Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH FARMAKOGNOSI II

VITAMIN

Dosen pengampuh : Lisa Potty, S.Si.,M.Si.,Apt

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 6 :

1. Faiza Rengifuryaan ( 4820121147 )


2. Faradilla Indi Mansa ( 4820121206 )
3. Faradila Muges ( 4820121178 )
4. Febrianda Hitimala ( 4820121167 )
5. Febrianti Monia Latuconsina ( 4820121111 )
6. Febri Yanti ( 4820121124 )

KELAS : B1 ( AMBON )
SEMESTER : IV ( EMPAT )

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MALUKU HUSADA
AMBON
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena

berkat kebaikan-Nya kami mampu menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik dan

tepat waktu. Tidak lupa, tim penyusun ingin mengucapkan terima kasih kepada ibu Lisa

Potty, S.Si.,M.Si.,Apt Selaku dosen mata kuliah Farmakognosi II yang sudah membantu

kami dalam proses penggarapannya.

Makalah yang berjudul “ VITAMIN “ disusun oleh kami selaku tim penyusun

untuk memenuhi tugas mata kuliah Farmakognosi II. Lewat proses panjang, kami pun

yang beranggotakan enam orang ini.

Kami pun mengetahui jika makalah yang sudah digarap masih jauh dari kata

sempurna. Masih banyak kekurangan sehingga kami sangat berharap saran dan kritiknya

kepada kami agar di kemudian hari kami bisa membuat satu makalah yang lebih

berkualitas. Terakhir, semoga makalah berikut bermanfaat bagi pembaca maupun

mahasiswa/mahasiswi lain.

Ambon, 2 April 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ 1

KATA PENGANTAR ..................................................................................... 2

DAFTAR ISI.................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 4

1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 4

1.2 Rumusan Masalah....................................................................................... 4

1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................ 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................... 5

2.1 Vitamin B1 ( Thiamin ) ............................................................................. 5

2.2 Vitamin B2 ( Riboflavin )........................................................................... 6

2.3 Vitamin B3 ( Niasin )................................................................................. 7

2.4 Vitamin B5 ( Asam Pantotenat )................................................................. 7

2.5 Vitamin B6.................................................................................................. 8

2.6 Vitamin B7 ( Biotin ) ................................................................................. 9

2.7 Vitamin B9 ( Folat ).................................................................................... 9

2.8 Vitamin B12 ( Sianokobalamin )................................................................ 10

2.9 Vitamin C.................................................................................................... 10

2.10 Vitamin A................................................................................................. 11

2.11 Vitamin D................................................................................................. 12

2.12 Vitamin E.................................................................................................. 12

2.13 Vitamin K................................................................................................. 13

BAB III PENUTUP.......................................................................................... 14

3.1 Kesimpulan................................................................................................. 14

3.2 Saran........................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 15

3
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Vitamin adalah senyawa-senyawa organik tertentu yang diperlukan dalam jumlah kecil dalam
diet seseorang tetapi esensial untuk reaksi metabolisme dalam sel dan penting untuk melangsungkan
pertumbuhan normal serta memelihara kesehatan.

Vitamin memiliki peranan spesifik di dalam tubuh dan dapat pula memberikan manfaat
kesehatan. Bila kadar senyawa ini tidak mencukupi, tubuh dapat mengalami suatu penyakit. Tubuh
hanya memerlukan vitamin dalam jumlah sedikit, tetapi jika kebutuhan ini diabaikan maka
metabolisme di dalam tubuh kita akan terganggu karena fungsinya tidak dapat digantikan oleh
senyawa lain. Gangguan kesehatan ini dikenal dengan istilah avitaminosis. Contohnya adalah bila kita
kekurangan vitamin A maka kita akan mengalami kerabunan. Di samping itu, asupan vitamin juga
tidak boleh berlebihan karena dapat menyebabkan gangguan metabolisme pada tubuh.

Vitamin adalah nutrisi yang sangat penting untuk pertumbuhan, energi, dan fungsi saraf. Tubuh
kita mendapatkan vitamin dari makanan, suplemen, atau hasil produksi flora usus. Kebanyakan
vitamin-vitamin ini tidak dapat disintesis oleh tubuh. Beberapa di antaranya masih dapat dibentuk
oleh tubuh, namun kecepatan pembentukannya sangat kecil sehingga jumlah yang terbentuk tidak
dapat memenuhi kebutuhan tubuh. Oleh karenanya tubuh harus memperoleh vitamin dari makanan
sehari-hari. Jadi vitamin mengatur metabolisme, mengubah lemak dan kabohidrat menjadi energi, dan
ikut mengatur pembentukan tulang dan jaringan.

Sejarah  penemuan vitamin dimulai oleh Eijkman yang pertama kali mengemukakan adanya zat
yang bertindak sebagai faktor diet esensial dalam kasus penyakit beri-beri. Pada tahun 1897 ia
memberikan gambaran adanya suatu penyakit yang diderita oleh anak ayam yang serupa dengan beri-
beri pada manusia. Gejala penyakit tersebut terjadi setelah binatang diberi makanan yang terdiri
atas`beras giling murni. Ternyata penyakit ini dapat disembuhkan dengan memberikan makanan sisa
gilingan beras yang berupa serbuk. Hasil penemuan yang menyatakan bahwa dalam makanan ada
faktor  lain yang penting selain kabohidrat,  lemak dan protein sebagai energy, mendorong para ahli
untuk meneliti lebih lanjut tentang vitamin, sehingga diperoleh konsep tentang vitamin yang kita
kenal sekarang. Pada saat ini terdapat lebih dari 20 macam vitamin. Oleh karena itu, makalah ini
disusun untuk mengetahui lebih jauh mengenai vitamin dan jenis-jenisnya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja jenis-jenis vitamin?
2. Bagaimana rumus kimia dan struktru molekul vitamin?
3. Apa saja fungsi/ khasiat dan sumber vitamin?
4. Bagaimana stabilitas vitamin di dalam bahan pangan?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui jenis-jenis vitamin.
2. Untuk mengetahui rumus kimia dan struktur molekul vitamin.
3. Untuk mengetahui fungsi/khasiat dan sumber vitamin.
4. Untuk mengetahui stabilitas vitamin di dalam bahan pangan.
BAB II
4
PEMBAHASAN

Vitamin merupakan suatu senyawa organik yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah yang sedikit
(mikronutrien). Vitamin memiliki fungsi utama sebagai kofaktor dalam proses metabolisme tubuh.
Pada umumnya, vitamin tidak dapat disintesis oleh tubuh. Jika dapat disintesis, jumlahnya tidak
mencukupi kebutuhan tubuh. Oleh karena itu, vitamin harus dipenuhi melalui konsumsi makanan.

Vitamin dapat digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu : (1) vitamin larut air; dan (2)
vitamin larut lemak. Vitamin larut air terdiri dari vitamin B kompleks (B1 (thiamin), B2(riboflavin),
B3 (asam nikotinat dan nikotinamida), B5 (asam pantotenat), B6 (pridoksin), B8 (biotin), B12), dan
vitamin C (asam askorbat). Vitamin larut lemak terdiri atas vitamin A, D, E, dan K.

Sifat-sifat umum vitamin larut air, antara lain : (1) unsur-unsurnya tidak hanya terdiri dari
atom karbon, oksigen, dan hidrogen; (2) tidak memiliki provitamin; (3) tersebar di semua jaringan; (4)
prekursor enzim-enzim; (5) diserap melalui proses difusi biasa; (6) tidak disimpan secara khusus
dalam tubuh; (7) dieksresikan melalui urin; (8) relatif lebih stabil, namun jika temperatur meningkat
akan mengalami kelabilan. Sedangkan sifat-sifat umum vitamin larut lemak, antara lain : (1) tidak
tersebar disemua jaringan; (2) terdiri atas unsur karbon, oksigen, dan hidrogen; (3) memiliki bentuk
prekursor atau provitamin; (4) menyusun struktur jaringan tubuh; (5) diserap bersama lemak; (6)
disimpan di dalam tubuh; (7) dieksresikan melalui feses; (8) kurang stabil, dapat dipengaruhi cahaya,
oksidasi, dan sebagainya.

2.1 Vitamin B1 (Thiamin)


Struktur Kimia Thiamin
Thiamin (C12H17ON4S) terdiri atas cincin pirimidina dan cincin thiazola (mengandung sulfur
dan nitrogen) yang dihubungkan oleh jembatan metilen.

Fungsi Thiamin
Thiamin berperan dalam proses metabolisme antaralain pada reaksi oksidasi piruvat - Asetil-
KoA, rekasi oksidasi α- keto glutarat dan reaksi transketolasi – HMP (Heksosa Monofosfat). Thiamin
diubah menjadi TPP (thiamin pyrohosphat) di dalam otak dan hati menggunakan enzim thiamin
difosfotransferase yang reaksinya membutuhkan ATP. Thiamin berperan penting sebagai koenzim
dekarboksilasi senyawa asam-keto. Beberapa enzim yang menggunakan TPP sbg koenzim adalah
pyruvate decarboxylase, pyruvate dehydrogenase, dan transketolase. Thiamin penting sebagai
koenzim piruvat dan α-ketoglutarate dehydrogenase, sehingga jika terjadi defisiensi, maka kapasitas
sel dalam menghasilkan energi menjadi sangat berkurang. Thiamin juga diperlukan untuk reaksi
fermentasi glukosa menjadi etanol, di dalam yeast.

Sumber Thiamin

5
Thiamin ditemukan pada tumbuhan biji-bijian, kacang-kacangan, daging, ikan, dan susu.

Stabilitas Thiamin dalam Bahan Pangan


Thiamin apat mengalami perubahan struktur dalam kondisi lingkungan yang asam maupun
basah. Pada kondisi asam, thiamin terhidrolisis menjadi 2-metil-4-amino-5B-hidroksimetilpirimidin
dan 4 metil-5hidroksietil thiazol. Pada kondisi basa, thiamin dikonfersi menjadi pseudobasa yang
netral, kemudian dikonfersi menjadi bentuk thiol dan selanjutnya menjadi komponen yang tersusun
atas sulfur dengan berat molekul yang rendah. Reaksi konfersi thiamin ini dapat terjadi pada saat
dilakukan pemanasan dan penyimpanan produk.

2.2 Vitamin B2 (Riboflavin)


Struktur molekul riboflavin
Rumus Kimia dari Ribovlavin adalah C17H20N4O6, Riboflavin terdiri dari cincin trisiklik
bernama isoalloxazine yang berikatan dengan derivat alkohol yaitu ribitol.

Fungsi Riboflavin (Vitamin B2)


Membantu proses energi dalam tubuh manusia, Vitamin ini memilki peranan penting dalam
memberikan bantuan metabolisme atau pemrosesan lemak, karbohidrat, dan protein dalam tubuh.
Mengatur pertumbuhan dan reproduksi. Vitamin B2 juga memiliki manfaat untuk memastikan
pertumbuhan serta perkembangan organ reproduksi dan pertumbuhan  jaringan tubuh seperti kulit,
mata,membran mucous, sistem saraf dan kekebalan tubuh. Sebagai tambahan vitamin B2 juga
menjamin kesehatan kulit, kuku dan pertumbuhan rambut, dan mengatur aktifitas kelenjar tiroid.
Riboflavin dapat bertindak untuk memperkuat antibody di dalam tubuh dengan memperkuat jaringan
pertahanan kita terhadap bakteri penyakit yang berbahaya.

Sumber Riboflavin
Sayuran, hati, daging, telur dan susu merupakan sumber riboflavin bagi
manusia. Riboflavin disintesis oleh ragi, jamur dan bakteri autotrofik, tidak disintesis oleh hewan,
akan tetapi mikroorganisme di dalam usus bisa memberikan sumbangan penting bagi kebutuhan
hewan, terutama pada ruminansia. Produksi riboflavin oleh industri fermentasi dengan jasa bakteri
tertentu dari susu, molase atau substrat lainnya yang dapat difermentasi, merupakan sumber komersial
penting untuk vitamin tersebut, terutama untuk kebutuhan ternak. Vitamin tersebut dibuat pula secara
sintetis kimiawi dalam jumlah besar.

            Riboflavin diperlukan dalam respirasi sel, sehingga sangat dimungkinkan vitamin tersebut


terdapat dalam semua sel tumbuh-tumbuhan dan hewan. Pada tumbuhan, tempatriboflavin dibuat
tidak diketahui, namun konsentrasi terbesar vitamin tersebut terdapat di daun.

Stabilitas dalam bahan pangan

6
Riboflavin merupakan vitamin yang cukup stabil terhadap panas, sehingga tidak mudah
hilang selama proses pemasakan bahan pangan. Namun, riboflavin tidak stabil pada kondisi basa.
Riboflavin juga mudah teroksidasi, terutama karena cahaya dan oksigen. Susu sapi yang dikemas
menggunakan bahan transparan lebih cepat mengalamai penurunan kadar riboflavin disbanding susu
sapi yang dikemas karton tak tembus cahaya.

Sensitivitas riboflavin terhadap cahaya melalui mekanisme penyerapan energi dari cahaya
(UV), sehingga riboflavin menjadi tereksitasi. Riboflavin triplet tereksitasi yang merupakan
komponen diradikal, bereaksi dengan oksigen tiplet membentuk anion superoksida dan oksigen
singlet merupakan spesies oksigen reaktif (ROS). Selanjutnya ROS akan memicu terjadinya rantai
reaksi oksidasi dari komponen lain seperti lipid, vitamin A, C, D, dan E.

2.3 Vitamin B3 (Niasin)


Struktur Molekul Niasin atau Vitamin B3

Niasin secara umum terdiri atas dua jenis, yaitu nikotinat (C 6H5O2N) dan nikotinamid (C6H6ON2).
Fungsi Niasin (Vitamin B3)
Memproduksi Energi, Metabolisme Lemak, Mendukung Pemrosesan Genetik, Pengaturan Aktivitas
Insulin

Sumber vitamin B3 (Niasin)


Biji-bijian dan kacang-kacangan, buah manga, jamur, asparagus, daging sapi, ikan tuna, ikan salmon,
dada ayam, telur, susu, dll.

Stabilitas dalam bahan pangan


Niasin merupakan vitamin yang sangat stabil terhadap panas, cahaya, dan oksigen. Oleh karena itu,
selama pengolahan dan penyimpanan, keberadaan niasin dalam bahan pangan dapat dipertahankan

2.4 Vitamin B5 (Asam pantotenat)


Struktur Molekul Vitamin
Rumus kimia B5 C9H17NO5

Fungsi Vitamin B5
1. Pembentuk komponen tubuh
Vitamin B5 bertindak sebagai pembentuk banyak komponen penting yang dibutuhkan oleh tubuh
manusia. Sebagai contoh adalah pembentukan lemak, protein, karbohidrat, asam amino dan
antibiotik, juga merangsang hormon adrenalin.

7
2. Meredam stress. Vitamin B5 berguna mengurangi stres dan masalah mental serius lainnya, seperti
cemas dan depresi, dan menjamin kesegaran pikiran. Hal ini karena vitamin B5 mengatur hormon
yang bertanggung jawab terhadap kondisi mental.
3. Kulit dan rambut sehat. Vitamin B5 membantu untuk menjaga kulit tetap sehat dan menarik. Hal
ini juga membantu untuk menunda munculnya tanda-tanda penuaan dini pada kulit, seperti
keriput dan bintik-bintik. Studi juga menunjukkan bahwa Vitamin B5 berperan penting dalam
pigmentasi rambut, dan mencegah kehilangan warna hitam rambut sampai usia tua.
4. Peningkat Hemoglobin Vitamin B5 telah terbukti dapat meningkatkan hemoglobin dalam tubuh
kita. Hal ini juga akan membantu hati metabolisme zat-zat beracun dalam tubuh. Vitamin B5
adalah sumber bahan bakar untuk pembelahan sel dan reproduksi DNA.

Sumber Vitamin B5 (Asam Pantotenat)


Sumber utama dari asam pentotenat antara lain biji-bijian, daging ayam, daging sapi, liver,
ginjal, yeast, kuning telur, brokoli, dan kentang.

Stabilitas dalam bahan pangan


Asam pentotenat merupakan vitamin yang kurang stabil terhadap panas, dan kondisi lingkungan yang
asam dan alkali. Meskipun asam pantotenat alami dapat dijadikan sebagai suplemen, namun
stabilitasnya rendah sehingga digunakan derivate sintetik dari asam pantotenat yang memiliki
stabilitas yang lebih tinggi.

2.5 Vitamin B6
Struktur molekul vitamin B6

Pyridoxine pyridoxal pyridoxamin

Fungsi vitamin B6
berperan dalam pembentukan protein tubuh, sel-sel darah merah, prostaglandin dan senyawa
struktural yang berfungsi sebagai transmitter kimia pada system saraf. Vitamin B6 juga penting dalam
mempertahankan keseimbangan hormone dan fungsi kekebalan tubuh. Selain itu, vitamin B6 berperan
sebagai koenzim dan terlibat dalam metabolisme asam amino.

Sumber vitamin B6
Banyak ditemukan pada beras dan yeast. Selain itu ditemukan juga pada sayuran, daging, ikan, dan
telur.

Stabilitas dalam bahan pangan


Stabil tergadap panas dan basa kuat atau asam; juga apeka terhadap cahaya, terutama sinar ultraviolet
dan jika terdapat dalam lerutan basa. Piridoksal dan piridosamina dirusak dengan cepat jika kena
udara,panas atau cahaya. Pridoksamina mudah rusak pada oprasi pemrosesan makanan.

8
2.6 Vitamin B7 (Biotin)
Struktur molekul

Fungsi vitamin B7
Biotin erat hubungannya dengan kesehatan rambut, kulit dan kuku, sehingga anggota vitamin B yang
satu ini dijuluki “vitamin kecantikan.” Selain itu, ia bisa membantu mengontrol tingkat glukosa darah
pada penderita diabetes. Vitamin B7 juga sangat penting bagi wanita selama kehamilan karena
diperlukan untuk pertumbuhan bayi yang normal

Sumber vitamin B7
Barley, hati, ragi, daging ayam, ikan, kentang, bunga kol, kuning telur dan kacang-kacangan.

Stabilitas dalam bahan pangan


Biotin memiliki stabilitas yang tinggi terhadap panas, oksigen, cahaya, dan bahan-bahan
pengoksidasi/pereduksi. Biotin agak sensitif terhadap suasana lingkungan yang asam atau basa.

2.7 Vitamin B9 (Folat)


Struktur molekul

Fungsi folat
Asam folat adalah bentuk sintetis B9 yang digunakan dalam suplemen dan makanan yang diperkaya
seperti sereal dan roti.  Studi telah menunjukkan bahwa folat dapat membantu meredam depresi dan
mencegah kehilangan memori. Vitamin ini juga sangat penting bagi wanita yang sedang hamil karena
mendukung pertumbuhan bayi dan mencegah cacat syaraf otak sejak lahir

Sumber asam folat


Ditemukan dalam sayuran hijau tua, asparagus, bit, salmon, sayuran akar, susu, bulgur gandum dan
kacang-kacangan.

Stabilitas dalam bahan pangan


Folat merupakan vitamin yang stabil terhadap panas, namun kurang stabil terhadap cahaya, asam,
basa dan bahan-bahan pengoksidasi. Karena stabilitasnya yang rendah, folat dalam bahan pangan
mudah terdegradasi selama proses pengolahan. Asam folat merupakan vitamin sintetik yang meiliki
stabilitas yang lebih tinggi dibanding bentuk folat. Tingginya stabilitas asam folat sering ditambahkan
atau difortifikasikan pada makanan.

9
2.8 Vitamin B12 (Sianokobalamin)
Struktur molekul

Fungsi vitamin B12


Vitamin B12(Sianokobalamin) mempunyai struktur yang paling rumit di banding dengan vitamin
manapun dan unik karena mempunyai unsure logam,kobalt dalam molekul. Sianokobalamin
merupakan komponen beberapa koenzim dan mempunyai pengaruh terhadap pembentukan asam
nukleat. vitamin B12 adalah Vitamin yang banyak dihubungkan dengan darah dan system saraf pusat,
berperan dalam menjaga agar sel-sel berfungsi normal, terutama sel-sel saluran pencernaan, system
saraf, dan sumsum tulang, serta memcah homosistein (substansi dalam darah yang meningkatkan
risiko stroke dan penyakit alzhaimer). Kekurangan vitamin B12 akan melemahkan fungsi saraf
dengan akibat gejala berupa kaki bergetar dan perasaan terbakar. Pada orang lanjut usia kekurangan
vitamin B12 dapat menyebabkan kepikunan, depresi atau gangguan mental,anemia dan diare

Sumber vitamin B12


Sumber vitamin B12 dari makanan adalah Hati(ayaman/sapi),daging,susu, dan produk olahannya,
telur,ikan,sayur,kedelai dan produk olahannya (ahu,tempe,tauco,kecao,bekatul dan rumput laut),
Vitamin B12 diproduksi juga oleh banyak mikroorganisme.

Stabilitas dalam bahan pangan


Vitamin B12 memiliki stabilitas yang tinggi terhadap panas, sehingga vitamin B12 dalam bahan
pangan yang dimasak dapat dipertahankan. Namun, vitamin B12 menunjukkan sensitivitas yang
tinggi terhadap cahaya, oksigen, serta lingkungan yang asam atau basa.

2.9 Vitamin C
Struktur molekul
Rumus kimia vitamin C adalah C6H8O6

Struktur molekul asam askorbat asam dehidroaskorbat

10
Fungsi vitamin C
fungsi vitamin C adalah sebagai sintesis kolagen, absorbsi dan metabolisme besi, mencegah terjadinya
aterosklerosis. fungsi vitamin C dalam kehidupan sehari-hari berperan dalam penyembuhan luka,
patah tulang, perdarahan di bawah kulit dan perdarahan gusi. Asam askorbat penting untuk
mengaktifkan enzim prolil hidroksilase, yang menunjang tahap hidroksilasi dalam pembentukan
hidroksipolin, suatu unsure integral kolagen. Tanpa asam askorbat, maka serabut kolagen yang
terbentuk di semua jaringan tubuh menjadi cacat dan lemah. Oleh sebab itu, vitamin ini penting untuk
pertumbuhan dan kekurangan serabut di jaringan subkutan, kartilago, tulang, dan gigi
Sumber vitamin C
Vitamin C pada umumnya hanya terdapat pada bahan makanan nabati,yaitu sayur dan buah terutama
yang mengandung asam. Seperti jeruk, tomat, buah mete, dan belimbing.

Stabilitas di dalam bahan pangan


Vitamin c menunjukkan sensitivitas yang tinggi dan mudah teroksidasi oleh panas, cahaya, dan udara.
Sifat sensitive vitamin C tersebut menjadi petunjuk agar bahan makanan atau minuman seminim
mungkin melibatkan proses pemasakan. Penyimpanan minuman sumber vit C pada kondisi dingin dan
dikemas agar terhindar dari kontak dengan oksigen, dapat mempertahankan stabilitas vitamin C.
sensitivitas vit. C terhadap cahaya dapat diantisipasi dengan menggunakan kemasan yang tidak
transparan atau tidak tembus cahaya.

2.10 Vitamin A
Struktur molekul
Rumus kimia untuk Vitamin A adalah C20H30O

Fungsi vitamin A
Vitamin A berfungsi dalam penglihatan normal pada cahaya remang. Di dalam mata, retinol, bentuk
vitamin A yang didapat dari darah, dioksidasi menjadi retinal. Retinal kemudian mengikat protein
opsin dan membentuk pigmen visual merah-ungu (visual purple) atau rodopsin. Rodopsin ada di
dalam sel khusus di dalam retina mata yang dinamakan rod. Bila cahaya mengenai retina, pigmen
visual merahungu ini berubah menjadi kuning dan retinal dipisahkan dari opsin. Selain itu vitamin A
berperan dalam diferensiasi Sel, Fungsi Kekebalan, Pertumbuhan dan Perkembangan dan berpengaruh
terhadap sintesis protein, yaitu terhadap pertumbuhan sel.

Sumber vitamin A
wortel, cabai merah, bayam, tomat, pepaya, buah naga, apel, pisang, umbi-umbian, susu, keju, hati
sapi, mentega, kuning telur, minyak ikan,dll.

Stabilitas Vitamin A dalam Bahan Pangan


Pengolahan menyebabkan kerusakan vitamin A 5-40%, Penyebab utama pada kondisi tanpa
oksigen seperti sterilisasi adalah isomerisasi dan fragmentasi, Adanya oksigen menyebabkan oksidasi
menghasilkan sejumlah produk, dan Proses oksidasi biasanya bersamaan dengan oksidasi lemak.

11
2.11 Vitamin D
Struktur molekul
Rumus kimia : Ergokalsiferol : C28H44O dan Kholekalsiferol : C27H44O

ergokalsiferol Kolekalsiferol

Fungsi vitamin D
Vitamin D berfungsi dalam homeostasis kalsium-fosfor bersama-sama dengan parathormon dan
calcitonin. Kalsium darn fosfor sangat diperlukan pada proses-proses biologik. Kalsium penting untuk
kontraksi otot, transmisi impul syaraf, pembekuan darah dan struktur membran. Vitamin D juga
berperan sebagai kofaktor bagi enzim-enzim, seperti lipase dan ATP-ase. Fosfor memegang peranan
penting sebagai komponen DNA dan RNA, fosforilasi protein-protein untuk pengaturan jalur-jalur
metabolik. Kalsium dan Fosfor serum pada kadar tertentu penting untuk mineralisasi tulang secara
normal

Sumber vitamin D
Hati ikan, susu, telur, penambahan vitamin D dari luar pada diet, penyinaran makanan yang
mengandung provitamin D, Pada manusia, penyinaran kulit oleh sinar UV menghasilkan vitamin D.

Stabilitas Vitamin D dalam bahan pangan


Kestabilan vitamin D dipengaruhi oleh pelarut pada saat vitamin dilarutkan. Vitamin D akan stabil
pada bentuk kristal yang disimpan pada botol gelas tidak tembus pandang. Selain itu, stabilitas
terhadap panas, asam dan oksigen. Vitamin D akan mengalami kerusakan pada suasana sedikit alkali
jika ada udara dan cahaya

2.12 Vitamin E
Struktur molekul
Rumus Kimia : C29H50O2

Fungsi atau khasiat vitamin E


Fungsi Utama Sebagai antioksidan karena ia mudah teroksidasi. Dengan demikian dapat
melindungi senyawa lain dari oksidasi karena fungsinya sebagai antioksidan inilah, vitamin E
merupakan pertahanan utama melawan oksigen perusak, lipid perosida, dan radikal bebas serta
menghetikan reaksi berantai dari radikal bebas. Fungsi Vitamin E yang lain yaitu menstimulasi respon
imunologi. Kemampuan peningkatan imunologi terlihat dalam peningkatan kekebalan tubuh, dan

12
kejadian infeksi akan berkurang bilamana kadar vitamin E dalam tubuh meningkat, selain itu vitamin
E dalam tubuh dapat menghambat konversi nitrit dalam asap rokok menjadi nitrosamine dalam perut.
Nitrosamine dikenal sebagai promoter tumor kanker yang berbahaya.

Sumber vitamin E
Untuk mendapatkan jumlah vitamin E yang memenuhi angka kecukupan tersebut dapat
diperoleh dari bahan makanan yang banyak mengandung vitamin E. Makanan yang paling banyak
mengandung vitamin E adalah minyak nabati, kacang-kacangan dan biji-bijian. Minyak kecambah
tercatat sebagai sumber vitamin E yang paling kaya.

Stabilitas Vitamin E dalam bahan pangan


Vitamin E memiliki aktivitas antioksidan, melalui mekanisme donor atom hydrogen dari gugus
hidroksil cincin aromatic pada komponen radikal. Selain dapat menstabilkan asam lemak dari
oksidasi, vitamin E dapat mempertahankan warna daging dari pengaruh oksidasi. Vitamin E agak
sensitive atau kurang stabil terhadap cahaya, oksigen, dan panas.

2.13 Vitamin K
Struktur molekul

Fungsi vitamin K
Vitamin K atau Koagulasi memiliki banyak fungsi dalam tubuh kita, salah satu fungsi utamanya
adalah membantu untuk mempercepat pembekuan darah sehingga tidak terjadi pendarahan besar
ketika terjadi luka. Selain itu, vitamin K juga memperkuat tulang, Mengontrol kadar kalsium dalam
darah,dll

Sumber vitamin K
Vitamin K banyak diperoleh dari tanaman yang berfotosintesis seperti sayuran berupa daun hijau.
Selain itu, banyak juga ditemukan pada minyak kedelai, minyak bunga matahari, minyak wijen,
minyak zaitun, dll.

Stabilitas Vitamin K dalam bahan pangan


Vitamin K memiliki stabilitas yang tinggi terhadap panas, oksigen dan kelembaban namun tidak stabil
terhadap cahaya matahari, stabilitas vitamin k yang tinggi ini memberikan kemudahan dalam
kemudahaan pengolahan bahan pangan sumber vitamin K.

13
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Vitamin merupakan suatu senyawa organik yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah yang sedikit
(mikronutrien).Vitamin memiliki fungsi utama sebagai kofaktor dalam proses metabolisme tubuh.
Vitamin dapat digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu : (1) vitamin larut air; dan (2) vitamin larut
lemak. Vitamin larut air terdiri dari vitamin B kompleks dan vitamin C (asam askorbat). Vitamin larut
lemak terdiri atas vitamin A, D, E, dan K.

3.2 Saran
Para penyusun seharusnya mencari lebih banyak lagi referensi agar tercipta isi makalah yang
baik. Dan untuk para pembaca jika ada yang kurang tepat dalam isi makalah ini kami sangat
menghargai kritikan dan sanggahan agar tim penulis lebih teliti lagi kedepannya dalam menyusun
makalah apapun.

14
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Barasi, Mary E. 2009. Ilmu Gizi. Jakarta: Airlangga.

Endang, Achadi. 2007. Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Gibney, Michael J., et al. 2005. Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran ECG.

Khomsan, Ali. 2004. Pengantar Pangan dan Gizi. Jakarta: Penebar Swadaya.

Proverawati A., dan Siti Asfuah. 2009. Buku Ajar Gizi untuk Kebidanan. Yogyakarta: Nuha

Medika.

Sediaoetama, Achmad Djaeni. 2010. Ilmu Gizi. Jakarta: Dian Rakyat.

Supariasa, D.N.I., et al. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta: ECG.

15

Anda mungkin juga menyukai