Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH ANALISIS MAKANAN, KOSMETIK DAN PERBEKALAN FARMASI

ANALISIS VITAMIN

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK V
APSA 51821011121
HIKMAWATI AILAPYU 51821011146
KASMIA 51821011155
NUR AINI S. UMAR 51821011158
RAHMAWATI 50221011151
RAHMI RAHAYU 51521011169
RESKI NANDA ABIDIN 51821011029
SARI RAHMADHONI 51821011147

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA & ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PANCA SAKTI

MAKASSAR

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah

memberikan kemudahan bagi kami sebagai penyusun untuk dapat

menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya. Makalah ini merupakan

tugas dari mata kuliah ANALISIS MAKANAN, KOSMETIK DAN

PEMBEKALAN FARMASI.

Makalah yang berjudul tentang “Analisis Vitamin”. Mengenai

penjelasan lebih lanjut kami memaparkannya dalam bagian pembahasan

makalah ini.

Dengan harapan makalah ini dapat bermanfaat, maka kami

sebagai penulis mengucapakan terima kasih kepada semua pihak yang

telah membantu menyelesaikan makalah ini.

Akhir kata kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang

telah membantu kami dalam penyelesaian makalah ini. Saran dan kritik

yang membangun dengan terbuka kami terima untuk meningkatkan

kualitas makalah ini.

Makassar, 9 November 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................1
1.2 Tujuan.................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................................3
2.1 Pengertian Vitamin............................................................................................................3
2.2 Fungsi Vitamin...................................................................................................................3
2.3 Klasifikasi Vitamin.............................................................................................................4
2.3.1 Vitamin Larut Lemak....................................................................................................4
2.3.2 Vitamin Larut Air..........................................................................................................6
2.4 Analisis Vitamin.................................................................................................................9
2.4.1 Vitamin A (Retinol)........................................................................................................9
2.4.1 Vitamin D (Kalsiferol)..................................................................................................11
2.4.2 Vitamin E (Tokoferol)..................................................................................................13
2.4.3 Vitamin K (Menadion).................................................................................................14
2.4.4 Vitamin C (Asam Askorbat)........................................................................................15
2.4.5 Vitamin B Kompleks....................................................................................................17
BAB III PENUTUP...........................................................................................................................28
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................29

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Vitamin adalah komponen tambahan makanan yang berperan sangat penting
dalam gizi manusia. Banyak vitamin tidak stabil pada kondisi pemrosesan
tertentu dan penyimpanan, dan karena itu kandungan vitamin dalam makanan
yang diproses dapat sangat menurun. Vitamin sintetik dipakai secara luas untuk
menggantikan vitamin yang hilang dan untuk mengembalikan kandungan
vitamin dalam makanan. Beberapa vitamin berfungsi sebagai koenzim yang
tanpa vitamin itu enzim tersebut tidak efektif sebagai biokatalis (deMan, 1997).
Vitamin adalah senyawa organik yang diperlukan tubuh dalam jumlah yang
sangat kecil dan harus disuplai dari makanan karena tubuh tidak dapat
menyintesisnya. Suatu vitamin minimal menunjukkan satu fungsi metabolik
khusus. Istilah vitamin digunakan oleh Casimir Funk pada tahun 1912 yang
meneliti tentang penyakit beri-beri. Vita menunjukkan senyawa yang diperlukan
oleh tubuh, sedangkan amine berarti mengandung nitrogen, maka kemudian
istilah amine diganti dengan amin, sehingga lebih dikenal dengan vitamin
(Muchtadi, 2009).
Secara umum pengertian vitamin adalah suatu zat senyawa kompleks yang
sangat dibutuhkan oleh tubuh kita yang berfungsi untuk membantu pengaturan
atau proses kegiatan tubuh. Tanpa vitamin manusia, hewan dan makhluk hidup
lainnya tidak akan dapat melakukan aktifitas hidup . Walaupun vitamin memiliki
banyak jenis akan tetapi secara umum vitamin bekerja dengan cara
menggalakkan reaksi kimia tertentu dalam suatu proses metabolisme. Jika
kekurangan vitamin dapat memperbesar peluang terkena penyakit pada tubuh
kita.
Ada dua golongan vitamin, yaitu vitamin yang larut dalam lemak dan
vitamin yang larut dalam air. Vitamin yang larut dalam lemak adalah vitamin A,

1
D, E, dan K. sedangkan vitamin yang larut dalam air adalah B (thiamin,
riboflavin, niacin, piridoksin, asam pantothenat, biotin, sianokobalamin, choline,
inositol) dan vitamin C. Kedua golongan vitamin ini mempunyai sifat umum
yang berbeda-beda. Ada beberapa senyawa yang berhubungan dengan vitamin,
yaitu antivitamin, yang kerjanya dapat merusak struktur vitamin, dan antagonis
vitamin, yang kerjanya dapat dapat berkompetisi dengan vitamin (Proverawati,
2011).
Vitamin bukanlah sumber energi, tetapi vitamin melakukan fungsi regulator
(pengatur). Vitamin bekerja sama dengan enzim dalam beberapa reaksi kimia.
Vitamin juga penting untuk pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan, dan
reproduksi. Vitamin harus ada dalam tubuh manusia walaupun hanya dalam
jumlah kecil karena memiliki fungsi khusus dan tidak dapat digantikan (Pratiwi,
2007). Oleh karena itu, penting bagi kita untuk selalu mengkonsumsi vitamin
dalam kadar yang dibutuhkan oleh tubuh. Ada beberapa cara yang dapat
digunakan untuk menganalisis vitamin, yaitu dengan cara kualitatif dan
kuantitatif. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka “Analisis Vitamin” kami
gunakan sebagai judul dari paper kami.
1.2 Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian vitamin.
2. Mahasiswa dapat mengetahui fungsi vitamin.
3. Mahasiswa dapat mengetahui klasifikasi vitamin
4. Mahasiswa dapat mengetahui cara analisis vitamin

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Vitamin


Vitamin berasal dari gabungan kata bahasa Latin vita yang artinya "hidup"
dan amina (amine) yang mengacu pada suatu gugus organik yang memiliki atom
nitrogen (N), karena pada awalnya vitamin dianggap demikian. Kelak diketahui
bahwa banyak vitamin yang sama sekali tidak memiliki atom N. Dipandang dari
sisi enzimologi (ilmu tentang enzim), vitamin adalah kofaktor dalam reaksi kimia
yang dikatalisasi oleh enzim. Pada dasarnya, senyawa vitamin ini digunakan
tubuh untuk dapat bertumbuh dan berkembang secara normal. (Wikipedia,2014)
Vitamin merupakan bahan makanan bukan penghasil energi, sehingga harus
diberikan dalam makanan sehari-hari untuk mendapatkan kesehatan yang
optimal. Vitamin merupakan senyawa-senyawa organik yang memegang peranan
penting dalam berlangsungnya berbagai proses vital di dalam tubuh. Masing-
masing vitamin memegang peranan yang spesifik yang pada akhirnya dapat
memengaruhi organisme keseluruhannya. Vitamin memiliki peran sangat penting
untuk pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan, dan fungsi-fungsi tubuh lainnya
agar metabolisme berjalan normal (Sirajuddin, 2012).
2.2 Fungsi Vitamin
Vitamin memiliki peranan spesifik di dalam tubuh dan dapat pula
memberikan manfaat kesehatan. Bila kadar senyawa ini tidak mencukupi, tubuh
dapat mengalami suatu penyakit. Tubuh hanya memerlukan vitamin dalam
jumlah sedikit, tetapi jika kebutuhan ini diabaikan maka metabolisme di dalam
tubuh kita akan terganggu karena fungsinya tidak dapat digantikan oleh senyawa
lain. Gangguan kesehatan ini dikenal dengan istilah avitaminosis. Contohnya
adalah bila kita kekurangan vitamin A maka kita akan mengalami kerabunan. Di
samping itu, asupan vitamin juga tidak boleh berlebihan karena dapat
menyebabkan gangguan metabolisme pada tubuh.

3
Fungsi Vitamin secara umum berhubungan sangat erat dengan fungsi enzim,
terutama vitamin - vitamin kelompok B. Ada banyak jenis-jenis vitamin yang
memiliki fungsi-fungsi tersendiri. Fungsi vitamin secara umum antara lain
sebagai berikut:
 Mengatur zat dalam tubuh, Berfungsi menguatkan gigi dan tulang.
 Mempercepat Pertumbuhan, Memperkuat daya tahan tubuh terhadap penyakit
 Mempercepat proses dalam penyembuhan penyakit
 Menjaga dan meningkatkan kebugaran tubuh
 Memperlambat dalam proses penuaan
 Membangun sistem kekebalan tubuh atau sistem imun
 Menjaga tubuh tetap segar dan menghilangkan rasa capek
 Vitamin juga diperkirakan berfungsi sebagai katalisator dalam reaksi biokimia
tubuh.
Selain itu vitamin berperan sebagai antioksidan, yakni zat untuk
menghindari terjadinya bebas (free radikal bebas).
Klasifikasi Vitamin memiliki dua kelompok yaitu :
 Water Soluble Vitamin atau vitamin yang dapat larut dalam air seperti vitamin
C dan vitamin B.
 Fat Soluble Vitamin atau vitamin yang dapat larut dalam lemak seperti
vitamin A,D,E dan vitamin K (Apryani, 2013).
2.3 Klasifikasi Vitamin
2.3.1 Vitamin Larut Lemak
Vitamin yang larut di dalam lemak dalam takaran yang besar akan
berbahaya bagi tubuh karena jenis vitamin ini tidak dapat diekskresikan keluar
dan akan tersimpan di dalam tubuh. Adapun vitamin larut larut itu terdiri atas
vitamin A, D, E, dan K.

4
a) Vitamin A
Vitamin A dikenal luas memiliki manfaat besar untuk mata. Namun
selain itu vitamin A memiliki banyak manfaat lainnya seperti berperan
dalam perkembangan janin dan menghambat timbulnya kanker. Vitamin A
juga berfungsi untuk menjaga kesehatan kulit, dan sangat penting untuk
indra penglihatan agar tetap sehat serta menjaga imunitas tubuh. Penyebab
penyakit yang kekurangan Vitamin A yaitu penyakit Katarak, Rabun Senja,
Keratomalacia (Perusakan Kornea), Hyperkeratosis (benjolan putih pada
folikel rambut). Sumber makanan yang mengandung vitamin A : Jenis
buah-buahan yang memiliki warna Merah dan Kuning seperti; wortel,
pepaya, pisang, cabe merah, labu kuning, margarine, susu, serta sayuran
yang memiliki warna hijau seperti; bayam.
b) Vitamin D
Vitamin D ini memiliki provitamin D di bawah kulit kita yang bisa
berubah menjadi vitamin D ketika kita mendapatkan sinar matahari yang
cukup terutama di pagi hari. Fungsi vitamin ini memiliki peranan penting
untuk gigi dan tulang, mencegah penyakit rahkitis atau yang disebut
pelunakan tulang pada anak-anak, serta dapat membantu tubuh
menggunakan kalsium dan phosphor. Jika kekurangan vitamin ini dapat
menyebabkan Rheumatoid arthritis atau radang sendi, diabetes, rahkitis
serta Penyakit Osteomalasia atau hilangnya unsur fosfor dan kalsium
secara berlebihan. Sedangkan makanan yang mengandung vitamin D
seperti Susu, udang, paparan sinar matahari, tiram, kedelai, jamur, hati,
telur dan ikan.
c) Vitamin E
Vitamin ini sangat dikenal oleh wanita karena memiliki manfaat yang
penting untuk kulit. Vitamin ini berfungsi untuk menjaga kesegaran tubuh,
keremajaan kulit dan mencegah kerusakan kulit akibat paparan sinar
ultraviolet. Macam-macam manfaat vitamin selanjutnya adalah vitamin E

5
yang memiliki fungsi penting untuk kelancaran fungsi darah dalam
melakukan tugasnya, menjaga kesehatan kulit, mata, darah merah dan hati,
sebagai antioksidan alami,melindungi paru- paru dari polusi udara serta
dapat mencegah asam lemak yang berlebihan. Akibat kekurangan vitamin
ini dapat menimbulkan kemandulan, gangguan saraf dan otot. Makanan
yang mengandung jenis vitamin E yaitu Gandum, padi-padian, minyak
sayur, ragi, lobak, kuning telur, cabe rawit, tomat, dan jagung.
d) Vitamin K
Vitamin K yang mempunyai fungsi sebagai membantu metabolisme
tubuh serta dapat mencegah penyakit diabetes, dapat menurunkan resiko
terkena penyakit osteoporosis dan dapat menekan proses pendarahan akibat
pemakaian senyawa aspirin atau antibiotik yang berlebihan. Kekurangan
vitamin K bisa menyebabkan gusi berdarah, mudah memar, menurunnya
kepadatan tulang serta dapat menghambat pembekuan darah. Vitamin ini
bisa didapatkan diantaranya dari alpukat, anggur, bluberi, asparagus,
peterseli atau parsley dan kiwi.
2.3.2 Vitamin Larut Air
Vitamin larut air dapat diekskresikan ke dalam urine sehingga takaran
yang besar tidak membahayakan kesehatan. Akan tetapi jenis vitamin larut air
biasanya lebih sering ditemui kasus kekurangan pada manusia. Adapun yang
termasuk vitamin larut air ini adalah vitamin B Kompleks dan vitamin C.
a) Vitamin B Kompleks
Vitamin B Kompleks para umumnya memiliki fungsi untuk
membantu proses pencernaan makanan. Vitamin ini memiliki banyak
jenis dengan fungsi yang masing-masing berbeda dalam proses
metabolisme. Yang termasuk jenis vitamin B adalah sebagai berikut :
 Vitamin B1

6
Vitamin B1 memiliki fungsi yang sangat penting untuk system
saraf dan fungsi jantung serat dapat mencegah penyakit beri-beri.
Akibat kekurangan vitamin ini bisa mengalami penyakit beri-beri,
kulit kering, kulit bersisik, serta dapat mengalami penurunan daya
tahan tubuh, nafsu makan menjadi berkurang dan susah untuk buang
air besar. Adapun sumber makanan yang mengandung vitamin B1
seperti kacang hijau, daging, kacang kedelai, susu, tepung, roti, ayam,
daging tanpa lemak, ikan dan lain-lain.
 Vitamin B2
Memiliki Fungsi yang penting untuk kulit, pertumbuhan jaringan
tubuh, serta dapat mencegah kepekatan mata terhadap cahaya.
Sedangkan akibat kekurangan vitamin B2 dapat menimbulkan
terjadinya penyakit Ariboflavinosis, dapat menyebabkan kulit kering,
mulut kering, bibir pecah-pecah, kulit bersisik serta dapat menurunnya
daya tahan tubuh. Sedangkan makanan yang mengandung vitamin ini
meliputi susu, sayur hijau yang berdaun, daging tanpa lemak, kacang
hijau, pisang dan sebagainya.
 Vitamin B3
Mempunyai fungsi sebagai membantu makanan menjadi energy,
mencegah penyakit pellagra, membantu system saraf,serta dapat
membantu dalam mencegah berkurangnya nafsu makan. Adapun
penyakit yang akan timbul ketika kekurangan vitamin ini seperti
Penyakit Pellagra, dan akan merasakan badan lemas, otot mudah
keram dan kejang serta insomnia. Makanan yang mengadung vitamin
B3 seperti roti, daging sapi, ikan (salmon dan tuna), telur, Brokoli,
susu, hati, ragi, asparagus.
 Vitamin B5

7
Berfungsi untuk membantu pemecahan nutrisi makanan (trutama
pada lemak), memproduksi senyawa asam lemak, neurotransmiter ,
sterol, hormon tubuh serta dapat menjaga komunikasi system saraf dan
otak. Jika kekurangan vitamin ini dapat menyebabkan penyakit
Paresthesia, sulit tidur, kulit kering dan bersisik, dan otot mudah kram,
adapun makanan yang mengandung vitamin ini seperti daging , sayur
sayuran,brokoli, dan avocado.
 Vitamin B6
Vitamin B6 memiliki fungsi yang penting untuk menjaga
kesehatan gigi dan gusi, serta sangat penting untuk sel-sel darah merah
dan system saraf serta mampu menghasilkan antibodi. Penyakit yang
timbul dari kekurangan vitamin ini dapat menimbulkan penyakit
anemia atau kekurangan darah serta dapat mengakibatkan terjadinya
gangguan dalam system saraf. Makanan yang mengandung B6 seperti
Kacangkacangan daging, pisang, dan saur- sayuran.
 Vitamin B7
Fungsi vitamin B7 dapat membantu raksi biokimia tubuh seperti
transfer karbondioksida dan metabolisme karbohidrat dan lemak.
Makanan yang mengandung vitamin ini meliputi Gandum, daging,
kacang-kacangan, pisang, kuning telur dan ragi. Penyakit yang akan
timbul Karen kekurangan vitamin ini diantaranya depresi, Dermatitis,
anemia, Enteritis, nusea, dan kerontokan rambut.
 Vitamin B9
Memiliki fungsi yang dapat mencegah kecacatan pada janin,
menurunkan resiko penyakit jantung, serta dapat membantu dalam
proses metobolisme protein yang berlangsung dan dapat membangun
sel-sel darah merah yang sehat, sangat cocok untuk yang sedang
mengandung agar janin terjaga akan kesehatannya. Akibat kekurangan

8
vitamin ini yaitu dapat terjadinya kecacatan pada janin. Sumber
makanan yang mengandung vitamin ini seperti; bayam, biji bunga
matahari, jeruk, telur, hati dan kacang polong.
 Vitamin B12
Memiliki fungsi untuk menjaga kesehatan sistem saraf, sangat
penting untuk membantu dalam pertumbuhan anak-anak, serta dapat
mencegah penyakit anemia. Penyakit yang timbul akibat kekurangan
vitamin ini dapat menimbulkan anemia serta cepat lelah. Makanan
yang mengandung vitamin B12 yaitu daging, susu, hati, telur dan ikan.
b) Vitamin C
Vitamin ini memiliki fungsi untuk menjaga kesehatan gigi dan gusi
serta tulang, mencegah penyakit kudis, dapat meningkatkan daya tahan
tubuh, dapat membentuk sel-sel tubuh dan pembuluh darah, serta sebagai
antioksidan. Dampak kekurangan vitamin C yaitu Sariawan, lidah pecah-
pecah, anemia, dan penyakit kudis. Sumber makanan yang mengandung
vitamin C seperti jeruk, strawberry, tomat, arbei, susu, mentega,
asparagus dan ikan.
2.4 Analisis Vitamin
Ada dua cara yang dapat digunakan untuk menganalisis vitamin, yaitu
dengan cara kualitatif dan kuantitatif. Berikut adalah beberapa metode yang
dapat digunakan untuk menganalisis vitamin, meliputi;
2.4.1 Vitamin A (Retinol)
A. Uji Kualitatif
1) Uji Identifikasi Vitamin A dengan Pereaksi Carr-Price
Prinsip : Berdasarkan penambahan kloroform dan asam asetat
anhidrid. Selanjutnya dibubuhkan seujung sendok kristal SbCl3 ke
dalamnya sehingga terbentuk warna biru yang akan berubah menjadi
merah coklat berarti positif vitamin A

9
Cara Analisis :
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Dimasukkan 5 tetes minyak ikan ke dalam tabung reaksi
3. Ditambahkan 10 tetes kloroform, kemudian homogenkan dengan
baik
4. Ditambahkan 2 tetes asam asetat anhidrit
5. Selanjutnya, dibubuhkan seujung sendok Kristal Sbcl3 ke
dalamnya
6. Perhatikan perubahan warna
7. Jika terbentuk warna biru yang akan berubah menjadi merah coklat
berarti vitamin A positif.
2) Uji Identifikasi Vitamin A dengan Pereaksi Trikloroasetat (TCA)
Prinsip : Berdasarkan penambahan pereaksi asam trikloroasetat dalam
kloroform amati warna yang terjadi bila timbul warna biru kehijauan
menandakan positif vitamin A.
Cara Analisis :
1. Disiapkan alat dan bahan .
2. Dimasukkan 5 tetes minyak ikan ke dalam tabung reaksi
3. Tambahkan 1 ml pereaksi asam trikloroasetat dalam kloroform
4. Dihomogenkan dengan baik
5. Amati warna yang terjadi, jika timbul warna biru kehijauan
menandakan positif vitamin A.
B. Uji Kuantitatif
1. Prinsip : Vitamin A akan terekstrak ke dalam larutan organik. Semua
transretinol dan 13 cisretinol diukur dengan HPLC dengan kolom silika.
HPLC adalah metode yang akurat digunakan dalam pengukuran
vitamin.
a. Metode Kromatografi (HPLC) :

10
1) Preparasi Sampel, Dimasukkan sebanyak 40 mL sampel
(makanan formula atau susu cair) ke dalam tabung digesti 100 ml,
tambahkan 10 ml etanolik pirogallol (2% pirogallol dalam 95%
etanol) dan sabunkan dengan etanolik KOH (10% KOH dalam
90% etanol) pada suhu ruang selama 18 jam. Ekstraksi Pipet 3 ml
sampel yang telah terdigesti ke dalam tabung sentrifus 15 ml dan
tambahkan 2 ml air. Ekstrak dengan 7 ml heksan-dietileter
(85:15). Ulangi ekstraksi sebanyak dua kali. Masukkan sampel
terekstrak ke dalam tabung volumetrik 25 ml. Tambahkan 1 ml
heksadekan (heksadekan (1) + hexan (100)) dan diencerkan
sampai 25 ml dengan heksan. Pipet 15 ml ekstrak yang sudah
diencerkan ke dalam tabung sentrifus dan uapkan dengan
nitrogen. Larutkan residu dalam 0,5 ml heptan.
2. Parameter Kromatografi :
a) Kolom : 15 cm x 4.5 mm dipadati dengan 3 mm silika (Apex m
silika)
b) Fase gerak : Isokratik, heptane dan isopropanol (1-5%)
c) Deteksi : UV , 340 nm
d) Flow rate : 1-2 ml/menit
3. Perhitungan Kadar
𝑥 {standar vit 𝐴} volume akhir
(ml) x fp

kadar vitamin A=
bobot sampel

2.4.1 Vitamin D (Kalsiferol)


C. Uji Kualitatif
Prinsip : Berdasarkan penambahan larutan H2O2 5% dihomogenkan
kemudian dipanaskan lalu didinginkan. Selanjutnya dilakukan uji dengan

11
pereaksi Carr-price. Amati perubahan warna jika berwanra jingga kuning
berarti positif vitamin D.
Cara Analisis :
1) Disiapkan alat dan bahan.
2) Dimasukkan masing-masing 10 tetes minyak ikan ke dalam 2 tabung
reaksi.
3) Ditambahkan 10 tetes larutan H2O2 5%.
4) Dikocok campuran kira-kira 1 menit.
5) Dipanaskan di atas api kecil perlahan-lahan sampai tidak ada
gelembung-gelembung gas yang keluar. Usahakan jangan sampai
mendidih.
6) Dinginkan tabung dibawah air kran.
7) Dilakukan uji dengan uji pereaksi Carr-Price
8) Amati perubahan warna yang terjadi. Adanya warna jingga kuning
berarti positif vitamin
D. Uji Kuantitatif
Prinsip : Analisis vitamin D pada umumnya menggunakan analisis
Bioassay (analisis menggunakan hewan percobaan atau manusia), dimana
analisis kadarnya menggunakan spektrofotometer pada panjang
gelombang 550 nm. Perhitungan kadarnya menggunakan kurva standar.
Cara Analisis :
1. Metode utama analisis kadar vitamin D adalah secara bioassay.
Karena ada perbedaan nilai antirachitis vitamin D dari berbagai
sumbernya. Preparasi sampel & Persiapan alat dan bahan
2. Periode deplesi (penghabisan) : pemberian diet Rachitogenic selama
18-25 hari. Tikus yang digunakan berumur ≤ 30 hari dengan berat
badan ≥ 44 g tetapi ≤ 60 g.

12
3. Pengujian : mulai hari terakhir deplesi sampai 8 atau 11 hari setelah
deplesi. Selama pengujian, tikus terdeplesi diberi vitamin D dengan
jumlah diketahui (standard) dan tidak diketahui (sampel).
4. Jumlah vitamin dalam sampel ditentukan dari warna tulang tibia
(tulang kering) proximal paling akhir atau tulang radius atau ulna
distal paling akhir.
5. Dimasukkan 2 ml larutan yang diuji dalam tabung spektrometer dan
ditambah 4 ml larutan jenuh Antimoni-trikhlorida dalam khloroform
bebas air.
6. Ditunggu 10-15 menit dan serapannya dibaca pada 500 nm.
7. Kadar vitamin D dapat dihitung dengan persamaan kurva standar.
Perhitungan Kadar :

µg Tiamin HCl tiap 5 mL larutan uji = * +

2.4.2 Vitamin E (Tokoferol)


A. Uji Kuantitatif
Prinsip :
 Untuk produk makanan umumnya : sampel disaponifikasi dengan
reflux, diekstrak dengan heksan dan diinjeksi ke dalam fase normal
kolom HPLC yang disambungkan pada detektor fluoresensi.
 Untuk Margarin dan Minyak nabati : sampel dilarutkan dalam heksan,
MgSO4 ditambahkan untuk mengganti air kemudian difilter dan diuji
dengan HPLC.
 Untuk minyak : dilarutkan dalam heksan dan diinjeksi secara langsung
ke dalam kolom HPLC.
Metode Kromatografi (HPLC) :
 Produk makanan umum, Tambahkan 10 ml pirogallol 6 % ke sampel,
campurkan dan aliri dengan N2. Panaskan pada suhu 70°C selama 1

13
menit dengan sonikasi. Tambahkan 2 ml KOH 60 %, campurkan dan
aliri dengan N2. Dipanaskan selama 30 menit pada suhu 70°C.
Sonikasi selama 5 menit, dinginkan pada suhu ruang dan tambahkan
NaCl dan air. Ekstrak dengan heksan (0,1% BHT) sebanyak 3 kali.
Tambahkan 0,5 g MgSO4 dan homogenkan. Saringlah dan encerkan
sampai volume dengan heksan dan injeksi 20 µl.
 Margarin dan minyak nabati Tambahkan 40 ml heksan (0,1% BHT) ke
dalam 10 g sampel dan homogenkan. Tambahkan 3 g MgSO4 dan
campur, biarkan ≥ 2 jam. Saringlah dan encerkan sampai volume
dengan heksan. Injeksi 20 µl.
 Parameter Kromatografi- Kolom : Hibar RT, Lichrosorb Si60 5µm, 25
cmx4.6 mm - Fase gerak : 0,9% isopropanol dalam heksan - Flow : 1
ml/menit - Detektor-fluoresensi, Ex = 290 nm, Em = 330 nm
Perhitungan Kadar :
𝑥 {standar vit E} volume akhir
(ml) x fp

kadar vitamin E =
bobot sampel

2.4.3 Vitamin K (Menadion)


A. Uji Kuantitatif
Prinsip : Prinsip yang digunakan dalam analisis vitamin K adalah
ekstraksi vitamin kobalamin dengan asam asetat. Sampel dan standar
pembanding yang mengandung vitamin kobalamin disuntik ke kolom
HPLC pada panjang gelombang yang telah ditentukan.
Cara Analisis: Ekstraksi vitamin K diawali dengan penimbangan sampel
(contoh; keong macan, kerang salju, atau kerang tahu) sebanyak 2-5 gr
yang mengandung sekitar 40 mikrogram vitamin B12 dimasukkan ke
dalam tabung reaksi tertutup. Bufer asetat sebanyak 20 ml dan 0,2 ml

14
larutan kalium-sianida ditambahkan pada tabung reaksi. Tabung
dimasukkan ke dalam penangas air mendidih selama 30 menit, lalu
didinginkan dan diencerkan sampai 50 ml dengan air suling dan disaring
dengan kertas whatman 42. Homogenisasi selama 5 menit dengan
ultrasonic dan didiamkan pada suhu ruang sampai dingin. Penambahan 25
ml metanol dan ditepatkan sampai volume 50 ml dengan asam asetat 2 %.
Sampel disentrifuse pada 4000 rpm selama 30 menit. Supernatan
dipisahkan untuk disuntikkan ke HPLC, dengan kondisi HPLC sebagai
berikut :
 Fase gerak : H2O pH 2 Kolom : C18 Kecepatan aliran : 0,5 ml/menit
Pompa : 515 HPLC pump Injector : Cecil 1100 series Program :
Isokratik
 Detektor : UV visible Panjang gelombang : 280 nm Sensitivitas : 0,01
AUFS Suhu : kamar Tekanan : 6000 psi
Perhitungan Kadar:

𝑥 {standar vit k} volume akhir


(ml) x fp

kadar vitamin K =
bobot sampel

2.4.4 Vitamin C (Asam Askorbat)


A. Uji Kualitatif
Prinsip : Berdasarkan penambahan pereaksi benedict akan menghasilkan
warna hijau kekuningan sampai merah bata yang menandakan reaksi
positif (+) mengandung vitamin C.
Cara analisis : 1. Disiapkan alat dan bahan. 2. Dimasukkan kedalam
tabung reaksi 5 tetes larutan benedict. 3. Dipanaskan di atas api kecil
sampai mendidh selama 2 menit. 4. Perhatikan adanya endapan yang

15
terbentuk. Warna hijau kekuningan sampai merah bata menandakan
vitamin C positif.
Prinsip : Larutan sampel dinetralkan dengan menambahkan NaHCO3
(pH=8), lalu direaksikan dengan FeCl3 akan menghasilkan warna ungu
yang menandakan reaksi positif (+) mengandung vitamin C.
Cara Analisis :
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Masukan 10 tetes larutan asam askorbat 1% ke dalam tabung reaksi.
3. Kemudian, dinetralkan larutan (pH = 8) menggunakan NaHCO3 5%.
4. Ditambahkan 2 tetes larutan FeCl3
5. Diamati warna yang terjadi. Adanya warna merah-ungu berarti
vitamin C positif.
B. Uji Kuantitatif
Prinsip : Prinsip yang digunakan dalam analisis vitamin C adalah dengan
oksidasi analat oleh I2 sehingga I- tereduksi menjadi ion iodida kemudian
ditambahkan C2 dan C3 dengan indikator amilum. Akhir titrasi ditandai
dengan warna biru (iod-amilum).
Cara Analisis : Sebanyak 5 mL vitamin C ditambahkan 25 mL aquades
kemudian ditambahkan 2 mL larutan Pati 1 %. Setelah itu dititrasi dengan
larutan iodin standar 0,01 N. Akhir titrasi terbentuk warna biru yang
tetap. Titrasi harus dikerjakan cepat karena pada senyawa lain seperti
glutathion dan sistein akan teroksidasi perlahan-lahan oleh larutan iodin
dan menghasilkan hasil yang tidak akurat (error). Penentuan Panjang
Gelombang Maksimum Larutan Vitamin C Dipipet 1 ml larutan vitamin
C 100 ppm dan dimasukkan kedalam labu tentukur 50 m (konsentrasi 2
ppm). Lalu ditambahkan aquabides sampai tanda batas dan
dihomogenkan. Diukur serapan maksimum pada panjang gelombang 200
– 400 nm dengan menggunakan blanko aquabides. Pembuatan Kurva
Kalibrasi Dipipet larutan vitamin C 100 ppm kedalam labu ukur 50 ml

16
masing-masing sebesar 2 ml, 4 ml, 6 ml, dan 8 ml (4 ppm, 8 ppm, 12
ppm, dan 16 ppm). Kemudian ditambahkan aquabides hingga tanda batas
lalu dihomogenkan, lalu diukur serapannya pada panjang gelombang
maksimum yang diperoleh.
Perhitungan Kadar : Perhitungan penetapan kadar vitamin C
menggunakan rumus :

Kadar Vit. C =

1 mL 0,01 N iodin ekuivalen dengan 0,88 mg asam


askorbat.

2.4.5 Vitamin B Kompleks


1. Vitamin B1 (Tiamin)
A. Uji Kualitatif
Prosedur A :
1) Masukkan 10 tetes larutan yang diuji (misalnya thiamin 1%) ke
dalam tabung reaksi.
2) Tambahkan 10 tetes larutan Pb-asetat 10% dan 1 mL NaOH 6 N.
3) Campurlah dengan baik, perhatikan warna kuning yang terjadi.
4) Lalu panaskan dan amati perubahan yang terjadi (Jika timbul
endapan warna coklat-hitam yang menandakan positif
mengandung vitamin B1 )
Prosedur B :
1) Masukkan 10 tetes larutan yang diuji (misalnya: thiamin 1%) ke
dalam tabung reaksi.
2) Tambahkan 10 tetes larutan bismuth nitrat, campurlah dengan
baik.
3) Lalu tambahkan pula 2 tetes larutan KI 5%.
4) Perhatikan perubahan warna yang terjadi (Jika timbul warna
endapan merah jingga berarti positif mengandung vitamin B1 )

17
B. Uji Kuantitatif
Prinsip : Ekstraksi dan hidrolisis enzimatis dari ester-ester tiamin
fosfat dan pembersihan. Metode ini didasarkan pada pengukuran
fluoresensi dari bentuk oksidasi tiamin (tiokrom).
Metode Alkalimetri : Adanya hidroklorida pada tiamin hidroklorida
dapat dititrasi dengan natrium hidroksida 0,1 N menggunakan
indikator brom timol biru.
Prosedur penetapan kadar tiamin hidroklorida dengan metode
alkalimetri :
 Lebih kurang 500 mg tiamin hidroklorida yang ditimbang
seksama, dilarutkan dalam 75 mL air bebas CO2 lalu dititrasi
dengan NaOH 0,1 N menggunakan indikator brom timol biru. Tiap
mL NaOH 0,1 N setara dengan 33,70 gram tiamin hidroklorida.
 Berat ekivalen (BE) tiamin hidroklorida pada penetapan secara
alkalimetri adalah sama dengan berat molekulnya (BM). Hali ini
disebabkan karena tiap 1 mol tiamin hidroklorida bereaksi dengan
1 mol NaOH.
Metode Argentometri : Adanya klorida dalam tiamin hidroklorida
dapat ditetapkan secara argentometri dengan menggunakan metode
Volhard. Pada penetapan dengan metode Volhard suasananya harus
asam sebab jika suasananya basa maka akan terjadi reaksi antara perak
nitrat dengan basa membentuk Ag(OH) yang pada tahap selanjutnya
akan membentuk endapan putih Ag2O, akibatnya perak nitrat tidak
hanya bereaksi dengan sampel tetapi juga bereaksi dengan basa.
Prosedur penetapan kadar vitamin B1 secara argentometri :
 Lebih kurang 100 mg tiamin hidroklorida yang ditimbang secara
seksama dilarutkan dalam 20 mL air. Larutan diasamkan dengan
asam nitrat encer dan ditambah 10 mL perak nitrat 0,1 N. Endapan

18
yang terjadi disaring dan dicuci dengan air sampai tidak
mengandung klorida. Filtrat selanjutnya dititrasi dengan larutan
baku ammonium tiosianat 0,1 N menggunakan indikator besi (III)
amonium sulfat. Tiap mL perak nitra 0,1 N setara dengan 16,86
mg tiamin hidorklorida.
 Berat ekivalen (BE) tiamin hidroklorida pada penetapan secara
argentometri adalah setengah dari berat molekulnya (BM/2). Ini
disebabkan karena tiap 1 mol tiamin hidroklorida (yang
mengandung 2 Cl-) bereaksi dengan 2 mol AgNO3.
Metode Gravimetri : Tiamin dalam tablet vitamin B1 dan dalam
injeksi dapat ditetapkan secara gravimetri dengan cara mengendapkan
larutan tiamin menggunakn asam silikowolframat.
Prosedur penetapan kadar tiamin dengan metode gravimetri : Sejumlah
tertentu tablet yang telah ditimbang secara seksama dan setara dengan
lebih kurang 50 mg tiamin hidroksida, diencerkan dengan air
secukupnya hingga 50 mL lalu ditambah 2 mL asam klorida pekat dan
dipanaskan hingga mendidih. Pada larutan yang telah mendidih ini
selanjutnya ditambah dengan cepat tetes demi tetes 4 mL asam
silikowolframat yang baru disaring lalu dididihkan selama 4 menit.
Larutan disaring melalui penyaring kaca masir lalu dicuci dengan 50
mL campuran mendidih yang terdiri atas 1 bagian volume asam
klorida pekat dan 19 bagian air yang mengandung asam
silikowolframat 0,2% (b/v), kemudian dicuci 2 kali tiap kali dengan 5
mL aseton. Sisa dikeringkan pada suhu 105oC selama satu jam lalu
didinginkan selama 10 menit dan dibiarkan dalam eksikator di atas
larutan asam sulfat 38% dan ditimbang. Tiap gram sisa setara dengan
192,9 mg tiamin hidroklorida.

19
Perhitungan Kadar :
Perhitungan kadar vitamin B1 dapat dihitung dengan rumus :
( )
Kadar Vitamin B1 =
()

Dimana volume AgNO3 adalah volume hasil titrasi dan untuk


Normalitas AgNO3 adalah hasil standarisasi larutan AgNO3 dengan
NaCl kemudian dikalikan dengan mg kesetaraan vitamin B1 dan
hasilnya dibagi dengan Normalitas kesetaraan AgNO3 yang dikalikan
dengan berat penimbangan NaCl lalu dikalikan 100%. Dimana Tiap
ml larutan AgNO3 0,1 N setara dengan 16,86 vitamin B1.

2. Vitamin B2 (Riboflavin)
A. Uji Kuantitatif
Prinsip : Ektraksi, pembersihan dan kompensasi adanya substansi
pengganggu dan ditentukan dengan fluorometer.
Metode spektrofotometri : Larutan riboflavin dalam pH 4,0
menunjukkan absorbs maksimum (λ maks) pada 444 nm. Cara ini
digunakan untuk menetapkan kemurnian riboflavin atau untuk
penetapan riboflavin dilakukan dengan cara terlindung dari cahaya.
Prosedur penetapan kadar riboflavin tunggal secara spektrofotometri :
Sekitar 100 mg riboflavin yang ditimbang seksama dilarutkan dengan
pemanasan dalam campuran 2 mL asam asetat glacial dan 150 mL air.
Larutan selanjutnya diencerkan dengan air, didinginkan, ditambah air
secukupnya hingga 1000 mL. pada 10,0 mL larutan ditambah 3,5 mL
natrium asetat 0,1 M kemudian ditambah air secukupnya hingga 100
mL. kadarnya dihitung dengan menggunakan riboflavin baku sebagai
pembanding.

20
Perhitungan Kadar :
*+
µg Tiamin HCl tiap 5 mL larutan uji =

3. Vitamin B3 (Niasin)
A. Uji Kuantitatif
Prinsip : Prinsip penentuan analisis didasarkan pada tingkat
kemampuan larutan vitamin B3 untuk mengabsorbsi beberapa jenis
panjang gelombang.
Metode Spektrofotometer :
 Preparasi Sampel, Timbang sampel (kira-kira mengandung 0,1 mg
niasin) dan tambahkan NH2SO4, autoklaf selama 1 jam dan
dinginkan. Atur pH sampai 6,8 dan encerkan sampai volume
konsentrasi 0,1 g niasin/mL. campur dan saring.
 Preparasi tabung pengujian, Pengulangan sedikitnya menggunakan
0,5, 1,0, 2,0, 3,0, 4,0 dan 5,0 mL sampel kemudian tambahkan air
sampai mencapai 5 mL. tambahkan 5 mL Difco Basal medium
untuk niasin ke dalam masing-masing tabung, autoklaf selama 10
menit pada suhu 121 oC dan dinginkan.
 Preparasi standar Sama dengan preparasi pengujian Standar =
larutan yang mengandung 0,1 μL/mL niasin Inokulasi dan inkubasi
(37 oC, 16-18 jam) Tambahkan 1 tetes inokulum ke masing-
masing tabung, tutup tabung dan inkubasi pada suhu 37 oC selama
16-18 jam sampai kekeruhan maksimum pada tabung dengan
konsentrasi niasin paling tinggi.
 Pengukuran Absorbansi diukur pada panjang gelombang 540-660
nm.

21
Perhitungan Kadar :
Penentuan kadar Vitamin B3 dilakukan dengan mengukur tingkat
kemampuan absorbansi larutan vitamin dengan berbagai panjang
gelombang dan konsentrasi berbeda-beda sehingga dapat dibuat kurva
linear dengan menggunakan nilai hubungan antara panjang gelombang
dengan absorbansi larutan.

4. Vitamin B7 (Biotin)
A. Uji Kuantitatif
Prinsip : Ektraksi, pembersihan dan kompensasi adanya substansi
pengganggu dan ditentukan dengan fluorometer
Metode spektrometri : Larutan riboflavin dalam pH 4,0
menunjukkan absorbs maksimum (λ maks) pada 444 nm. Cara ini
digunakan untuk menetapkan kemurnian riboflavin atau untuk
penetapan riboflavin dilakukan dengan cara terlindung dari cahaya.
Prosedur penetapan kadar riboflavin tunggal secara spektrofotometri :
Sekitar 100 mg riboflavin yang ditimbang seksama dilarutkan dengan
pemanasan dalam campuran 2 mL asam asetat glacial dan 150 mL air.
Larutan selanjutnya diencerkan dengan air, didinginkan, ditambah air
secukupnya hingga 1000 mL. pada 10,0 mL larutan ditambah 3,5 mL
natrium asetat 0,1 M kemudian ditambah air secukupnya hingga 100
mL. kadarnya dihitung dengan menggunakan riboflavin baku sebagai
pembanding.
Perhitungan Kadar :

µg Tiamin HCl tiap 5 mL larutan uji = * +

22
5. Vitamin B9 (Asam Folat)
A. Uji Kuantitatif
Prinsip : Prinsip yang digunakan dalam analisis vitamin B9 adalah
menggunakan beberapa larutan yaitu larutan sampel, larutan standar,
dan eluent dengan metode identifikasi dengan cara menginjeksi larutan
standar dan larutan sampel ke dalam sistem HPLC.
Metode dan Tahapan Analisis :
 Pembuatan Fase Gerak:
1) Ditimbang seksama 1640 mg natrium asetat dengan
menggunakan neraca analitik (untuk volume 2 L larutan MPh).
2) Dimasukan ke dalam beaker glass 2000 mL.
3) Dilarutkan dengan 1800 mL purified water, kemudian diaduk
dengan magnetic stirer.
4) Diatur pH dengan menambahkan asam asetat glasial hingga
mencapai pH 3,0.
5) Ditambahkan purified water hingga volume mencapai 2000
mL. Kemudian jadilah larutan
6) Diambil 1800 mL larutan 1 dengan menggunakan gelas ukur
2000 mL.
7) Ditambahkan asetonitril sebanyak 200 mL, kemudian dikocok
hingga larutan homogen.
8) Disaring ke dalam botol dengan menggunakan millipore 0,45
mm.
 Preparasi Standar:
1) Ditimbang seksama 100 mg standar folic acid dengan
menggunakan neraca analitik.
2) Dimasukan kedalam labu ukur 250 mL.

23
3) Diencerkan dengan larutan buffer citrate secukupnya,
kemudian dilarutkan dengan buffer citrate hingga tanda batas
labu ukur. (Standar 1).
4) Dipipet 5 mL dari standar 1 kedalam labu ukur 100 mL,
kemudian diencerkan dengan larutan buffer citrate hingga
tanda batas labu ukur. (Standar 2).
5) Dipipet 2.5 mL dari standar 2 kedalam labu ukur 100 mL,
kemudian diencerkan dengan larutan buffer citrate hingga
tanda batas labu ukur. (Standar 3).
6) Masing-masing standar disaring dengan filter 0,45 μm
kedalam vial HPLC untuk dianalisis.
 Preparasi Sampel:
1) Ditimbang seksama 6 tablet sediaan obat yang akan dianalisis.
2) Ditaruh pada cawan petri dan diberi nomor sesuai urutan saat
penimbangan.
3) Dilakukan penghitungan rata-rata bobot dalam 1 tablet.
 Pengkondisian HPLC Dilakukan pencucian kolom HPLC sebagai
berikut :
1) Dicuci Kolom Utispher HDO C18 125×4,6 mm dengan
Asetonitril 70% selama 45 menit.
2) Dicuci Kolom Utispher HDO C18 125×4,6 mm dengan Metil
Alkohol 10% selama 45 menit.
3) Dicuci Kolom Utispher HDO C18 125×4,6 mm dengan MPh
selama 45 menit.
 Uji Disolusi:
1) Siapkan alat disolusi, RPM diatur menjadi 75 rpm.
2) Isi alat disolusi dengan air sampai batas, kemudian tunggu
suhu mencapai 37 C.

24
3) etelah suhu mencapai 37 C masukkan sampel sesuai nomor
urutan, dimulai dari nomor 1, kemudian beri selang 1 menit
untuk sampel berikutnya hingga sampel nomor 6.
4) Setelah dimasukkan sampel terakhir kemudian nyalakan timer
atur waktu 60 menit.
5) Setelah 60 menit ambil larutan dari basket 1 menggunakan
syringe dan masukkan ke dalam tabung nomor 1. Pada menit
berikutnya ulangi langkah tersebut pada basket nomor 2 dan
masukkan pada tabung nomor 2, lakukan sampai basket nomor
6.
6) Pipet 2 mL larutan masing-masing dari tabung nomor 1 sampai
6 kemudian dimasukkan pada tabung nomor 7 dan dicampur.
7) Saring masing-masing tabung dan masukkan ke dalam vial
HPLC dan beri sesuai nomor.
8) Masukkan Buffer Citrate ke dalam vial HPLC sebagai larutan
kontrol (eluent).
9) Kemudian Masukkan kedalam HPLC dengan urutan vial yaitu
vial eluent, vial standar 1, vial standar 2, vial standar 3, vial
sampel 1, vial sampel 2, vial sampel 3, vial sampel 4, vial
sampel 5, vial sampel 6, vial sampel 7, vial standar 1, vial
standar 2, vial standar 3, dan vial eluent.
 Identifikasi : Diinjeksikan 20 μL larutan standar dan larutan sampel
ke dalam sistem HPLC (High Performance Liquid
Chromatography).
Perhitungan Kadar
Perhitungan penetapan kadar vitamin B9 menggunakan rumus :

DF =
𝑥 𝑥 1000 = 4,5 µg
𝑥𝑥

25
% disolusi = 𝑥 100%

Kadar B9 = 𝑥 mg standar 𝑥 DF

6. Vitamin B12 (Kobalamin)


A. Uji Kuantitatif
Prinsip : Prinsip yang digunakan dalam analisis vitamin B12 adalah
ekstraksi vitamin kobalanin dengan asam asetat. Sampel dan standar
perbandingan yang mengandung vitamin kobalanin disuntik ke kolom
HPLC paa panjang gelombang yang telah ditentukan.
Metode dan Tahapan Analisis : Ekstraksi vitamin B12 diawali
dengan penimbangan sampel sebanyak 2-5 g yang mangandung sekitar
40 mikrogram vitamin B12 dimasukkan ke dalam tabung reaksi
tertutup. Buffer asetat sebanyak 20 mL dan 0,2 mL larutan kalium
sianida ditambahkan pada tabung reaksi. Tabung dimasukkan ke
dalam penangas air mendidih selama 30 menit, lalu ddinginkan dan
diencerkan sampai 50 mL air suling dan disaring dengan kertas
Whatman 42. Homogenisasi selama 5 menit dengan ultrasonic dan
didiamkan pada suhu ruang sampai dingin. Penambahan 25 mL
metanol, dan tepatkan sampai volume 50 mL dengan asam asetat 2 %.
Sampel disentrifuse pada 4000 rpm selama 30 menit. Supernatan
dipisahkan untuk disuntikkan ke HPLC, dengan kondisi HPLC sebagai
berikut:
Fase gerak : H2O pH 2
Kolom : C18
Kecepatan aliran : 0,5 mL/menit Pompa : 515 HPLC pump
Injektor : Cecil 1100 series
Program : Isokratik
Detektor : UV visibel Panjang gelombang : 280 nm

26
Sensitivitas : 0,01 AUFS
Suhu : kamar
Tekanan : 6000 psi
Perhitungan Kadar :
Perhitungan penetapan kadar vitamin B12 menggunakan rumus :

𝑥 {standar vit B12} volume


akhir (ml) x fp

kadar vitamin B12 =


bobot sampel

27
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Vitamin adalah kofaktor dalam reaksi kimia yang dikatalisasi oleh enzim.
Pada dasarnya, senyawa vitamin ini digunakan tubuh untuk dapat bertumbuh
dan berkembang secara normal.
2. Fungsi vitamin secara umum antara lain sebagai berikut; Mengatur zat dalam
tubuh, Berfungsi menguatkan gigi dan tulang, Mempercepat Pertumbuhan ,
Memperkuat daya tahan tubuh terhadap penyakit, Mempercepat proses dalam
penyembuhan penyakit, Menjaga dan meningkatkan kebugaran tubuh,
dsb.Selain itu vitamin berperan sebagai antioksidan, yakni zat untuk
menghindari terjadinya radikal bebas (free radikal bebas).
3. Vitamin memiliki dua kelompok yaitu Water Soluble Vitamin atau vitamin
yang dapat larut dalam air seperti vitamin C dan vitamin B, sedangkan Fat
Soluble Vitamin atau vitamin yang dapat larut dalam lemak seperti vitamin
A,D,E dan vitamin K.
4. Kadar vitamin dapat diukur dengan cara yang berbeda-beda. Namun secara
umum ada dua cara yang dapat digunakan untuk menganalisis vitamin, yaitu
dengan cara kualitatif dan kuantitatif.

28
DAFTAR PUSTAKA

Jumadil. 2001. Pengertian dan Definisi Vitamin - Fungsi, Guna, Sumber, Akibat
Kekurangan, Macam dan Jenis Vitamin.
(online).tersedia:http://www.organisasi.org/1970/01/pengertian- dan-
definisivitamin-fungsi-guna-sumber-akibat-kekurangan-macam-dan- jenis-
vitamin.html. [diakses 01 Maret 2016 13:05 Wita]

Muchtadi, Deddy. 2009. Pengantar Ilmu Gizi. Bandung: Alfabeta.

Naga. 2014. Analisis Vitamin. [online]. tersedia:


https://www.scribd.com/doc/248899851/MAKALAH-ANALISIS-
VITAMIN- docx#download [diakses 01 Maret 2016 13:00 Wita]

Pratiwi, Sri Maryati, dkk.. 2007. Biologi untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.

Proverawati, Atikah dan Erna Kusumawati. 2011. Ilmu Gizi untuk Keperawatan dan
Gizi Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.

Robi. 2014. Macam-Macam Manfaat dan Fungsi Vitamin.


(online).tersedia:http://www.robi.web.id/2014/03/macam-macam-dan
fungsivitamin.html. [diakses 01 Maret 2016 14:00 Wita]

Sirajuddin, Saifuddin. 2012. Penuntun Praktikum Biokimia. Makassar: Universitas


Hasanuddin.

Winda. 2011. Laporan Praktikum Vitamin. [online]. tersedia:


http://tugaswindaselesaijuga.blogspot.co.id/2011/06/laporan-praktikum-
vitamin.html [diakses 02 Maret 2016 13:00 Wita] deMan, John M. 1997.
Kimia Makanan. Bandung: Institut Teknologi Bandung.

29

Anda mungkin juga menyukai