VITAMIN
OLEH
KELOMPOK 1
ANGGOTA :
PADANG
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga dengan atas izin-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Farmakologi
tentang " Vitamin " ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan tanpa ada hambatan dan
terima kasih kepada ibu apt. Fitra Fuziah , M.Farm selaku dosen pada mata kuliah ini.
Shalawat beserta salam tidak lupa saya haturkan kepada junjungan alam yakni nabi
besar Muhammad SAW yang membawa umatnya dari alam kebodohan menuju alam yang
penuh dengan ilmu pengetahuan dan syafaatnya kita harapkan dihari nanti kelaknya.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan atau pembuatan
makalah ini, dan masih jauh dari kata sempurna, itu di karenakan keterbatasan yang kami
miliki, karena kami masih dalam tahap pembelajaran dalam menulis atau membuat makalah
ini. Oleh sebab itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca agar
dapat menjadi lebih baik lagi. Semoga bermanfaat bagi pembaca sekalian.
Padang,
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................
DAFTAR ISI................................................................................................................................
BAB I.............................................................................................................................................
PENDAHULUAN.........................................................................................................................
1.3 tujuan........................................................................................................................................
BAB II............................................................................................................................................
PEMBAHASAN............................................................................................................................
BAB III........................................................................................................................................27
PENUTUP....................................................................................................................................27
Kesimpulan...............................................................................................................................27
Saran.........................................................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................28
iii
BAB I
PENDAHULUAN
iv
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Vitamin
Vitamin adalah senyawa kimia yang sangat esensial yang walaupun
tersedianya dalam tubuh dalam jumlah demikian kecil, diperlukan sekali bagi
kesehatan dan pertumbuhan tubuh yang normal. Vitamin berfungsi dalam beberapa
tahap reaksi metabolism energy, pertumbuhan, dan pemeliharaan tubuh, pada
umumnya sebagai koenzim atau sebagai bagian dari enzim. Sebagian besar koenzim
terdapat dalam bentuk apoenzim, yaitu vitamin yang terikat dengan protein. Hingga
sekarang fungsi biokimia beberapa jenis vitamin belum diketahui dengan pasti.
Vitamin digolongkan menjadi 2 bagian, yaitu vitamin yang larut air dan vitamin yang
larut lemak. Vitamin yang larut air, yaitu Vitamin B dan C, sedangkan Vitamin yang
larut lemak, yaitu Vitamin A, D, E dan K. Setiap vitamin larut lemak A, D, E dan K
mempunyai peranan faali tertentu di dalam tubuh. Sebagian besar vitamin larut lemak
diabsorpsi bersama lipida lain. Absorpsi membutuhkan cairan empedu dan pancreas.
Vitamin larut lemak diangkut ke hati melalui sistem limfe sebagai bagian dari
lipoprotein, disimpan di berbagai jaringan tubuh dan biasanya tidak dikeluarkan
melalui urin.
Kebutuhan harian yang dianjurkan (jumlah rata-rata yang diperlukan setiap
harinya untuk tetap sehat), telah ditetapkan untuk masing-masing vitamin. Seseorang
yang terlalu banyak atau terlalu sedikit mengkonsumsi vitamin tertentu bisa
mengalami kelainan gizi.
Jika diminum lebih dari 10 kali dari dosis yang dianjurkan setiap harinya,
vitamin A dan D bersifat racun, tetapi vitamin E dan K (filokuinon) tidak beracun.
Niasin, vitamin B6 dan vitamin C jika diminum dalam dosis tinggi akan bersifat racun,
tetapi tidak demikian halnya dengan vitamin lainnya yang larut dalam air.
Hanya 2 macam vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A dan E) yang
disimpan dalam tubuh sampai jumlah besar. Vitamin D dan K disimpan dalam jumlah
kecil. Tergantung kepada kebutuhan, vitamin C disimpan dalam jumlah yang paling
sedikit. Vitamin B12 disimpan dalam jumlah yang paling besar dan dibutuhkan waktu
sekitar 7 tahun untuk menghabiskan persediaan 2-3 mgr vitamin ini.
v
Fungsi vitamin sangat bervariasi. Banyak vitamin secara biologis tidak aktif, tetapi
membutuhkan pengubahan kimia dalam tubuh, misalnya proses fosforilasi (vitamin B1,
B2, B3, dan B6), fungsi metabolik vitamin dalam bentuk koenzim diantaranya (Tabel
9.1.1), yaitu
a. Sebagai koenzim bagi enzim tertentu, misalnya vitamin dari kelompok B bekerja
sebagai koenzim, yang aktif pada proses metabolisme dan pembentukan energi.
b. Membantu regulasi zat lain, misalnya vitamin A bekerja untuk pigmen retina rodopsin,
yang esensial bagi proses penglihatan dalam keadaan gelap dan kurang cahaya; vitamin K
perlu untuk mengaktivasi komponen pembekuan darah; vitamin D dalam bentuk aktifnya
penting bagi regulasi kadar Ca dan P dalam jaringan tubuh.Berperan penting dalam reaksi
biokimia, misalnya vitamin C pada sistem reduksi-oksidasi, B1 dan B6 dalam proses
dekarboksilasi, asam folat dalam proses transfer metil.
Fungsi Vitamin A
1. Penglihatan
Vitamin A berfungsi dalam penglihatan normal pada cahaya remang. Di dalam mata
retinol, bentuk vitamin A yang didapat dari darah, dioksidasi menjadi retinal. Retinal
kemudian mengikat protein opsin dan membentuk pigmen visual merah-ungu
(visual-purple) atau rodopsin. Rodopsin ada di dalam sel khusus di dalam retina mata
yang dinamakan rod. Bila cahaya mengenai retina, pigmen visual merah-ungu ini
vi
berubah menjadi kuning dan retinal dipisahkan dari opsin. Pada saat itu, terjadi
rangsangan elektrokimia yang merambat sepanjang saraf mata ke otak yang
menyebabkan terjadinya suatu bayangan visual. Selama proses ini, sebagian dari
vitamin A dipisahkan dari protein dan diubah menjadi retinol. Sebagian besar retinol
ini diubah kembali menjadi retinal, yang kemudian mengikat opsin lagi untuk
membentuk rodopsin. Sebagian kecil retinol hilang selama proses ini dan harus
diganti oleh retinol dalam darah. Jumlah retinol yang tersedia di dalam darah
menentukan kecepatan pembentukan kembali rodopsin yang kemudian bertindak
kembali sebagai bahan reseptor di dalam retina. Penglihatan dengan cahaya samar-
samar/buram baru bisa terjadi bila seluruh siklus ini selesai.
2. Diferensiasi sel
Diferensiasi sel terjadi bila sel-sel tubuh mengalami perubahan dalam sifat atau
fungsi semulanya. Perubahan sifat dan fungsi sel ini adalah salah satu karakteristik
dari kekurangan vitamin A yang dapat terjadi pada tiap tahap perkembangan tubuh,
seperti pada tahap pembentukan, pembentukan struktur dan organ tubuh, pertumbuhan
dan perkembangan janin, masa bayi, anak-anak, dewasa, dan masa tua. Diduga
vitamin A, dalam bentuk asam retinoat memegang peranan aktif dalam kegiatan inti
sel, dengan demikian dalam pengaturan faktor penentu keturunan/gen yang
berpengaruh terhadap sintesis protein. Pada diferensiasi sel terjadi perubahan dalam
bentuk dan fungsi sel yang dapat dikaitkan dengan perubahan perwujudan gen-gen
tertentu. Sel-sel yang paling nyata mengalami diferensiasi adalah sel-sel epitel khusus,
terutama sel-sel goblet, yaitu sel kelenjar yang mensintesis dan mengeluarkan mukus
atau lendir.
Semua permukaan tubuh, di luar dan di dalam dilapisi oleh sel-sel epitel. Jaringan
epitel yang menutupi tubuh di luar dinamakan epidermis, sedangkan yang menutupi
bagian dalam dinamakan membran mukosa, yaitu yang menutupi permukaan dalam
saluran cerna, saluran pernapasan, kantung kemih dan uretra, uterus dan vagina,
kelopak mata, saluran sinus, dan sebagainya. Mukus melindungi sel-sel epitel dari
serbuan mikroorganisme dan partikel lain yang berbahaya. Lapisan mukus pada
dinding lambung juga melindungi sel-sel lambung dari cairan lambung. Di bagian atas
saluran pernapasan sel-sel epitel secara terus-menerus menyapu mukus ke luar,
sehingga benda-benda asing yang mungkin masuk akan terbawa ke luar. Bila terjadi
infeksi, sel-sel goblet akan mengeluarkan lebih banyak mukus yang akan
mempercepat pengeluaran mikroorganisme tersebut.
vii
Kekurangan vitamin A menghalangi fungsi sel-sel kelenjar yang mengeluarkan
mukus dan digantikan oleh sel-sel epitel bersisik dan kering (keratinized). Kulit
menjadi kering, kasar, dan luka sukar sembuh. Membran mukosa tidak dapat
mengeluarkan cairan mukus dengan sempurna sehingga mudah terserang bakteri
(infeksi). Keratinisasi konjungtiva mata (selaput yang melapisi kelopak dan bola
mata) merupakan salah satu tanda khas kekurangan vitamin A. Peranan vitamin A
diduga berkaitan dengan dua hal :
a. Peranan vitamin A dalam sintesis glikoprotein khusus yang terlibat dalam
pembentukan membran sel yang mengontrol diferensiasi sel
b. Kompleks vitamin A-CRBP masuk ke dalam nukleus sel sehingga
mempengaruhi DNA
3. Fungsi kekebalan
Vitamin A berpengaruh terhadap fungsi kekebalan tubuh pada manusia dan
hewan. Mekanisme sebenarnya belum diketahui secara pasti. Retinol tampaknya
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan diferensiasi limfosit B (leukosit yang
berperan dalam proses kekebalan humoral). Di samping itu kekurangan vitamin A
menurunkan respons antibodi yang bergantung pada sel-T (limfosit yang berperan
pada kekebalan seluler). Sebaliknya infesi dapat memperburuk kekurangan vitamin A.
Dalam kaitan vitamin A dan fungsi kekebalan ditemukan bahwa :
a. Ada hubungan kuat antara status vitamin A dan resiko terhadap penyakit
infeksi pernapasan
b. Hubungan antara kekurangan vitamin A dan diare belum begitu jelas
c. Kekurangan vitamin A pada campak cenderung menimbulkan komplikasi
yang dapat berakibat kematian
4. Pertumbuhan dan perkembangan
Vitamin A berpengaruh terhadap sintesis protein, dengan demikian terhadap
pertumbuhan sel. Vitamin A dibutuhkan untuk perkembangan tulang dan sel epitel
yang membentuk email dalam pertumbuhan gigi. Pada kekurangan vitamin A,
pertumbuhan tulang terhambat dan bentuk tulang tidak normal. Bila hewan percobaan
diberi makanan yang tidak mengandung vitamin A, maka pertumbuahan akan
terganggu setelah simpanan vitamin A dalam tubuh habis. Pada anak-anak yang
kekurangan vitamin A, terjadi kegagalan dalam pertumbuhan. Vitamin A dalam hal
ini berperan sebagai asam retinoat.
5. Reproduksi
viii
Vitamin A dalam bentuk retinol dan retinal berperan dalam reproduksi pada tikus.
Pembentukan sperma pada hewan jantan serta pembentukan sel telur dan
perkembangan janin dalam kandungan membutuhkan vitamin A dalam bentuk retinol.
Hewan betina dengan status vitamin A rendah mampu hamil akan tetapi mengalami
keguguran atau kesukaran dalam melahirkan. Kebutuhan vitamin A selama hamil
meningkat untuk kebutuhan janin dan persiapan induk untuk menyusui.
6. Pencegahan kanker dan penyakit jantung
Kemampuan retinoid mempengaruhi perkembangan sel epitel dan kemampuan
meningkatkan aktivitas sistem kekebalan diduga berpengaruh dalam pencegahan
kanker, terutama kanker kulit, tenggorokan, paru-paru, payudara dan kantung kemih.
Di samping itu beta karoten yang bersama vitamin E dan C berperan sebagai
antioksidan diduga dapat pula mencegah kanker paru-paru.
Penelitian-penelitian menunjukkan bahwa vitamin A berperan dalam pencegahan
dan penyembuhan penyakit jantung. Bagaimana mekanismenya belum diketahui
dengan pasti.
7. Lain-lain
Defisiensi vitamin A juga menyebabkan berkurangnya nafsu makan. Hal ini
mungkin karena perubahan pada jonjot rasa pada lidah. Vitamin A juga berperan
dalam pembentukan sel darah merah, kemungkinan melalui interaksi dengan besi.
Sumber vitamin A
Vitamin A terdapat di dalam pangan hewani, sedangkan karoten terutama di dalam
pangan nabati.
Sumber vitamin A adalah hati, kuning telur, susu (di dalam lemaknya) dan mentega.
Margarin biasanya diperkaya dengan vitamin A. Karena vitamin A tidak berwarna,
warna kuning dalam kuning telur adalah karoten yang tidak diubah menjadi vitamin A.
Minyak hati ikan digunakan sebagai sumber vitamin A yang diberikan untuk keperluan
penyembuhan.
Sumber karoten adalah sayuran berwarna hijau tua dan buah-buahan yang berwarna
kuning-jingga, seperti daun singkong, daun kacang, kangkung, bayam, kacang panjang,
buncis, wortel, tomat, jagung kuning, pepaya, mangga, nangka masak dan jeruk. Minyak
kelapa sawit yang berwarna merah kaya akan karoten.
ix
1. Buta senja
Salah satu tanda awal kekurangan vitamin A adalah buta senja (niktalopia), yaitu
ketidakmampuan menyesuaikan penglihatan dari cahaya terang ke cahaya samar-
samar/senja, seperti bila memasuki kamar gelap dari kamar terang. Konsumsi vitamin
A yang tidak cukup menyebabkan simpanan dalam tubuh menipis, sehingga kadar
vitamin A darah menurun yang berakibat vitamin tidak cukup diperoleh retina mata
untuk membentuk pigmen penglihatan rodopsin.
2. Perubahan pada mata
Kornea mata terpengaruh secara dini oleh kekurangan vitamin A. Kelenjar air
mata tidak mampu mengeluarkan air mata sehingga terjadi pengeringan pada selaput
yang menutupi kornea. Ini diikuti oleh tanda-tanda : atrofi kelenjar mata, keratinisasi
konjungtiva (selaput yag melapisi permukaan bagian dalam kelopak mata dan bola
mata), pemburaman, pelepasan sel-sel epitel kornea yang akhirnya berakibat
melunaknya dan pecahnya kornea. Mata terkena infeksi dan terjadi perdarahan.
Gejala-gejala ini dalam bentuk ringan dinamakan xerosis konjungtiva, yaitu
konjungtiva menjadi kering, bercak Bitot, yaitu berupa bercak putih keabu-abuan pada
konjungtiva. Dalam bentuk sedang dinamakan xerosis kornea, yaitu kornea menjadi
kering dan kehilangan kejernihannya. Tahap akhir adalah keratomalasia, di mana
kornea menjadi lunak dan bisa pecah yang menyebabkan kebutaan total. Istilah
xeroftalmia meliputi semua aspek klinik yang berkaitan dengan defisiensi vitamin A.
3. Infeksi
Fungsi kekebalan tubuh menurun pada kekurangan vitamin A, sehingga mudah
terserang infeksi. Di samping itu lapisan yang menutupi trakea dan paru-paru
mengalami keratinisasi, tidak mengeluarkan lendir, sehingga mudah dimasuki
mikroorganisme atau bakteri atau virus dan menyebabkan infeksi saluran pernapasan.
Bila terjadi pada permukaan dinding usus akan diare.
Perubahan pada permukaan saluran kemih dan kelamin dapat menimbulkan
infeksi pada ginjal dan kantung kemih, serta vagina. Perubahan ini dapat pula
meningkatkan endapan kalsium yang dapat menyebabkan batu ginjal dan gangguan
kantung kemih. Kekurangan vitamin A pada anak-anak di samping itu dapat
menyebabkan komplikasi pada campak yang dapat menyebabkan kematian. Vitamin
A juga dinamakan vitamin anti-infeksi.
4. Perubahan pada kulit
x
Kulit menjadi kering dan kasar. Folikel rambut menjadi kasar, mengeras dan
mengalami keratinisasi yang dinamakan hiperkeratosis folikular. Mula-mula terkena
lengan dan paha, kemudian dapat menyebar ke seluruh tubuh. Asam retinoat sering
diusapkan ke kulit untuk menghilangkan kerutan kulit, jerawat, dan kelainan kulit
lain.
5. Gangguan pertumbuhan
Kekurangan vitamin A menghambat pertumbuhan sel-sel, termasuk sel-sel tulang.
Fungsi sel-sel yang membentuk email pada gigi terganggu dan terjadi atrofi sel-sel
yang membentuk dentin, sehingga gigi mudah rusak.
6. Lain-lain
Perubahan lain yang dapat terjadi adalah keratinisasi sel-sel rasa pada lidah yang
menyebabkan berkurangnya nafsu makan, dan anemia.
2. Vitamin D
xi
dikatakan bukan vitamin, tapi suatu prohormon. Bila tubuh tidak mendapat cukup sinar
matahari, vitamin D perlu dipenuhi melalui makanan.
Fungsi vitamin D
Fungsi utama vitamin D adalah membantu pembentukan dan pemeliharaan tulang
bersama vitamin A dan vitamin C, hormon-hormon paratiroid dan kalsitonin, protein
kolagen, serta mineral-mineral kalsium,
fosfor, magnesium dan fluor. Fungsi khusus vitamin D dalam hal ini adalah membantu
pengerasan tulang dengan cara mengatur agar kalsium dan fosfor tersedia di dalam darah
untuk diendapkan pada proses pengerasan tulang. Hal ini dilakukan dengan cara-cara
sebagai berikut :
1. Di dalam saluran cerna, kalsitriol meningkatkan absorpsi vitamin D dengan cara
merangsang sintesis protein pengikat kalsium dan protein pengikat fosfor pada
mukosa usus halus
2. Di dalam tulang, kalsitriol bersama hormon paratiroid merangsang pelepasan
kalsium dari permukaan tulang ke dalam darah
3. Di dalam ginjal, kalsitriol merangsang reabsorpsi kalsium dan fosfor.
Sumber vitamin D
Vitamin D diperoleh tubuh melalui sinar matahari dan makanan. Penduduk daerah
tropik tidak perlu menghiraukan kemungkinan kekurangan vitamin D. Bayi dan anak-
anak dianjurkan berada di bawah sinar matahari beberapa waktu tiap hari. Kekurangan
vitamin D lebih mungkin terjadi di negara-negara yang tidak selalu mendapat sinar
matahari.
Sumber utama vitamin D di daerah nontropik adalah dari makanan. Makanan hewani
merupakan sumber utama vitamin D dalam bentuk kolekalsiferol, yaitu kuning telur,
hati, krim, mentega, dan minyak hati-ikan. Susu sapi dan ASI bukan merupakan sumber
vitamin D yang baik. Untuk menjamin terpenuhinya kebutuhan vitamin D dilakukan
fortifikasi makanan, terutama terhadap susu, mentega dan makanan untuk bayi dengan
vitamin D2 (ergosterol yang diradiasi). Minyak hati-ikan sering digunakan sebagai
suplemen vitamin D untuk bayi dan anak-anak. Dalam keadaan normal suplemen vitamin
D sebetulnya tidak diperlukan. Vitamin D relatif stabil dan tidak mudah rusak bila
makanan dipanaskan atau disimpan untuk jangka waktu lama.
xii
Akibat kekurangan vitamin D
Kekurangan vitamin D menyebabkan kelainan pada tulang yang dinamakan riketsia
pada anak-anak dan osteomalasia pada orang dewasa. Kekurangan pada orang dewasa
juga dapat menyebabkan osteoporosis. Riketsia terjadi bila pengerasan tulang pada anak-
anak terhambat sehingga lembek. Kaki membengkok, ujung-ujung tulang panjang
membesar (lutut dan pergelangan), tulang rusuk membengkok, pembesaran kepala
karena penutupan fontanel terlambat, gigi terlambat keluar, bentuk gigi tidak teratur dan
mudah rusak. Riketsia jarang dapat disembuhkan sepenuhnya. Sebelum ditemukan
fortifikasi makanan dengan vitamin D, riketsia banyak terdapat di negara-negara dengan
empat musim. Sekarang masih terdapat pada anak-anak miskin di kota-kota industri yang
kurang mendapat sinar matahari.
Osteomalasia adalah riketsia pada orang dewasa. Biasanya terjadi pada wanita yang
konsumsi kalsiumnya rendah, tidak banyak mendapat sinar matahari dan mengalami
banyak kehamilan dan menyusui.
Osteomalasia dapat pula terjadi pada mereka yang menderita penyakit saluran
cerna, hati, kantung empedu atau ginjal. Tulang melembek yang menyebabkan gangguan
dalam bentuk tulang, terutama pada kaki, tulang belakang, toraks, dan pelvis. Gejala
awalnya adalah rasa sakit seperti rematik dan lemah dan kadang muka menggamit
(twitching), tulang membengkok (bentuk O atau X) dan dapat menyebabkan fraktur
(patah).
Karena cukup sinar matahari, kekurangan vitamin D tidak merupakan masalah di
Indonesia. Suplemen vitamin D tidak dibutuhkan.
Akibat kelebihan vitamin D
Konsumsi vitamin D dalam jumlah berlebihan mencapai lima kali AKG, yaitu lebih
dari 25 mikrogram (1000 SI) sehari, akan menyebabkan keracunan. Gejalanya adalah
kelebihan absopsi vitamin D yang pada akhirnya menyebabkan kalsifikasi berlebihan
pada tulang dan jaringan tubuh, seperti ginjal, paru-paru, dan organ tubuh lain. Tanda-
tanda khas adalah akibat hiperkalsemia, seperti lemah, sakit kepala, kurang nafsu makan,
diare, muntah-muntah, gangguan mental dan pengeluaran urin berlebihan. Bayi yang
diberi vitamin D berlebihan, menunjukkan gangguan saluran cerna, rapuh tulang,
gangguan pertumbuhan dan kelambatan perkembangan mental.
3. Vitamin E (tokoferol)
xiii
Pada tahun 1922, ditemukan suatu zat larut lemak yang dapat mencegah keguguran
dan sterilisasi pada tikus. Semula zat ini dinamakan faktor antisterilitas dan kemudian
vitamin E. Vitamin E kemudian pada tahun 1936 dapat diisolasi dari minyak kecambah
gandum dan dinamakan tokoferol, berasal dari bahasa Yunani dari kata tokos yang
berarti kelainan dan pherein berarti yang menyebabkan. Sekarang dikenal beberapa
bentuk tokoferol dan istilah vitamin E biasa digunakan untuk menyatakan setiap
campuran tokoferol yang aktif secara biologik. Hewan tidak dapat mensintesis vitamin E
dalam tubuhnya, sehingga harus memperolehnya dari makanan nabati. Kekurangan
vitamin E pada hewan dapat menimbulkan berbagai sindroma, tapi angka kecukupan
untuk manusia belum dapat dikatakan sudah pasti.
Fungsi vitamin E
Fungsi utama vitamin E adalah sebagai antioksidan yang larut dalam lemak dan
mudah memberikan hidrogen dari gugus hidroksil (OH) pada struktur cincin ke radikal
bebas. Radikal bebas adalah molekul-molekul reaktif dan dapat merusak, yang
mempunyai elektron tidak berpasangan. Bila menerima hidrogen, radikal bebas menjadi
tidak reaktif. Pembentukan radikal bebas terjadi dalam tubuh pada proses metabolisme
aerobik normal pada waktu oksigen secara bertahap direduksi menjadi air. Radikal bebas
yang dapat merusak itu juga diperoleh tubuh dari benda-benda polusi, ozon, dan asap
rokok.
Vitamin E berada di dalam lapisan fosfolipida membran sel dan memegang peranan
biologik utama dalam melindungi asam lemak-tidak jenuh ganda dan komponen
membran sel lain dari oksidasi radikal bebas.
1. Peroksidasi lipida dan vitamin E
Membran sel terutama terdiri atas asam lemak tidak jenuh ganda yang sangat
mudah dioksidasi oleh radikal bebas. Proses peroksidasi lipida ini dapat menyebabkan
kerusakan struktur dan fungsi membran sel. Reaksi ini dipercepat oleh kehadiran
tembaga dan besi dan dapat dicegah bila semua radikal bebas dapat dipunahkan oleh
antioksidan. Proses ini dimulai oleh radikal bebas OH yang mengikat satu hidrogen
dari asam lemak tidak jenuh ganda/ALTHG:H, sehingga membentuk radikal ALTJG
(ALTJG). ALTJG bereaksi dengan oksigen dan membentuk radikal peroksil
(ALTJG:OO*), yang kemudian bereaksi dengan ALTJG:H lain hingga membentuk
suatu hidroksiperoksida (ALTJG:OOH) dan suatu ALTJG lagi.
xiv
Peranan biologik utama vitamin E adalah memutuskan rantai proses peroksidasi
lipida dengan menyumbangkan satu atom hidrogen dari gugus OH pada cincinnya ke
radikal bebas, sehingga terbentuk radikal vitamin E yang stabil dan tidak merusak.
2. Sistem pertahanan antioksidan
Bila vitamin E tidak berhasil mencegah pembentukan ALTJG:OOH di dalam
membran sel ada sistem pertahanan lain yang berperan. ALTJG:OOH dapat
dilepaskan dari fosfolipida oleh enzim fosfolipase A2 dan dipunahkan di dalam
sitoplasma sel oleh enzim glutation peroksidase yang mengandung selenium. Jadi
aktivitas antioksidan vitamin E dan selenium melalui glutation peroksidase sangat erat
berkaitan satu sama lain. Enzim antioksidan penting lain adalah superoksida
dismutase, katalase dan glukosa-6 fosfat dehidrogenase, serta ikatan-ikatan
karotenoid, asam urat, dan asam askorbat (vitamin C).
Walaupun vitamin E adalah antioksidan larut lemak utama di dalam membran sel,
konsentrasinya sangat kecil yaitu satu molekul per 2000-3000 molekul fosfolipida.
Diduga terjadi regenerasi dengan bantuan vitamin C atau reduktase lain yang
mereduksi radikal vitamin E kembali ke bentuk aslinya.
Kerusakan struktur dan fungsi sel sebagai akibat peroksidasi lipida dikaitkan
dengan kemungkinan hubungannya dengan proses menua, pengaruh racun lingkungan
(polutan) dan pemicu bentuk-bentuk tertentu karsinogenesis. Hal ini masih
membutuhkan pembuktian.
3. Fungsi lain
Vitamin E mungkin mempunyai fungsi penting lain yang tidak berkaitan dengan
fungsi sabagai antioksidan, yaitu :
a. Fungsi struktural dalam memelihara integritas membran sel
b. Sintesis DNA
c. Merangsang reaksi kekebalan
d. Mencegah penyakit jantung koroner
e. Mencegah keguguran dan sterilisasi
f. Mencegah gangguan menstruasi
Fungsi-fungsi lain ini masih memerlukan pembuktian lebih lanjut.
Sumber vitamin E
Vitamin E banyak terdapat dalam bahan makanan. Sumber utama vitamin E adalah
minyak tumbuh-tumbuhan, terutama minyak kecambah gandum dan biji-bijian. Minyak
xv
kelapa dan zaitun hanya sedikit mengandung vitamin E. Sayuran dan buah-buahan juga
merupakan sumber vitamin E yang baik. Daging, unggas, ikan, dan kacang-kacangan
mengandung vitamin E dalam jumlah terbatas.
Vitamin E mudah rusak pada pemanasan (seperti terjadi pada proses penggorengan)
dan oksidasi. Jadi, sebagai sumber vitamin E diutamakan bahan makanan dalam bentuk
segar atau yang tidak terlalu mengalami pemrosesan. Karena vitamin E tidak larut air,
vitamin E tidak hilang selama dimasak dengan air. Pembekuan dan penggorengan dalam
minyak merusak sebagian besar vitamin E.
4. Vitamin K
xvi
Pada tahun 1935, Dam dari Denmark menemukan penyakit perdarahan pada pada
ayam percobaan yang diberi makanan cukup dalam zat gizi yang telah diketahui.
Perbaikan terjadi setelah diberi makanan alfalfa atau tepung ikan yang telah busuk.
Faktor aktif yang dapat menyembuhkan itu dinamakan vitamin koagulation. Dengan
bantuan Karrer, seorang ahli kimia dari Swiss, pada tahun 1939 ia berhasil
mengisolasi vitamin larut lemak yang dinamakan vitamin K (dari koagulation). Faktor
ini ternyata merupakan kelompok senyawa yang terdiri atas filokinon yang terdapat
dalam tumbuh-tumbuhan dan menakinon yang terdapat dalam minyak ikan dan
daging. Menakinon juga dapat disintesis oleh bakteri di dalam usus halus manusia.
Fungsi vitamin K
Sejak lama fungsi vitamin K yang diketahui adalah dalam pembekuan darah,
walaupun mekanismenya belum diketahui dengan pasti. Baru sejak tahun 1970-an
para ahli mengetahui secara lebih jelas peranan vitamin K di dalam tubuh, yang
ternyata tidak hanya dalam pembekuan darah saja.
Vitamin K ternyata merupakan kofaktor enzim karboksilase yang mengubah
residu protein berupa asam glutamate (glu) menjadi gama-karboksiglutamat (gla).
Protein-protein ini dinamakan protein-tergantung vitamin K atau gla-protein. Enzim
karbokilase yang menggunakan vitamin K sebagai kofaktor didapat di dalam
membran hati dan tulang dan sedikit di jaringan lain. Gla-protein dengan mudah dapat
mengikat ion kalsium. Kemampuan inilah yang merupakan aktivitas biologik vitamin
K. Pada proses pembekuan darah, gama-karboksilasis terjadi di dalam hati pada
residu asam glutamat yang terdapat pada berbagai faktor pembekuan darah, seperti
faktor II (protrombin), VII, VIII, IX, dan X. Kemampuan gla-protein untuk mengikat
kalsium merupakan langkah esensial dalam pembekuan darah.
Gla-protein lain yang mampu mengikat ion kalsium terdapat di dalam jaringan
tulang dan gigi sebagai osteokalsin dan gla-protein matriks. Kedua jenis gla-protein
ini mengikat hidroksiapatit yang diperlukan dalam pembentukan tulang. Tanpa
vitamin K, tulang memproduksi protein yang tidak sempurna, sehingga tidak dapat
mengikat mineral-mineral yang diperlukan dalam pembentukan tulang.
Sumber vitamin K
Kadar vitamin K bahan makanan belum diketahui dengan pasti. Olson (1973)
telah membuat kadar ringkasan kadar vitamin K bahan makanan yang dikumpulkan
xvii
dari beberapa bioessay. Sumber utama vitamin K adalah hati, sayuran daun berwarna
hijau, kacang buncis, kacang polong, kol, dan brokoli. Semakin hijau daun-daunan
semakin tinggi kandungan vitamin K-nya. Bahan makanan lain yang mengandung
vitamin K dalam jumlah lebih kecil adalah susu, daging, telur, serealia, buah-buahan,
dan sayuran lain. Sumber vitamin K lain adalah flora bakteri dalam usus halus
(jejunum dan ileum). Penggunaan menakinon yang disintesis oleh mikroorganisme
usus halus belum diketahui dengan pasti.
Air Susu Ibu (ASI) tidak banyak mengandung vitamin K, sedangkan bakteri
yang dapat mensintesis vitamin K tidak segera tersedia di dalam saluran cerna bayi.
Untuk mencegah terjadinya gangguan penggumpalan darah yang dapat menyebabkan
perdarahan, bayi baru lahir dianjurkan mendapat vitamin K melalui mulut atau dalam
bentuk injeksi intramuskular. Susu formula bayi sebaiknya difortifikasi dengan
vitamin K.
Kelebihan vitamin K hanya bisa terjadi bila vitamin K diberikan dalam bentuk
berlebihan berupa vitamin K sintetik menadion. Gejala kelebihan vitamin K adalah
hemolisis sel darah merah, sakit kuning (jaundice) dan kerusakan pada otak.
5. Vitamin C
xviii
Vitamin C adalah kristal putih yang mudah larut dalam air. Dalam keadaan
kering vitamin C cukup stabil, tetapi dalam keadaan larut, vitamin C mudah rusak
karena bersentuhan dengan udara (oksidasi) terutama bila terkena panas. Oksidasi
dipercepat dengan kehadiran tembaga dan besi. Vitamin C stabil dalam larutan alkali,
tetapi cukup stabil dalam larutan asam. Vitamin C adalah vitamin yang paling labil.
Fungsi vitamin C
1. Sintesis kolagen
Vitamin C dibutuhkan untuk hidroksilasi prolin dan lisin menjadi hidroksiprolin,
bahan penting dalam pembentukan kolagen. Kolagen merupakan senyawa protein
yang mempengaruhi integritas struktur sel disemua jaringan ikat, seperti pada tulang
rawan, matriks tulang, dentin gigi, membran kapiler, kulit dan tendon (urat otot).
Dengan demikian, vitamin C berperan dalam penyembuhan luka, patah tulang,
perdarahan di bawah kulit dan perdarahan gusi.
2. Sintesis karnitin, noradrenalin, serotonin, dan lain-lain.
Karnitin memegang peranan dalam mengangkut asam lemak-rantai panjang
kedalam mitokondria untuk dioksidasi. Karnitin menurun pada defisiensi vitamin C
yang disertai rasa lemah dan lelah.
3. Absorbsi dan metabolisme besi
Vitamin C mereduksi besi feri menjadi fero dalam usus halus sehingga mudah di
absorpsi. Vitamin C menghambat pembentukan homosiderin yang sukar dimobilisasi
untuk membebaskan besi bila diperlukan. Absorpsi besi dalam bentuk nonhem
meningkat empat kali lipat bila ada vitamin C. Vitamin C berperan dalam
memindahkan besi dari transferin di dalam plasma ke feritin hati.
4. Absorpsi kalsium
Vitamin C juga membantu dalam absorpsi kalsium dengan menjaga agar kalsium
berada dalam bentuk larutan.
5. Mencegah infeksi
Vitamin C meningkatkan daya tahan terhadap infeksi, kemungkinan karena
pemeliharaan terhadap membran mukosa atau pengaruh terhadap fungsi kekebalan.
Sumber vitamin C
xix
Vitamin C pada umumnya hanya terdapat di dalam pangan nabati, yaitu sayur dan
buat terutama yang asam, seperti jeruk, nenas, rambutan, pepaya, gandaria, dan tomat,
vitamin C juga banyak terdapat di dalam sayuran daun-daunan dan jenis kol.
Batas maksimal vitamin C yang masih dapat diterima oleh tubuh adalah 2000 mg/hr,
melebihi dari dosis tersebut dapat menyebabkan keracunan. Ketika seseorang
mengkonsumsi sejumlah besar vitamin C dalam bentuk suplemen dalam jangka panjang,
tubuh menyesuaikannya dengan menghancurkan dan mengeluarkan kelebihan vitamin C
dari pada biasanya. Jika konsumsi kemudian secara tiba-tiba dikurangi, tubuh tidak akan
menghentikan proses ini, sehingga menyebabkan penyakit kudisan.
6. Vitamin B
a. Vitamin B1 (Tiamin)
Istilah tiamin menyatakan bahwa zat ini mengandung sulfur (tio) dan nitrogen
(amine). Tiamin merupakan kristal putih kekuningan yang larut dalam air. Dalam
keadaan kering vitamin B1 cukup stabil. Di dalam keadaan larut vitamin B1 hanya
tahan panas bila berada dalam keadaan asam. Dalam suasana alkali vitamin B 1
mudah rusak oleh panas atau oksidasi. Kehilangan tiamin oleh pemasakan
bergantung pada lama dimasak, pH, suhu, jumlah air yang digunakan dan dibuang.
Tiamin tahan suhu beku.
xx
Fungsi vitamin B1
Dalam bentuk pirofosfat (TPP) atau difosfat (TDP), tiamin berfungsi sebagai
koenzim berbagai reaksi metabolisme energi. Tiamin dibutuhkan untuk
dekarboksilasi oksidatif piruvat menjadi asetil KoA dan memungkinkan
masuknya substrat yang dapat dioksidasi kedalam siklus krebs untuk
pembentukan energi.
Asetil KoA yang dihasilkan enzim ini disamping itu merupakan prekursor
penting lipida asetil kolin, yang berarti adanya peranan TPP dalam fungsi
normal sistem saraf.
Didalam siklus krebs, TPP merupakan kofaktor pada dekarboksilasi
oksidatif alfa-kerogglutarat menjadi suksinil-KoA. TPP juga dibutuhkan untuk
dekarboksilasi asam alfa-keto seperti asam alfa-ketoglutarat dan 2-keto-
karboksilat yang diperoleh dari asam-asam amino metionin, treonin, leusin,
isoleusin, dan valin. Tiamin juga merupakan koenzim reaksi transketolase
yang berfungsi dalam pentosa-fosfat shunt, jalur alternatif oksidasi glukosa.
Walaupun tiamin dibutuhkan dalam metabolisme lemak, protein dan asam
nukleat, peranan utamanya adalah dalam metabolisme karbohidrat.
Sumber vitamin B1
Sumber utama tiamin di dalam makanan adalah serealia
tumbuk/setengah giling atau yang difortifikasi dengan tiamin dan hasilnya. Di
Indonesia serealia yang dinamakan sebagai makanan pokok adalah beras.
Sumber tiamin lain adalah kacang-kacangan, termasuk sayur kacang-
kacangan, semua daging organ, daging tanpa lemak, dan kuning telur. Unggas
dan ikan juga merupakan sumber tiamin yang baik. Tiamin di dalam serealia
utuh terdapat di dalam sekam (lapisan aleuron) dan benihnya. Roti dibuat dari
gandum utuh (whole wheat) kaya akan tiamin.
xxi
saraf dan keracunan otot. Gejala kekurangan yang lain adalah irama jantung
yang tidak normal, gagal jantung, kelelahan, susah berjalan, kebingungan dan
kelumpuhan.
b. Vitamin B2 (Riboflavin)
Dalam bentuk murni, riboflavin adalah kristal kuning. Riboflavin larut
air, tahan panas, oksidasi, dan asam, tetapi tidak tahan alkali dan cahaya
terutama sinar ultraviolet. Dalam proses pemasakan tidak banyak yang rusak.
Fungsi vitamin B2
Riboflavin berfungsi sebagai koenzim. Riboflavin membantu enzim
untuk menghasilkan energi dari nutrisi penting untuk tubuh manusia.
Riboflavin berperan pada tahap akhir dari metabolisme energi nutrisi tersebut.
Sumber vitamin B2
Riboflavin terdapat luas di dalam makanan hewani dan nabati, yaitu di
dalam susu, keju, hati, daging, dan sayuran berwarna hijau. Penggunaan
serealia tumbuk atau hasil-hasil serealia yang diperkaya akan meningkatkan
konsumsi riboflavin.
xxii
dan panas, pembesaran kapiler darah di sekeliling mata. Di samping itu dapat
pula mengakibatkan bayi lahir sumbing dan gangguan pertumbuhannya.
c. Vitamin B3 (Niasin)
Niasin adalah istilah generik untuk asam nikotinat dan turunan alamiah
nikotinamida (niasin amida). Niasin merupakan kristal putih yang lebih stabil
dari tiamin dan riboflavin. Niasin tahan terhadap suhu tinggi, cahaya, asam,
alkali, dan oksidasi. Niasin tidak rusak oleh pengolahan dan pemanasan
normal, kecuali kehilangan melalui air masakan yang dibuang. Nisin mudah
diubah menjadi bentuk aktif nikotinamida.
Fungsi niasin
Nikotinamida berfungsi di dalam tubuh sebagai bagian koenzim NAD
dan NADP (NADH dan NADPH adalah bentuk reduksinya). Koenzim-
koenzim ini diperlukan dalam reaksi oksidasi-reduksi pada glikolisis,
metabolisme protein, asam lemak, pernapasan sel dan detoksifikasi, di mana
perannya adalah melepas dan menerima atom hidrogen. NAD juga berfungsi
dalan sintesis glikogen. Niasin membantu kesehatan kulit, sistem saraf, dan
sistem pencernaan.
Sumber niasin
Sumber niasin adalah hati, ginjal, ikan, daging, ayam, dan kacang
tanah. Susu dan telur mengandung sedikit niasin tetapi kaya triptofan. Sayur
dan buah tidak merupakan sumber niasin. Sebagian besar protein hewani kaya
akan triptofan. Untuk membuat suatu penafsiran kasar, protein makanan rata-
rata dapat dianggap mengandung 1% triptofan.
xxiii
seperti dermatitis, diare dan dementia . Hal ini meluas di bagian selatan US
pada awal 1900. Gejala kekurangan niasin lainnya adalah kehilangan nafsu
makan, lemah, pusing dan kebingungan mental. Kulit dapat menunjukkan
gejala dermatitis simetrik bilateral, khususnya pada daerah yang terkena sinar
matahari langsung.
xxiv
Karena asam pantotenat banyak terdapat di dalam bahan makanan,
kekurangan asam pantotenat jarang terjadi. Gejala-gejala kekurangannya
adalah rasa tidak enak pada saluran cerna, kesemutan dan rasa panas pada
kaki, muntah-muntah, diare yang timbul sekali-sekali, rasa lelah dan susah
tidur.
Fungsi vitamin B6
Vitamin B6 berperan dalam metabolisme asam amino dan asam lemak.
Vitamin B6 membantu tubuh untuk mensintesis asam amino nonesensial.
Selain itu juga berperan dalam produksi sel darah merah.
Sumber vitamin B6
Vitamin B6 paling banyak terdapat di dalam khamir, kecambah,
gandum, hati, ginjal, serealia tumbuk, kacang-kacangan, kentang, dan pisang.
Susu, telur sayur, dan buah mengandung sedikit vitamin B 6. Vitamin B6 di
dalam bahan makanan hewani lebih mudah diabsorpsi daripada yang terdapat
di dalam bahan makanan nabati.
xxv
penurunan pembentukan antibody, peradangan lidah, serta luka pada bibir,
sudut-sudut mulut dan kuit. Kekurangan vitamin B 6 berat dapat menimbulkan
kerusakan pada sistem saraf pusat.
f. Vitamin B7
Biotin adalah suatu karbon monokarboksilat terdiri atas cincin imidasol
yang bersatu dengan cincin tetrahidrotiofen dengan rantai samping asam
valerat. Biotin tahan panas, larut air dan alkohol serta mudah dioksidasi.
Fungsi biotin
Biotin berfungsi sebagai koenzim pada reaksi-reaksi yang menyangkut
penambahan atau pengeluaran karbon dioksida kepada atau dari senyawa aktif.
Sintesis dan oksidasi asam lemak memerlukan biotin sebagai koenzim.
Demikian pula deaminasi, yaitu pengeluaran NH 2 dari asam-asam amino
tertentu, terutama asam aspartat, treonin, dan serin serta sintesis purin yang
diperlukan dalam pembentukan DNA dan RNA membutuhkan biotin. Secara
metabolik, biotin erat kaitannya dengan asam folat, asam pantotenat, dan
vitamin B12.
Sumber biotin
Biotin terdapat dalam banyak jenis makanan dan di dalam tubuh dapat
disintesis oleh bakteri saluran cerna. Sumber yang baik adalah hati, kuning
telur, serealia, khamir, kacang kedelai, kacang tanah, sayuran dan buah-
buahan tertentu (jamur, pisang, jeruk, semangka, strawberi). Daging dan buah-
xxvi
buahan merupakan sumber yang kurang baik. Ketersediaan biologik biotin
sebagian ditentukan oleh pengikat dalam makanan. Dalam putih telur mentah
biotin diikat kuat oleh avidin, tetapi bila dimasak akan dilepas. Avidin
mengalami denaturasi dan tidak berbahaya.
Folasin dan folat adalah nama generik sekelompok ikatan yang secara
kimiawi dan gizi sama dengan asam folat. Ikatan-ikatan ini berperan sebagai
koenzim dalam transportasi pecahan-pecahan karbon tunggal dalam
metabolisme asam amino dan sintesis asam nukleat.
Fungsi folat
Folat merupakan bagian dari dua koenzim yang penting dalam sintesa
sel-sel baru. Folat dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah dan sel
darah putih dalam sumsum tulang dan untuk pendewasaannya. Folat berperan
sebagai pembawa karbon tunggal dalam pembentukan hem. Suplementasi
folat dapat banyak menyembuhkan anemia pernisiosa, namun gejala
gastrointestian, dan gangguan saraf tetap bertahan.
Sumber folat
xxvii
Folat terdapat luas di dalam bahan makanan terutama dalam bentuk
poliglutamat. Folat terutama terdapat di dalam sayuran hijau (istilah folat
berasal dari kata latin folium, yang artinya daun hijau), hati, daging tanpa
lemak, serealia utuh, biji-bijian, kacang-kacangan, dan jeruk.
xxviii
tulang. Vitamin B12 juga dibutuhkan untuk melepaskan folat, sehingga dapat
membantu pembentukan sel-sel darah merah.
xxix
protozoa, jamur, tumbuhan, hewan, sampai makhluk yang susunan tubuhnya
kompleks seperti manusia. Di dalam proses ini, makhluk hidup mendapat, mengubah
dan memakai senyawa kimia dari sekitarnya untuk mempertahankan hidupnya.
Metabolisme meliputi proses sintesis (anabolisme) dan proses penguraian
(katabolisme) senyawa atau komponen dalam sel hidup. Semua reaksi metabolisme
dikatalis oleh enzim. Hal lain yang penting dalam metabolisme adalah peranannya
dalam penawaracunan atau detoksifikasi, yaitu mekanisme reaksi pengubahan zat
yang beracun menjadi senyawa tak beracun yang dapat dikeluarkan dari tubuh.
Vitamin yang larut lemak atau minyak, jika berlebihan tidak dikeluarkan oleh
tubuh, melainkan akan disimpan. Sebaliknya, vitamin yang larut dalam, yaitu vitamin
B kompleks dan vitamin C, tidak disimpan melainkan akan dikeluarkan oleh system
pembuangan tubuh. Akibatmya, selalu dibutuhkan asupan vitamin tersebut tiap hari.
Vitamin yang alami bisa didapat dari sayur, buah dan produk hewani, seringkali
vitamin yang terkandung dalam makanan atau minuman tidak berada dalan keadaan
bebas, melainkan terikat, baik secara fisik maupun kimia. Proses pencernaan
makanan, baik didalam lambung maupun usus halus akan membantu melepaskan
vitamin dari makanan agar bisa diserap oleh usus. Vitamin larut lemak diserap
didalam usus bersama dengan lemak atau minyak yang dikonsumsi.
Vitamin diserap oleh usus dengan proses dan mekanisme yang berbeda.
Terdapat perbedaanprinsip proses penyerapan antara vitamin larut dan vitamin larut
air. Vitamin larut lemak akan diserap secara difusi pasif dan kemudian didalam
dinding usus digabungkan dengan kilomikron (lipoprotein) yang kemudian diserap
system limfak, kemudian bergabung dengan saluran darah untuk ditransportasikan ke
hati. Sedangkan vitamin larut air langsung diserap melalui saluran darah dan
ditransportasikan ke hati.
xxx
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1) Vitamin adalah suatu zat senyawa kompleks yang sangat dibutuhkan oleh
tubuh yang berfungsi untuk membantu pengaturan atau proses kegiatan tubuh.
2) Vitamin dikelompokkan menjadi 2 golongan utama yaitu vitamin yang larut
dalam lemak yaitu vitamin A,D, E, dan K serta vitamin yang larut dalam air
yaitu vitamin C dan B.
3) Kekurangan vitamin dapat mengganggu kelancaran reaksi–reaksi biokimia di
dalam tubuh dan masing-masing vitamin dapat mendefenisikannya.
3.2 Saran
1) Sebagai manusia yang sadar akan gizi hendaknya menjaga keseimbangan
vitamin dalam tubuh agar tidak mengganggu kelancaran reaksi-reaksi
biokimia di dalam tubuh
2) Semoga dengan adanya makalah ini kita dapat memahami pentingnya
vitamin
xxxi
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Barasi, Mary E. 2009. Ilmu Gizi. Jakarta: Airlangga.
Endang, Achadi. 2007. Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Gibney, Michael J., et al. 2005. Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran ECG.
Khomsan, Ali. 2004. Pengantar Pangan dan Gizi. Jakarta: Penebar Swadaya.
Proverawati A., dan Siti Asfuah. 2009. Buku Ajar Gizi untuk Kebidanan. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Sediaoetama, Achmad Djaeni. 2010. Ilmu Gizi. Jakarta: Dian Rakyat.
Supariasa, D.N.I., et al. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta: ECG.
xxxii