. Berikut ini adalah AKG
vitamin E per hari secara umum:

· Usia 0–5 bulan: 4 mcg

· Usia 6–11 bulan: 5 mcg


· Usia 1–3 tahun: 6 mcg

· Usia 4–6 tahun: 7 mcg

· Usia 7–9 tahun: 8 mcg

· Laki-laki usia 10–12 tahun: 11 mcg

· Laki-laki usia ≥13 tahun: 15 mcg

· Perempuan usia 10–64 tahun: 15 mcg

· Perempuan usia ≥65 tahun: 20 mcg

· Ibu hamil: 19 mcg

· Ibu menyusui: 19 mcg

c. Manfaat

Vitamin D memiliki berbagai macam manfaat dan fungsi, diantaranya yaitu:

1. Antioksidan untuk Penangkal Radikal Bebas

Radikal bebas memang membahayakan bagi tubuh, karena dapat merusak sel
tubuh sekaligus memicu berbagai penyakit kronis, seperti kanker dan keluhan
pada jantung. Oleh karena itu, konsumsi sayur-sayuran seperti bayam dan
sawi bisa mencegah terjadinya penuaan sel, karena kedua jenis sayuran ini
memiliki kandungan vitamin E yang berfungsi sebagai antioksidan.

2. Menunjang Kesehatan Mata

Banyak gangguan mata yang disebabkan adanya ketidakseimbangan antara


antioksidan dan radikal bebas dalam tubuh. Dengan memenuhi kebutuhan
vitamin E dalam tubuh, kandungan antioksidannya mampu menjaga
kesehatan sel mata lebih baik.

3. Menjaga Keseimbangan Hormon


Manfaat vitamin E lainnya untuk keseimbangan sistem endokrin dan saraf
karena mampu menyeimbangkan sistem hormon. Beberapa gejala hormon
yang tidak seimbang antara lain kenaikan berat badan, sakit perut akibat
menstruasi, infeksi saluran kemih, hingga alergi dan kecemasan berlebih.
Konsumsi buah-buahan dan sayuran kaya vitamin E bisa mencegah
munculnya keluhan-keluhan tersebut.

4. Nutrisi Penting untuk Menunjang Kehamilan dan Perkembangan Janin

Bagi kehamilan dan perkembangan janin, vitamin E juga memiliki peranan


penting karena berfungsi untuk melindungi asam lemak kritis pada janin.
Selain itu, vitamin E pun memiliki dampak positif pada tahap awal
perkembangan saraf dan otak. Oleh karena itu, ibu hamil disarankan untuk
mengonsumsi vitamin E alami untuk menghindari terjadinya kelainan pada
janin.

5. Membantu Menurunkan Risiko Penyakit Alzheimer

Selain tokoferol, vitamin E juga mengandung senyawa tokotinerol. Penelitian


menunjukkan bahwa fungsi antiinflamasi pada tokotrienol berkontribusi
terhadap pencegahan penyakit Alzheimer. Vitamin E berperan dalam
memperlambat kehilangan memori dan penurunan fungsi otak. Konsumsi
vitamin E yang dibarengi dengan vitamin C juga dapat mengurangi risiko
demensia

d. Sumber

Vitamin E adalah nutrisi umum yang ditemukan di sebagian besar makanan.


Beberapa makanan, termasuk minyak goreng, biji-bijian dan kacang-k
acangan adalah sumber vitamin E yang sangat kaya. Vitamin E dapat
ditemukan di beberapa makanan yang bisa dipilih untuk mempercepat
pemenuhan kebutuhan vitamin E harian antara lain Minyak biji, Biji bunga
matahari, Minyak hazelnut, Buah sawo besar (mamey sapote), Minyak biji
bunga matahari, Minyak, Hazelnut, Kerang abalone, Kacang pinus, Daging
angsa, Kacang tanah, Ikan salmon, Paprika merah, Kacang Brazil, Mangga,
Kiwi.
e. Defisiensi
Kekurangan vitamin E akan menyebabkan mati rasa serta kesemutan. Sensasi
ini juga disebut sebagai neuropati perifer, yang mana terjadi kerusakan di
dalam serabut saraf serta bisa cegah saraf kirimkan sinyal secara benar.
Gejala lainnya yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin E adalah
kerusakan pada penglihatan.

f. Hipervitaminosis
Dampak yang dapat terjadi bila kelebihan vitamin E meliputi kelemahan otot,
kelelahan, mual, dan diare. Bahkan, Anda berisiko mengalami perdarahan
apabila mengonsumsi vitamin E terlalu banyak.

4) Vitamin K
a. Pengertian
Vitamin K (K dari "Koagulations-Vitamin" dalam Bahasa Jerman dan
Bahasa Denmark) merujuk pada sekelompok vitamin lipofilik dan hidrofobik
yang dibutuhkan untuk modifikasi pasca translasi dari berbagai macam
protein, seperti dalam proses pembekuan darah. Secara kimia vitamin ini
adalah turunan 2-metil-1,4-naftokuinon. Vitamin K bersifat tahan panas,
tetapi akan segera rusak apabila terpapar senyawa asam, basa, dan cahaya
matahari.
Pada manusia, vitamin K didapat dari nutrisi asupan makanan dan mikroflora
pada saluran pencernaan. Di dalam hati, vitamin K dibutuhkan untuk
mengaktivasi protrombin dengan reaksi karboksilasi gugus Glu pada residu
protein prekursornya. Asam glutamat yang mengalami reaksi karboksilasi
akan berubah menjadi asam karboksiglutamat gamma.
b. Kebutuhan (AKG)
AKG vitamin K untuk orang dewasa yang ideal menurut Kemenkes RI
sekitar 55 – 65 mikrogram (mcg) per hari. Sedangkan, rekomendasi asupan
vitamin K untuk anak dan remaja adalah sebesar 35 – 50 mcg setiap hari.
c. Manfaat
Fungsi vitamin K yang paling utama adalah untuk membantu pembekuan
darah dalam tubuh, karena vitamin K membantu untuk pembentukan
protrombin yang sangat berguna untuk membekukan darah pada saat terjadi
luka. Apabila tubuh kekurangan vitamin K, maka bisa terjadi perdarahan
dalam tubuh, darah akan sulit menggumpal.
d. Sumber
Vitamin K2 (menakuinona, menatetrenona) secara normal diproduksi oleh
bakteri dalam saluran pencernaan manusia, dan defisiensi gizi akibat diet
yang sangat jarang terjadi kecuali saluran pencernaan mengalami kerusakan
yang sangat parah sehingga tidak dapat menyerap molekul. Vitamin ini
ditemukan dalam sayuran hijau, seperti bayam, katuk, kol, selada, dan
brokoli.
e. Defisiensi
Bila mengalami kekurangan vitamin K, tubuh dapat mengalami perdarahan
dan lebih mudah memar. Selain itu, defisiensi vitamin K bisa meningkatkan
risiko kerusakan tulang, osteoporosis, dan penyakit kardiovaskular.
f. Hipervitaminosis
Efek samping kelebihan dosis vitamin K yaitu hati membesar, pucat,
meningkatkan keringat, kesulitan bernapas, otot menjadi kaku,
pembengkakan tubuh, pernapasan tidak teratur, penurunan gerakan atau
aktivitas, pembengkakan kelopak mata atau kemerahan pada kulit.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Vitamin merupakan nutrien organik yang dibutuhkan dalam jumlah kecil


untuk berbagai fungsi biokimia dan umumnya tidak disintesis oleh tubuh sehingga
harus dipasok dari makanan. Sebagian besar vitamin larut dalam air merupakan
komponen sistem enzim yang banyak terlibat dalam metabolisme energi. Vitamin
larut air biasanya tidak disimpan di dalam tubuh dan dikeluarkan melalui urine
dalam jumlah kecil. Oleh karena itu vitamin larut air perlu dikonsumsi tiap hari
untuk mencegah kekurangan yang dapat mengganggu fungsi tubuh normal. Vitamin
yang larut dalam lemak merupakan molekul hidrofobik apolar. Molekul-molekul
tersebut tidak disintesis tubuh dalam jumlah yang memadai, sehingga diperlukan
suplai dari makanan (luar). Vitamin larut dalam lemak memerlukan lemak untuk
absorpsinya dan diangkut dalam darah oleh lipoprotein atau protein pengikat yang
spesifik. Yang termasuk vitamin larut dalam lemak adalah vitamin A, D, E, K.
DAFTAR PUSTAKA

Azmi, Nabila. (2021). Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas
Goentoro. Mengenal Vitamin B3 Termasuk Manfaat dan Sumber
Makanannya.

Chandra, B., Zulharmita, & Putri, W. D. (2019). Penetapan Kadar Vitamin C


Dan B1 Pada Buah Naga Merah (Hylocereus Lemairel (Hook.) Britton &
Rose) Dengan Metode Spektrofotometri Uv-Vis. Jurnal Farmasi Higea, Vol.
11, No. 1, 63.

Chayu, A. I. (2019). Hubungan Asupan Vitamin C, B12, Asam Folat dengan


Kadar Hb Remaja Putri Kelas VIII di SMP Negeri 3 Lubuk Pakam. Karya
Tulis Ilmiah, 5-8.

Daariy, Akifia. (2020). Ditinjau oleh Kelvin Halim, S. Gz. Vitamin B5:
Manfaat, Kebutuhan, serta Sumber Terbaiknya.

Hapsari, Annisa. (2021). Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas
Goentoro. Manfaat B5 yang Sayang Anda Lewatkan.

Hermawan, D. (2021). Manfaat Vitamin D Pada Era Pandemi Covid-19. Penerbit


Andi.

Kumala, M. (2020). Suplementasi Vitamin B1 untuk Pasien Sepsis. Opini,


463.

Makmun, A., & Rusli, F. I. (2020). Pengaruh Vitamin C terhadap Sistem


Imun Tubuh untuk Mencegah dan Terapi Covid-19. Molucca Medica Volume
12, Nomor 2, 2.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan


Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2019 tentang Angka Kecukupan Gizi
yang Dianjurkan untuk Masyarakat Indonesia.

Rachmawati, S. N., & Haristiani, R. (2021). Kebutuhan Vitamin pada Ibu


Hamil Selama Masa Pandemi Covid 19. Jurnal Interprofesi Kesehatan
Indonesia, 11-12.

Retiaty, F., Kurniawati, N., & Komari. (2012). Pengaruh Ketebalan Substrat
pada Fermentasi Tempe Terhadap Kadar Vitamin B1. Penel Gizi Makan,
182-188.

Triana, V. (2016). Macam-macam vitamin dan fungsinya Dalam tubuh manusia.


Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas, 1(1), 40-47.
Tumiwa, M. C. R., Kapantow, N. H., & Punuh, M. I. (2020). Gambaran Asupan
Vitamin Larut Lemak Mahasiswa Semester 2 Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sam Ratulangi Saat Pembatasan Sosial Masa Pandemi Covid-19.
KESMAS, 9(6).

Gaurifa, Andika M.S. (2018). Hubungan Asupan Vitamin B9 dan Vitamin B12
Terhadap Kadar Hemoglobin Anak Balita Gizi Kurang Usia 12–59 Bulan di
Wilayah Kerja Puskesmas Petumbukan. Medan: Politeknik Kesehatan
Jurusan Gizi.

Rahayu, Atikah, Fahrini Yulidasati, dan Muhammad I.S. (2020). Buku Ajar Dasar-
dasar Gizi untuk Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Program Reguler. Ed 1.
Yogyakarta: CV Mine.

Astriningrum, E. P., Hardinsyah, H., dan Nurdin, N. M. (2017). Asupan Asam Folat,
vitamin B12, Dan vitamin C pada Ibu Halil Di Indonesia Berdasarkan Studi
Diet Total. Jurnal Gizi dan Pangan, 12(1).

Salvam, Yogeswary P. (2017). Nutrition. Denpasar: FK Universitas Udayana.

Anda mungkin juga menyukai