Anda di halaman 1dari 4

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan
rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah Sakit Umum adalah Rumah
Sakit yang memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang dan jenis
penyakit (KepMenkes, 2010).
Instalasi radiologi adalah salah satu instalasi penunjang medis di suatu rumah
sakit yang memberikan layanan radiologi dengan menggunakan sinar-x, dengan
hasil pemeriksaan berupa foto/gambar/imejing yang dapat membantu dokter
dalam menegakkan diagnosa suatu penyakit. Selain bermanfaat sinar-x juga
mempunyai dampak yang sangat berbahaya bagi tubuh manusia, penggunaan
sinar-x secara berlebihan memungkinkan dapat menyebabkan pemusnahan sel-sel
dalam tubuh, seperti perubahan struktur suatu sel, penyakit kanker dan kesan-
kesan buruk lainnya seperti rambut rontok, kulit menjadi merah dan bernanah
(Batan, 2013).
Salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam pelayanan radiologi adalah
untuk mengendalikan efek radiasi sinar-X atau sering disebut dengan proteksi
radiasi. Proteksi radiasi sangat penting mengingat penggunaan radiasi sinar-X
dapat menimbulkan efek biologis bagi tubuh. Salah satu bentuk usaha proteksi
radiasi yaitu mengenai persyaratan ruangan dan keselamatan fasilitas radiasi
(Batan 1, 2001).
Untuk mewujudkan tercapainya keselamatan kerja berbasis optimisasi,
diperlukan pengetahuan dan latihan serta kesadaran akan pentingnya keselamatan
kerja, baik bagi pekerja maupun masyarakat sekitarnya. Namun tidak semua
masyarakat awam mengetahui efek samping dari bahaya radiasi tersebut. Oleh
karena itu, pada setiap ruang pemeriksaan radiologi disetiap Rumah Sakit selalu
dipasang rambu-rambu bahaya radiasi biasanya berupa poster. Pemasangan
rambu-rambu radiasi harus diletakkan ditempat yang mudah dilihat dan
dimengerti oleh pasien. Rambu-rambu bahaya radiasi bisa diletakkan pada pintu
masuk ruangan pemeriksaan, didalam ruang pemeriksaan dan diruang tunggu
pasien beserta keterangan yang lengkap dari peringatan bahaya radiasi tersebut.
Rambu-rambu tanda bahaya radiasi bermanfaat untuk menarik perhatian
terhadap bahaya, Menunjukkan adanya potensi bahaya yang mungkin tidak
terlihat, Menyediakan informasi umum dan memberikan pengarahan tentang
bahaya, Mengingatkan para karyawan dimana harus menggunakan peralatan
pelindung diri, Memberikan peringatan waspada terhadap beberapa tindakan yang
atau perilaku yang tidak diperlukan (Syaaf, 2008).
Berdasarkan Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir 2013, Nilai
batas Dosis untuk anggota masyarakat adalah sebesar 1 mSv (satu milisievert)
pertahun. Dalam hal ini pasien dan keluarga pasien masuk ke dalam kategori
masyarakat umum. Namun tidak semua masyarakat mengetahui efek samping dari
bahaya radiasi tersebut. Oleh karena itu, pada ruang pemeriksaan radiologi
disetiap Rumah Sakit selalu di pasang rambu-rambu peringatan bahaya radiasi
yang mudah diketahui oleh pasien dan keluarga pasien. Rambu-rambu radiasi
harus dibuat sesederhana mungkin agar mudah dipahami oleh pasien dan
keluaraga pasien.
RSUD Mayjen H.A Thalib Kerinci didirikan pada tahun 1953. Rumah sakit
ini merupakan rujukan dari Puskesmas dan Rumah Sakit lain yang ada di
kabupaten kerinci dan kota sungai penuh. Dikelola oleh pemerintah daerah kota
sungai penuh. RSUD Mayjen H.A Thalib Kerinci merupakan Rumah sakit tipe C.
RSUD Mayjen H.A. Thalib Kerinci berlokasi di Jl. Basuki. RSUD Mayjen H.A
Thalib Kerinci memiliki beberapa pelayanan penunjang medis dan salah satu
penunjang medis yang aktif yaitu pelayanan radiologi. Petugas radiografer di
RSUD Mayjen H.A Thalib Kerinci yaitu berjumlah 17 orang, 9 orang laki-laki
dan 8 orang perempuan. Jumlah PNS sebanyak 11 orang dan tenaga honor
sebanyak 6 orang yang melayani pasien rawat inap dan rawat jalan.
Berdasarkan hasil observasi peniliti pada saat PKL (praktek kerja lapangan)
di RSUD Mayjen H.A Thalib Kerinci. Ruangan pemeriksaan radiologi
bersebelahan dengan poli paru dan poli THT. Pada saat PKL Peneliti melihat
Lampu emergency sering tidak menyala pada saat pemeriksaan berlangsung,
dikarenakan beberapa faktor lainnya, salah satunya karena pasien di RSUD
Mayjen H.A Thalib Kerinci cukup banyak dan peneliti melihat bahwa pada saat
pemeriksaan berlangsung masih banyak pasien dan keluarga pasien yang berdiri
didepan pintu ruang pemeriksaan, sedangkan rambu-rambu radiasi seperti lampu
emergency radiasi sudah terpasang.
Untuk rambu-rambu bahaya radiasi di Instalasi Radiologi RSUD Mayjen H.A
Thakib Kerinci, sudah terdapat beberapa rambu-rambu antara lain adalah rambu-
rambu peringatan bahaya radiasi, rambu-rambu peringatan untuk wanita hamil
dan lampu ermergency.
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
tentang “Gambaran Efektivitas Rambu-rambu Bahaya Radiasi di RSUD
Mayjen H.A. Thalib Kerinci Tahun 2021”.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana gambaran
efektifitas rambu-rambu bahaya radiasi di instalasi radiologi di RSUD Mayjen
H.A Thalib Kerinci tahun 2021?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran
efektifitas rambu-rambu bahaya radiasi di Instalasi Radiologi RSUD Mayjen H.A
Thalib Kerinci tahun 2021.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mngetahui presentase tingkat pengetahuan pasien rawat jalan
dan rawat inap terhadap bahaya rambu-rambu radiasi di Instalasi
Radiologi RSUD Mayjen H.A Thalib Kerinci tahun 2021.
2. Untuk mengetahui gambaran efektifitas rambu-rambu bahaya radiasi
berdasarkan responden di Instalasi Radiologi RSUD Mayjen Thalib
Kerinci tahun 2021.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari karya tulis ilmiah adalah:
1. Bagi Peneliti
Menambah pengalaman, pengetahuan dan wawasan peneliti tentang
pentingnya poster rambu-rambu peringatan bahaya radiasi.
2. Bagi Institusi
Menambah ilmu pengetahuan serta bisa dijadikan referensi pengetahuan
khususnya dibidang radiologi.
3. Bagi Rumah Sakit
Dapat bermanfaat sebagai masukan untuk mengetahui keselamatan radiasi
terhadap pasien dan keluarga pasien.

1.5 Sistematika Penulisan


Berdasarkan uraian diatas pada awal penulisan agar masalah terperinci
dengan baik peneliti melakukan sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB 1 Pendahuluan

Didalam bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah yang


merupakan alasan pemilihan judul, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

BAB 2 Tinjauan Pustaka

Dalam bab ini menguraikan tentang dasar-dasar teori yang relevan


dengan judul penulisan yang dilakukan.
BAB 3 Metodelogi Penelitian
Bab ini memuat uraian singkat tentang lokasi, jalannya penelitian,
analisis data dan pengolahan data.

Anda mungkin juga menyukai