Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PENGUKURAN BIOKIMIA VITAMIN LARUT LEMAK


(A,D,E,K)

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Penilaian Status Gizi

Dosen Pengampu: Fitria, SKM., MKM

Disusun oleh:
Kelompok 3

Maulida Aftali (2005025181)


Syafira Dhiya Nurrifa (2005025183)
Naifah Nurul Ghinaya P (2005025208)
Rajwa Khoirmannajjah (2005025215)
Farhan Maulana Sidiq (2005025198)
Muhammad Harits F (2005025196)

PROGRAM STUDI GIZI


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
JAKARTA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Pengukuran Biokimia
Vitamin Larut Lemak (A,D,E,K)” tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan makalah
ini adalah untuk memenuhi tugas dari Ibu Fitria, SKM., MKM pada mata kuliah Penilaian Status
Gizi. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah pengetahuan para pembaca dan
juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Fitria, SKM., MKM selaku dosen mata
kuliah Penilaian Status Gizi yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan kami. Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Jakarta, 28 November 2021

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG..................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH..............................................................................1
C. TUJUAN.......................................................................................................1
D. MANFAAT...................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
A. Pengertian Vitamin Larut Lemak..................................................................3
B. Sifat-Sifat Umum Vitamin Larut Lemak......................................................4
C. Definisi Vitamin A,D,E, dan K.....................................................................5
D. Pengukuran Biokimia Vitamin Larut Lemak..................................................
BAB III..................................................................................................................13
PENUTUP..............................................................................................................13
A. Kesimpulan.................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Vitamin adalah zat-zat organik kompleks yang dibutuhkan dalam jumlah yang
sangat kecil dan pada umumnya tidak dapat dibentuk oleh tubuh. Oleh karena itu, harus
didatangkan dari makanan. Dipandang dari sisi enzimologi (ilmu tentang enzim), vitamin
adalah kofaktor dalam reaksi kimia yang dikatalisasi oleh enzim. Vitamin merupakan
nutrisi yang paling penting untuk tubuh kita untuk menjalankan pertumbuhan dan
fungsinya dengan baik. Sebagai salah satu komponen gizi, vitamin diperlukan
memperlancar proses metabolisme tubuh, dan tidak berfungsi menghasilkan energi.
Vitamin terlibat dalam proses enzimatik. Tubuh memerlukan vitamin dalam jumlah
sedikit, tetapi jika kebutuhan yang sedikit itu diabaikan, akan mengakibatkan
terganggunya metabolisme di dalam tubuh karena fungsinya tidak dapat digantikan oleh
senyawa lain.
Vitamin adalah zat organik maka vitamin dapat rusak karena penyimpanan dan
pengolahan. Vitamin mempunyai sifat yang mudah sekali untuk larut didalam air atau
pun lemak. Bedasarkan kelarutannya, vitamin dibagi menjadi dua kelompok, yaitu
vitamin yang larut dalam air (vitamin C dan semua golongan vitamin B) dan yang larut
dalam lemak (vitamin A,D,E, dan K). Oleh karena sifat kelarutannya tersebut, vitamin
yang larut dalam air tidak dapat disimpan dalam tubuh, sedangkan vitamin yang larut
dalam lemak dapat disimpan dalam tubuh. Vitamin yang larut dalam lemak adalah jenis
vitamin yang tidak dapat dikeluarkan dari tubuh melalui keringat maupun urin, serta
secara umum vitamin larut lemak hanya sedikit yang hilang pada proses pemasakan. dan
vitamin larut lemak bersifat toksik pada dosis sangat tinggi.
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian vitamin larut dalam lemak ?
2. Apa saja sifat-sifat umum vitamin larut dalam lemak ?
3. Apa definisi dari vitamin A, D, E, dan K ?
4. Bagaimana pengukuran biokimia vitamin larut lemak?
C. Tujuan
1. Mengetahui apa itu vitamin larut lemak
2. Mengetahui manfaat umum vitamin larut lemak
3. Mengetahui lebih dalam terkait vitamin A, D, E, K
4. Mengetahui cara pengukuran vitamin larut lemak
D. Manfaat
Mengetahui berbagai macam vitamin larut lemak dan cara pengukurannya dalam
manusia.
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Vitamin Larut Lemak
Vitamin yang larut dalam lemak (larut-lipid) adalah molekul hidrofobik apolar yang
semua merupakan derivate isopren. Molekul ini tidak dapat disintesis oleh tubuh dalam
jumlah yang memadai sehingga harus dipasok dari makanan. Vitamin larut-lipid dapat
diserap secara efisien jika terdapat penyerapan yang normal begitu diserap. Molekul
vitamin tersebut harus diangkut di dalam darah seperti halnya lipid apolar yang lain, yaitu
dalam lipoprotein. Vitamin-vitamin yang larut dalam lemak biasanya ditemukan
berhubungan dengan lipid dalam makanan alam, yaitu : Vitamin A, Vitamin D, Vitamin
E, dan Vitamin K.
B. Sifat-Sifat Umum Vitamin Larut Lemak

Adapun sifat-sifat umum yang terdapat dalam vitamin larut lemak, yaitu :

 Larut dalam lemak


 Kelebihan konsumsi dari yang dibutuhkan disimpan dalam tubuh
 Dikeluarkan dalam jumlah kecil melalui empedu
 Tidak selalu perlu ada dalam makanan sehari-hari
 Gejala defisiensi berkembang lambat
 Memiliki provitamin
 Hanya mengandung umur C,H, dan O
 Diabsorpsi melalui sistem limfe
 Hanya dibutuhkan oleh organisme kompleks.
C. Pengertian vitamin A, D, E, dan K
1. Vitamin A
Istilah vitamin A digunakan untuk merujuk pada retinol dan senyawa terkait yang
menunjukkan aktivitas biologis retinol. Bentuk utama vitamin A adalah retinol, asam
retinoat dan retinal, sedangkan bentuk penyimpanan utama di hati adalah retinil palmitat
(Albahrani et al, 2016).
Vitamin A merupakan antioksidan yang penting dan mempunyai banyak fingsi
dalam tubuh. Selain fungsi yang sudah banyak diketahui, membantu menjaga kesehatan
mata, vitamin A juga berperan dalam pertumbuhan tulang, perkembangan gigi,
reproduksi, pembelahan sel, ekspresi gen, dan pengaturan sistem kekebalan tubuh. Kulit,
mata, dan selaput lendir mulut, hidung, tenggorokan, dan paru-paru bergantung pada
vitamin A agar tetap lembab (Moore, 2012).
Bentuk vitamin A retinol, retinal, dan asam retinoat didapat terutama dari
makanan yang berasal dari hewan seperti produk susu, ikan, dan hati. Beberapa makanan
yang berasal dari tumbuhan mengandung antioksidan, betakaroten, yang diubah tubuh
menjadi vitamin A. Beta-karoten, berasal dari buah-buahan dan sayuran, terutama yang
berwarna oranye atau hijau tua. Sumber vitamin A juga termasuk wortel, labu, labu
musim dingin, sayuran berdaun hijau tua dan aprikot, yang semuanya kaya akan beta-
karoten (Moore, 2012).
Rekomendasi asupan vitamin A dinyatakan dalam mikrogram (mcg) retinol
activity equivalents (RAE). Satu RAE sama dengan 1 mcg retinol atau 12 mcg beta-
karoten. Recommended Dietary Allowance (RDA) untuk vitamin A adalah 900 mcg/hari
untuk pria dewasa dan 700 mcg/hari untuk wanita dewasa (Moore, 2012).
2. Vitammin D
Vitamin D adalah prohormon yang telah dikaitkan, melalui hubungan langsung
dan tidak langsung, dengan sejumlah patologi. Bentuk vitamin D yang paling melimpah
dalam darah adalah 25-hidroksivitamin D. Bentuk aktif vitamin D adalah 1,25-
dihidroksivitamin D3 (1,25-(OH)2D3) (Albahrani et al, 2016).
Vitamin D memainkan peran penting dalam penggunaan kalsium dan fosfor oleh
tubuh. Ia bekerja dengan meningkatkan jumlah kalsium yang diserap dari usus kecil,
membantu membentuk dan memelihara tulang. Vitamin D juga bermanfaat bagi tubuh
dengan berperan dalam kekebalan dan mengendalikan pertumbuhan sel. Pada anak-anak,
dibutuhkan vitamin D dalam jumlah yang cukup untuk mengembangkan tulang yang kuat
dan gigi yang sehat (Moore, 2012).
Sumber makanan utama vitamin D adalah susu dan produk susu lainnya yang
diperkaya dengan vitamin D. Vitamin D juga ditemukan pada ikan berminyak (misalnya,
herring, salmon dan sarden) serta minyak ikan cod. Selain vitamin D yang disediakan
oleh makanan, vitamin D juga dapat diperoleh melalui kulit yang menghasilkan vitamin
D sebagai respons terhadap sinar matahari (Moore, 2012).
RDA untuk vitamin D dinyatakan dalam mikrogram (mcg) dari cholecalciferol
(vitamin D3). Dari 12 bulan hingga usia lima puluh, RDA ditetapkan pada 15 mcg
(Moore, 2012).
3. Vitamin E
Vitamin E adalah metabolit antioksidan yang larut dalam lemak dan merupakan
faktor makanan yang penting. Ada dua kelompok vitamin E yang terjadi secara alami:
tokoferol dan tokotrienol. Masing-masing memiliki empat isomer (α, β, γ, dan δ)
berdasarkan posisi dan jumlah gugus metil pada cincin kromanol (Albahrani et al, 2016).
Vitamin E bermanfaat bagi tubuh dengan bertindak sebagai antioksidan, dan
melindungi vitamin A dan C, sel darah merah, dan asam lemak esensial dari kerusakan.
Banyak penelitian menunjukkan hubungan antara konsumsi makan makanan kaya
antioksidan dalam bentuk buah dan sayur secara teratut, dan risiko yang lebih rendah
untuk penyakit jantung, kanker, dan beberapa penyakit lainnya. Pada dasarnya, penelitian
terbaru menunjukkan bahwa untuk menerima manfaat penuh antioksidan dan fitonutrien
dalam makanan, seseorang harus mengonsumsi senyawa ini dalam bentuk buah dan
sayuran, bukan sebagai suplemen (Moore, 2012).
Enam puluh persen vitamin E dalam makanan berasal dari minyak nabati (kedelai,
jagung, biji kapas, dan safflower). Dalam hal ini juga termasuk produk yang dibuat
dengan minyak sayur (margarin dan saus salad). Sumber vitamin E lainnya juga termasuk
buah-buahan dan sayuran, biji-bijian, kacang-kacangan (almond dan hazelnut), biji-bijian
(bunga matahari) dan sereal yang diperkaya vitamin E (Moore, 2012).
RDA untuk vitamin E didasarkan pada bentuk yang paling aktif dan dapat
digunakan yang disebut alpha-tokoferol. Pedoman RDA menyatakan bahwa pria dan
wanita di atas usia 14 tahun harus menerima 15 mcg alfa-tokoferol per hari (Moore,
2012).
4. Vitamin K
Vitamin K secara alami diproduksi oleh bakteri di usus, dan memainkan peran
penting dalam pembekuan darah normal, meningkatkan kesehatan tulang, dan membantu
memproduksi protein untuk darah, tulang, dan ginjal (Moore, 2012).
Makanan sumber vitamin K yang baik adalah sayuran berdaun hijau seperti lobak,
bayam, kembang kol, kol, dan brokoli. Selain itu, minyak sayur tertentu termasuk minyak
kedelai, minyak biji kapas, minyak canola dan minyak zaitun menjadi sumber vitamin K.
Makanan hewani pada umumnya mengandung vitamin K namun dalam jumlah terbatas
(Moore, 2012).
D. Pengukuran Biokimia Vitamin Larut Lemak
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Vitamin larut lemak merupakan molekul hidrofobik apolar yang tidak dapat disintesis
oleh tubuh dalam jumlah memadai sehingga memerlukan asupan dari luar tubuh. Molekul
vitamin tersebut harus diangkut di dalam darah seperti halnya lipid apolar yang lain, yaitu dalam
lipoprotein.

Beberapa sifat umum yang terdapat dalam vitamin larut lemak, yaitu: larut dalam lemak,
kelebihan konsumsi dapat disimpan oleh tubuh, dikeluarkan dalam jumlah kecil melalui empedu,
tidak selalu perlu ada dalam makanan sehari-hari, gejala defisiensi berkembang lambat, memiliki
provitamin, hanya mengandung umur C,H, dan O, diabsorpsi melalui sistem limfatik, dan hanya
dibutuhkan oleh organisme kompleks.

Vitamin A mempunyai bentuk utama berupa retinol. Vitamin A memiliki fungsi menjaga
kesetahan mata, pertumbuhan tulang, perkembangan gigi, reproduksi, pembelahan sel, ekspresi
gen, dan pengaturan sistem kekebalan tubuh. Vitamin A didapat dari makanan yang berasal dari
hewan seperti produk susu, ikan, dan hati. Beta-karoten, yang dapat disintesisi oleh tubuh
menjadi vitamin A, berasal dari buah-buahan dan sayuran, terutama yang berwarna oranye atau
hijau tua. Sumber vitamin A juga termasuk wortel, labu, labu musim dingin, sayuran berdaun
hijau tua dan aprikot, yang semuanya kaya akan beta-karoten.

Vitamin D memainkan peran penting dalam penggunaan kalsium dan fosfor oleh tubuh.
Ia bekerja dengan meningkatkan jumlah kalsium yang diserap dari usus kecil, membantu
membentuk dan memelihara tulang. Sumber makanan utama vitamin D adalah susu dan produk
susu lainnya yang diperkaya dengan vitamin D. Vitamin D juga ditemukan pada ikan berminyak
dan minyak ikan kod. Vitamin D juga dapat diperoleh melalui kulit yang menghasilkan vitamin
D sebagai respons terhadap sinar matahari.

Vitamin E bermanfaat bagi tubuh dengan bertindak sebagai antioksidan, dan melindungi
vitamin A dan C, sel darah merah, dan asam lemak esensial dari kerusakan. Enam puluh persen
vitamin E dalam makanan berasal dari minyak nabati.
Vitamin K berperan dalam pembekuan darah normal, meningkatkan kesehatan tulang,
dan membantu memproduksi protein untuk darah, tulang, dan ginjal. Makanan sumber vitamin K
yang baik adalah sayuran berdaun hijau seperti lobak, bayam, kembang kol, kol, dan brokoli.
Selain itu, minyak sayur tertentu termasuk minyak kedelai, minyak biji kapas, minyak canola dan
minyak zaitun menjadi sumber vitamin K.
DAFTAR PUSTAKA
Moore, R. L. Bellows. 2012. Fat-Soluble Vitamins: A, D, E, and K. [Online].
https://extension.colostate.edu/docs/foodnut/09315.pdf . diakses 29 November 2021.

Albahrani, Ali A. Ronda F. Greaves. Fat-Soluble Vitamins: Clinical Indications and Current
Challenges for Chromatographic Measurement. The Clinical Biochemist Reviews. 2016;
37(1): 27–47.

Anda mungkin juga menyukai