Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah Sakit Umum adalah Rumah Sakit yang memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit (KepMenkes, 2010). Instalasi radiologi adalah salah satu instalasi penunjang medis di suatu rumah sakit yang memberikan layanan radiologi dengan menggunakan sinar-x, dengan hasil pemeriksaan berupa foto/gambar/imejing yang dapat membantu dokter dalam menegakkan diagnosa suatu penyakit. Selain bermanfaat sinar-x juga mempunyai dampak yang sangat berbahaya bagi tubuh manusia, penggunaan sinar-x secara berlebihan memungkinkan dapat menyebabkan pemusnahan sel-sel dalam tubuh, seperti perubahan struktur suatu sel, penyakit kanker dan kesan- kesan buruk lainnya seperti rambut rontok, kulit menjadi merah dan bernanah (Batan, 2013). Salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam pelayanan radiologi adalah untuk mengendalikan efek radiasi sinar-X atau sering disebut dengan proteksi radiasi. Proteksi radiasi sangat penting mengingat penggunaan radiasi sinar-X dapat menimbulkan efek biologis bagi tubuh. Salah satu bentuk usaha proteksi radiasi yaitu mengenai persyaratan ruangan dan keselamatan fasilitas radiasi (Batan 1, 2001). Untuk mewujudkan tercapainya keselamatan kerja berbasis optimisasi, diperlukan pengetahuan dan latihan serta kesadaran akan pentingnya keselamatan kerja, baik bagi pekerja maupun masyarakat sekitarnya. Namun tidak semua masyarakat awam mengetahui efek samping dari bahaya radiasi tersebut. Oleh karena itu, pada setiap ruang pemeriksaan radiologi disetiap Rumah Sakit selalu dipasang rambu-rambu bahaya radiasi biasanya berupa poster. Pemasangan rambu-rambu radiasi harus diletakkan ditempat yang mudah dilihat dan dimengerti oleh pasien. Rambu-rambu bahaya radiasi bisa diletakkan pada pintu masuk ruangan pemeriksaan, didalam ruang pemeriksaan dan diruang tunggu pasien beserta keterangan yang lengkap dari peringatan bahaya radiasi tersebut. Rambu-rambu tanda bahaya radiasi bermanfaat untuk menarik perhatian terhadap bahaya, Menunjukkan adanya potensi bahaya yang mungkin tidak terlihat, Menyediakan informasi umum dan memberikan pengarahan tentang bahaya, Mengingatkan para karyawan dimana harus menggunakan peralatan pelindung diri, Memberikan peringatan waspada terhadap beberapa tindakan yang atau perilaku yang tidak diperlukan (Syaaf, 2008). Berdasarkan Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir 2013, Nilai batas Dosis untuk anggota masyarakat adalah sebesar 1 mSv (satu milisievert) pertahun. Dalam hal ini pasien dan keluarga pasien masuk ke dalam kategori masyarakat umum. Namun tidak semua masyarakat mengetahui efek samping dari bahaya radiasi tersebut. Oleh karena itu, pada ruang pemeriksaan radiologi disetiap Rumah Sakit selalu di pasang rambu-rambu peringatan bahaya radiasi yang mudah diketahui oleh pasien dan keluarga pasien. Rambu-rambu radiasi harus dibuat sesederhana mungkin agar mudah dipahami oleh pasien dan keluaraga pasien. RSUD Mayjen H.A Thalib Kerinci didirikan pada tahun 1953. Rumah sakit ini merupakan rujukan dari Puskesmas dan Rumah Sakit lain yang ada di kabupaten kerinci dan kota sungai penuh. Dikelola oleh pemerintah daerah kota sungai penuh. RSUD Mayjen H.A Thalib Kerinci merupakan Rumah sakit tipe C. RSUD Mayjen H.A. Thalib Kerinci berlokasi di Jl. Basuki. RSUD Mayjen H.A Thalib Kerinci memiliki beberapa pelayanan penunjang medis dan salah satu penunjang medis yang aktif yaitu pelayanan radiologi. Petugas radiografer di RSUD Mayjen H.A Thalib Kerinci yaitu berjumlah 17 orang, 9 orang laki-laki dan 8 orang perempuan. Jumlah PNS sebanyak 11 orang dan tenaga honor sebanyak 6 orang yang melayani pasien rawat inap dan rawat jalan. Berdasarkan hasil observasi peniliti pada saat PKL (praktek kerja lapangan) di RSUD Mayjen H.A Thalib Kerinci. Ruangan pemeriksaan radiologi bersebelahan dengan poli paru dan poli THT. Pada saat PKL Peneliti melihat Lampu emergency sering tidak menyala pada saat pemeriksaan berlangsung, dikarenakan beberapa faktor lainnya, salah satunya karena pasien di RSUD Mayjen H.A Thalib Kerinci cukup banyak dan peneliti melihat bahwa pada saat pemeriksaan berlangsung masih banyak pasien dan keluarga pasien yang berdiri didepan pintu ruang pemeriksaan, sedangkan rambu-rambu radiasi seperti lampu emergency radiasi sudah terpasang. Untuk rambu-rambu bahaya radiasi di Instalasi Radiologi RSUD Mayjen H.A Thakib Kerinci, sudah terdapat beberapa rambu-rambu antara lain adalah rambu- rambu peringatan bahaya radiasi, rambu-rambu peringatan untuk wanita hamil dan lampu ermergency. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Gambaran Efektivitas Rambu-rambu Bahaya Radiasi di RSUD Mayjen H.A. Thalib Kerinci Tahun 2021”.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana gambaran efektifitas rambu-rambu bahaya radiasi di instalasi radiologi di RSUD Mayjen H.A Thalib Kerinci tahun 2021? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran efektifitas rambu-rambu bahaya radiasi di Instalasi Radiologi RSUD Mayjen H.A Thalib Kerinci tahun 2021. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Untuk mngetahui presentase tingkat pengetahuan pasien rawat jalan dan rawat inap terhadap bahaya rambu-rambu radiasi di Instalasi Radiologi RSUD Mayjen H.A Thalib Kerinci tahun 2021. 2. Untuk mengetahui gambaran efektifitas rambu-rambu bahaya radiasi berdasarkan responden di Instalasi Radiologi RSUD Mayjen Thalib Kerinci tahun 2021. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh dari karya tulis ilmiah adalah: 1. Bagi Peneliti Menambah pengalaman, pengetahuan dan wawasan peneliti tentang pentingnya poster rambu-rambu peringatan bahaya radiasi. 2. Bagi Institusi Menambah ilmu pengetahuan serta bisa dijadikan referensi pengetahuan khususnya dibidang radiologi. 3. Bagi Rumah Sakit Dapat bermanfaat sebagai masukan untuk mengetahui keselamatan radiasi terhadap pasien dan keluarga pasien.
1.5 Sistematika Penulisan
Berdasarkan uraian diatas pada awal penulisan agar masalah terperinci dengan baik peneliti melakukan sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB 1 Pendahuluan
Didalam bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah yang
merupakan alasan pemilihan judul, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
BAB 2 Tinjauan Pustaka
Dalam bab ini menguraikan tentang dasar-dasar teori yang relevan
dengan judul penulisan yang dilakukan. BAB 3 Metodelogi Penelitian Bab ini memuat uraian singkat tentang lokasi, jalannya penelitian, analisis data dan pengolahan data.