Anda di halaman 1dari 18

TOLERANSI IMUNOLOGI

Nama kelompok 2 :
•Deci Ika Putri 1801024
•Intan Indriani 1801042
•Vivi Arfiani 1701090
• Bagas Sambeja 1701044
•Annisa Ardila 19011005
•Poppy Cinthya Dewi 1701055
•Resi Nadya 1701093
•Dwi Nabella Maharani 1801150
•Akhyar Aditya Pratama 19011033

Dosen Pengampu : apt. Fitratul Wahyuni, S.farm


TOLERANSI IMUNOLOGI
 Toleransi imunologik : tidak adanya respons terhadap
antigen yang dicetuskan oleh terpaparnya limfosit pada
antigen tersebut.

 imunogenik : limfosit dapat diaktifkan sehingga


berproliferasi dan berdiferensiasi menjadi sel efektor
dan memori, menghasilkan respons imun yang
produktif

 Tolerogenik : respons seperti itu disebut


imunogenik, limfosit dapat secara fungsional tidak
aktif atau dibunuh, sehingga timbul toleransi
 Toleransi imunologik terhadap antigen diri dapat dirangsang
ketika limfosit terpapar dengan antigen tersebut di dalam organ
limfoid generatif (sentral) disebut toleransi sentral atau ketika
limfosit matur terpapar antigen diri di organ limfoid perifer
(sekunder) atau jaringan perifer disebut toleransi perifer
 Toleransi Limfosit T Sentral
 Mekanisme utama toleransi sentral pada sel T adalah kematian sel T imatur
dan pembentukan sel T regulator CD4+

 Sebuah protein yang disebut AIRE (regulator autoimun/ autoimmune


regulator) bertanggung jawab terhadap ekspresi antigen jaringan perifer di
timus.
 Mutasi pada gen AIRE adalah penyebab gangguan langka yang disebut
sindrom poliendokrin autoimun.
 Toleransi Limfosit T Perifer
Toleranasi perifer dipicu ketika sel T matur Mengenali antigen
diri di jaringan perifer, menimbulkan inaktivasi fungsional (anergi)
atau kematian sel tersebut, atau pada waktu limfosit reaktif terhadap
antigen diri ditekan oleh sel T regulator
 Mekanisme Utama Toleransi Limfosit T Perifer

 Anergi intrinsik sel


 Regulasi respons sel T oleh reseptor penghambatan
 Penekanan imun oleh sel T regulator
 Delesi : apoptosis limfosit matur
Anergi
Anergi sel T menunjukkan pada tidak tanggapan
fungsional yang berlangsung lama yang dipicu
ketika sel sel ini mengenali antigen diri
 Mekanisme Anergi
 Ketika sel T mengenali antigen tanpa konstimulasi ,
kompleks TCR mungkin kehilangan kemampuannya
untuk mengirimkan sinyal aktivasi. Dalam beberapa
kasus, hal ini berkaitan dengan aktivasi enzim (ligase
ubiquitin) yang memodifikasi protein sinyal dan
menjadikan mereka sasaran untuk penghancuran
intraseluler oleh protease

 Pada saat pengenalan antigen diri, sel T dapat


memilih untuk mengikat salah satu reseptor
penghambatan yang merupakan keluarga CD28, yaitu
cytotoxic T lymphocyte-associated antigen 4 (CTLA-4,
atau CD152) atau programmed death protein 1 (PD-1)
Reseptor Penghambatan Pada Sel T

1. CTLA-4
▪ menghentikan aktivasi sel T yang memberikan respons dan juga
memperantarai fungsi supresif selT regulator.
▪ bekerja dengan memblok dan menghilangkan molekul B7 dari
permukaan APC, sehingga mengurangi kostimulasi dan mencegah
aktivasi sel T.

2. PD 1.
▪ diekspresikan pada sel T CD4+ dan CD8+ setelah distimulasi
antigen.
▪ memiliki immunoreceptor tyrosine based inhibitory motif (ITIM)
khas untuk reseptor yang memberikan sinyal penghambatan.
▪ menghentikan respons sel T pada antigen diri dan juga pada
infeksi kronis, terutama infeksi virus.
Penekanan Imun Oleh Sel T Regulator
 Sel T regulator juga mengekspresikan faktor
transkripsi disebut FoxP3, yang diperlukan
untuk perkembangan dan fungsi sel tersebut.
 Mutasi gen yang menyandi FoxP3 pada
manusia atau tikus menyebabkan penyakit
autoimun multi- organ sistemik.
 Sitokin transforming growth factor ß (TGF- ß)
juga berperan dalam pengembangan sel T
regulator, kemungkinan dengan merangsang
ekspresi faktor transkripsi FoxP3
Kelangsungan hidup dan fungsi Sel T Regulator
tergantung pada sitokin IL-2
 IL-2 adalah contoh sitokin yang mempunyai dua peran
yang berlawanan: meningkatkan respons imun dengan
merangsang proliferasi selT dan menghambat respons
imun dengan menjaga selT regulator fungsional.

 Sel T regulator dapat menekan respons imun melalui


beberapa mekanisme:
 Sebagian sel regulator memproduksi sitokin (misalnya, IL-10,
TGF- ß) yang menghambat aktivasi limfosit, sel dendritik, dan
makrofag.
 Sel regulator mengekspresikan CTLA-4, dapat menghambat
atau menghilangkan molekul B7 yang dibuat oleh APC
sehingga APC ini tidak mampu memberikan kostimulasi.
Delesi : Apoptosis Limfosit Matur

 Pengenalan antigen diri dapat memicu jalur apoptosis


yang mengakibatkan eliminasi (delesi) limfosit autoreaktif
 Pengenalan antigen memicu produksi protein pro-
apoptosis pada sel T yang memicu kematian sel dengan
menyebabkan protein mitokondria bocor keluar dan
mengaktifkan caspase, enzim sitosolik yang mencetuskan
apoptosis
 Pengenalan antigen diri dapat menyebabkan koekspresi
reseptor kematian (death receptors) dan ligan mereka.
Interaksi ligan-reseptor ini menghasilkan sinyal melalui
reseptor kematian yang berujung pada aktivasi caspase
dan apoptosis
Toleransi Limfosit B
 Polosakarida, lipid, dan asam nukleat diri
adalah antigen tak tergantung sel T yang tidak
dikenali oleh sel T
 Antigen-antigen ini harus mencetuskan
toleransi pada limfosit B untuk mencegah
produksi autoantibodi
 Protein diri mungkin tidak menimbulkan
respon autoantibodi karena adanya toleransi
dalam sel T helper dan sel B
Toleransi Limfosit B Sentral
 Pada waktu limfosit B matur berinteraksi kuat
dengan antigen diri di dalam sumsum tulang,
maka sel B baik akan mengubah spesifisitas
reseptor mereka (receptor editing) ataupun
akan dibunuh (delesi).

 Mekanisme Toleransi Limfosit B Sentral


 Receptor Editing
 Delesi
 Anergi
 Toleransi sentral pada limfosit B imatur
sel B imatur yang mengenali autoantigen disumsum
tulang akan mengubah reseptornya (reseptor editing),
atau mati karena apoptosis (seleksi negatif, atau delesi),
atau menurunkan ekspresi reseptor antigennya dan
menjadi tidak tanggap secara fungsional.
Toleransi limfosit B perifer
 Limfosit B matur yang bertemu dengan antigen
diri di jaringan limfoid perifer akan menjadi
tidak mampu untuk merespons antigen
tersebut
 Hipotesis apabila sel B mengenali antigen
namun tidak mendapat pertolongan sel T
(karena sel T helper telah dieliminasi atau
bersifat toleran), sel B tersebut menjadi anergi
karena adanya hambatan persinyalan dari
reseptor antigen.
 Toleransi perifer pada limfosit B
sel B matur yang mengenali autoantigen tanpa
pertolongan sel T akan diinaktivasi secara fungsional dan
menjadi tidak mampu menanggapi antigen tersebut
(anergi), atau akan mati karena apoptosis (delesi), atau
aktivitasnya ditekan oleh pengikatan terhadap reseptor
penghambat.
THANKS U

Anda mungkin juga menyukai