Disusun Oleh :
KELOMPOK 2
LOKAL 2A
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN JAKARTA II
JURUSAN FARMASI
2020
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat
serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad
SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Farmakognosi dengan
judul “VITAMIN; ASAM PENTATONAT, NIKOTIAMINDA, BIOTIN, DAN C”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak
kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................5
PENDAHULUAN.....................................................................................................................5
PEMBAHASAN.......................................................................................................................7
3
2.3.6 Dosis Biotin..................................................................................................................16
2.4 Vitamin C.............................................................................................................................16
2.4.1 Struktur Vitamin C........................................................................................................16
2.4.2 Indikasi dan Kontraindikasi Vitamin C..........................................................................16
2.4.3 Mekanisme Aksi Vitamin C Dalam Tubuh....................................................................16
2.4.4 Farmakokinetik Vitamin C............................................................................................16
2.4.5 Toksisitas dan Penanganannya....................................................................................16
2.4.6 Dosis Vitamin C............................................................................................................16
BAB III....................................................................................................................................17
PENUTUP...............................................................................................................................17
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................17
3.2 Saran....................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................18
4
BAB I
PENDAHULUAN
5
6
BAB II
PEMBAHASAN
Defisiensi vitamin B5 jarang sekali terjadi karena vitamin ini dapat ditemukan
hampir di semua jenis makanan yang biasa dikonsumsi. Defisiensi vitamin B5 dapat
ditemukan pada pasien malnutrisi berat. Gejala defisiensi vitamin B5 adalah
dermatitis, gangguan hepar, burning foot syndrome, dan gangguan kelenjar timus.
7
1. Menunjang metabolisme di dalam tubuh, termasuk metabolisme karbohidrat,
protein, dan lipid
2. Menjadi prekursor CoA yang diperlukan dalam proses asetilasi dalam
glukoneogenesis.
3. Menunjang sintesis dan degradasi asam lemak
4. Menunjang sintesis hormon steroid, asetilkolin, porfirin
5. Meregulasi fungsi epitel normal
Vitamin B5 merupakan obat atau suplemen vitamin sehingga cenderung aman
untuk digunakan oleh siapa saja, dan justru memang dibutuhkan agar tubuh tetap
sehat. Akan tetapi, sejumlah penyakit mungkin harus membuat Anda untuk sementara
waktu ‘menjauh’ dari vitamin B5 ini.
1. Hemofilia
2. Kolitis ulseratif
3. Gangguan tertentu pada sistem pencernaan
Sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum mengonsumsi
vitamin ini apabila Anda tengah mengalami salah satu dari kondisi-kondisi di atas.
Dalam penyembuhan luka, asam pantotenat yang merupakan sintesis dari koenzim
A ini berfungsi untuk meningkatkan GSH selular yang dapat memicu migrasi sel ke
daerah luka dan mempercepat penyembuhan.
8
Interaksi Vitamin B5
• Untuk bayi dan anak sampai usia 3 tahun diberikan dosis 2 mg-3 mg
• untuk remaja (lebih dari 14 tahun) dan orang dewasa adalah 4 mg-7 mg
Dosis Suplementasi
1-3 tahun 2
4-6 tahun 3
7-9 tahun 4
>9 tahun 5
Wanita hamil 6
9
Wanita menyusui 7
Dosis Terapeutik
Belum ada dosis terapeutik vitamin B5 yang ditetapkan untuk penanganan penyakit
tertentu. Beberapa studi mempelajari manfaat terapeutik vitamin B5 pada
penyembuhan luka, jerawat, penurunan kolesterol, rheumatoid arthritis, antiinflamasi,
alopecia, dan repigmentasi warna rambut.
Penyembuhan Luka
Acne Vulgaris
Sebuah studi terdahulu menggunakan vitamin B5 oral dosis tinggi (10 gram/
hari) ditambah dengan krim yang mengandung pantothenic acid untuk 100 pasien
dengan keluhan jerawat yang berusia 10–30 tahun. Terapi tersebut memberikan
perubahan kulit berupa penurunan sekresi sebum, pori kulit yang tampak lebih
samar, penyembuhan lesi acne vulgaris, dan erupsi lesi baru yang lebih sedikit.
Setelah 8 minggu pengobatan, lesi akne terkontrol dan lesi akne baru hanya muncul
sesekali.
10
penyakit kardiovaskular. Dosis vitamin B5 yang digunakan dalam studi ini adalah
600–1.200 mg/ hari.
Rheumatoid Arthritis
Efek Antiinflamasi
Alopecia
Pemberian vitamin B5 (calcium pantothenate 100 mg) dan zinc sulphate yang
dikombinasi dengan pulse therapy memberikan hasil pertumbuhan rambut yang
memuaskan bagi pasien wanita dengan alopecia. Pada studi lain, pasien yang
mendapatkan calcium pantothenate mengalami perpanjangan fase anagen rambut.
2.2 Nikotinamida
Niasinamide merupakan bentuk aktif dari niasin (asam nikotinat, vitamin B3).
Niasinamide ini terdapat di semua jaringan yang sedang bermetabolisme aktif,
termasuk di jaringan kulit. Berawal dari niasinamide yang mengalami deaminisasi
menjadi niasin, kemudian di dalam tubuh manusia (in vivo) niasin berubah menjadi
nicotinamide adenine dinucleotide (NAD) atau nicotinamide dinucleotide phosphatase
(NADP). NAD dan NADP ini berikatan sebagai ko-enzim oksidasi-reduksi di tingkat
sel yang berfungsi sebagai repirasi tingkat seluler.
Nicotinamide atau niacinamide adalah turunan dari vitamin B3. Tidak hanya
dihasilkan secara alami oleh tubuh, nicotinamide juga bisa diperoleh dari jenis-jenis
makanan, seperti daging ayam, sapi, ikan, telur, susu, ragi, dan gandum utuh.
11
2.2.1 Struktur Nikotinamida
12
menunjukkan efek flushing, rasa gatal, dan terbakar pada kulit sebagaimana timbul
ketika meminum dosis besar asam nikotinat secara oral. Dosis tinggi nikotinamida
masih dianggap sebagai obat dengan potensial toksisitas pada dosis dewasa melebihi
3 g/hari dan tidak dianjurkan untuk digunakan tanpa pengawasan. Secara keseluruhan,
jarang menyebabkan efek samping, dan umumnya dianggap aman sebagai aditif
makanan dan sebagai komponen pada kosmetik dan obat-obatan.
Ibu hamil: 18 mg
Ibu menyusui: 17 mg
Golongan Suplemen
Manfaat
Kategori A:
13
studi terkontrol pada wanita hamil tidak menunjukkan adanya risiko terhadap janin,
dan kecil kemungkinannya untuk membahayakan janin.
Peringatan:
Beri tahu dokter jika sedang menggunakan obat-obat lain, termasuk suplemen dan
produk herba, karena dikhawatirkan bisa menyebabkan interaksi obat.
Dosis Nicotinamide
Ikutilah anjuran yang diberikan oleh dokter dan bacalah petunjuk yang tertera pada
kemasan sebelum menggunakan nicotinamide. Jangan mengurangi atau menambah
dosis tanpa sepengetahuan dokter.
14
Nicotinamide tablet sebaiknya dikonsumsi saat sedang makan. Hindari
mengonsumsi nicotinamide bersama makanan pedas, minuman hangat, dan minuman
keras.
Untuk obat oles nicotinamide, sebelum digunakan, cuci tangan sampai bersih
terlebih dulu. Bersihkan daerah kulit yang berjerawat dengan sabun cuci muka dan air
bersih, lalu keringkan. Jangan sampai gel nicotinamide mengenai atau masuk ke area
tubuh seperti mata atau mulut.
Usahakan untuk mengonsumsi nicotinamide pada waktu yang sama setiap harinya,
agar hasil pengobatan maksimal. Apabila lupa mengonsumsi suplemen nicotinamide,
disarankan untuk segera melakukannya jika jeda dengan jadwal konsumsi berikutnya
belum terlalu dekat. Jika sudah dekat, abaikan dan jangan menggandakan dosis.
Interaksi Nicotinamide
Berikut ini adalah beberapa contoh obat yang dapat menimbulkan interaksi
merugikan jika digunakan bersama dengan nicotinamide:
Reaksi orang terhadap sebuah obat berbeda-beda. Meskipun jarang, beberapa efek
samping yang dapat terjadi setelah menggunakan produk obat yang mengandung
nicotinamide adalah:
15
6. Kadar gula tinggi dengan gejala berupa sering mengantuk, tampak bingung,
sering merasa haus atau lapar, sering buang air kecil, napas terengah-engah,
atau bau mulut seperti buah-buahan.
7. Iritasi, kemerahan, gatal-gatal, dan kering pada kulit.
2.3 Biotin
Biotin (atau vitamin B7) ialah vitamin larut air yang juga dikenal dengan vitamin H.
vitamin ini memiliki peran yang sangat besar dalam reaksi biokimia di dalam tubuh,
seperti dalam transfer karbondioksida dan metabolisme karbohidrat dan lemak. Tidak
seperti kebanyakan vitamin lainnya, biotin merupakan salah satu jenis vitamin yang
cukup stabil diberbagai kondisi lingkungan, seperti panas paparan cahaya matahari, dan
oksigen.
Biotin adalah vitamin yang memiliki peran dalam pertumbuhan dan juga kesehatan
kulit, rambut, mata, ginjal, serta system saraf pusat. Biotin juga merupakan asupan
nutrisi penting bagi ibu hamil dan janin.
1. Hati-hati bagi pasien yang tengah menjalani dialysis atau cuci darah.
2. Beri tahu dokter jika sedang menggunakan obat-obatan lain, terutama antibiotic
dan antikejang (antikonvulsan).
3. Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.
16
2.3.3 Mekanisme Aksi Biotin Dalam Tubuh
Biotin bekerja sebagai agen prostetik enzim karboksilase. Biotin akan membentuk
suatu ikatan kovalen dengan karboksilase sehingga enzim ini dapat bekerja dan
berfungsi menjalankan berbagai reaksi kimia penting didalam tubuh.
Selain fungsi metabolik oleh karboksilase, biotin juga telah diteliti dalam konteks
mekanisme kerjalainnya, seperti pada regulasi ekspresi gen dan cell-signaling. Proses
sistemik lainnya yang dapat dipengaruhi biotin yaitu fungsi reproduksi dan fungsi
perkembangan.
1. Mekanisme Keja Biotin Sebagai Kelompok Karboksilase Prostetik
Berbagai reaksi kimia krusial dalam tubuh membutuhkan kerja enzim
karboksilase. Dalam hal ini, biotin bekerja dalam tahap metabolisme intermedia
di mana biotin menjadi “carrier” karboksilase. Keseluruhan karboksilase ini
bertanggung jawab pada fungsi metabolisme yang berbeda. Contohnya, acetyl-
CoA-carboxylase yang satu-satunya ditemukan pada sitoplasma sel berperan
dalam sintesis asam lemak.
Karboksilase lainnya seperti pyruvate carboxylase, propionyl-CoA
carboxylase, dan 3-methylcrotonyl-CoA yang tersimpan dalam mitokondria,
berperan dalam metabolisme asam amino, kolesterol, serta proses
glukoneogenesis.
2. Biotin Dalam Sistem Regulasi Gen Eukariotik
Selain fungsinya terkait kerja karboksilase, penelitian sejak tahun 1960 telah
menunjukkan bahwa biotin turut berpartisipasi dalam regulasi dan modulasi
ekspresi gen terutama pada organism eukariotik.
Hipotesis ini didasarkan pada temuan keja diandefisiensi biotin yang berefek
terhadap penurunan aktivitas transkripsi enzim-enzim hepatic seperti
glukokinase dan piruvat kinase, serta peningkatan ekspresi gen Sodium-
Dependent Multivitamin Transporter (SMVT) yang berperan dalam proses
uptake biotin.
Teori proses kerja biotin dalam regulasi gen terjadi melalui mekanisme terkait
unsur histon yang berperan penting dalam menentukan struktur kromatin DNA
dan juga melalui mekanisme guanylate cyclase-signaling cascade.
3. Biotin Dalam Proses Metabolisme
17
Biotin dapat meningkatkan aktivitas dan ekspresi mRNA enzim glukokinase
yang berperan dalam stimulasi sekresi insulin dan homeostasis kadar glukosa
darah. Pada penelitian menggunakan sampel tikus dengan diabetes, biotin juga
menurunkan ekspresi gen-gen yang berperan dalam proses glukoneogenesis.
Sedangkan untuk metabolisme lemak, biotin yang diberikan dalam dosis
farmakologi menunjukkan penurunan kejadian dislipidemia. Pada penelitian
dengan sampel pasien hiperlipidemia, pemberian biotin dengan dosis 5 mg
selama 4 minggu dapat menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida.
Mekanisme ini masih belum diketahui secara pasti namun diyakini ada
hubungannya dengan penurunan ekspresi mRNA gen-gen lipogenik di hepar
dan jaringan adiposa. Kadar acetyl-CoA-carboxylase-1 yang berperan dalam
sintesis asam lemak juga mengalami perubahan secara signifikan.
4. Biotin Dalam Fungsi Reproduksi
Biotin juga dilaporkan berpengaruh pada sejumlah aspek fungsi reproduksi
mamalia. Pada penelitian yang membandingkan penambahan suplementasi
biotin pada diet tumbuhan biji-bijian, didapatkan hasil peningkatan performa
reproduksi pada hewan coba yang diobservasi melalui fluktuasi kadar hormon
(induksi siklus estrus) dibandingkan kelompok diet kontrol.
Hasil positif lainnyaditunjukkan dengan peningkatan produksi air susu pada
sapi yang diberikan suplementasi biotin. Sebaliknya, kadar biotin yang melebihi
batas akan berdampak negatif pada fungsi reproduksi. Pada penelitian lainnya,
ditemukan adanya gangguan motilitas dan morfologi spermatozoa, penurunan
berat uterus, dan kecenderungan resorpsi plasenta pada suplementasi biotin
dosis tinggi.
5. Biotin Dalam Fungsi Lainnya Dalam Tubuh
Selain efek control kadar gula dalam darah, penelitian menggunakan sampel
tikus dengan strain spesifik hipertensi menunjukkan bahwa konsumsi biotin
selama 8 minggu dapat menurunkan tekanan darah sistolik, penebalan arteri
koroner, dan menekan angka insidensi stroke.
Suplementasi biotin juga memiliki pengaruh terhadap fungsi sistem imun dan
ekspresisitokin-sitokin terutama yang berperan dalam proses inflamasi. Pada
kondisi defisiensi biotin, sistem imunitas alami (seldendritik) saat terdapat
stimulus cenderung akan memproduksi lebih banyak sitokin proinflamasi.
18
2.3.4 Farmakokinetik Biotin
Aspek farmakokinetik biotin dijelaskan berdasarkan proses absorpsi, metabolisme,
distribusi, dan eliminasinya.
1) Absorpsi
Biotin bersifat larutdalam air. Biotin yang terkandung dalam bahan-
bahan makanan agar dapat terserap oleh usus, harus melalui serangkaian
proses pencernaan oleh protease dan peptidase agar ikatan protein pada biotin
terlepas. Bentuk bebas ini merupakan bentuk yang paling efektif untuk diserap
dan memiliki kadar bioavailabilitas tertinggi.
Proses ini sangat tergantung terhadap suatu carrier yang memfasilitasi
terjadinya absorpsi di usus yaitu hSMVT (Human Sodium-Dependent
Multivitamin Transporter). hSMVT tidak hanya bertanggung jawab untuk
absorpsi, melainkan juga untuk uptake biotin kehepar dan jaringan perifer.
Bioavailabilitas biotin dapat mencapai angka 100% tergantung dari
jenis makanan dan sediaan farmakologis yang dikonsumsi.
2) Metabolisme
Biotin dimetabolisme di hepar, tetapi kapasitas hepar untuk
menyimpan biotin sangat terbatas. Hepar menggunakan biotin yang berada di
sirkulasi melalui mekanisme reuptake.
3) Distribusi
Biotin terdistribusi keseluruh jaringan dalam bentuk bebas (81%),
maupun dalam bentuk ikatan kovalen (12%) dan ikatan reversibel (7%).
Biotin cenderung tidak dapat melewati sawar darah otak karena kerja
carrier hSMVTdihambat oleh asam pantotenat.
4) Eliminasi
Biotin dan metabolitnya diekskresi secara utama di urine dan feses.
Sebanyak 50% dari total volume ekskresi adalah dalam bentuk biotin itu
sendiri. Sisanya adalah dalam bentuk bisnorbiotin, biotin-D,L-sulfoxide,
bisnorbiotin methyl ketone, dan biotin sulfone.
Waktu paruh biotin adalah 1,8 jam biladikonsumsi dalam satuan
mikrogram. Setelah adanya peningkatan asupan hingga 300 mg, waktu paruh
juga meningkat hingga menjadi 7,8–18,8 jam.
19
2.3.5 Toksisitas dan Penanganannya
Pemberian suplementasi biotin dosis tinggi cukup jarang menimbulkan gejala-
gejala toksisitas. Namun dalam aspeklain, yang penting diperhatikan adalah riwaya t
suplementasi ini dapat memengaruhi hasil beberapa pemeriksaan laboratorium.
Penanganan toksisitas
Pemeriksaan laboratorium yang dapat terganggu akibat hal ini antara lain
pemeriksaan fungsi tiroid, hormone paratiroid, pemeriksaan elektrolit, dan troponin.
Oleh sebab itu, pengecekan hasil laboratorium perlu disesuaikan dengan klinis.
Biotin tablet salut selaput harus dikonsumsi secara utuh, tanpadikunyah atau
dihancurkan terlebih dahulu. Konsumsiobat 1 jam sebelum makan, atau 2 jam sesudah
makan.
Hindari mengonsumsi produk susu, teh, dan kopi pada 2 jam sebelum atau sesudah
mengonsumsi biotin, agar tidak mengganggu efektivitas obat. Jangan mengurangi,
menambahkan, atau menghentikan penggunaan biotin tanpa anjuran dokter.
Pemberian biotin suntik hanyadilakukan oleh dokter. Obat akan diberikan melalui
20
suntikan pada otot. Jika gejala tidak kunjung membaik, muncul reaksi alergi, atau
terjadi overdosis, segera temui dokter.
2.4 Vitamin C
Ascorbic acid atau vitamin C adalah nutrisi pembentuk kolagen, yaitu zat yang
dibutuhkan untuk memperbaiki kulit, tulang, dan gigi. Vitamin C bisa diperoleh secara
alami dari buah dan sayur.
Vitamin ini juga dikenal dengan nama kimia dari bentuk utamanya yaitu asam
askorbat. Vitamin C termasuk golongan vitamin antioksidan yang mampu menangkal
berbagai radikal bebas ekstraselular. Beberapa karakteristiknya antara lain sangat
mudah teroksidasi oleh panas, cahaya, dan logam.
Vitamin c juga berperan penting dalam membantu penyerapan zat besi dan
mempertajam kesadaran. Sebagai antioksidan, vitamin c mampu menetralkan radikal
bebas di seluruh tubuh. Melalui pengaruh pencahar, vitamin ini juga dapat
meningkatkan pembuangan feses atau kotoran. Vitamin C juga mampu menangkal
nitrit penyebab kanker. Penelitian di Institut Teknologi Massachusetts menemukan,
pembentukan nitrosamin (hasil akhir pencernaan bahan makanan yang mengandung
nitrit) dalam tubuh sejumlah mahasiswa yang diberi vitamin C berkurang sampai
81%.
21
otot lemah dan depresi. Di samping itu, asam askorbat juga berkorelasi dengan
masalah kesehatan lain, seperti kolestrol tinggi, sakit jantung, artritis (radang sendi),
batuk dan pilek.
Kontraindikasi vitamin C, disebut juga sebagai asam askorbat, jika terjadi reaksi
alergi terhadap vitamin C atau komponen lain dalam obat. Peringatan ketika akan
dilakukan tes urine atau feses pada orang yang mendapat vitamin C dosis tinggi
karenadapat mempengaruhi hasil pemeriksaan.
Asam askorbat terdapat di dalam plasma, dan terdistribusi keseluruh sel tubuh.
Konsentrasi asam askorbat dalam leukosit dan platelet lebih tinggi dibandingkan
dalam eritrosit dan plasma. Konsentrasi vitamin C dalam leukosit terkadang
digunakan untuk menggambarkan kadarnya dalam jaringan tubuh karna kurang
terpengaruh terhadap penurunan jika dibandingkan dengan konsentrasi dalam plasma.
Pada pemberian vitamin C dosis tunggal, baik oral maupun intravena bolus, sampai
dengan 60mg / hari. Jumlah asam askorbat yang di ekskresikan melalui urin hingga
jam ke-24 < 0,4 mg. Pada dosis 100mg/hari, baik secara oral maupun intravena
bolus, jumlah asam askorbat yang dieksresikan melalui urin hingga jam ke-24 sekitar
25mg. Pada dosis 500-1250mg, seluruh dosis dieksresikan melalui urin. Waktu paruh
dari vitamin C yang diberikan 60mg / hari sekitar 12 hari. Sedangkan waktu paruh
dari vitamin C yang diberikan lebih dari 500 mg < 2 jam.
22
2.4.5 Toksisitas dan Penanganannya
Berikut beberapa efek samping yang ditimbulkan jika mengonsumsi suplemen
vitamin C dalam kadar yang terlalu tinggi (vitamin C megadosis) : Diare, Muntah,
Mual, Nyeri ulu hati, Kram dan sakit perut, Insomnia, Batu ginjal, Sakit kepala
Biasanya efek samping tersebut akan mereda segera setelah konsumsi vitamin C
dihentikan. Namun perlu diperhatikan, sejumlah penelitian menemukan bahwa
konsumsi suplemen vitamin C terlalu banyak di masa kehamilan, dapat menyebabkan
sakit perut dan meningkatkan risiko mengalami kelahiran prematur.
Pada kasus yang sangat jarang terjadi, vitamin C dalam dosis terlalu tinggi berisiko
menyebabkan hiperoksaluria, yaitu gangguan kesehatan serius atas amoksalat yang
diekskresikan di dalam urine terlalu banyak sehingga meningkatkan risiko terjadinya
batu ginjal.
Penanganan toksisitas
Meski sebagian besar multivitamin aman untuk dikonsumsi sesuai dosis pada
kemasan, namun untuk mendapatkan manfaat vitamin C secara maksimal dan
menghindari efek sampingnya, konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu
untukdosis yang sesuai kondisi tubuh Anda.
23
Di bawah ini adalah kebutuhan harian vitamin C per hari yang dianjurkan
berdasarkan usia dan jenis kelamin. Jumlah asupan ini bisadidapatkan dari makanan,
suplemen, atau gabungan dari keduanya.
Bayi/anak
24
25
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Asam Pentatonat. Indikasi suplementasi vitamin B5 adalah untuk menangani
defisiensi vitamin terkait, acne vulgaris, rheumatoid arthritis, dan alopecia Dosis
pemberiannya disesuaikan dengan angka kecukupan gizi menurut usia dan kondisi
masing-masing individu.
Biotin. Biotin adalah vitamin yang memiliki peran dalam pertumbuhan dan juga
kesehatan kulit, rambut, mata, ginjal, serta system saraf pusat. Indikasi utama
pemberian biotin adalah sebagai suplementasi dan pencegahan terjadinya defisiensi
vitamin.
3.2 Saran
Dengan disusunnya makalah ini kami mengharapkan kepada semua pembaca agar
dapat mengetahui dan memahami tentang “Vitamin; Asam Pentatonat, Nikotinamida,
Biotin, dan C” serta dapat memberikan kritik dan sarannya agar makalah ini dapat
menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya. Demikian saran yang dapat penulis sampaikan
semoga membawa manfaat bagi semua pembaca
26
DAFTAR PUSTAKA
https://adalah.co.id/alkaloid/diakses 25-10-2020
http://ilmu-minati.blogspot.com/2017/05/senyawa-alkaloid-pembagian-ciri-ciri.html
diakses 25-10-2020
https://farmasi.fkunissula.ac.id/sites/default/files/GOLONGAN%20ALKALOID.pdf
diakses 25-10-2020
Zile, M., 2003, Vitamin A deficiencies and excess, Dalam: Behrman, R.E., Kliegman,
R.M.,
Jenson, H.B., Stanton, B.F. (eds.), Nelson textbook of Pediatrics Edisi 18, W.B.
sainskimia.com
www.alomedika.com
doktersehat.com
www.honestdocs.id
www.scribd.com
27