Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH

FARMAKOLOGI VITAMIN
Disusun Guna Memenuhi Mata Kuliah Farmakologi

Dosen Pembimbing : Nadia Pudiarifanti.,M.Sc.,Apt

Disusun Oleh Kelompok 5:


1. Elsa Lia Saputri P01730222067
2. Mirzanti Rahmadani Putri P01730222079
3. Salia Gustiana P01730222090

Kelas 2B

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES BENGKULU

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN GIZI DAN DI-


ETETIKA TAHUN 2023/2024

1
Kata Pengantar

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan


rahmat dan inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah Far-
makologi tentang Vitamin.

Terima kasih kami ucapkan kepada Ibu Nadia Pudiarifanti.,M.Sc.,Apt


yang telah membantu kami baik secara moral maupun materi. Terima kasih juga
saya ucapkan kepada teman-teman seperjuangan yang telah mendukung kami se-
hingga kami bisa menyelesaikan tugas ini tepat waktu.

Kami menyadari, bahwa tugas makalah yang kami buat ini masih jauh dari
kata sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena
itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa
mendatang. Semoga tugas makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca
dan bisa bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Bengkulu, 16 september 2023

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................2

DAFTAR ISI....................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................4

1.1 Latar Belakang.......................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah..................................................................................4

1.3 Tujuan....................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................6

2.1 Pengertian Vitamin................................................................................6

2.2 Fungsi Vitamin......................................................................................7

2.3 Defisiensi Vitamin Kebutuhan..............................................................7

2.4 Penggunaan Vitamin..............................................................................8

2.5 Penggolongan Vitamin .........................................................................8

2.6 Golongan Obat Vitamin.........................................................................14

2.7 Dampak kekurangan Dan Kelebihan Vitamin.......................................19

BAB III PENUTUPAN....................................................................................23

2.1 Kesimpulan............................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................24

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Vitamin adalah sekelompok senyawa organikamina berbobot molekul ke-


cil yang memiliki fungsi vital dalam metabolisme setiap organisme, yang tidak
dapat dihasilkan oleh tubuh. Diketahui bahwa banyak vitamin yang sama sekali
tidak memiliki atom N. Dipandang dari sisi enzimologi (ilmu tentang enzim), vi-
tamin adalah kofaktor dalam reaksi kimia yang dikatalisasi oleh enzim. Pada
dasarnya, senyawa vitamin ini digunakan tubuh untuk dapat bertumbuh dan
berkembang secara normal.

Vitamin ada 2 macam yaitu larut dalam lemak ( A,D,E dan K ) serta vita-
min yang larut dalam air ( B kompleks dan C ) yang masing-masing memiliki
peranan penting. Buah-buahandan sayuran terkenal memiliki kandungan vitamin
yang tinggi dan hal tersebut sangatlah baik untuk tubuh. Asupan vitamin lain da-
pat diperoleh melalui suplemen makanan.

Vitamin memiliki peranan spesifik di dalam tubuh dan dapat pula mem-
berikan manfaat kesehatan. Bila kadar senyawa ini tidak mencukupi, tubuh dapat
mengalami suatu penyakit. Tubuh hanya memerlukan vitamin dalam jumlah
sedikit, tetapi jika kebutuhan ini diabaikan maka metabolisme di dalam tubuh kita
akan terganggu karena fungsinya tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Gang-
guan kesehatan ini dikenal dengan istilah avitaminosis. Contohnya adalah bila
kita kekurangan vitamin A maka kita akan mengalami kerabunan. Di samping itu,
asupan vitamin juga tidak boleh berlebihan karena dapat menyebabkan gangguan
metabolisme pada tubuh.

1.2Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang dapat didapatkan, diantaranya:

4
1. Apa itu vitamin?

2. Apa saja fungsi dari vitamin?

3. Apa Defisiensi vitamin?

4. Apa Penggunaan Vitamin?

5. Apa Penggolongan vitamin?

6. Apa obat-obat vitamin?

7. Apa saja dampak yang ditimbulkan jika kekurangan atau kelebihan vitamin?

1.3Tujuan

1. Mampu memahami dari pengertian vitamin


2. Mampu memahami dari fungsi vitamin
3. Mampu memahami defisiensi vitamin
4. Mampu memahami kegunaan vitamin
5. Mampu memahami penggolongan vitamin
6. Mampu memahami obat-obat vitamin obat-obat Antihistamin
7. Mampu mengetahui dampak yang ditimbulkan jika kekurangan atau kelebihan
vitamin

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Vitamin

Vitamin (bahasa Inggris: vital amine, vitamin) adalah sekelompok


senyawaorganikamina berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi vital dalam
metabolisme setiap organisme, yang tidak dapat dihasilkan oleh tubuh. Vitamin
merupakan suatu molekul organic yang sangat diperlukan oleh tubuh untuk
proses metabolisme dan pertumbuhan yang normal. Vitamin-vitamin tidak dapat
dibuat oleh tubuh manusia dalam jumlah yang sangat cukup, oleh karena itu
harus diperoleh dari bahan panganan yang dikonsumsi.(Rhina Abdullah: 2011)

Kata Vitamin berasal dari kata vital yang artinya hidup,dan amin yang artinya
senyawa yang mengandung gugus N. Dari berbagai hasil penelitian,tidak semua
vitamin mengandung gugus N. Jadi, kata vitamin sudah tidak sesuai lagi dengan
kondisi yang sebenarnya,tetapi sampai saat ini masih tetap saja dipakai. Vitamin
adalah senyawa organik kompleks yang esensial untuk pertumbuhan dan fungsi
biologis yang lain bagi makhluk hidup. Vitamin tidak disintesis dalam tubuh,ke-
cuali Vitamin K. Oleh karena itu,makanan yang dikonsumsi harus ada yang men-
gandung Vitamin. Jika tubuh kekurangan vitamin akan mengakibatkan penyakit
defiensi atau avitamiosis. (Abdul Hadi : 2013)

Vitamin adalah suatu zat senyawa kompleks yang sangat dibutuhkan oleh
tubuh kita. Vitamin berfungsi untuk mengatur metabolisme tubuh. Setiap vitamin
memiliki peranan dan fungsinya masing-masing. Tanpa vitamin, manusia tidak
akan dapat melakukan aktifitasnya. Namun perlu diperhatikan agar tidak

6
mengkonsumsi vitamin lebih atau kurang dari yang dibutuhkan tubuh. Jika
kelebihan, maka akan mengakibatkan perubahan pada bagian-bagian tubuh, ter-
gantung dari vitamin yang dikonsumsi tersebut. (Jupri Malino: 2013)

Terdapat 13 jenis vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh untuk dapat


bertumbuh dan berkembang dengan baik. Vitamin tersebut antara lain vitamin A,
C, D, E, K, dan B (tiamin, riboflavin, niasin, asam pantotenat, biotin, vitamin B6,
vitamin B12, dan folat).Walau memiliki peranan yang sangat penting, tubuh
hanya dapat memproduksi vitamin D dan vitamin K dalam bentuk provitamin
yang tidak aktif.Oleh karena itu, tubuh memerlukan asupan vitamin yang berasal
dari makananyang kita konsumsi.Buah-buahan dan sayuran terkenal memiliki
kandungan vitamin yang tinggi dan hal tersebut sangatlah baik untuk tubuh. Asu-
pan vitamin lain dapat diperoleh melalui suplemen makanan.

Vitamin memiliki peranan spesifik di dalam tubuh dan dapat pula mem-
berikan manfaat kesehatan. Bila kadar senyawa ini tidak mencukupi, tubuh dapat
mengalami suatu penyakit. Tubuh hanya memerlukan vitamin dalam jumlah
sedikit, tetapi jika kebutuhan ini diabaikan maka metabolisme di dalam tubuh kita
akan terganggu karena fungsinya tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Gang-
guan kesehatan ini dikenal dengan istilah avitaminosis.Contohnya adalah bila kita
kekurangan vitamin A maka kita akan mengalami kerabunan. Di samping itu,
asupan vitamin juga tidak boleh berlebihan karena dapat menyebabkan gangguan
metabolisme pada tubuh.

2.2Fungsi Vitamin
Fungsi vitamin sangat bervariasi. Banyak vitamin secara biologis tidak
aktif, tetapi membutuhkan pengubahan kimia dalam tubuh, misalnya proses fos-
forilasi (vitamin B1, B2, B3, dan B6), fungsi metabolik vitamin dalam bentuk
koenzim diantaranya (Tabel 9.1.1), yaitu:

a. Sebagai koenzim bagi enzim tertentu, misalnya vitamin dari kelompok B bek-
erja

sebagai koenzim, yang aktif pada proses metabolisme dan pembentukan en-
ergi.

7
b. Membantu regulasi zat lain, misalnya vitamin A bekerja untuk pigmen retina
rodopsin,

yang esensial bagi proses penglihatan dalam keadaan gelap dan kurang cahaya;

vitamin K perlu untuk mengaktivasi komponen pembekuan darah; vitamin D


dalam

bentuk aktifnya penting bagi regulasi kadar Ca dan P dalam jaringan tubuh.

Berperan penting dalam reaksi biokimia, misalnya vitamin C pada sistem


reduksioksidasi, B1 dan B6 dalam proses dekarboksilasi, asam folat dalam proses
transfer metil.

2.3 Defisiensi Vitamin Kebutuhan


Vitamin bergantung pada beberapa faktor, seperti usia, jenis kelamin, dan
susunan makanan sehari-hari. Defisiensi vitamin terjadi jika kebutuhannya dalam
tubuh belum terpenuhi atau kurang. Sejak dahulu dikenal gangguan akibat de-
fisiensi vitamin yang menimbulkan gejala khas, seperti: a. buta malam akibat de-
fisiensi vitamin A; b. beri-beri akibat defisiensi vitamin B2; c. pellagra akibat de-
fisiensi vitamin B6; d. skorbut atau sariawan akibat defisiensi vitamin C; e.
penyakit rachitis akibat defisiensi vitamin D.

2.4 Penggunaan Vitamin


Penggunaan vitamin tambahan hanya diperuntukkan untuk orang yang
berada pada keadaan kekurangan, misalnya:
1. Defisiensi akibat kelainan metabolisme bawaan yang sangat jarang terdapat,
juga pada malabsorbsi, seperti pada pecandu alkohol (vit B kompleks),
anoreksia (asam folat), diet ketat untuk melangsingkan tubuh (multivitamin),
juga bagi lansia (multivit) dan bayi “botol”.

2. Lansia, pada orang-orang di atas 60 tahun, semua proses faali dalam tubuh
mulai

menurun dan berlangsung lebih lambat. Sel-sel sistem imun bekerja kurang
efisien dan kurang mampu lagi mereparasi kerusakan.

3. Bila kebutuhan meningkat, sepertisebelum dan selama masa kehamilan (asam


folat, multivitamin), selama menyusui, pada anak-anak 6 tahun (vit A,D), dan
bayi sampai 3 tahun (vit K yang belum dibentuk oleh kuman usu dan kurang
terdapat dalam susu ibu), vegetarian (Vit B12), diet ketat (multivitamin), per-

8
okok dan olahragawan berat (vitamin B kompleks, vit A,C,E akibat stress ok-
sidatif).

4. Pasien kronis dan pemakai obat. Misalnya pada penderita penyakit kronis,
PJP, dan kanker sangat dibutuhkan vitamin dengan antioksidan tinggi (vit
A,C, dan E). Menurut beberapa penelitian orang yang banyak mengkonsumsi
vitamin akan memiliki risiko lebih kecil terkena kanker.

2.5 Penggolongan Vitamin


Berdasarkan sifat kelarutan vitamin, vitamin dibedakan menjadi vitamin
larut dalam air (hidrofil) dan vitamin larut dalam lemak (lipofil).
a. Vitamin larut dalam air (vit B, C, dan flavonoida).
b. Vitamin larut dalam lemak (Vit A, D, E, dan K).
· Vitamin Yang Larut Dalam Air
1. Vitamin B1(aneurin atau tiamin) = antineuritik
Vitamin B1 sering disebut antiberi-beri.dalam keadaan
normal,setiap hari tubuh memerlukan 1-2mg Vitamin B1. merupakan
kompleks molekul organik yang mengandung satu inti tiazol dan pirim-
idin.Dalam badan ini, akan diubah menjadi tiamin pirofosfat (tiamin-PP),
dengan reaksi sebagai berikut:
Tiamin + ATP à Tiamin – PP + AMP
Sumber yang mengandung vitamin B1 yaitu gandum, daging,
susu, kacang hijau, ragi, beras, telur, dan sebagainya.
Fungsi Vitamin B1 yaitu:
a. Sebagai koenzim dari enzim yang diperlukan dari enzim
yang
diperlukan dalam metabolisme karbohidrat.
b. Untuk mempengaruhi keseimbangan air di dalam tubuh
c. Untuk mempengaruhi penyerapan zat lemak oleh jonjot usus
d. Memelihara nafsu makan yang sehat dan pencernaan
fungsinya.

Farmakodinamik
Di dalam tubuh, tiamin akan diubah oleh enzim tiamin difosfoki-
nase menjadi bentuk aktif, yaitu thiamin pyrophosphate (TPP). Bentuk
aktif ini akan berperan dalam metabolisme, siklus Krebs, dan jalur pen-
tosa fosfat. TTP bekerja sama dengan enzim-enzim lain dalam
metabolisme karbohidrat, lemak, dan branched-chain amino acids.

TPP juga merupakan kofaktor pada beberapa tahap selama


proses glikolisis dan dekarboksilasi oksidatif karbohidrat. Tidak hanya
itu, TPP bertindak sebagai koenzim untuk α-ketoglutarat dehidrogenase

9
dan piruvat dehidrogenase. Kedua enzim ini sangat penting perannya
dalam siklus Krebs dan siklus tricarboxylic acid (TCA).

Defisiensi tiamin menyebabkan penurunan aktivitas berbagai en-


zim ini, sehingga mengganggu konversi laktat menjadi piruvat, yang
mengakibatkan penumpukan asam laktat.[7,14]

Farmakokinetik
Farmakokinetik vitamin B1 secara oral diabsorpsi dengan baik,
dan didistribusikan secara luas ke hampir seluruh jaringan. Jika diberikan
secara intramuskular, vitamin B1 dapat absorpsi seluruhnya.
Metabolisme vitamin B1 terjadi di ginjal, menghasilkan bentuk aktif, pal-
ing banyak berupa tiamin pirofosfat (TPP). Ekskresi tiamin terjadi
melalui ginjal, dan dikeluarkan pada urin dalam bentuk yang tidak
berubah.

Indikasi
Indikasi suplementasi vitamin B1 atau tiamin, adalah sebagai pe-
natalaksanaan defisiensi vitamin B1. Bentuk klinis defisiensi vitamin B1
dapat berupa penyakit beri-beri, baik beri-beri kering maupun basah, dan
sindrom Wernicke-Korsakoff. Selain itu suplementasi vitamin B1 diper-
lukan pada terapi refeeding syndrome.
2. Vitamin B2 (riboflavin atau laktoflavin)
adalah vitamin yang memiliki ribosa dalam rumusnya
kimianya.Sumber yang mengandung vitamin B2 yaitu daging, hati, ragi,
telur, bebagai sayuran dan sebagainya.
Fungsi Vitamin B2 adalah
a. Untuk memnidahkan rangsangan sinar ke saraf mata
b. Sebagai enzim pada proses oksidasi di dalam sel
c. Memelihara jaringan kulit sekitar mulut
d. Memelihara nafsu makan dan fungsi saraf
e. Menghasilkan energi dalam sel

Indikasi
Indikasi vitamin B2, atau riboflavin, adalah sebagai suplementasi
pada defisiensi vitamin B2, dan untuk profilaksis migraine. Penggunaan
vitamin B2 diduga dapat mencegah katarak dan kanker kolorektal, na-
mun bukti ilmiah belum cukup mendukung hal ini.

3. Vitamin B3 Niasin (asam nikotinat atau antipelagra)


Dikenal sebagai faktor PP (pellagra preventive). Jenis vitamin yang
banyak ditemukan pada makanan hewani, seperti ragi, hati, ginjal,
daging unggas, dan ikan. Akan tetapi, terdapat beberapa sumber
pangan lainnya yang juga mengandung vitamin ini dalam kadar
tinggi, antara lain gandum dan kentang manis.
Fungsi asam nikotin adalah untuk

10
a. Pertumbuhan dan perbanyakan sel
b. Perombakan karbohidrat,lemak dan protein
c. Mencegah penyakit pellagra
d. Memelihara pencernaan
e. Berperan penting sebagai koenzim yang diperlukan oleh
semua proses hidup dalam sel.

Farmakokinetik
Farmakokinetik vitamin B3 (niasin, asam nikotinik) menghambat
pengambilan apolipoprotein di hepar sehingga meningkatkan jumlah
high-density lipoprotein cholesterol (HDL-C). Selain itu niasin juga
berfungsi dalam menurunkan sintesis trigliserida di hepar dan sekresi dari
very low density lipoprotein cholesterol (VLDL-C) dengan cara
menghambat mobilisasi asam lemak dari jaringan perifer.[1,2]

Farmakodinamik

Fungsi asam nikotinik di dalam tubuh adalah sebagai salah satu


komponen koenzim NAD dan NADPH yang penting untuk reduksi oksi-
dasi dalam respirasi jaringan. Niasin diubah menjadi asam nikotinik dan
membantu memodulasi lemak dalam tubuh. Secara umum niasin atau
asan nikotinik memodulasi lipoprotein, sintesis trigliserida di dalam hati
dan serta memodulasi trigliserida di jaringan adiposa.

4. Vitamin B6 (adermin atau piridoksin)


Di alam terdapat tiga bentuk yaitu prpdoksin yang berasal dari
tumbuhan, piridoksal, dan piridoksamin yang terutama berasal
hewan. Ketiga bentuk piridoksin tersebut dalam tubuh diubah
menjadi piridoksal fosfat.
Sumber yang mengandung vitamin B6 yaitu, ragi, biji-bijian (gandum,
jagung, dan lain-lain) dan hati.
Vitamin ini merupakan bagian dari gugusan prostetik dari enxim dekar-
boksilase dan transaminase tertentu.
Fungsi Vitamin ini adalah untuk;
a. Pertumbuhan dan pekerjaan urat saraf
b. Pembentukan sel-sel darah merah dan sel-sel kulit

Farmakokinetik
Farmakokinetik dari vitamin B6 atau piridoksin mencakup
fungsinya sebagai koenzim yang bekerja pada keseimbangan
metabolisme tubuh. Dalam metabolismenya, vitamin B6 akan dikonversi
menjadi piridoksal–5–fosfat yang berfungsi sebagai koenzim dalam sin-
tesis asam amino, neurotransmitter, sfingolipid, dan asam aminolevulinat.
[1,2,5]

11
Farmakodinamik
Vitamin B6 dikonversikan menjadi piridoksal fosfat dan
piridoksamin fosfat di dalam sel darah merah. Konversi dari vitamin B6
ini digunakan sebagai koenzim dari berbagai fungsi metabolik, seperti
metabolisme protein, karbohidrat, dan lemak.

Indikasi
Vitamin B6 atau piridoksin diindikasikan untuk tata laksana dan
profilaksis defisiensi vitamin B6 dan neuropati perifer seperti pada pasien
yang mengonsumsi isoniazid. Obat ini juga bisa digunakan dalam mana-
jemen pasien dengan hiperemesis gravidarum, anemia sideroblastik, dan
sebagai suplementasi nutrisi

5. Vitamin B5 (Pantetonat)
Membentuk koenzim A yang sangat penting dalam metabolisme,
karena bertindak sebagai katalisator pada rekasi – reaksi transfer gugus
asetil.
Sumber yang mengandung vitamin B1 yaitu gandum, daging, susu,
kacang hijau, ragi, beras, telur, dan sebagainya.
Vitamin ini berfungsi untuk:
a. Bahan pelengkap koenzim A yang penting dlam pem-
bentukan karbohidrat,lemak dan protein
b. Menjaga tingkat normal gula darah.

Farmakokinetik
Farmakokinetik vitamin B5 meliputi proses absorpsi,
metabolisme, dan eliminasi. Vitamin B5 dalam makanan terdapat dalam
bentuk CoA.

Absorpsi
Absorpsi pantothenic acid terjadi di usus halus melalui proses
transpor aktif dan difusi pasif. Pantothenic acid pada makanan
kebanyakan ditemukan dalam bentuk CoA. CoA mengalami hidrolisis di
usus halus menjadi dephospho-CoA, phosphopantetheine, dan
pantetheine. Kemudian pantetheine dihidrolisis menjadi pantothenic acid
bebas yang dapat diabsorpsi. Absorpsi pantothenic acid terutama terjadi
di jejunum.
Bioavailabilitas vitamin B5 berkisar antara 40–63% pada
pemberian oral.

Distribusi
Pantothenic acid didistribusikan oleh eritrosit ke seluruh jaringan
tubuh, termasuk ASI. Pantothenic acid memiliki transporter yang sama
dengan biotin dan asam lipoat berupa sodium-dependent multivitamin
transporter (SMVT). Konsentrasi tertinggi pantothenic acid ditemukan

12
pada jaringan hati, ginjal, jantung, dan kelenjar adrenal. Pantothenic acid
dalam bentuk CoA paling banyak ditemukan dalam mitokondria sel.

Metabolisme
Di dalam sel, pantothenic acid disintesis kembali menjadi CoA.
Proses fosforilasi pantothenic acid menjadi D-4'-phosphopantothenate
merupakan proses penting di awal sintesis CoA dan dikatalisasi oleh
enzim pantothenate kinase.

Farmakodinamik
Aspek farmakodinamik meliputi peran pantothenic acid sebagai
komponen penyusun koenzim A dan acyl carrier protein.
Sintesis Koenzim A (CoA)
Pantothenic acid merupakan kofaktor penting dalam sintesis
koenzim A (CoA). CoA terlibat dalam banyak metabolisme tubuh seperti
siklus asam sitrat dalam metabolisme karbohidrat, proses asetilasi gula,
biosintesis fosfolipid, komponen penyusun struktur sel membran, biosin-
tesis kolesterol dan empedu, sintesis neurotrasmiter, pembentukan asam
lemak dan triasilgliserol.

Indikasi
Indikasi suplementasi vitamin B5 adalah untuk menangani de-
fisiensi vitamin terkait, acne vulgaris, rheumatoid arthritis, dan alopecia
Dosis pemberiannya disesuaikan dengan angka kecukupan gizi menurut
usia dan kondisi masing-masing individu.

6. Vitamin B11 (asam folat)

Vitamin B11 penting untuk pembentukan sel darah


merah,antianemia pernisiosa,membentuk asam nukleat (DNA dan
RNA),serta metabolisme kelompok metil.Vitamin ini banyak terdapat
dalam hati,ginjal,sayuran,ragi,biji gandum,daging sapi,pisang,lemon,dan
polongan.

Fungsi vitamin ini untuk:

a. pembentukan sistem saraf janin


b. pembentukan plasenta,

c. mencegah anemia

d. mencegah keguguranmenurunkan risiko preeklamsia.

13
Farmakokinetik

Farmakokinetik asam folat penting untuk pembentukan asam nukleat


(DNA dan RNA) dan metabolisme asam amino. Defisiensi folat dapat
menyebabkan anemia megaloblastik. Sedangkan kekurangan folat selama
kehamilan dapat menyebabkan bayi lahir dengan cacat seperti Neural
Tube Defects (NTDs).

Farmakodinamik

Asam folat, juga dikenal sebagai folat atau Vitamin B9, merupakan ko-
faktor penting untuk enzim yang terlibat dalam sintesis DNA dan RNA.
Lebih khusus lagi, asam folat dibutuhkan oleh tubuh untuk sintesis purin,
pirimidin, dan metionin sebelum dimasukkan ke dalam DNA atau pro-
tein.

Indikasi

Indikasi asam folat adalah untuk mengobati defisiensi asam folat seperti
anemia megaloblastik, keracunan methanol (off-label), dan sebagai su-
plemen selama kehamilan. Indikasi lain adalah sebagai suplemen pada
terapi yang menggunakan methotrexate dan obat anti epilepsi seperti
carbamazepine, phenytoin, atau barbiturat. Dosis yang diberikan dalam
rentang 400 mcg hingga 5 mg.

7. Vitamin B12 (sianokobalamin)

Vitamin ini juga dikenal sebagai vitamin antianemia perni-


siosa.banyak terdapat dalam
hati,daging ,unggas,ikan,telur,susu,keju,udang, dan kerang.Vitamin B 12
dapat disimpan di dalam hati.

Fungsi vitamin B12 yaitu untuk:

a. Metabolisme sel dalam pertumbuhan

b. Metabolisme atau pembentukan sel darah.

14
Farmakokinetik

Secara farmakokinetik, cyanocobalamin merupakan bentuk sintetik dari


vitamin B12 yang berperan sebagai zat esensial yang dibutuhkan untuk proses er-
itropoesis normal, sintesis nukleoprotein dan mielin, reproduksi sel, serta pertum-
buhan normal sel-sel dan jaringan tubuh.

Farmakodinamik

Pada proses eritropoiesis, vitamin B12, asam folat, dan zat besi dibu-
tuhkan. Defisiensi vitamin B12 akan menghambat sintesis purin dan timidilat.
Sintesis DNA juga akan terganggu, yang menyebabkan maturasi sel yang tidak
sinkron antara nukleus dan sitoplasma. Gangguan ini akan tampak sebagai mega-
loblast. Selanjutnya, tubuh dapat mengalami apoptosis eritroblas, sehingga terjadi
anemia

Indikasi

Indikasi cyanocobalamin sebagai vitamin B12 sintetik adalah untuk men-


gatasi anemia pernisiosa dan defisiensi vitamin B12. Dosis vitamin B12 yang
diberikan tergantung pada usia pasien, yakni pasien dewasa atau anak-anak. Vita-
min B12 merupakan salah satu vitamin B neurotropik yang juga dapat bermanfaat
untuk terapi neuropati perifer, misalnya pada pasien diabetes mellitus.

8. Vitamin C (asam askorbinat)

Kebutuhan Vitamin C dipengaruhi oleh keadaan,kebutuhan dan


umur seseorang.Bila konsumsi vitamin in berlebihan,selalu akan dikelu-
arkan dari tubuh melalui ginjal.

Kebutuhan Vitamin C untuk bayi adalah 30mg,anak-anak 60 mg


dan orang dewasa 75 mg.Ibu hamil memerlukan 100 mg dan ibu
menyusui 150 mg tiap harinya.

Fungsi vitamin C adalah untuk

15
a. Mempengaruhi kerja kelenjar anak ginjal

b. Mempengaruhi pembentuka trombosit

c. Menjaga gigi melekat kuat pada gusi

d. Berperan dalam proses pembentukan kolagen.

· Vitamin Larut Lemak

1. Vitamin A (aseroftol)

Devisiensi vitamin A tejadi bila kesanggupan tubuh untuk


menyimpan vitamin A terganggu, misalnya pada sirosis hati.Devisiensi
ini lebih sering terjadi pada penyakit menahun dengan gangguan
absorbsi lemak, seperti pada penyakit obsruksi saluran empedu,
sariawan, dan fibrosis kistik.

Fungsi Vitamin A di dalam tubuh adalah:

a. Untuk pertumbuhan sel-sel epitel

b. Sebagai bahan yang diperlukan dalam proses penerimaan


rangsangan cahaya oleh sel-sel basilus pada retina waktu
senja.

Sumber Vitamin A adalah minyak,ikan,hati mentega,serta tumbuhan


yang berwarna hijau dan kuning.tumbuhan berwarna kuning banyak men-
gandung karotin yang merupakan provitamin A.Di dalam hati karotin
akan di ubah menjadi Vitamin A.

Farmakodinamik

Retinol bekerja dengan cara berikatan dan mengaktifkan retinoid recep-


tors (RARs), sehingga menginduksi diferensiasi sel, menginisiasi proses
apoptosis sel kanker, dan mencegah karsinogenesis.

Vitamin A mempengaruhi fungsi retina, pertumbuhan dan perkembangan


jaringan target, mempertahankan fungsi organ reproduksi, dan memodu-
lasi sistem imun. Vitamin A di retina diubah menjadi 11-cis-isomer reti-
naldehyde atau 11-cis-retinal. Molekul ini berperan pada proses trans-
duksi cahaya menjadi sinyal neural dalam proses penglihatan. 11-cis-reti-

16
nal berikatan dengan opsin pada rhodopsin terisomerisasi menjadi all-
trans-retinal. Proses ini mencetuskan impuls yang memungkinkan proses
persepsi cahaya.

Peran retinol pada diferensiasi sel epitel dan proses fisiologis lainnya
dipengaruhi oleh ikatan antara vitamin A dengan dua jenis nuclear
retinoid receptors, yaitu RARs dan retinoid-X receptors (RXRs). Resep-
tor-reseptor tersebut berperan dalam aktivasi faktor ligan transkripsi yang
memodulasi transkripsi genetik. Ketika terjadi defisiensi, maka terjadi
kekurangan jumlah vitamin A yang berikatan dengan reseptor tersebut,
sehingga proses diferensiasi sel ikut berkurang.

Farmakokinetik

Vitamin A adalah kofaktor yang berperan dalam berbagai proses biologis


manusia, khususnya pada jaringan epitel dan adaptasi visual di kegela-
pan.

Absorpsi

Retinol dapat diabsorpsi dengan baik melalui traktus gastrointestinal,


khususnya di duodenum dan jejunum, kecuali pada keadaan malabsorpsi
lemak, asupan protein rendah, serta gangguan fungsi hepar atau pankreas.
Karena sifatnya yang larut lemak, absorpsi retinol sangat membutuhkan
garam empedu, enzim lipase pankreas, protein, dan lemak.

Distribusi

Setelah diabsorpsi, 65% retinol disimpan di hepar dan dapat disimpan


hingga 2 tahun. Kurang dari 5% retinol bersirkulasi dan berikatan dengan
lipoprotein di dalam darah, dan dalam jumlah yang kecil juga disimpan di
jaringan paru dan ginjal. Ketika dilepaskan dari hepar, retinol berikatan
dengan retinol-binding protein (RBP) dan kebanyakan retinol didis-
tribusikan dalam bentuk ikatan ini. Retinol juga ditemukan dalam ASI.

Metabolisme

Metabolisme retinol terjadi di hepar. Zinc diperlukan dalam proses


mobilisasi vitamin A yang berada di hepar.

17
Retinol dikonjugasikan dengan glucuronic acid, membentuk B-glu-
curonide, yang selanjutnya akan mengalami proses sirkulasi enterohep-
atik dan teroksidasi menjadi retinal dan retinoic acid.

Retinoic acid (RA) adalah metabolit bioaktif dari vitamin A yang bekerja
pada sel untuk memproses atau mengubah pola genetik. Retinol diubah
menjadi RA dengan bantuan dua enzim, yaitu retinol dehydrogenase dan
retinal dehydrogenase. Di dalam nukleus, RA bertindak sebagai ligand
untuk mengaktivasi dua faktor transkripsi, yaitu retinoic acid receptors
(RAR) dan retinoid X receptors (RXR).

Eliminasi

Retinol yang tidak diserap umumnya langsung diekskresi melalui urin


dan feses.

Indikasi

Indikasi retinol adalah defisiensi vitamin A, sirosis bilier, penyakit


kolestasis hepar kronis, acne, dan psoriasis. Rekomendasi dosis harian vi-
tamin A berkisar antara 300-700 mcg untuk anak dan 700-900 mcg untuk
dewasa. Jumlah ini umumnya dapat dipenuhi dari diet.

Rekomendasi Asupan Harian

Kebutuhan asupan harian retinol berbeda tergantung usia dan jenis


kelamin

2. Vitamin D

Vitamin D ditemukan oleh Mc.Collum,Hezs, dan


Sherman.Mereka menyebutnya dengan vitamin antirakitis.Sekarang
telah ditemukan ada empat macam Vitamin D,yaitu:Vitamin D 1
(ergostein) ,D2 (kalsiferol), D3,dan D4.Vitamin D3 adalah yang paling
aktif.

Pada defisisensi vitamin D terjadi penurunan kadar kalsium plasma,


selanjutnya merangsang sekresi HPT yang berakibat meningkatnya re-
sorpsi tulang. Pada bayi dan anak, hal ini mengakibatkan gangguan

18
pertumbuhan tulang yang dikenal sebagai penyakit rakitis.Pada orang
dewasa, defisiensi vitamin D menyebabkan osteomalasia yang di-
tandai oleh berkurangnya densitas tulang, sedangkan deformitas tu-
lang hanya terjadi pada kasus yang lanjut(Syarif, 2007).

Fungsi Vitamin D di dalam tubu adalah untuk:

a. Mengatur kadar zat kapur dan fosfor di dalam darah bersama


kelenjar anak gondok (parathormon)

b. Memperbesar penyerapan zat kapur dan fosfor dalam usus

c. Mempengaruhi kerja kelenjar endokrin

d. Memperngaruhi proses osifikasi

Sumber Vitamin D adalah minyak ikan,mentega,kuning


telur,susu, dan ragi.

Farmakokinetik

vitamin D3 atau kolekalsiferol adalah sebagai sekosteroid yang berperan


dalam homeostasis kalsium dan fosfat. Vitamin D3 dapat dihasilkan ketika 7-dehydroc-
holesterol di kulit berinteraksi dengan sinar ultraviolet. Secara struktural, vitamin D2 atau
ergokalsiferol berbeda dari vitamin D3 karena memiliki ikatan rangkap antara C22 dan
C23 dan memiliki gugus metil tambahan pada C24. Ergokalsiferol juga kurang kuat se-
cara farmakologis dibandingkan kolekalsiferol, sehingga vitamin D3 lebih sering dipilih
untuk penggunaan medis.

Farmakodinamik

Meskipun dinamakan ”vitamin”, vitamin D3 sebetulnya memiliki karak-


teristik suatu hormon yang bersama hormon paratiroid berperan mengatur kadar Ca2+
plasma.

Indikasi

Vitamin D3 digunakan dalam penanganan defisiensi vitamin D akibat


berbagai kondisi medis, seperti rakitis, hipofosfatemia, osteomalasia, hipoparatiroid, dan
penyakit ginjal kronis. Vitamin D juga dilaporkan bermanfaat memelihara kesehatan tu-
lang, sehingga dapat mencegah dan menangani osteoporosis. Selain itu, terdapat pula

19
studi yang menunjukkan manfaat vitamin D dalam pencegahan dan penanganan COVID-
19, serta pencegahan infeksi pernapasan secara umum

3. Vitamin E (tokoferol)

Penemu Vitamin E adalah Evans dan Burr. Kita mengenal ada


tiga macam Vitamin E,yaitu : vitamin E 1(alfa tokoferol), vitamin E2
(beta tokoferol), dan vitamin E3(gama tokoferol).

Vitamin E banyak terdapat pada makanan, maka defisiensi vitamin E


biasanya lebih sering disebabkan oleh gangguan absorpsi misalnya
steatore, obstruksi biliaris dan penyakit pankreas. Gejala defisiensi vi-
tamin E antara lain anemia himolitik, degenerasi retina, kelemahan
otot, miopatia, ataksia, dan gangguan neurologis (Syarif, 2007).

Fungsi vitamin E di dalam tubuh adalah untuk:

a. Membantu proses pembelahan sel

b. Mencegah pendarahan pada ibu yang hamil, serta dapat


mencegah keguguran.

Vitamin E banyak terdapat pada susu,lemak,daging ,kecambah kacang


hijau(touge),hati ,ginjal, dan kuning telur.

Farmakokinetik

Farmakokinetik vitamin E adalah sebagai antioksidan poten yang


berperan sebagai scavanger radikal bebas.

Farmakodinamik

Vitamin E adalah antioksidan poten yang mencegah reaksi radikal bebas


dengan membran sel. Vitamin E bekerja dengan menghilangkan peroksi-
dasi lipid. Vitamin E bereaksi dengan radikal lipid yang tidak stabil, se-
hingga terbentuk lipid dan vitamin E radikal yang lebih stabil.

Indikasi

20
Indikasi vitamin E adalah terapi defisiensi vitamin E, suplementasi pada
penderita fibrosis kistik, dan kondisi abetalipoproteinemia. Defisiensi vi-
tamin E merupakan kondisi yang jarang terjadi, dapat disebabkan oleh
asupan rendah vitamin E ataupun gangguan metabolisme lemak.

Pasien dengan fibrosis kistik mengalami gangguan sekresi enzim


pankreas yang berperan dalam absorpsi vitamin E. Sementara itu, kondisi
abetalipoproteinemia merupakan suatu kelainan autosomal resesif yang
menyebabkan gangguan produksi dan transportasi lipoprotein

4. Vitamin K

Vitamin K ini ditemukan oleh Dam dan schondeyder. Vitamin


ini sering disebut antihemoragiaatau anti pendarahan.Vitamin K dapat
dibentuk oleh tubuh sendiri dengan bantuan bakteri usus
besar,Escherichia coli.

Vitamin K ( koagulation vitamin ) merupakan vitamin yang larut


dalam lemak.

Dikenal 3 macam vitamin K alam, yaitu :

(1) Vitamin K1 ( filokuinolon / fitonadion ).

Digunakan unutuk pengobatan , terdapat pada kloroplas sayuran


berwarna hijau dan buah-buahan.

(2) Vitamin K2 ( senyawa menakuinolon ).

Disintesis oleh bakteri usus terutama oleh bakteri Garm positif.

(3) Vitamin K sintetik ( Vitamin K3 ( menadion ) )

Merupakan derivat naftakuinon, dengan aktivitas yang mendekati vita-


min K alam.Derivatnya yang larut dalam air, menadion natrium difos-
fat, di dalam tubuh diubah menjadi menadion.

Fungsi Vitamin K adalah :

a. membentuk protrombin di dalam hati. Zat ini penting dalam


proses pembekuan darah.

Farmakodinamik

21
Farmakodinamik dari vitamin K1 serupa dengan vitamin K alami. Vitamin K1
merupakan kofaktor yang diperlukan untuk aktivitas protein yang bergantung
pada vitamin K, meliputi produksi prothrombin aktif (faktor II), prokonvertin
(faktor VII), protromboplastin beta (faktor IX), dan protrombinase (faktor X) di
hati. Selain itu, vitamin K1 juga merupakan kofaktor penting untuk enzim yang
mengkatalisis karboksilasi pasca translasi dari beberapa residu asam glutamat
yang terikat pada peptida. Residu asam gamma-karboksiglutamat yang dihasilkan
akan mengkonversi prekursor faktor II, VII, IX, dan X di hati menjadi faktor
koagulasi aktif yang kemudian disekresikan oleh sel-sel hati ke dalam darah.[2,7]

Farmakokinetik

Vitamin K memerlukan adanya garam empedu agar dapat diserap melalui saluran
gastrointestinal. Vitamin K awalnya akan terkonsentrasi di hati, tetapi kemudian
menurun dengan cepat dan hanya sedikit yang disimpan di jaringan tubuh.[2,3]

Absorpsi

Vitamin K memerlukan adanya garam empedu agar dapat diserap melalui saluran
gastrointestinal. Pada pemberian vitamin K1 per oral, faktor koagulasi akan
meningkat dalam 6-10 jam. Vitamin K1 diserap langsung setelah pemberian
intramuskuler. Pada pemberian melalui jalur parenteral, faktor koagulasi
meningkat dalam 1-2 jam. Selain itu, pada pemberian melalui jalur parenteral,
perdarahan biasanya terkontrol dalam 3-6 jam dan prothrombin time normal
dicapai dalam 12-14 jam.[3-5]

Distribusi
Setelah vitamin K1 diabsorbsi, maka akan terkonsentrasi di hepar, disimpan di
dalam tubuh untuk waktu yang singkat, dan konsentrasinya akan menurun dengan
cepat. Sekitar 90% vitamin K1 terikat pada protein plasma dengan volume dis-
tribusi sekitar 20 ± 6 L.[3,5,7]

Metabolisme
Vitamin K1 dimetabolisme dengan cepat di hepar menjadi metabolit yang lebih
polar (phytomenadione-2,3-epoksida). Rantai samping dari phylloquinone's phytyl
dihidroksilasi oleh CYP4F2, lalu dipendekkan menjadi lima atau tujuh atom kar-
bon sehingga menghasilkan asam karboksilat yang terkonjugasi dengan
glukuronat sebelum diekskresikan.[3,4,7]
Eliminasi
Vitamin K1 dieliminasi melalui urine dan feses sebagai konjugat glukuronida dan
sulfat, dengan waktu paruh eliminasi plasma selama 2-3 jam. Konsentrasi vitamin
K yang tinggi pada feses kemungkinan disebabkan oleh sintesis bakteri di usus.

22
Indikasi
vitamin K1 adalah dalam profilaksis dan tata laksana gangguan perdarahan akibat
defisiensi vitamin K1, baik yang diakibatkan oleh pemberian antikoagulan
maupun sekunder akibat penyakit lain. Dosis pemberian disesuaikan dengan in-
dikasi dan usia pasien

2.6. Golongan Obat Vitamin


a. Thiamin

Gejala kekurangan

Beri-beri dapat terjadi karena kekurangan thiamin dalam jangka


panjang. Penyakit ini ditemukan pertama kali di Timur Jauh saat pem-
buatan beras ‘poles' (polish rice) tersebar luas. Beras yang dipoles
mengakibatkan pembuangan kulit yang kaya akan thiamin. Beri-beri
dapat merusak sistem syaraf dan keracunan otot. Gejala kekurangan
yang lain adalah irama jantung yang tidak normal, gagal jantung, kele-
lahan, susah berjalan, kebingungan dan kelumpuhan.

Keracunan

Pemakaian thiamin yang melebihi normal mempengaruhi sistem


syaraf. Hal ini karena reaksi hipersensitif yang dapat berpengaruh
pada kelelahan, sakit kepala, sifat lekas marah dan susah tidur. Sistem
darah dapat terpengaruh, karena denyut nadi menjadi cepat.

Perhatian: dapat terjadi syok anafilaktik pada pemberian tiamin in-


jeksi. Tidak aman bagi ibu menyusui.

Dosis

• Defisiensi kronik ringan: 10-25 mg per hari per oral

• Defisiensi kronik berat: 200-300 mg per hari per oral

• Koma/delirium akibat alkohol atau obat opioid dan barbiturat:


infus intravena selama 30 menit.

Sediaan: tablet tiamin hidroklorida 50 mg dan 100 mg, tablet vitamin


B kompleks, injeksi intramuscular potensi tinggi (Pabrinex im: isi vi-
tamin C 500 mg, nicotinamide 160 mg, pyridoxine HCl 50 mg, ri-
boflavin 4 mg, tiamin HCl 250mg/7 ml), injeksi intravena potensi

23
tinggi (Pabrinex iv: isi vitamin C 500 mg, glukosa anhidrosa 1 g,
nicotinamide 160 mg, pyridoxine HCl 50 mg, riboflavin 4 mg, tiamin
HCl 250mg/10 ml).

b. Vitamin B2 (Riboflavin)

Gejala kekurangan

Tidak ada penyakit yang berhubungan dengan kekurangan ri-


boflavin. Kekurangan riboflavin dapat menyebabkan gejala seperti iri-
tasi, kulit merah dan keretakan kulit dekat dengan sudut mata dan
bibir seperti halnya sensitivitas yang berlebihan terhadap sinar (photo-
phobia) . Hal ini dapat juga menyebabkan keretakan pada sudut mulut
(cheilosis).

Dosis:

• Terapi defisiensi vitamin B2, per oral: dosis dewasa dan anak
hingga 30 mg sehari.

• Pencegahan defisiensi vitamin B2, per oral: dosis dewasa dan


anak 1-2 mg per hari.

Sediaan: tablet 5 mg, tablet vitamin B kompleks

c. Vitamin B3 (Niacin)

Gejala kekurangan

Pellagra (penyakit kekurangan niacin), menunjukkan gejala


seperti dermatitis, diare dan dementia . Hal ini meluas di bagian sela-
tan US pada awal 1900. Gejala kekurangan niacin lainnya adalah ke-
hilangan nafsu makan, lemah, pusing dan kebingungan mental. Kulit
dapat menunjukkan gejala dermatitis simetrik bilateral, khususnya
pada daerah yang terkena sinar matahari langsung.

Keracunan

Niasin dalam jumlah yang besar dapat menjadi racun pada sistem
syaraf, lemak darah dan gula darah. Gejala – gejala seperti muntah, li-
dah membengkak dan pingsan dapat terjadi. Lebih lanjut, hal ini dapat

24
berpengaruh pada fungsi hati dan dapat mengakibatkan tekanan darah
rendah.

d. Vitamin B5 (asam pantotenat)

Gejala kekurangan

Gejala kekurangan jarang terjadi, tapi Seperti halnya vitamin B1


dan B2, defisiensi vitamin B5 dapat menyebabkan kulit pecah-pecah
dan bersisik. Selain itu, gangguan lain yang akan diderita adalah
keram otot serta insomnia.

Keracunan

Gejala keracunan kadang-kadang menyebabkan diare dan perut


kembung.

e. Vitamin B6(Piridoksin, piridoksal, piridoksamin)

Gejala kekurangan

Orang yang mempunyai kadar vitamin B6 rendah, menunjukkan


gejala seperti lemah, sifat lekas marah dan susah tidur. Selanjutnya ge-
jala kegagalan pertumbuhan, kerusakan fungsi motorik dan sawan.

Keracunan

Dosis tinggi vitamin B6 dalam waktu yang lama menyebabkan


kerusakan syaraf, yang kadang-kadang tidak dapat diperbaiki. Hal ini
dimulai dengan mati rasa pada kaki; selanjutnya, perasaan hilang pada
tangan dan mulut yang mungkin menjadi mati rasa. Kemudian gejala
keracunan adalah kesulitan berjalan, kelelahan dan sakit kepala.
Ketika konsumsi dikurangi, gejala-gejala ini berkurang, tetapi tidak
selalu hilang sepenuhnya.

Indikasi: defisiensi vitamin B6, neuropati pada penggunaan isoniazid


dalam terapi TB, anemia sideroblastik yang belum diketahui penye-
babnya, sindrom premenstrual.

Dosis:

• Defisiensi vitamin B6: 20-50 mg s.d 3x sehari

25
• Neuropati akibat isoniazid: 10 mg sehari untuk pencegahan,
50 mg 3x sehari untuk terapi

• Anemia sideroblastik yang belum diketahui penyebabnya:


100-400 mg sehari, dosis terbagi

• Sindrom premenstrual: 50-100 mg per hari

Sediaan: tablet 10 mg, injeksi intramuskular dan intravena (lihat


Tiamin), tablet vitamin B kompleks

Efek Samping: neuropati sensorik (pada penggunaan jangka panjang


dan dosis tinggi)

f. Vitamin B8 (biotin)

Gejala kekurangan

Kekurangan biotin jarang terjadi, tetapi dapat muncul pada


pasien rumah sakit yang menggunakan infus. Hal ini dapat menye-
babkan gejala seperti kehilangan nafsu makan, mual, depresi, kelema-
han dan kelelahan. Dosis tambahan biotin diberikan pada pasien untuk
mencegah defisiensi.

g. Vitamin B9 (folasin, asam folat, asam pteroilglutamat)

Gejala kekurangan

Kekurangan folat dapat menyebabkan kekurangan darah. Ge-


jalanya bisa meluas, seperti sel-sel darah merah tidak matang, yang
menunjukkan sintesa DNA yang lambat. Hal ini disebabkan tidak
hanya oleh kekurangan folat tetapi juga oleh kekurangan vitamin B12.
Gejala lain dari kekurangan folat adalah rasa panas pada jantung
(heartburn), diare dan sring terkena infeksi karena penekanan pada sis-
tem kekebalan. Hal ini mempengaruhi sistem syaraf, menyebabkan
depresi, kebingungan mental, kelelahan dan pingsan.

Keracunan

Gejala keracunan adalah diare, susah tidur dan sifat mudah


marah. Folat dengan dosis tinggi dapat menutupi kekurangan vitamn
B12, karena kedua vitamin ini berhubungan.

26
h. Vitamin B12 (Kobalamin)

Gejala kekurangan

Kekurangan vitamin B12 dapat menyebabkan kekurangan darah


(anemia), yang sebenarnya disebabkan oleh kekurangan folat. Tanpa
vitamin B12, folat tidak dapat berperan dalam pembentukan sel-sel
darah merah. Gejala kekurangan lainnya adalah sel-sel darah merah
menjadi belum matang (immature), yang menunjukkan sintesis DNA
yang lambat. Kekurangan vitamin B12 dapat juga mempengaruhi sis-
tem syaraf, berperan pada regenerasi syaraf peripheral, mendorong
kelumpuhan. Selain itu juga dapat menyebabkan hipersensitif pada
kulit.

Vitamin B12 dapat menembus sawar uri dan masuk kedalam sirkulasi
bayi.Dosis sianokobalamin untuk pasien anemia permisiosa
tergantung dari berat anemianya, ada tidaknya komplikasi dan
respons terhadap pengobatan. Secara garis besar cara penggunaannya
dibagi atas terapi awal yang intensif dan terapi penunjang.

Dosis:

• Per oral: untuk defisiensi B12 karena faktor asupan makanan:


dewasa 50-150 mikrogram atau lebih, anak 50-105 mikrogram
sehari, 1-3x/hari

• Injeksi intramuskular: dosis awal 1mg, diulang 10x dengan


interval 2-3 hari. Dosis rumatan 1 mg per bulan.

Sediaan: tablet 50 mikrogram, liquid 35 microgram/5 ml, injeksi 1


mg/ml.

i. Vitamin C (asam askorbat)

Gejala kekurangan

Gejala awal kekurangan vitamin C adalah pendarahan disekitar


gigi dan merusak pembuluh darah di bawah kulit, menghasilkan pin-
point haemorrhages . Kekurangan banyak vitamin C berakibat pada
sistem syaraf dan ketegangan otot. Hal ini dapat menyebabkan

27
kerusakan otot seperti juga rasa nyeri, gangguan syaraf dan depresi.
Gejala selanjutnya adalah anemia, sering terkena infeksi, kulit kasar
dan kegagalan dalam menyembuhkan luka. Ketika seseorang
mengkonsumsi sejumlah besar vitamin C dalam bentuk suplemen
dalam jangka panjang, tubuh menyesuaikannya dengan menghan-
curkan dan mengeluarkan kelebihan vitamin C dari pada biasanya.
Jika konsumsi kemudian secara tiba-tiba dikurangi, tubuh tidak akan
menghentikan proses ini, sehingga menyebabkan penyakit kudisan.

Keracunan

Gejala keracunan vitamin C adalah mual, kejang perut, diare,


sakit kepala, kelelahan dan susah tidur. Hal ini juga dapat meng-
ganggu tes medis, atau menyebabkan buang air kecil yang berlebihan
dan membentuk batu ginjal

2.7 Dampak kekurangan atau kelebihan vitamin


Kekurangan Vitamin
1. Vitamin A

Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin A yaitu


Keratomalasia, kulit pucat, kering rabun senja, katarak, infeksi saluran
pernapasan, menurunnya daya tahan tubuh, kulit yang tidak sehat, dan
lain-lain.

2. Vitamin B1
Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B1 yaitu
kulit kering/kusik/busik, kulit bersisik, daya tahan tubuh berkurang.

3. Vitamin B2
Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B2 yaitu
turunnya daya tahan tubuh, kilit kering bersisik, mulut kering, bibir
pecah-pecah, sariawan, dan sebagainya

4. Vitamin B3

28
Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B3 yaitu
terganggunya sistem pencernaan, otot mudah keram dan kejang, in-
somnia, badan lemas, mudah muntah dan mual-mual, dan lain-lain

5. Vitamin B5

Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B5 yaitu


otot mudah menjadi kram, sulit tidur, kulit pecah-pecah dan bersisik,
dan lain-lain

6. Vitamin B6

Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B6 yaitu


pelagra alias kulit pecah-pecah, keram pada otot, insomnia atau sulit
tidur, dan banyak lagi lainnya.

7. Vitamin B12

Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B12 yaitu


kurang darah atau anemia, gampang capek/lelah/lesu/lemes/lemas,
penyakit pada kulit, dan sebagainya

8. Vitamin C

Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin C yaitu sisitem


imun kurang, sariawan, kurangnya daya pikir, mudah infeksi pada luka,
gusi berdarah, rasa nyeri pada persendian, dan lain-lain

9. Vitamin D

Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin D yaitu gigi


akan lebih mudah rusak, otok bisa mengalami kejang-kejang, pertumbuhan
tulang tidak normal yang biasanya betis kaki akan membentuk huruf O
atau X.

10. Vitamin E

Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin E yaitu bisa


mandul baik pria maupun wanita, gangguan syaraf dan otot, dll

11. Vitamin K

29
Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin K yaitu
darah sulit membeku bila terluka/berdarah/luka/pendarahan, pendarahan di
dalam tubuh, dan sebagainya.

· Kelebihan Vitamin
1. Vitamin A
Akibat dari kelebihan mengkonsumsi vitamin A yaitu Keracunan
hatiKulit kering, Rambut rontok, Efek Teratologikal, Osteoporosis
(suspected, long-term)

2. Vitamin B1
Pemakaian thiamin yang melebihi normal mempengaruhi sistem
syaraf. Hal ini karena reaksi hipersensitif yang dapat berpengaruh pada
kelelahan, sakit kepala, sifat lekas marah dan susah tidur. Sistem darah
dapat terpengaruh, karena denyut nadi menjadi cepat.Vitamin B2

3. Vitamin B3
Akibat dari kelebihan mengkonsumsi vitamin B3 yaitu Niasin
dalam jumlah yang besar dapat menjadi racun pada sistem syaraf, lemak
darah dan gula darah. Gejala – gejala seperti muntah, lidah membengkak
dan pingsan dapat terjadi. Lebih lanjut, hal ini dapat berpengaruh
pada fungsi hati dan dapat mengakibatkan tekanan darah rendah, Pusing,
mual,ataksia,neuropatiperifer.
Sedangkan untuk vitamin B12 tidak ada gejala keracunan yang
berhubungan dengan vitamin B12

4. Vitamin C
Gejala keracunan vitamin C adalah mual, kejang perut, diare, sakit
kepala, kelelahan dan susah tidur. Hal ini juga dapat mengganggu tes
medis, atau menyebabkan buang air kecil yang berlebihan dan membentuk
batu ginjal.

5. Vitamin D

30
Jangan makan vitamin D secera berlebihan kerana dapat merusak
ginjal dan hati.Di Indonesia sebenarnya seseorang tidak perlu menembah
konsumsi vitamin D kerana di Indonesia cukup banyak sinar
matahari.Kulit dapat memprroduksi vitamin D bila terkena Sinar ultra
violet dari matahari

6. Vitamin E
Akibat dari kelebihan mengkonsumsi vitamin E yaitu bila
dikonsumsi dalam dosis tinggi, vitamin ini diduga dapat meningkatkan
risiko kanker paru-paru, demikian dilaporkan sebuah riset yang
dipublikasikan awal Februari ini.Penelitian di Amerika Serikat yang
melibatkan 77 ribu partisipan mengindikasikan bahwa mengonsumsi
400 miligram per hari dalam jangka waktu lama dapat meningkatkan
risiko kanker hingga 28 persen, khususnya di antara para perokok.

BAB III
PENUTUP

31
3.1 KESIMPULAN

Vitamin (bahasa Inggris: vital amine, vitamin) adalah sekelompok senyawaor-


ganikamina berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi vital dalam metabolisme setiap
organisme, yang tidak dapat dihasilkan oleh tubuh. Vitamin merupakan suatu molekul
organic yang sangat diperlukan oleh tubuh untuk proses metabolisme dan pertumbuhan
yang normal. Vitamin-vitamin tidak dapat dibuat oleh tubuh manusia dalam jumlah yang
sangat cukup.

Terdapat 13 jenis vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh untuk dapat bertumbuh dan
berkembang dengan baik. Vitamin tersebut antara lain vitamin A, C, D, E, K, dan B
(tiamin, riboflavin, niasin, asam pantotenat, biotin, vitamin B6, vitamin B12, dan folat).

DAFTAR PUSTAKA

32
Drs. Sunaryo, M.Kes. 2004. Vitamin dan mineral untuk kesehatan. Jakarta: Pener-
bit EGC
http://books.google.co.id/books?
id=6GzU18bHfuAC&pg=PA3&lpg=PA3&dq=Nutrisi-Parenteral-untuk-
kesehatan.
Sadikin Muhamad.2002.Biokimia Darah.widia medika.Jakarta
Sylvia A. Price Lorraine M. Wilson, 2002, Patofisiologi, Jilid1, EGC, Jakarta
Setiabudy, Rianto. 2007.Farmakologi dan Terapi, edisi 5.Gaya Baru.Jakarta
http://www.scribd.com/doc/37220094/Obat-Anti-Anemia-Defisiensi

33

Anda mungkin juga menyukai