Anda di halaman 1dari 13

Accelerat ing t he world's research.

METODE PEMISAHAN ZAT


Nurfianti Silvia

Related papers Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

Ekst raksi (Pengert ian, Prinsip Kerja, jenis-jenis Ekst raksi


Adhyansyah Sang Malaikat Hat i

Teknik Bioseparasi : Ekst raksi


Jat miko Eko Wit oyo

Teori Tent ang Ekst raksi


Fairuz Rifdah Permanasari
METODE PEMISAHAN ZAT
KIMIA FISIK
SYAHRUL HIDAYAT (048)
SITI SARAH AL FATONAH (056)
NURHAYATI (064)
MAMAY KRISMAN (066)
CECEP SUHANDI (067)
NURFIANTI SILVIA (068)
AMEILIA (072)
KOEFISIEN
HUKUM NERST
DISTRIBUSI
METODE
PEMISAHAN ZAT

PRINSIP
EKSTRAKSI
EKSTRAKSI
Ketika suatu senyawa (zat terlarut) ditambahkan ke
dalam campuran pelarut yang saling tidak
bercampur, zat terlarut tersebut mendistribusikan
dirinya sendiri di antara kedua pelarut berdasarkan
afinitasnya pada masing-masing fase pada
perbandingan konsentrasi yang tetap.
KOEFISIEN
DISTRIBUSI
Fase polar akan cenderung menyukai fase
berair/polar.

Fase nonpolar akan cenderung menyukai fase


organik.
(Cairns, 2004)
Hukum Distribusi Nerst menyatakan bila terdapat dua
pelarut yang tidak saling bercampur dimasukkan zat
terlarut (solut) yang dapat larut dalam kedua pelarut
tersebut akan terjadi pembagian kelarutan. Zat terlarut
(solut) akan terdistribusi dengan sendirinya ke dalam dua
pelarut tersebut setelah dikocok dan dibiarkan terpisah
menjadi 2 fase. Perbandingan konsentrasi zat terlarut di HUKUM
dalam kedua pelarut tersebut tetap, Tetapan tersebut
disebut tetapan distribusi atau koefisien distribusi. DISTRIBUSI
Koefisien distribusi dinyatakan dengan rumus sebagai
berikut : � ��� ��
NERST
P=
����
Keterangan :
P = koefisien partisi
� ��� �� = Konsentrasi zat dalam fasa organik
(Cairns, 2004)
���� = Konsentrasi zat dalam fasa air
(Cairns, 2004)
Ektraksi merupakan proses penarikan suatu zat terlarut
dalam larutannya di dalam air oleh suatu pelarut lain
yang tidak dapat bercampur dengan air. Tujuan ekstraksi
sendiri ialah memisahkan suatu komponen dari
campurannya dengan menggunakan pelarut (Soebagio,
2005).

EKSTRAKSI
Ekstrak merupakan sediaan kering, kental atau cair
dibuat dengan menyari simplisia nabati atau hewani
menurut cara yang cocok. diluar pengaruh matahari
langsung (Ditjen POM, 1979).
Prinsip dasar dari ekstraksi yaitu melarutkan
senyawa nonpolar dengan pelarut nonpolar dan
senyawa polar dengan pelarut polar (Harbone,
1996).

Proses ekstraksi adalah penarikan zat pokok PRINSIP EKSTRAKSI


yang diinginkan dari bahan mentah obat dengan
pelarut yang sesuai untuk melarutkan bahan
obat tersebut (Voight, 1994).
Maserasi
Maserasi adalah proses ekstraksi simplisia yang paling
sederhana, menggunakan pelarut yang cocok dengan beberapa
METODE EKSTRAKSI
kali pengadukan pada temperatur ruangan (kamar) (Ditjen
POM, 2000). Maserasi digunakan untuk nenyari zat aktit yang
mudah larut dalam cairan penyari, tidak mengandung stirak,
benzoin dan lain-lain. Maserasi pada umumnya dilakukan

Perkolasi dengan cara merendam 10 bagian serbuk simplisia dalam 75

Perkolasi adalah ekstraksi yang dilakukan dengan bagian cairan penyari (pelarut) (Ditjen POM, 1986).

mengalirkan pelarut melalui serbuk simplisia yang Refluks


telah dibasahi. Prosesnya terdiri dari tahap Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur
pengembangan dan perkolasi sebenarnya titik didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut yang
(penetesan/penampungan ekstrak) secara terus relatif konstan dengan adanya pendingin balik. Umumnya
menerus sampai diperoleh ekstrak (perkolat) yang dilakukan pengulangan pada residu pertama sampai 3-5 kali
jumlahnya 1-5 kali bahan (Ditjen POM, 1986). sehingga dapat termasuk proses ekstraksi sempurna (Ditjen
POM, 1986).
Sokletasi
Sokletasi adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu
METODE EKSTRAKSI baru yang umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga
teijadi ekstraksi yang berkelanjutan dengan jumlah pelarut
relatif konstan dengan adanya pendingin balik (Ditjen POM,
2000).
Destilasi Uap
Destilasi uap adalah ekstraksi senyawa menguap
Infus
(minyak atsiri) dari bahan (segar atau simplisia) dengan uap
Infus adalah ekstraksi dengan pelarut air pada
air berdasarkan peristiwa tekanan parsial. Senyawa
temperatur pemanasan air (bejana infus tercelup
menguap akan terikut dengan fase uap air dari ketel secara
dalam air penangas air mendidih), temperatur
kontinu dan diakhiri dengan kondensasi fase uap campuran
terukur (96-98°C) selama waktu tertentu (15-20
(senyawa kandungan menguap ikut terdestilasi) menjadi
menit) (Ditjen POM, 2000).
destilat air bersama senyawa kandungan yang memisah
sempurna atau memisah sebagian (Ditjen POM, 2000).
METODE EKSTRAKSI

Digesti

Dekok Digesti adalah maserasi kinetik (dengan pengadukan

Dekok adalah infus pada waktu yang lebih lama kontinu) pada temperatur yang lebih tinggi dari temperatur

dengan temperatur titik didih air (Ditjen POM, 2000). ruangan (kamar) yaitu secara umum dilakukan pada
temperatur 40-50°C.
Daftar Pustaka
Soebagio. 2005. Kimia Analisis II. Malang: UM Press.

Cairns, D. 2004. Intisari Kimia Farmasi Edisi 2. Jakarta: EGC.

Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Halaman 9, 755, 902.

Ditjen POM. 1986. Sediaun Galenik. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Halaman 10-
11.

Ditjen POM. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Cetakan
Pertama. Jakarta: Departeman Kesehatan RI. Halaman 10-12.

Anda mungkin juga menyukai