Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH BIOKIMIA

VITAMIN, HORMON DAN MINERAL


Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Biokimia

Disusun Oleh
FITRI
G1A021023

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS MATARAM
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa
ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Ibu sebagai dosen pengampu
mata kuliah Biokimia yang telah membantu memberikan arahan dan pemahaman
dalam penyusunan makalah ini.
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan
kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Mataram, 15 Oktorber 2022

Fitri

2
DAFTAR ISI

Hlm
COVER…………………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR……………………………………………………. ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………… iii
DAFTAR TABEL (Jika Ada)...................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR (Jika Ada)………………………………………… v
DAFTAR LAMPIRAN (Jika Ada)……………………………………… vi
BAB I: PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………. 4
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………… 4
1.4 Tujuan Penulisan ………………………………………………….......... 4
BAB II: PEMBAHASAN
2.1 Vitamin………………….............................................................. 6
2.2 Hormon……………………………..…………………………....... 8
2.3 Mineral…………………………………………………………… 9
2.4 Jurnal…………………………………………………………….... 16
BAB III: PENUTUP
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………... 23
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… 24

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Vitamin adalah zat – zat kimia organic dengan komposisi beraneka ragam,
yang dalam jumlah kecil dibutuhkan oleh tubuh manusia untuk memelihara fungsi
metabolisme normal. Fungsinya sangat bervariasi, seperti proses fosforilasi,
sistem redoks, dan lain – lain. Defisiensinya sejak dulu dikenal dengan gangguan
akibat defisiensi vitamin dengan menimbulkan gejala yang khas, seperti buta
malam (vitamin A), beri – beri (vitamin B), radang lidah dan bibir (vitamin B2),
pelagra (vitamin B6), skorbut (vitamin C), dan rachitis (vitamin D). Kebutuhan
vitamin di pengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya yaitutergantung dari usia,
jenis kelamin, dan susunan makanan sehari – hari.

Mineral, dengan ini yang dimaksudkan yaitu zat – zat anorganik, seperti
vitamin dalam jumlah kecil yang bersifat essensial bagi banyak proses
metabolism dalam tubuh. Yang paling banyak adalah kalium (K) dan natrium (N)
ca 2-3g, kalisium (Ca) ca 1g, dan magnesium (Mg) ca 0,3g, juga fosfor (P) dan
klorida (Cl).

Hormon – hormon adalah zat – zat kimiawi yang disekresikan oleh


kelenjar endokrin dan masuk langsung ke dalam aliran darah. Efeknya terjadi
suatu organ lain dari rubuh yang membutuhkannya untuk dapat berfugsi secara
normal. Kelenjar endokrin adalah kelenjar dengan sekresi intern. Kelenjar yang
terpenting adalah hipofisis hipotalamus, dan epifisis di otak, kelenjar kelamin
(ovaria dan testis), anak ginjal, pancreas, tiroid, paratiroid dan timus.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa yang dimaksud dengan vitamin?
b. Apa yang dimaksud dengan Hormon?
c. Apa yang dimaksud dengan Mineral?
d. Bagaimana fungsi vitamin?
1.3 Tujuan Penulisan
a. Untuk mengetahui tentang vitamin
4
b. Untuk memahami tentang hormon
c. Untuk memahami tentang Mineral
d. Untuk memahami tentang fungsi vitamin

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Vitamin
Istilah vitamin mula-mula diutarakan oleh seorang ahli kimia Polandia yang
bernama Funk, yang percaya bahwa zat penangkal beri-beri yang larut dalam air itu
suatu amina yang sangat vital, dan dari fakta tersebut lahirlah istilah vitamine dan
kemudian menjadi vitamin. Vitamin dikenal sebagai kelompok seyawa organik yang
tidak masuk dalam golongan protein, karbohirat, maupun lemak. Vitamin merupakan
komponen penting di dalam bahan pangan walaupun terdapat dalam jumlah sedikit,
karena berfungsi untuk menjaga keberlangsungan hidup serta pertumbuhan. Vitamin
diperlukan tubuh untuk proses metabolisme dan pertumbuhan yang normal. Vitamin-
vitamin tidak dapat dibuat dalam jumlah yang cukup oleh tubuh, oleh karena itu harus
diperoleh bahan pangan yang dikonsumsi. Kecuali vitamin D, yang dapat dibuat
dalam kulit asal kulit mendapatkan sinar matahari yang cukup.

2.1.1. Jenis Jenis Vitamin


Vitamin dapat dikelompokan dalam 2 golongan yaitu vitamin yang larut di
dalam lemak yaitu A, D, E, dan K; Vitamin yang larut dalam air yaitu vitamin C dan
vitamin B kompleks. Vitamin yang larut dalam lemak banyak terdapat dalam daging
ikan, minyak ikan, dan biji-bijian sumber minyak seperti kacang tanah, kacang
kedelai dll. Vitamin yang larut dalam lemak sekali diserap tubuh akan disimpan
dalam hati atau jaringan-jaringan lemak. Vitamin yang larut dalam lemak
memerlukan pengangkut berupa protein untuk memindahkan dari satu tempat ke
tempat lain. Karena sifatnya yang tidak larut dalam air maka vitamin-vitamin tersebut
tidak diekskresikan, akibatnya vitamin ini ditimbun dalam tubuh bila dikonsumsi
dalam jumlah banyak. Vitamin-vitamin yang larut dalam air begerak bebas dalam
tubuh, darah dan limpa. Karena sifatnya yang larut dalam air, vitamin ini mudah

6
rusak dalam pengolahan, dan mudah hilang karena tercucu, larut dalam air dan keluar
dari bahan.

1. Vitamin A
Vitamin A adalah vitamin larut lemak yang pertama ditemukan. Secara luas,
vitamin A merupakan nama generik yang menyatakan semua retinoid dan
prekursor/provitamin A karotenoid yang mempunyai aktivitas biologik sebagai retinol.
Vitamin A berfungsi sebagai :
• Penglihatan
• Diferensiasi sel
• Kekebalan
• Pertumbuhan dan perkembangan
• Reproduksi
• Pencegahan kanker dan penyakit jantung
• Dll

2. Vitamin D
Vitamin D mencegah dan menyembuhkan riketsia, yaitu penyakit di mana tulang
tidak mampu melakukan kalsifikasi. Vitamin D dapat dibentuk tubuh dengan bantuan
sinar matahari. Bila tubuh mendapat cukup sinar matahari konsumsi vitamin D melalui
makanan tidak dibutuhkan. Karena dapat disintesis di dalam tubuh, vitamin D dapat
dikatakan bukan vitamin, tapi suatu prohormon. Bila tubuh tidak mendapat cukup
sinar matahari, vitamin D perlu dipenuhi melalui makanan.
Vitamin D berfungsi membantu pembentukan dan pemeliharaan tulang bersama
vitamin A dan vitamin C, hormon-hormon paratiroid dan kalsitonin, protein kolagen,
serta mineral-mineral kalsium, fosfor, magnesium dan fluor. Fungsi khusus vitamin D
dalam hal ini adalah membantu pengerasan tulang dengan cara mengatur agar kalsium
dan fosfor tersedia di dalam darah untuk diendapkan pada proses pengerasan tulang.

7
3. Vitamin E
4. Vitamin K
5. Vitamin C
6. Vitamin B Kompleks
2.2. Hormon
Hormon merupakan getah yang dihasilkan oleh suatu kelenjar dan langsung
diedarkan oleh darah. Kelenjar tersebut tidak mempunyai saluran khusus dan disebut
sebagai kelenjar endokrin atau kelenjar buntu. Kata hormon berasal dari kata
hormaein yang yang berarti memacu atau menggiatkan. Hormon diperlukan oleh
tubuh dalam jumlah sedikit, tetapi mempunyai pengaruh yang amat besar. Hormon
mempunyai ciri-cirinya sebagai berikut.
1. Diproduksi dan disekresikan ke dalam darah oleh sel kelenjar endokrin dalam
jumlah sangat kecil
2. Diangkut oleh darah menuju ke sel/jaringan target
3. Mengadakan interaksi dengan reseptor khusus yang terdapat dalam sel target
4. Mempunyai pengaruh mengaktifkan enzim khusus
5. Mempunyai pengaruh tidak hanya terhadap satu sel target, tetapi dapat juga
mempengaruhi beberapa sel target yang berlainan.

Hormon memiliki fungsi yang sangat penting, yaitu untuk mengatur kadar air
(homeostatis), berfungsi untuk memacu pertumbuhan, reproduksi, metabolisme, dan
tingkah laku. Berdasarkan aktivitasnya, kelenjar endokrin dapat dibedakan menjadi
beberapa macam, yaitu sebagai berikut.
1. Kelenjar yang bekerja sepanjang hayat, misalnya hormon yang memegang
peranan dalam metabolism.
2. Kelenjar yang bekerja mulai masa tertentu, misalnya hormon kelamin.

8
3. Kelenjar yang bekerja sampai masa tertentu saja, misalnya hormon
pertumbuhan dan hormon timus
2.3. Mineral
Mineral adalah suatu zat (fasa) padat yang terdiri dari unsur atau pesenyawaan kimia
yang di bentuk secara alamiah oleh proses-proses anorganik, mempunyai sifat-sifat
kimia dan fisika tertentu dan mempunyai penempatan atom-atom secara beeraturan di
dalamnya, atau dikenal sebagai struktur Kristal. Selain itu, kata mineral juga
mempunyai banyak arti, hal ini bergantung darimana kita meninjaunya. Mineral
dalam arti farmasi lain dengan pengertian mineral di bidang geologi. Istilah mineral
dalam arti geologi adalah zat atau benda yang terbentuk oleh proses alam, biasanya
bersifat padat serta tersusun dari komposisi kimia tertentu dan mempunyai sifat-sifat
fisik yang tertentu pula. Mineral terbentuk dari atom-atom serta molekul-molekul dari
berbagai unsure kimia, dimana atom-atom tersebut tersusun dalam suatu pola yang
teratur. Keteraturan dari rangkaian atom ini akan menjadikan mineral mempunyai
sifat dalam yang teratur. Mineral pada umumnya merupakan zat anorganik
(Murwanto, Helmy, dkk. 1992).
Maka pengertian yang jelas dari batas mineral oleh beberapa ahli geologi
perlu diketahui walaupun dari kenyataannya tidak ada satupun persesuaian umum
untuk definisinya.
Definisi mineral menurut beberapa ahli:
1. L.G. Berry dan B. Mason, 1959
Mineral adalah suatu benda padat homogen yang terdapat di alam, terbentuk
secara anorganik, mempunyai komposisi kimia pada batas-batas tertentu dan
mempunyai atom-atom yang tersusun secara teratur.
2. D.G.A. Whitten dan J.R.V. Brooks, 1972
Mineral adalah suatu bahan padat yang secara struktural homogen mempunyai
komposisi kimia tertentu, dan dibentuk oleh proses alam yang anorganik.
3. A.W.R. Potter dan H. Robinson, 1977
Mineral adalah suatu bahan atau zat yang homogen mempunyai komposisi kimia
tertentu atau dalam batas-batas dan mempunyai sifat-sifat tetap, dibentuk dialam
dan bukan hasil suatu kehidupan.
Sebagian mineral-mineral ini terdapat dalam keadaan padat, akan tetapi dapat
juga berada dalam keadaan setengah padat, gas, ataupun cair. Mineral-mineral padat
itu biasanya terdapat dalam bentuk-bentuk Kristal, yang agak setangkup, dan yang
pada banyak sisinya dibatasi oleh bidang-bidang datar. Bidang-bidang geometri ini
memberi bangunan yang tersendiri sifatnya pada mineral yang bersangkutan. Minyak
9
bumi misalnya adalah mineral dalam bentuk cair, sedangkan gas bumi adalah mineral
dalam bentuk gas. Sebagian dari mineral dapat juga dilihat dalam bentuk amorf,
artinya tidak mempunyai susunan dan bangunan kristal tersendiri. Pengenalan atau
determinasi mineral-mineral dapat didasarkan atas berbagai sifat dari mineral-mineral
tersebut.

2.2 Klasifikasi Mineral


Sistematika dan klasifikasi mineral yang umum digunakan adalah klasifikasi
Dana (dalam Kraus, Hunt,dan Ramsdell, 1951) yang mendasarkan pada kemiripan
komposisi kimia dan struktur Kristal karena analisis struktur Kristal dengan sinar X
berdasarkan hukum fyodorov telah membuktikan adanya hubungan anatara
komposisi kimia dengan struktur Kristal. Dana membagi mineral menjadi 8
kelompok sebagai berikut:
a. Elemen native (Unsur Murni)
Elemen native atau unsur murni ini adalah kelas mineral yang dicirikan dengan
hanya memiliki satu unsur atau komposisi kimia saja. Mineral pada kelas ini tidak
mengandung unsur lain selain unsur pembentuk utamanya. Pada umumnya sifat
dalam (tenacity) mineralnya adalah malleable yang jika ditempa dengan palu akan
menjadi pipih, atau ductile yang jika ditarik akan dapat memanjang, namun tidak
akan kembali lagi seperti semula jika dilepaskan. Kelas mineral elemen native ini
terdiri dari tiga bagian yaitu:
1) Logam/Metal, mineral-mineral yang tergolong dalam kelompok ini adalah :
Cooper (Cu), Gold (Au), Silver (Ag), Platinum (Pt), Nicel-Iron (Ni-Fe),
Mercury (Hg). Unsur-unsur bersifat sangat padat, lunak, dapat ditempa.
Perawakannya (yang umum ditemui) berbentuk masif-dendritik; bidang
belahan yang jelas jarang ditemui; merupakan penghantar listrik yang baik.
Pada umumnya sistem kristal adalah isometrik.
2) Semi Logam, mineral-mineral yang tergolong dalam kelompok ini adalah :
Arsenic (As), Antimony (Sb), Bismuth (Bi). Merupakan penghantar listrik
yang kurang baik; biasanya terdapat pada massa nodular. Pada umumnya
sistem kristal adalah Heksagonal.
3) Non Logam, mineral-mineral yang tergolong dalam kelompok ini adalah :
Sulfur (S), dan Carbon (C), Diamond (C), Graphite (C). Tidak dapat
menghantarkan arus listrik; berwarna transparant (jernih dan jelas) hingga
transculent (tembus cahaya) dan cenderung mempunyai nidang belahan
kristal yang jelas. Sistem kristalnya dapat berbeda-beda, seperti sulfur sistem
kristalnya orthorhombik, intan sistem kristalnya isometrik, dan graphite
10
sistem kristalnya adalah hexagonal. Pada umumnya, berat jenis dari mineral-
mineral ini tinggi, kisarannya sekitar 6.
Golongan Mineral Anion atau Kelompok Anionik
Elemen native Tidak ada anion

Contoh : Emas Au

b. Sulfida
Kelas mineral sulfida atau dikenal juga dengan nama sulfosalt ini terbentuk
dari kombinasi antara unsur tertentu dengan sulfur (belerang) (S2-). Pada umumnya
unsur utamanya adalah logam (metal).
Pembentukan mineral kelas ini pada umumnya terbentuk disekitar wilayah
gunung api yang memiliki kandungan sulfur yang tinggi. Proses mineralisasinya
terjadi pada tempat-tempat keluarnya atau sumber sulfur. Unsur utama yang
bercampur dengan sulfur tersebut berasal dari magma, kemudian terkontaminasi oleh
sulfur yang ada disekitarnya. Pembentukan mineralnya biasanya terjadi dibawah
kondisi air tempat terendapnya unsur sulfur. Proses tersebut biasanya dikenal sebagai
alterasi mineral dengan sifat pembentukan yang terkait dengan hidrotermal (air
panas).
Mineral kelas sulfida ini juga termasuk mineral-mineral pembentuk bijih
(ores). Dan oleh karena itu, mineral-mineral sulfida memiliki nilai ekonomis yang
cukup tinggi. Khususnya karena unsur utamanya umumnya adalah logam. Pada
industri logam, mineral-mineral sulfides tersebut akan diproses untuk memisahkan
unsur logam dari sulfurnya.
Beberapa penciri kelas mineral ini adalah memiliki kilap logam karena unsur
utamanya umumnya logam, berat jenis yang tinggi dan memiliki tingkat atau nilai
kekerasan yang rendah. Hal tersebut berkaitan dengan unsur pembentuknya yang
bersifat logam.
Rumus umum mineral ini adalah AmXp. Contoh :
a. AX = PbS (Galena)
b. A2X = Ag2S (Argentit)
c. AX2 = FeS2 (Pirit)
d. AX3 = (Co,Ni)As3 (Skuterudit)
e. A3X2 = Cu5FeS4 (Bornit).
Golongan Mineral Anion atau Kelompok Anionik
Sulfida S
11
Contoh : Galena PbS

c. Oksida dan Hidroksida


Mineral oksida dan hidroksida ini merupakan mineral yang terbentuk dari
kombinasi unsur tertentu dengan gugus anion oksida (O2-) dan gugus hidroksil
hidroksida (OH-).
1. Oksida
Mineral oksida terbentuk sebagai akibat persenyawaan langsung antara
oksigen dan unsur tertentu. Susunannya lebih sederhana dibanding silikat.
Mineral oksida umumnya lebih keras dibanding mineral lainnya kecuali silikat.
Mereka juga lebih berat kecuali sulfida. Unsur yang paling utama dalam oksida
adalah besi, chrome, mangan, timah dan aluminium. Beberapa mineral oksida
yang paling umum adalah, korondum (Al2O3), hematit (Fe2O3) dan kassiterit
(SnO2).
Jenis X2O = Kuprit (Cu2O)
Jenis AX = Zincite (ZnO)
Jenis XO2 = Rutil (TiO2), Pirolusit (MnO2)
Jenis X2O3 = Hematit (Fe2O3), Korundum (AL2O3)
Jenis XY2O4 = Spinel (MgAl2O4), Magnetite (Fe3O4)

2. Hidroksida
Seperti mineral oksida, mineral hidroksida terbentuk akibat
pencampuran atau persenyawaan unsur-unsur tertentu dengan hidroksida (OH-
). Reaksi pembentukannya dapat juga terkait dengan pengikatan dengan air.
Sama seperti oksida, pada mineral hidroksida, unsur utamanya pada umumnya
adalah unsur-unsur logam. Beberapa contoh mineral hidroksida
adalah Manganite MnO(OH), Bauksit [FeO(OH)] dan limonite (Fe2O3.H2O).
Golongan Mineral Anion atau Kelompok Anionik
Oksida O2-
Contoh : Magnetite Fe3O4
Hidroksida OH-
Contoh : Brucite Mg(OH)2

d. Halida
Adalah persenyawaan kimiawi dimana unsur-unsur logam bersenyawa dengan
unsur-unsur Halogen (Chlorine, Bromine, Flourine dan Iodine). Umumnya ditemui
12
dalam sejumlah Lingkungan Geologi. Beberapa diantaranya ditemui dalam sequen
evaporite, seperti Halite (NaCl), hal ini merupakan alterasi dari Lapisan-lapisan
batuan sedimen yang mengandung evaporite seperti Gypsum, Halite dan Batuan
Potash (batuan berkalium-Karbonat) dalam sebuah sequen yang sempurna antara
lapisan dengan batuan-batuan seperti Marl dan Limestone.
Halida yang lainnya seperti Flourite terbentuk lapisan-lapisan hidrothermal.
Golongan Halida bersifat sangat lunak (Kekerasannya antara 2 – 4,5), mempunyai
sumbu simetri kristal yang berbentuk kubik, Berat Jenis cenderung rendah. Contoh
mineral-mineral golongan Halida antara lain Sylvite (KCl), Cryolite (Na3AlF6),
Atacamite [Cu2ClC(OH)5].
Golongan Mineral Anion atau Kelompok Anionik
Halida Cl-, F-, Br-, I-
Contoh : Fluorite CaF2
Contoh : Halite NaCl

e. Karbonat
Merupakan persenyawaan dengan ion (CO3)2-, dan disebut “karbonat”,
umpamanya persenyawaan dengan Ca dinamakan “kalsium karbonat”, CaCO3
dikenal sebagai mineral “kalsit”. Mineral ini merupakan susunan utama yang
membentuk batuan sedimen. Karbonat terbentuk pada lingkungan laut oleh endapan
bangkai plankton. karbonat juga terbentuk pada daerah evaporitic dan pada daerah
karst yang membentuk gua (caves), stalaktit, dan stalagmite. Dalam kelas karbonat ini
juga termasuk nitrat (NO3) dan juga Borat (BO3).
Beberapa contoh mineral yang termasuk kedalam kelas carbonat ini adalah
dolomite (CaMg(CO3)2, calcite (CaCO3), dan magnesite (MgCO3). Dan contoh
mineral nitrat dan borat adalah niter (NaNO3) dan borak (Na2B4O5(OH)4.8H2O).
Golongan Mineral Anion atau Kelompok Anionik
Karbonat (CO3)2-
Contoh : Dolomite CaMg(CO3)2

f. Sulfat
Sulfat terdiri dari anion sulfat (SO4)2- . Mineral sulfat adalah kombinasi logam
dengan anion sufat tersebut. Pembentukan mineral sulfat biasanya terjadi pada daerah
evaporitik (penguapan) yang tinggi kadar airnya, kemudian perlahan-lahan menguap
sehingga formasi sulfat dan halida berinteraksi. Pada kelas sulfat termasuk juga
mineral-mineral molibdat, kromat, dan tungstat. Dan sama seperti sulfat, mineral-
13
mineral tersebut juga terbentuk dari kombinasi logam dengan anion-anionnya
masing-masing.
Contoh-contoh mineral yang termasuk kedalam kelas ini adalah barite (barium
sulfate), celestite (strontium sulfate), anhydrite (calcium sulfate), angelsit dan gypsum
(hydrated calcium sulfate). Juga termasuk didalamnya mineral chromate, molybdate,
selenate, sulfite, tellurate serta mineral tungstate.
Golongan Mineral Anion atau Kelompok Anionik
Sulfat (SO4)2-
Contoh : Anhydrite Ca(SO4)

g. Fosfat
Adalah persenyawaan kimia antara unsur-unsur logam dengan Phospate(PO4)3-.
Ribuan species dari golongan ini dapat dikenali, namun keberadaannya tidaklah
berlimpah. Beberapa Phospates, seperti Arsenic merupakan mineral yang utama,
tetapi kebanyakan anggota-anggotanya secara keseluruhan membentuk kelompok-
kelompok dari oksidasi sulfides. Sifat dari golongan ini : berubah-ubah, tetapi
umumnya cenderung lunak, rapuh, sangat berwarna dan kristalisasinya baik,
kekerasan berkisar antara 1,5 – 5 dan 6.
Mineral-mineral radioaktif termasuk dalam golongan Phospates seperti :
Torbenite [Cu(UO2)2(PO4)2.8-12H2O], Autunite [Ca(UO2)2(PO4)2.10-12H2O],
Lazulite [(Mg,Fe)Al2(PO4)2(OH)2], Turquoise [CuAl6(PO4)4(OH)8.4H2O.
Contoh mineral-mineral lain dalam golongan Phospates adalah Vivianite
[Fe+2(PO4)2.8H2O], Wavellite [Al3(PO4)2(OH,F)3.5H2O], Apatite
[Ca5(PO4)3(F,Cl,OH)].
Golongan Mineral Anion atau Kelompok Anionik
Fosfat (PO4)3-
Contoh : Apatite Ca5(PO4)3(OH)

h. Silikat
Adalah persenyawaan kimia antara unsur-unsur logam dengan salah satu dari
Si – O tetrahedra (SiO4)4- tunggal atau berantai. Silikat adalah golongan mineral yang
paling besar dan sangat berlimpah-limpah keberadaannya, dalam hal ini silikat adalah
unsur pokok penyusun batuan beku dan batuan metamorf.
Mineral-mineral silikat cenderung bersifat : keras, berwarna transparant
(jernih dan tembus cahaya) hingga translucent (tembus cahaya) dan mempunyai Berat
14
Jenis rata-rata sama. Pada umumnya dalam semua struktur silicat, silicon berada
diantara 4 atom oksigen (kecuali yang terbentuk pada tekanan yang ekstrim).
Dari strukturnya (sudut bangunnya) silikat dibagi menjadi 6 kelas, yaitu :
1. Nesosilicate
✓ Mempunyai (SiO4)4- tetrahedra yang benar-benar terpisah (tetra hedra
silikon-oksigen benar-benar terpisah), komposisi berupa SiO4.
✓ Mineral khasnya Forsterit (Mg2SiO4), mineral lainnya seperti : Olivine
[(Mg,Fe)2SiO4], Zircon (ZrSiO4), Sillimanite (Al2SiO5).
2. Sorosilicate
✓ Mempunyai 2 tetrahedra yang dihubungkan oleh 1 atom oksigen yang
merupakan milik bersama (dipakai bersama-sama), komposisi berupa
Si2O7.
✓ Mineral khasnya Akermonite (Ca2MgSi2O7), mineral lainnya seperti :
Heminorphite [Zn4Si2O7(OH)2.H2O], Zoisite [Ca2Al3(Si3O12)OH]
3. Cyclocilicate
✓ Mempunyai tetrahedra yang saling berhubungkan membentuk struktur
lingkaran tertutup dengan komposisi berupa SinO3n.
✓ Bila mempunyai lingkaran 3 tetrahedra, misalnya mineral Benitoite
(BaTiSi3O9), Bila mempunyai 6 mineral 3 tetrahedra, mineral Beryl
(Be3Al2Si6O18). Mineral lainnya seperti Cordierite [Mg2Al4Si5O18],
Ferroxinite [Ca2FeAl2Bsi4O15(OH)], Manganaxinite
[Ca2MnAl2BSi4O15(OH)].
4. Inosilicate
✓ Mempunyai tetrahedra yang saling berhubungkan membentuk struktur
rantai tunggal/ganda dan saling terikat oleh unsur logam.
✓ Rantai Tunggal mempunyai komposisi Si : O = 1 : 3, misalnya terlihat
pada mineral-mineral Piroksin Group seperti Diopside (CaMgSi2O6),
Hornblende [CaFeSi2O6], Jadeite [Na(Al,Fe+3)Si2O6].
✓ Rantai Ganda, dimana 2 rantai tunggal paralel yang posisi tetrahedranya
berselang-seling/terikat menyilang dengan perbandigan komposisi Si : O
= 4 : 11 dicirikan oleh mineral-mineral Amphibole group
[(Ca,Na)(Mg,Fe)]Silicat-OH, seperti Tremolite [Ca2Mg5Si8O22(OH)2,
Actinolite [Ca2(Mg,Fe)5Si8O22(OH)2], Hornblende
[(Na,K,Ca)3(Mg,Mn)5Si8O22(OH)2]. Mineral lainnya seperti Wollastonite
[CaSiO3], Rhodonite [(Mn, Fe, Mg)SiO3], Neptunite
[Na2Kli(Fe,Mn)2Ti2Si8O24].

15
5. Phylosilicate
✓ Mempunyai lapisan yang terbentuk oleh pemakaian secara bersama-sama
oleh 3 ion oksigen dari tiap-tiap tetrahedra yang berbatasan disekitarnya
sehingga membentuk lapisan datar yang luas dengan perbandingan
komposisi Si : O = 2 : 5.
✓ Dicirikan dengan kelompok mineral Mica [K(Mg,Fe)Al-Silicat OH,
seperti Muscovite [KAl2(AlSi3)O10(OH)2], Biotite
[K(Mg,Fe)3(Al,Fe)Si3O10(OH,F)2], Phlogophite
[K(Mg,Fe)3(Al,Si)3O10(F,OH)2], Lepidolite
[K(Li,Al)3(Si,Al)4O10(F,OH)2].
6. Tectosilicate
✓ Mempunyai kerangka silikat yang mana setiap atom tetrahedra
silicon/SiO4memakai bersama-sama semua (ke-empat) pojok-pojoknya
dengan atom tetrahedra silicon lainnya yang berdekatan sehingga
membentuk jaringan 3 dimensi dengan perbandingan komposisi Si : O =
1 : 2.
✓ Dicirikan dengan beberapa bentuk silica seperti Kwarsa (SiO2), Tridimite
(SiO2), Kristobalite (SiO2) à mempunyai susunan 3 dimensi tersebut.
Mineral khas lainnya seperti Feldspar group : Orthoclase (KAlSi3O8),
Sanidine (KAlSi3O8), Microcline (KAl2Si3O8), Albite (NaAlSi3O8),
Oligoclase [(Na,Ca)AlSi3O8].
Golongan Mineral Anion atau Kelompok Anionik
Silikat (SiO4)4-
Contoh : Kuarsa SiO2

2.1 Jurnal Yang Membahas


Vitamin merupakan nutrien organic yang dibutuhkan dalam jumlah kecil
untuk berbagai fungsi biokimiawi dan yang umumnya tidak disintesis oleh
tubuh sehingga harus dipasok dari makanan.Vitamin yang pertama kali
ditemukan adalah vitamin A dan B , dan ternyata masing-masing larut dalam
lemak dan larut dalam air. Kemudian ditemukan lagi vitamin-vitamin yang
lain yang juga bersifat larut dalam lemak atau larut dalam air. Sifat larut
dalam lemak atau larut dalam air dipakai sebagai dasar klasifikasi
vitamin.Vitamin yang larut dalam air, seluruhnya diberi symbol anggota B
16
kompleks kecuali (vitamin C ) dan vitamin larut dalam lemak yang baru
ditemukan diberi symbol menurut abjad (vitamin A,D,E,K).Vitamin yang
larut dalam air tidak pernah dalam keadaan toksisitas di didalam tubuh karena
kelebihan vitamin ini akan dikeluarkan melalui urin.
I. Vitamin yang larut di dalam lemak
Vitamin yang larut dalam lemak merupakan molekul
hidrofobik apolar, yang semuanya adalah derivat isoprene. Molekul-
molekul ini tidak disintesis tubuh dalam jumlah yang memadai
sehingga harus disuplai dari makanan. Vitamin-vitamin yang larut
dalam lemak ini memerlukan absorbsi lemak yang normal agar
vitamin tersebut dapat diabsorbsi secara efisien. Diabsorbsi molekul
vitamin tersebut harus diangkut dalam darah yaitu oleh lipoprotein
atau protein pengikat yang spesifik. Yang merupakan vitamin yang
larut di dalam lemak adalah vitamin A, D, E, dan K. Fungsi dalam
biomedis Keadaan yang mempengaruhi proses pencernaan dan
penyerapan seperti steatore dan kelainan system biliaris dapat
mempengaruhi proses penyerapan vitamin-vitamin yang larut dalam
lemak, sehingga dapat menimbulkan keadaan defisiensi. Defisiensi
gizi akan mempengaruhi fungsi vitamin-vitamin tersebut.
1.1 Vitamin A
Vitamin A atau retinal merupakan senyawa poliisoprenoid
yang mengandung cincin sikloheksenil. Vitamin A merupakan
istilah generik untuk semua senyawa dari sumber hewani yang
memperlihatkan aktivitas biologik vitamin A. Senyawa-senyawa
tersebut adalah retinal, asam retinoat dan retinol. Hanya retinol
yang memiliki aktivitas penuh vitamin A, yang lainnya hanya
mempunyai sebagian fungsi vitamin A. Vitamin A mempunyai
provitamin yaitu karoten.Pada sayuran vitamin A terdapat sebagai

17
provitamin dalam bentuk pigmen berwarna kuning ß karoten, yang
terdiri atas dua molekul retinal yang dihubungkan pada ujung
aldehid rantai karbonnya. Tetapi karena ß karoten tidak
mengalami metabolisme yang efisien ,maka ß karoten mempunyai
efektifitas sebagai sumber vitamin A hanya sepersepuluh retinal.
Ester retinal yang terlarut dalam lemak makanan akan terdispersi
di dalam getah empedu dan dihidrolisis di dalam lumen intestinum
diikuti oleh penyerapan langsung ke dalam epitel intestinal. ß -
karoten yang dikonsumsi mungkin dipecah lewat reaksi oksidasi
oleh enzim ß - karoten dioksigenase. Pemecahan ini menggunakan
oksigen molekuler, digalakkan dengan adanya garam-garam
empedu dan menghasilkan 2 molekul retinaldehid (retinal).
Demikian pula, di dalam mukosa intestinal, retinal direduksi
menjadi retinal oleh enzim spesifik retinaldehid reduktase dengan
menggunakan NADPH. Retinal dalam fraksi yang kecil
teroksidasi menjadi asam retinoat. Sebagian besar retinal menyatu
ke dalam kilomikron limfe yang masuk ke dalam aliran
darah.Bentuk ini kemudian diubah menjadi fragmen kilomikron
yang diambil oleh hati bersama-sama dengan kandungan
retinolnya. Di dalam hati, vitamin A disimpan dalam bentuk ester
di dalam liposit, yang mungkin sebagai suatu kompleks
lipoglikoprotein. Untuk pengangkutan ke jaringan, vitamin A
dihidrolisis dan retinal yang terbentuk terikat dengan protein
pengikat aporetinol ( RBP ). Holo-RBP yang dihasilkan diproses
dalam apparatus golgi dan disekresikan ke dalam plasma. Asam
retinoat diangkut dalam plasma dalam keadaan terikat dengan
albumin. Begitu di dalam sel-sel ekstrahepatik, retinal terikat
dengan protein pengikat retinol seluler (CRBP). Toksisitas vitamin

18
A terjadi setelah kapasitas RBP dilampaui dan sel-sel tersebut
terpapar pada retinal yang terikat. Retinal dan retinol mengalami
interkonversi dengan adanya enzim-enzim dehidrogenase atau
reduktase yang memerlukan NAD atau NADP di dalam banyak
jaringan. Namun demikian, begitu terbentuk dari retinal, asam
retinoat tidak dapat diubah kembali menjadi retinal atau menjadi
retinol. Asam retinoat dapat mendukung pertumbuhan dan
differensiasi, tetapi tidak dapat menggantikan retinal dalam
peranannya pada penglihatan atau pun retinol dalam dukungannya
pada system reproduksi.
Retinol setelah diambil oleh CRBP diangkut ke dalam sel
dan terikat dengan protein nucleus,di dalam nucleus inilah retinal
terlibat dalam pengendalian ekspresi gen-gen tertentu, sehingga
retinal bekerja menyerupai hormon steroid. Retinal merupakan
komponen pigmen visual rodopsin,yang mana rodopsin terdapat
dalam sel-sel batang retina yang bertanggung jawab atas
penglihatan pada saat cahaya kurang terang. 11 - sis - Retinal yaitu
isomer all - transretinal,terikat secara spesifik pada protein visual
opsin hingga terbentuk rodopsin.Ketika terkena cahaya, rodopsin
akan terurai serta membentuk all-trans retinal dan opsin. Reaksi
ini disertai dengan perubahan bentuk yang menimbulkan saluran
ion kalsium dalam membran sel batang. Aliran masuk ion-ion
kalsium yang cepat akan memicu impuls syaraf sehingga
memungkin cahaya masuk ke otak Asam retinoat turut serta dalam
sintesis glikoprotein. Hal ini dapat dijelaskan bahwa asam retinoat
bekerja dalam menggalakkan pertumbuhan dan differensiasi
jaringan. Retinoid dan karotenoid memiliki aktivitas
antikanker.Banyak penyakit kanker pada manusia timbul dalam

19
jaringan epitel yang tergantung pada retinoid untuk
berdifferensiasi seluler yang normal .ß-karoten merupakan zat
antioksidan dan mungkin mempunyai peranan dalam menangkap
radikal bebas peroksi di dalam jaringan dengan tekanan parsial
oksigen yang rendah. Kemampuan ß -karoten bertindak sebagai
antioksidan disebabkan oleh stabilisasi radikal bebas peroksida di
dalam struktur alkilnya yang terkonjugasi. Karena ß - karoten
efektif pada konsentrasi oksigen yang rendah, zat provitamin ini
melengkapi sifat-sifat antioksidan yang dimiliki vitamin E yang
efektif dengan konsentrasi oksigen yang lebih tinggi. Kekurangan
atau defisiensi vitamin A disebabkan oleh malfungsi berbagai
mekanisme seluler yang di dalamnya turut berperan senyawa-
senyawa retinoid. Defisiensi vitamin A terjadi gangguan
kemampuan penglihatan pada senja hari (buta senja). Ini terjadi
karena ketika simpanan vitamin A dalam hati hampir habis.
Deplesi selanjutnya menimbulkan keratinisasi jaringan epitel
mata, paru-paru, traktus gastrointestinal dan genitourinarius, yang
ditambah lagi dengan pengurangan sekresi mucus. Kerusakan
jaringan mata, yaitu seroftalmia akan menimbulkan kebutaan.
Defisiensi vitamin A terjadi terutama dengan dasar diet yang jelek
dengan kekurangan komsumsi sayuran, buah yang menjadi
sumber provitami A.
1.2 Vitamin D
Vitamin D merupakan prohormon steroid.Vitamin ini diwakili
oleh sekelompok senyawa steroid yang terutama terdapat pada
hewan, tetapi juga terdapat dalam tanaman serta ragi. Melalui
berbagai proses metabolic,vitamin D dapat menghasilkan suatu
hormon yaitu Kalsitriol, yang mempun yaitu peranan sentral

20
dalam metabolisme kalsium dan fosfat. Vitamin D dihasilkan dari
provitamin ergosterol dan 7-dehidrokolesterol. Ergosterol terdapat
dalam tanaman dan 7-dehidrokolesterol dalam tubuh hewan.
Ergokalsiferol (vitamin D2) terbentuk dalam tanaman, sedangkan
di dalam tubuh hewan akan terbentuk kolekalsiferol (vitamin D3)
pada kulit yang terpapar cahaya.Kedua bentuk vitamin tersebut
mempunyai potensi yang sama ,yaitu masing-masing dapat
menghasilkan kalsitriol D2dan D3. Vitamin D3 ataupun D2 dari
makanan diekstraksi dari dalam darah ( dalam keadaan terikat
dengan globulin spesifik), setelah absorbsi dari misel dalam
intestinum.
hidroksilasi pada posisi -25 oleh enzim vitamin D3- 25
hidroksikolekalsiferol,yaitu suatu enzim pada retikulum
endoplasmic yang dianggap membatasi kecepatan reaksi. 25-
hidroksi D3 merupakan bentuk utama vitamin D dalam sirkulasi
darah dan bentuk cadangan yang utama dalam hati. Dalam
tubulus ginjal, tulang dan plasenta, 25-hidroksi3 selanjutnya
mengalami hidroksilasi dalam posisi 1 oleh enzim 25-hidroksiD3
1-hidroksilase, yakni suatu enzim mitokondria. Hasilnya adalah
1,25-dihidroksi D3 ( kalsitriol ), yaitu metabolit vitamin D yang
paling paten. Produksi hasil ini diatur oleh konsentrasinya
sendiri, hormon paratiroid dan fosfat dalam serum. Defisiensi
atau kekurangan vitamin D menyebabkan penyakit rakhtis
terdapat pada anakanak dan osteomalasia pada orang dewasa.
Kelainan disebabkan oleh pelunakan tulang yang terjadi akibat
kekurangan kalsium dan fosfat. Ikan berlemak, kuning telur dan
hati merupakan sumber vitamin D yang baik.

21
1.3 Vitamin E ( Tokoferol )
Ada beberapa jenis tokoferol dalam bentuk alami.
Semuanya merupakan 6-hidroksikromana atau tokol yang
tersubsitusi isoprenoid. Penyerapan aktif lemak meningkatkan
absorbsi vitamin E. Gangguan penyerapan lemak dapat
menimbulkan defisiensi vitamin E. Vitamin E di dalam darah
diangkut oleh lipoprotein, pertamatama lewat penyatuan ke
dalam kilomikron yang mendistribusikan vitamin ke jaringan
yang mengandung lipoprotein lipase serta ke hati dalam fragmen
sisa kilomikron, dan kedua, lewat pengeluaran dari dalam hati
dalam lipoprotein berdensitas sangat rendah ( VLDL ). Vitamin
E disimpan dalam jaringan adiposa Vitamin E (tokoferol)
bertindak sebagai antioksidan dengan memutuskan berbagai
reaksi rantai radikal bebas sebagai akibat kemampuannya untuk
memindahkan hydrogen fenolat kepada radikal bebas perksil dari
asam lemak tak jenuh ganda yang telah mengalami peroksidasi .

22
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Vitamin merupakan komponen penting di dalam bahan pangan walaupun
terdapat dalam jumlah sedikit, karena berfungsi untuk menjaga keberlangsungan
hidup serta pertumbuhan. Vitamin diperlukan tubuh untuk proses metabolisme
dan pertumbuhan yang normal. Vitamin-vitamin tidak dapat dibuat dalam jumlah
yang cukup oleh tubuh, oleh karena itu harus diperoleh bahan pangan yang
dikonsumsi. Sedangkan Hormon merupakan getah yang dihasilkan oleh suatu
kelenjar dan langsung diedarkan oleh darah. Kelenjar tersebut tidak mempunyai
saluran khusus dan disebut sebagai kelenjar endokrin atau kelenjar buntu.

Mineral terbentuk dari atom-atom serta molekul-molekul dari berbagai


unsure kimia, dimana atom-atom tersebut tersusun dalam suatu pola yang teratur.
Keteraturan dari rangkaian atom ini akan menjadikan mineral mempunyai sifat
dalam yang teratur.
DAFTAR PUSTAKA

Elfatul. 2013. Vitamin, Mineral, dan Hormon. https://elfalailatul04.blogspot.com/


Triana, V. (2006). Macam-macam vitamin dan fungsinya Dalam tubuh manusia.
Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas, 1(1), 40-47.
http://w3i3t2a.blogspot.com/2011/10/mineral-mikro-makro.html.

Almatsier, Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.
Barasi, Mary E. 2009. Ilmu Gizi. Jakarta: Airlangga.
Endang, Achadi. 2007. Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.

24

Anda mungkin juga menyukai