DOSEN PEMBIMBING :
LABORATORIUM FARMASETIKA
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SURABAYA
DAFTAR ISI
Daftar Isi ......................................................................................................... i
I. BAB I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1
I.2. Perumusan Masalah ...................................................................... 2
I.3. Tujuan ........................................................................................... 2
I.4. Manfaat ......................................................................................... 2
II. BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Pemilihan Bahan Aktif ................................................................ 4
II.2. Pemilihan Bentuk Sediaan .......................................................... 13
II.3. Persyaratan Mutu Sediaan ........................................................... 13
III. BAB III. KERANGKA KONSEPTUAL
III.1. Penyusunan Formula Awal ........................................................ 28
III.2. Spesifikasi Bahan Tambahan ..................................................... 29
III.3. Kerangka Konseptual ................................................................. 33
IV. BAB IV. METODE PENELITIAN
IV.1. Bahan Dan Alat ......................................................................... 34
IV.2. Takaran Dan Dosis Bahan Aktif ................................................ 16
IV.3. Perhitungan ADI Dan Dapar ..................................................... 23
IV.4. Tabel Penimbangan ................................................................... 30
IV.5. Metode Kerja ............................................................................. 36
IV.6. Kerangka Operasional ............................................................... 35
V. BAB V. HASIL PENELITIAN dan ANALISIS HASIL
PENELITIAN
V.1. Rancangan Evaluasi .................................................................... 39
V.2. Evaluasi Akhir Sediaan ............................................................... 46
VI. BAB VI. KESIMPULAN dan SARAN
VI.1. Kesimpulan ................................................................................ 48
VI.2. Saran .......................................................................................... 48
Daftar Pustaka ................................................................................................ 49
i
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Dalam praktikum teknologi dan formulasi sediaan semisolida-likuida ini, bentuk
sediaan yang dibuat adalah bentuk sediaan likuida yang berupa suspense. Suspensi adalah
sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut yang terdispersi dalam fase cair
(farmakope Indonesia edisi IV,1995). Dibuat sediaan suspense karena mempunyai
beberapa keunggulan, diantaranya baik digunakan untuk pasien yang sukar menerima
tablet dan kapsul, terutama anak-anak, memiliki homegenitas tinggi, lebih mudah
diabsobsi dari pada tablet dan kapsul, terutama anak-anak, memiliki homogenitas tinggi,
lebih mudah diabsobsi dari pada tablet dan kapsul karena luas permukaan kontak antara
zat aktif dan saluran cerna meningkat, dapat menutupi rasa tidak enak dan pahit obat serta
mengurangi penguraian zat aktif yang tidak stabil dalam air (Remington’s Pharmaceutical
Science 15 th edition, 1975).
Kami sebagai formulator ingin menyusun rancangan formula, manufaktur sediaan,
evaluasi, dan kemasan sediaan multivitamin B kompleks + C profilaksis dan kuratif yang
dapat dikonsumsi oleh anak-anak. Usia yang dipilih dalam rancangan formulasi ini antara
1 tahun sampai 12 tahun dengan alasan kebutuhan vitamin yang sangat penting untuk masa
pertumbuhan anak-anak.
1.3 Tujuan
memperoleh sedian multivitamin dengan penyusun formula yang tepat dan memenuhi
semua persyaratan mutu, yang meliputi: aman, efektif,dan akseptabel
1.4 Manfaat
Dapat mengetahui dan memahami pembuatan formulasi obat dengan baik, benar, dan
tepat dan dapat membuat sediaan multivitamin yang berupa sediaan likuida yang memenuhi
persyaratan mutu serta mengetahui prosedur evaluasi sediaan likuida secara benar sehingga
didapatkan produk yang terjamin kualitasnya.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 SUSPENSI
Suspensi merupakan sediaan yang mengandung bahan padat obat dalam bentuk halus
dan tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa. Pada pembuatan suspensi ditambahkan
suspending agent untuk membantu mendispersikan bahan obat yang tidak larut dalam bahan
pembawanya. Contoh dari suspending agent yang digunakan yaitu
PGA,PGS,Tragacanth,Methly cellulose atau Thylose, CMC Na, Bentonit dan Vegum.
Vitamin
Vitamin merupakan senyawa organik yang diperlukan tubuh dalam jumlah kecil untuk
mempertahankan kesehatan dan seringkali bekerja sebagai kofaktor untuk enzim metabolisme.
Selain terdapat dalam makanan, vitamin juga dapat diberikan dalam bentuk murni sebagai
sediaan tunggal atau kombinasi. Sediaan untuk tujuan profilaktik harus dibedakan dari sediaan
untuk pengobatan defisiensi. (Farmakologi dan Terapi)
Vitamin dibagi menjadi dua golongan yaitu(1) vitamin larut lemak: vitamin A, D, E, dan
K; dan (2) vitamin larut air: vitamin B kompleks dan vitamin C. Vitamin larut air disimpan
dalam tubuh hanya dalam jumlah terbatas dan sisanya diekskresikan oleh tubuh, sehingga
untuk mempertahankan saturasi jaringan vitamin larut air sering dikonsumsi. Meskipun
demikian, pemberian vitamin larut air dalam jumlah berlebihan selain merupakan pemborosan,
juga mungkin menimbulkan efek yang tidak diinginkan. Sebaliknya, vitamin larut lemak dapat
disimpan dalam jumlah banyak, sehingga untuk timbulnya gejala defisiensi dibutuhkan waktu
lebih lama dan kemungkinan terjadinya toksisitas jauh lebih besar dari pada vitamin larut air.
3
2.2 PEMILIHAN BAHAN AKTIF
4
ALE ED 38
P 1987)
2. Vitamin -terapi dan -thiamin Sebagai co- Penderita Thiamin
B1 defiseinsi B1 tidak enzym untuk hipersensivitas diserap dengan
(thiamin yang menimbulka defisiensi dan yang sedang baij dari
HCL) menyebabkan n efek toksis thiamin menyusui saluran
beri-beri bila (MARTINDA (MARTINDALE penv=cernaan
(MARTIND diberikan LE ED 38 P ED 38 P 1976) setelah dosisi
ALE ED 38 P peroral dan 1976) oral
1976) bila (MARRINDA
-berperan kelebihan LE ED 38 P
dalam thiamin 1976)
metabolism akan Setelah
karbohidrat , dieksresi pemberian
pemberian cepat paenteal,
dosis besar melalui urin absobsi
tidak (farmakolog berlangsung
mempengaru i dan terapi cepat dan
hi kadar gula ed 5 p 773) sempurna,
darah - absobsi peroral
(farmakologi hipersensiti berlangsung
dan terapi ed vitas pada dalam usus
5 p 772) pemakaian halus dan
parenteral duodenum
(MARTIND (farmakologi
ALE ED 38 dan terapi ed 5
P 1976) p 775)
5
-co-enzym n urin yang LOGI DAN (MARTINDALE al meskipun
dalam berwarna TERAPI ED 5 ED 38 P 2105) riboflavin
metabolism kuning P 773) didistribusi
reaksi mencolok -pencegahan secara merata
oksidasi atau yang dapat defisiensi kejaringan
reduksi menginterve riboflavib dan tubuh tapi
-diperlukan resi pengobatan dalam jumlah
untuk beberapa tes riboflavin sedikit .
memfungsika lab -riboflavin
n piridoksin (MARTIND dieksresi
dan asam ALE ED 38 melalui urin
nikotinat P 2105) sebagai bahan
(MARTIND dari
ALE ED 38 P metabolisme
2104) jika dosis di
naikan maka
jumlah
riboflavin yang
dieksresi tidak
berubah.
Riboflavin
melewati
plasenta dan
didistribusikan
melalui ASI
(MARTINDA
LE ED 38 P
2105)
4. Vitamin Diperlukan -Pengunaan Mencegah Tidak dianjurkan Diabsobsi di
B6 untuk jangka atau untuk penderita gastrointestinal
(pyrodix pembentukan panjang dan mengobati neuropati perifal setelah dosis
ine) hemoglobin, dosis dosis neuritis dan utnuk oral dan
berperan tinggi perifer untuk penderita konveksi
6
dalam menyebabka obat missal hipersensitivitas kebentk aktif
metabolism n neuropatik isoniazid yang (MARTINDALE pirodox fosfat
asam perifer yang bekerja ED 38 P 2150) dan pirodox
amino,karboh serius sebagai garam fosfat,
idarat dan (MARTIND antagonis atau jika dosis
lemak ALE ED 38 meningkatkan dinaikan makin
(MARTIND O 2106) sekresi banyak
ALE ED 38 P -Dapat melalui urin dieskresikan
2150) menyebabka mencegah melalui urin
n neuropati atau (MARTINDA
sensorik mengobati LE ED 38 P
atau defisiensi 2107)
sindrom vitamin B6
neuropati diberikan
dalam dosis bersama
antara 50 mh dengan
– 2 gram bitamin lain
/hari untuk sebagai
jangka multivitamin
waktu (FARMAKO
panjang LOGI DAN
(FARMAK TERAPI ED 5
OLOGI P 775)
DAN
TERAPI ED
5 P 775)
5. Vitamin Bertindak hipersensiti -Pengobatan Untuk penderita Substansi
B12 sebagai co- vitas berbagai hipersensitivitas vitamin B12
(cyanoc enzym dari alergi,sepert neuritis (MARTINDALE diikat oleh
oblamin) dalam sintesis i kulit (farmakologi ED 38 P 2143) factor intrinsic
asam nukleat kemerahan, dan terapi ed glukoprotein
(dalam bersin dan 5) yang
anafilaksis dikeluarkan
7
bentuk yang -mengobati oleh mukosa
metabolism disebabkan dan mencegah lambung dan
) dan terlibat oleh defisiensi secara aktif
dalam konsumsi vitamin B12 oleh mukosa
berbagaisirku vitamin B12 yang berguna lambung dan
lasi metabolic jarang dalam sintesis secara aktif
yang penting terjadi. asam nukleat diabsobsi oleh
(MARTIND Aritma GI tract
ALE ED 38 P sekunder -disimpan
2143) pada dalam hati dan
hypokalemi sebagian
a telah dikeluarkan
terjadi. Pada melalui urin
awal
pemberian
terapi
parenteral
hidroklorob
alamin
reaksi pada
daerah
injeksi
seperti
nyaeri efek
samping lain
termasuk
gangguan
gastrointesti
nal demam
(MARTIND
ALE ED 38
P 2142)
8
6. Vitamin Vitamin C Pada dosisi Pencegahan Untuk penderira -vitamin C
C bekerja besar dapat dan penobatan gastrointestinal diabsobsi pada
(Ascorbi sebagai co- menyebabka serbat enzim. (MARTINDALE saluran cerna di
d acid) enzym dan n gangguan Selain iru juga ED 37 P 1984) distribusi ke
pada keadaan gastrointesti sering Pada pasien jaringan tubuh
tertentu nal. Dosis digunakan hemokrematonis -konsentrasi
merupakan vitamin C 1 untuk dan anemia tinggi pada
reduktor dan gram/hari berbagai sidoroblastik leukosit dan
antioksidan dapat penyakit (farmakologi dan platelet dan
(farmakologi menyebabka defisiensi terapi ed 5 p 778) pada eristrosit
dan terapi ed n etinil vitamin C dan dan plasma
5 p 777) estradiol diberikan -dieksresi
plasma dalam dosis melalui
meingkatka besar urin(MARTIN
n absobsi (farmakologi DALE ED 38 P
besi dan terapi ed 5 2112)
(farmakolog p 770)
i dan terapi
ed 5 p 723)
7. Vitamin Dianggap Pengunaan Pencegahan Tidak boleh Diserap dengan
D sebagai dosis tinggi dan penobatan diberikan pada baik dari
hormone menimbulka defisiensi pasien dengan saluran
yang penting n vitamin D dan hiperkalsemia, gastrointestinal
untuk hyperkalemi hiperkalsemia digunakan (MARTINDA
pengaturan a (MARTINDA dengan hati-hati LE ED 36 P
yang depat (MARTIND LE ED 36 P pada bayi, pasien 1988)
dari kalsium ALE ED 36 1988) dengan gangguan
dan P 1988) ginjal dan jantung
homeostatis (MARTINDALE
fosfat dan ED 36 P 1988)
penambahan
tulang
(MARTIND
9
ALE ED 36 P
1988)
8. Kalsium Untuk Garam
Laktat penanganan kalsium
hypocalemia dapar
dan defisiensi menyebabka
kalsium n iritasi
karena hasil gastrointesti
dier dan nal dan
penuaan suntikan
(MARTIND garam
ALE ED 36 P kalsium juga
1676) dapat
menyebabka
n iritasi
(MARTIND
ALE ED 36
P 1676)
10
dan eter, larut dalam
etanol dan dalam
minyak nabati
- bobot jenis : 286,5
(farmakope Indonesia ed
V p 71)
2. Vitamin B1 - organoleptic : dberwarna Ph larutan 2,7-3,4 jika bentuk
(thiamin HCL) putih dan bau khas lemah anhidrat terpapar udara
- bentuk : serbuk hablur dengan cepat menyerap air
- kelarutan : mudah larut kurang lebih 4 %, disimpan
dalam air, gliserin, sukar dalam wadah tertutuprapat dan
larut dalam etanol,tidak tidak tembus cahaya
larut dalam eter dan (farmakope Indonesia ed V p
benzene. Kelarutan 1265)
dalam air 1:10
- bobot jenis : 337,3
- titik lebur : 248 ℃
3. Vitamin B2 - organoleptic : kuning - cahaya dapat
(Riboflavina) jingga, higroskopis, bau menyebabkan
lemah peruraian sangat cepat
- bentuk : serbuk hablur sehingga harus
- kelarutan : agak sukar disimpan dalam wadah
larut dalam air (30:100) tertutup baik
- bobot jenis : 514,36 - Ph laruran 5.0-5.5
- titik lebur : 280 ℃ (farmakope Indonesia
(farmakope Indonesia ed ed V p 1092)
V p 1092)
4. Vitamin B6 - Organoleptic : putih atau - 5 % larut dalam air
(pyridoxine) hamper putih, stabil dengan ph 2.4-3.0
diudara - Disimpan dalam
- Bentuk : serbuk hablur wadah tertutup dan
- Kelarutan : mudah larut tidak tembus cahaya
dalam air,sukar larut
11
dalam etanol dan tidak (MARTINDALE ED 36 P
larut dalam eter 1978)
- Bobot jenis : 241,1
(MARTINDALE ED 36 P 1978)
5. Vitamin B12 - Organoleprik : merah - Ph stabil 4.5-5 (husa’s
dan sangat hidroskopis pharmaceutical
- Bentuk : hablur/amorf dispensing p 157)
- Kelarutan : agak sukar - Jika terpapar udara
larit dalam etanol, tidak akan menyerap air
larut dalam kurang lebih 12 % (usp
aseton,kloroform dan ed 36)
dalam eter, larut dalam
1: 80 air
- Bobot jenis : 1355,4
(MARTINDALE ED 36
P 1980)
6. Vitamin C - Organoleptic : putih - 5 % larut dalam air Ph
(Ascorbid acid) agak kuning 2.1-2.6 dalam keadaan
- Bentuk : serbuk hablur kering stabil Diudara
- Kelarutan : mudah larut dalam keadaan larutan
dalam air, agak sukar cepat teroksidasi
larut dakam etanol, tidak - Disimpan dalam
larut dalam wadah tertutup rapat
kloroform,eter ,benzene dan tidak tembus
- Bobot jenis : 176.13 cahaya
(farmakope Indonesia V (USP ed 36)
p 149)
7. Vitamin D - Organoleptic : putih Dapat terpengaruh oleh
- Bentuk : hablur cahaya dan udara
- Kelarutan : tidak larut
dalam air, larut dalam
etanol, dalam klorofm
12
dalam eter dan minyak
lemak
- Bobot jenis : 396.65
(farmakope Indonesia ed
V p 374)
8. Kalsium Laktat - Organoleptic : putih,
praktis tidak berbau
- Bentuk : serbuk granul
bentuk pentahidrat
menjadi bentuk anhidrat
- Kelarutan : larut dalam
air dan praktis tidak larut
dalam etanol
- bob
13
- vitamin B1 : tidak kurang dari 98.0% dan tidak lebih dari 102.0%
( FI V hal 1265)
- vitamin B2 : tidak kurang dari 98.0% dan tidak lebih dari 102.0%
( FI V hal 1091)
- vitamin B6 : tidak kurang dari 98.0% dan tidak lebih dari 102.0%
( FI V hal 1265)
- vitamin B12 : tidak kurang dari 96.0% dan tidak lebih dari 100.5%
( FI V hal 1174)
- vitamin C : tidak kurang dari 99.0% dan tidak lebih dari 100.5%
( FI V hal 149)
- vitamin D : tidak kurang dari 97.0% dan tidak lebih dari 103.5%
( FI V hal 374)
- kalsium laktat : tidak kurang dari 98.0% dan tidak lebih dari 101.0%
( FI V hal 605)
b) Efektif
Dengan pemberian dosis sekecil mungkin sudah dapat menimbulkan efek terapi
yang optimal, serta toksisitas dan efek samping yang minimum, mampu mencapai
site of action serta dapat berinteraksi dengan reseptor yang sesuai selama waktu
yang diperhitungkan
- pH vitamin A : pH 5 – 6.5 (Vademecum for vitamin formulation p.90)
- pH vitamin B1 : pH larutan 2,7-3,3 dan pH stabil 4 (Martindale ed 36,
p.1978)
- pH vitamin B2 : pH larutan 5,0-5,5 (Codex p.1038)
- pH vitamin B6 : pH larutan 2,4-3,0(Martindale ed 36, p.1978)
- pH vitamin B12 : pH stabil 4,5-5,0
- pH vitamin C : pH larutan 2,1-2,6
- pH vitamin D : pH 4-8 (Vademecum for vitamin formulation p.90)
- pH kalsium laktat : pH 7
c) Stabilitas Fisika
Sediaan tidak boleh mengalami perubahan fisika, penampilan dan homogenitas
dari pembuatan sampai ke tangan pasien, tidak terjadi perubahan viskositas, berat
14
jenis selama proses pembuatan, penyimpanan dan pemakaian. Sifat fisika
permulaan (asli) termasuk penampian, keseragaman, viskositas,organoleptis, harus
tetap sama dari mulai di buat sampai ke tangan pasien, meliputi :
- Berat jenis sediaan > berat jenis air
- Viskositas sediaan > viskositas air
- Aliran (sifat air) : pseudoplastik (Non newtonian)
- Homogenitas partikel bahan aktif tersebar merata.
(USP XXII,Page,1703)
d) Stabilitas Kimia
Secara kimia antar komponen tidak saling berinteraksi yang dapat
menimbulkan perusakan potensi,warna,pH, dan bentuk sediaan. Setiap bahan
kimia mempunyai sifat kimia yang tetap dan kadar atau potensi yang sesuai dengan
etiket dalam batas yang telah di tentukan meliputi : pH stabil, rentang pH di mana
sediaan stabil. (USP XXII,page, 1703)
e) Stabilitas Mikrobiologi
Diartikan sediaan tidak ditumbuhi mikroba sesuai dengan persyaratan tertentu
dan jika seediaan tersebut mengandung antimikroba maka harus tetap efektif
selama waktu yang ditentukan. (USP XXII,Page,1703)
Tidak terjadi peruraian/tahan terhadap pertumbuhan mikroba dan tidak
ditumbuhi oleh mikroba-mikroba seperti Salmonella sp, E.coli, Enterobacter sp,
Pseudomonas sp, Proteolitik spesies, Clostridium dan Candida
albicans.(Lachman.page 468)
f) Stabilitas Toksikologi
Tidak boleh menjadi bahan yang mungkin dapat meracuni jaringan lokal, tidak
boleh menunjukan adanya gejala kenaikan atau perubahan toksisitas sediaan
selama penyimpanan dalam batas waktu tertentu (USP XXII,Page,1703)
15
g) Stabilitas Farmakologi
Selama pemakaian dan penyimpanan tidak terjadi perubahan efek terapeutik
yang menyimpang dari tujuan pengobatan yang direncanakan (USP
XXII,Page,1703)
3. Vitamin B2
- 1.1-1.8 mg/hari (MARTINDALE ed 36 p 1978)
- 1-1.7 MG/HARI (REMINGTON ed 19 p 1122)
4. Vitamin B6
- 1.5-2 mg /hari (MARTINDALE ed 36 p 1979)
- Dewasa : 20-50 mg 1-3 kali sehari (bnf ed 74 p 988)
- 1-1.7 mg/hari (REMINGTON ed 19)
5. Vitamin B12
- 1-2 mg/hari (MARTINDALE ed 36 p 1981)
- 50-150 mikrogram/hari (BNF 74 p 991)
- 0.7-2 mikrogram (REMINGTON 19)
6. Vitamin C
- 25-75 mg sehari (BNF ed 74 p 991)
- 30-100 mg sehari (MARTINDALE ed 36 p 1985)
16
- 40-50 mg (REMINGTON ed 19)
7. Vitamin D
- 300-400 UI (MARRINDALE ed 36 p 1988)
- 10 mikrogram (REMINGTON ed 19)
8. Kalsium laktat
- 400mg-2 gram (MARTINDALE ed 36)
1 mcg : 0.001 mg
3.000 mcg : 3 mg
17
9 56,66% 1,,6998 – 2,833 2,2664 5,81 1,5 takaran =
12 75% 3
18
4 37.25 37.25x1.1 37.25x1.8 0.409-0.570 0.5401
5 41.5 41.5x1.1 41.5x1.8 0.456-0.747 0.6018
6 45.75 45.75x1.1 45.75x1.8 0.503-0.823 0.6634 1 takaran
7 50 50x1.1 50x1.8 0.55-0.9 0.725 = 0.8
8 53.33 53.33x1.1 53.33x1.8 0.586-0.959 0.7739
9 56.60 56.60x1.1 56.60x1.8 0.623-1.019 0.8125
1 1/2
10 60 60x1.1 60x1.8 0.66-1.08 0.87
takaran
11 67.5 67.5x1.1 67.5x1.8 0.742-1.215 0.9788
= 1.2
12 75 75x1.1 75x1.8 0.825-1.35 1.0875
4. Vitamin B6
Dosis : 1,5- 2,0 mg/hari (MD ed.36 p.1979)
19
5. Vitamin B12
Dosis : 50 mcg – 150 mcg
6. Vitamin C
Dosis : 30 – 100 mg/ hari (MD ed 36 p.1984)
20
7 50% 15 – 50 32,5 1 takaran = 40 mg
8 53,33% 15,999 – 53,33 34,66
9 56,66% 16,99 – 56,66 36,83
10 60% 18 – 60 39 1 ½ takaran = 80 mg
11 67,5% 20,25 – 67,5 43,88
12 75% 22,5 – 75 48,75
7. Vitamin D
Dosis : 5 – 10 µg/ hari (MD ed 36 p.1987)
Umur % Dosis anak Rentang sosis (mg) Dosis rata- Dosis Takaran
(tahun) terhadap dewasa rata (mg) rentang
pada umur
(mg)
1 25% 1,25.10-3-2,5.10-3 0,001825 0,003 ½ takaran =
2 29% 1,45.10-3-2,9.10-3 0,002175 2,5 ml
3 33% 1,65.10-3-3,3.10-3 0,002475
4 36,25% 1,8625.10-3-3,725.10- 0,0027935
3
21
8. Kalsium laktat
Dosis : 0,260 g
Umur % Dosis anak terhadap Rentang Dosis rentang Takaran
(tahun) dewasa dosis (g) pada umur (g)
Aturan pakai :
1 sendok takar = 5 ml
Volume sediaan pada skala laboratorium yaitu 150 ml, dimana 90 ml sisanya digunakan
sebagai evaluasi.
22
Perhitungan ADI
1 sendok takar = 5 ml
10
𝑃𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐴𝐷𝐼 𝑝𝑟𝑜𝑝𝑖𝑙𝑒𝑛 𝑔𝑙𝑖𝑘𝑜𝑙 = 𝑥 5 𝑚𝑙 = 0,5 𝑚𝑙
100
m 𝑔
𝑝= → 𝑚 = 𝑝. 𝑣 = 1.0631 𝑚𝑙 𝑥 0.5ml = 0.531 gram
v
23
2. Natrium Benzoat ( maks. 5 mg/kgBB )
Penggunaan untuk oral solution 0,02 – 0,5 % (HPE p. 627)
Usia Bobot rata- Perhitungan Hasil (mg) Rata-rata
(tahun) rata
1 7,85 7,85 x 5 mg 39,25 51.625 mg
2 9,45 9,45 x 5 mg 47,25
3 11,2 11,2 x 5 mg 56
4 12,8 12,8 x 5 mg 64
5 14,3 14,3 x 5 mg 71,5 86.1875 mg
6 16 16 x 5 mg 80
7 18,2 18,2 x 5 mg 91
8 20,45 20,45 x 5 mg 102,25
9 21,95 21,95 x 5 mg 109,75 130.9375 mg
10 24,3 24,3 x 5 mg 121,5
11 27,65 27,65 x 5 mg 138,25
12 30,85 30,85 x 5 mg 154,25
1 sendok takar = 5 ml
0,1
𝑃𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐴𝐷𝐼 𝑁𝑎𝑡𝑟𝑖𝑢𝑚 𝑏𝑒𝑛𝑧𝑜𝑎𝑡 = 𝑥 5 𝑚𝑙 = 0,005 𝑔𝑟𝑎𝑚 = 5 𝑚𝑔
100
Kesimpulan = Na. Benzoat tidak melebihi ADI
C (ka [H3O]⁺
β = 2,303 .(ka+ [H3O]⁺)²
C = 0,0345 M
𝐺
pH = pKa + log 𝐴
𝐺
4 = 4,761 + log 𝐴
𝐺
log 𝐴 = 4 – 4,761
24
𝐺
log 𝐴 = −0,761
𝐺
= antilog –0,761
𝐴
𝐺
= 0,1733
𝐴
G = 0,1733 A
C =G+A
0,0345 = 0,1733 A + A
0,0345 = 1,1733 A
A = 0,029 M
G = 0,1733 A
G = 0,1733 . 0,029
G = 0,005 M
25
- Kelarutan : sangat mudah larut dalam air,lebih mudah larut dalam
air mendidih,sukar larut dalam etanol,tidak larut dalam kloroform
dan dalam eter (FI V p 1739)
- Konsentrasi : 67 % untuk pemanis (HPE ed 7 p 807)
- Kegunaan :pemanis,suspending agent , viscosity-increasing agent
(HPE ed 6 p 703)
- Alasan pemilihan : untuk meingkatkan rasa
b. Flavour
Flavor essence jeruk yang berguna untuk memberi warna dan aroma seperti
jeruk
c. Pewarna
Untuk memberi warna untuk meingkatkan penerimaan
d. Propilenglikol
- Pemerian : cairan kental,jernih tidak berwarna,rasa khas,praktis
tidak berbau,menyerap air pada udara lembab (FI V 1070)
- Kelarutan : dapat bercampur dengan air,aseton dan kloroform, larut
dalam eter dan dalam minyak essensial tetapi tidak bercampur
dengan minyak lemak ( FI V p 1070)
- Konsentrasi : 10-25 % larutan oral (solvent/co-solvent) (HPE ed 7
p 672)
- ADI : 25 mg/kgBB (HPE ED 7 p 673)
- pH : 6.2-6.9
- OTT : inkompatibel dengan reagen oksidasi seperti potassium
permanganat (HPE ED 6 p593)
- Kegunaan : preserfativ antimikroba, desinfektan, humektan,
solvent, solubilizing agent. Watermiscible
- alasan pemilihan : sebagai pelarut dan pembawa sediaan
multivitamin
e. Cystein
- Alasan pemilihan : sebagai anti oksidan vitamin C karena vitamin
C mydag teroksiasi dalam air
- Kelarutan: sangat mudah larut dalam air, praktis tidak larut dalam
etanol 95%.
26
- BM = 240,29
f. NaH2Sitrat (HPE 6th p.181)
- Alasan pemilihan : untuk mempertahankan pH
- Organoleptik : serbuk kristal yang tidak berwarna atau terkadang
berupa serbuk kristal putih, tidak berbau, dan rasa asam yang kuat
- Kelarutan : mudah larut dalam air (1 : 1)
- Bersifat deliquecent dalam udara lembab, oleh karena itu disimpan
di tempat kering.
g. Na2HSitrat
- Alasan pemilihan : untuk mempertahankan pH
- Kelarutan : larut dalam air 1:8
- Bersifat sequestering agent.
h. Natrium benzoate
- Pemerian : granul/serbuk hablur,putih,tidak berbau/praktis tidak
berbau,stabil diudara
- Kelarutan : mudah larut dalam air,agak sukar larut dalam etanol dan
lebih mudah larut dalam etanol 90 %
- Konsentrasi : 0.02-0.5 %
- Kegunaan : Antioksidan / zat pengawet
- Alasan pemilihan : sebagai antimikroba efektif di pH 2-5
i. Methylcellulose
- Alasan pemilihan : sebagai suspending agent untuk mendispersikan
bahan aktif yang sukar larut air sehingga terdispersi merata
membentuk suspensi yang baik dan homogen meningkatkan
stabilitas fisika sediaan dengan meningkatkan viskositasnya
sehingga laju sedimentasi lambat
-
3. Formula awal
R/ Vitamin A 3.81 mg / 5 ml
Vitamin B1 (Thiamin) 0.6 mg / 5 ml
Vitamin B2 (Riboflavin) 0,8 mg / 5 ml
Vitamin B6 (Piridoksin HCl) 0.90 mg / 5 ml
27
Vitamin B12 0.05 mg / 5 ml
Vitamin C (Acid Ascorbicum) 40 mg / 5 ml
Vitamin D 0,004 mg / 5 ml
Kalsium Laktat 0.124 g / 5 ml
Propilenglikol 10%
Natrium benzoate 0,1%
NaH2Sitrat 0.0314 g / 5 ml
Na2HSitrat 0.0065 g / 5 ml
Cystein 0,1%
Sukrosa 20%
Metil Selulosa 1%
Sunset Yellow 0.0015 mg
Jeruk Flavour 3 tts
Aqua purificata ad 150 ml
m.f.l.a suspensi ad 150 ml
28
mudah larut dalam air,sukar larut dalam etanol dan tidak larut dalam eter,
dengan ph 2.4-3.0, kadar aman ≤98.0 % dam ≥ 102.0 %
- Vitamin B12 (cyanocobalamin)
agak sukar larit dalam etanol, tidak larut dalam aseton,kloroform dan dalam
eter, larut dalam 1: 80 air, Ph stabil 4.5-5 (husa’s pharmaceutical dispensing
p 157), kadar aman ≤ 96.0 % dan ≥ 100.5 %
- Vitamin C
mudah larut dalam air, agak sukar larut dakam etanol, tidak larut dalam
kloroform,eter ,benzene,Ph 2.1-2.6, kadar aman 99.7 % dan ≥ 100.5 %
- Vitamin D
tidak larut dalam air, larut dalam etanol, dalam klorofm dalam eter dan
minyak lemak, kadar aman 97.0 % dan ≥ 103.5 %
- Kalsium laktat
larut dalam air dan praktis tidak larut dalam etanol, kadar aman 98.0 % dan
≥ 101.0 %
2. Spesifikasi sediaan yang diinginkan
- Bau : jeruk
- Rasa : manis
- Warna : orange
- Bentuk : suspensi
- Ph sediaan :4
- Viskositas air : 0.8904 cps
- Viskositas propilenglikol : 58.1 cps
- Sifat alir : non Newtonian
- Ukuran partikel : < 0.1 µ
- Laju pengendapan : lambat
29
2.8 Penyusunan formula akhir sediaan setiap takaran terkecil hingga skala besar
Bahan awal 1 takaran (5ml) Kemasan Skala lab Skala pabrik (
(60ml) (150ml) 60.000)
Vitamin A 3.81 mg + 5 % 45.72 mg + 5 % 114.3 mg + 5 % 45720 mg + 5
= 4.0005 mg = 48.006 mg = 120.015 mg % = 48006mg
Vitamin B1 0.6 mg + 5 % = 7.2 mg + 5 % = 18 mg + 5 % 7200 + 5 % =
0.03 mg 7.56 mg =18.9 mg 7560 mg
Vitamin B2 0.8 mg + 5 % = 9.6 mg + 5 % 24 mg + 5 % 9600 mg + 5 %
0.84 mg =12.6 mg =25.2 mg = 10080 mg
Vitamin B6 0.90 mg + 5 % 10.8mg + 5 % = 27 mg + 5 % = 10800mg + 5 %
= 0.945 mg 11.34 mg 28.35 mg = 11340 mg
Vitamin B12 0.05 mg + 5 % 0.6mg + 5 % = 1.5 mg + 5 % = 600 mg + 5 % =
= 0.0525 mg 0.63 mg 1.55 mg 630 mg
Vitamin C 40 mg + 5 % = 480 mg + 5 % = 1200 mg + 5 % 480.000 mg + 5
42 mg 504 mg =1260 mg % =504.000
mg
Vitamin D 0.004 mg + 5 % 0.048 + 5 %= 0.12 mg + 5 % 48 mg + 5 %
= 0.00042 mg 0.0504 mg = 0.126 mg =50.4 mg
Kalsium 0.124 mg + 5 % 1.488 mg + 5 3.72 mg + 5%= 1488+ 5% =
laktat = 0.1302 mg %= 1.5624 mg 3.906 mg 1562.4 mg
Na benzoat 0.0005 g 0,06 g 0,15 g 60 g
0,13
Na2Hsitrat 0,006 g + 5% = 0,0756 g+5%= 0,18 g+5%= 72 g + 5%=
0,12% 0,0063 g 0,07938 g 0,189 g 75,6 g
NaH2sitrat 0,034 g +5%= 0,4284 g+5%= 1,02 g+5%= 408 g +
0.68% 0,0357g 0,44982 g 1,071g 5%=428,4 g
Sukrosa 20% x 5 ml = 1 12 ml 30 ml 12000 ml
20% ml
Cystein 0,1% 0,1% x 5 ml = 0,06 g 0,15 g 60 g
0,005 g
Propylen 10% x 5 ml= 6 ml 15 ml 60000 ml
10% 0,5 ml
30
Sunset 0,001% x 5 ml 0,6 mg 1,5 mg 0,6 g
yellow = 0,05 mg
Orange 0,001% x 5 ml 0,6 ml 1,5 ml 0,6 g
flavour = 0,05 ml
Methyl 0,05 g 0,6 g 1,5 g 600 g
Cellulose 1%
Aqua 5 ml 60 ml 150 ml 60000 ml
purificata
31
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL
penyebab gejala
Multivitamin dan
kalsium
32
Vitamin C ( Vitamin D Kalsium laktat Vitamin B12
Ascorbic acid )
(+) berperan (+) membantu (Cyanocobolamin)
(+) * membantu sebagai hormon penangan
(+) sebagai co –
sintesis kolagen yang penting hipokalsemia.
enzim sintesis,
dan material – untuk
(-) dapat asam nukleat
intraselluler pengaturan yang
menyebabkan penting dan
tepat dari
* Dalam infeksi diperlukan untuk
kalsium dan
defisiensi zat besi gastrointestinal. sintesis protein dan
homeostatis
asam askorbat myelin, reproduksi
fosfat serta
dapat sel dan
pemeliharaan
meningkatkan pembentukan serta
tulang
absorbsi zat besi pemeliharaan.
( MD ed 36 p
(-) * Penggunaan (-) penyerapan akan
1980 )
dalam dosis berkurang karena
besar dapat (-) penggunaan rekasi dengan obat
menyebabkan dosis tinggi lain.
diare dan menyebabkan
gangguan hiperkalemia.
gastrointestinal
* Penggunaan
dosis besar dapat
menyebabkan
pemventukan
batu ginjal
( MD ed 36 p
1983)
33
BAB IV
METODE PENELITIAN
34
1. Pembuatan syrup simplex
2. Timbang sukrosa
B. Kerangka operasional 3. Kalibrasi air panas, diaduk ad
larut tunggu hingga dingin
Buat
mucilago
Pembuatan dapar
1. Timbang Methylselulosa
Timbang Na2Hsitrat 189mg + air 2ml aduk 2. Kalibrasi air panas 30ml
ad larut 3. Taburkan diatas air panas diamkan
Timbang NaH2sitrat 1,71g + air 2ml aduk ad 15 menit
larut
1. Kalibrasi Propilenglikol
Campur ad homogen 2. Timbang vit. A, D, B12
3. Masukkan 2+1, aduk ad homogen
1. Timbang vitamin B1 , + air 2 ml
aduk ad larut
2. Timbang vitamin B2, + air 2 ml aduk
ad larut
3. 1+2 masukkan dalam mortir gerus Timbang Na benzoate +air 2ml
ad homogen. aduk ad larut
4. Timbang vitamin B6 + air 2 ml aduk
ad larut
5. 4 masukkan ke dalam mortir (3),
Timbang sunset yellow + air 1ml
aduk ad homogen
aduk ad larut
6. Timbang kalsium laktat + air 5 ml
aduk ad larut
7. Masukkan no. 6 ke dalam
campuran no. 5 (dlm mortir) aduk +3 tetes flavor jeruk
ad homogen.
8. Timbang vitamin C dan Cystein, lalu
larutkan vitamin C dalam cysteine, + aqua pruificata ad 150ml
masukkan ked lm mortir Campuran
no 7, aduk ad homogen
9. Masukkan campuran mucilago + Ambil sediaan 20ml, cek pH
vitamin A, d, B12, aduk ad jika > 4 + NaH2sitrat
homogen Jika <4 + Na2Hsitrat
35
C. METODE KERJA
Penyusunan Cara Pembuatan
36
11 Timbang vitamin B6 + air 2 ml aduk ad larut Timbangan digital, Beaker glass
12 11 masukkan ke dalam mortir (10), aduk ad mortir + stamper
homogen
13 Timbang kalsium laktat + air 5 ml aduk ad larut Timbangan digital, Beaker glass
14 Masukkan no. 13 ke dalam campuran no. 12 Mortir +stamper
(dlm mortir) aduk ad homogen.
15 Timbang vitamin C dan Cystein, lalu larutkan Timbangan digital, Beaker glass, Mortir
vitamin C dalam cysteine, masukkan kedlm +stamper
mortir Campuran no 14, aduk ad homogen
37
BAB V
Organoleptis Spesifikasi
Bentuk sediaan Suspensi
Warna Orange
Bau Jeruk
Rasa Manis
2. Uji pH Sediaan
Alat : pH meter
Cara Kerja
- Kalibrasi pH meter
1. Siapkan larutan buffer pH 4.0 dan 7.0.
2. Pasang elektroda.
3. Tekan tombol untuk menyalakan elektroda.
4. Elektroda dimasukkan pada buffer pH 4.0 kemudian diatur
tombol sebelah kanan alat sampai digital menunjukkan angka
4.0.
5. Elektroda dikeluarkan dari buffer pH 4.0 dicuci dengan
aquadem dan dikeringkan.
6. Elektroda dimasukkan ke dalam buffer pH 7.0 kemudian diatur
tombol sebelah kiri sampai menunjukkan angka 7.0.
7. Elektroda dikeluarkan dari buffer pH 7.0 dicuci dengan
aquadem dan dikeringkan.
8. pH meter siap untuk digunakan.
- Pengukuran pH sediaan
1. Larutan dimasukkan ke dalam beaker glass q.s
38
2. Elektroda dimasukkan ke dalam sediaan. Angka yang muncul
dalam digital dicatat.
3. Elektroda dikeluarkan dari sediaan kemudian dicuci dengan
aquadem dan dikeringkan.
39
- Penentusan sifat alir bahan yang diperiksa
1. Letakkan viskometer pada posisi yang benar.
2. Isilah mantel degan aqua purificata secukupnya.
3. Masukan sediaan ke dalam cup sampai batas tanda.
4. Naikkan posisi cup berserta penyangganya sampai bob tercelup
seluruh permukaannya.
5. Siapkan stopwatch, pasang beban, lepaskan rem dan lakukan
pengamatan waktu, yang dilakukan untuk menempuh 100
putaran.
6. Setelah didiamkan 15 menit, tambahkan beban dan lakukan
pengamatan dengan cara yang sama.
7. Lakukan penambahan beban dan pengurangan beban
berikutnya, amati sampai diperoleh 7 titik pengamatan.
8. Menghitung rpm-nya dan menentukkan KV dari harga
viskositas gliserin pa yang diketahui
5. Viskositas Sediaan
Alat: Viskometer VT-04
Cara Kerja:
- Viskometer diletakkan pada posisi yang benar.
- Dipilih spindle yang kira-kira sesuai.
- Tuangkan sediaan pada cup sampai tanda batas.
- Dipasang spindle pada viscometer, posisi spindle diturunkan sampai
tanda batas.
- Tekan on pada viscometer, catat viskositasnya.
6. Ukuran Partikel (Mikromiretik)
Alat: Mikroskop Optik
Cara kerja:
- Dikalibrasi lensa mikrometik okuler terhadap lensa objektif.
- Pembuatan preparat: Sediaan uji diteteskan pada object glass.
- Ukuran partikel diamati dan dicatat.
- Ukuran partikel yang terbesar dan terkecil dicatat untuk membuat
interval kelas.
40
- Dihitung diameter kelas.
7. Uji Sedimentasi
Alat: Gelas Ukur
Cara kerja:
- Sediaan dimasukkan dalam gelas ukur 50 ml, ad 50 ml.
- Gelas ukur ditutup aluminium foil, dikocok, diamati volume
sedimentasi.
41
Hasil Evaluasi Sediaan
1. Organoleptis
2. pH Sediaan
- Hasil
pH = 4,04
3. Berat Jenis
M Pikno + sediaan = 40,33 g
M Pikno kosong = 29.12 g –
M Sediaan = 11.21 g
V = 10,426 ml
ρ= 𝑚⁄𝑣 = 11.21⁄10,426 = 1.0752 g/ml
4. Viskositas Sediaan
Viskositas = 150 Cps
5. Sifat Alir
- Hasil:
Tabel Data Viskositas Sediaan
Viskositas
60
Beban (g) t100 putaran (detik) Rpm (t100 x100) W
(Rpm xKv)
42
100 g 26.30 detik 228.14 rpm 483.95 Cps
50 g 55.60 detik 107.91 rpm 511.57 Cps
250
200
150
100
50
0
0 20 40 60 80 100 120 140
-50
BEBAN (GRAM)
500
400
VISKOSITAS
300
200
100
0
0 50 100 150 200 250 300 350
RPM (PUTARAN/MENIT)
Dilihat dari grafik beban versus RPM sediaan suspensi kami termasuk system non-
newtonian pseudoplastis.
43
. 6. Ukuran Partikel
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 40 30 30 50 20 40 30 20 40 40
2 30 30 30 30 20 20 40 20 50 30
3 40 20 20 30 20 40 50 30 30 20
4 30 30 30 20 30 40 40 40 30 20
5 30 30 30 20 40 30 30 50 50 30
6 30 30 40 40 50 30 30 30 40 30
7 20 30 30 50 30 30 20 30 50 40
8 30 40 50 30 30 20 40 30 30 20
9 40 30 50 30 30 20 50 20 30 20
10 20 40 50 30 30 50 40 30 30 30
45
21 20
14
0 0 0 0 0 0
20-23 23.1- 26.2- 29.3- 32.4- 35.5- 38.6- 41.7- 44.8- 47.9-
26.1 29.2 32.3 35.4 38.5 41.6 44.7 47.8 50.9
44
29.3-32.3 45.45 45 2045.25 92956.6125 4224878.04 192020707
32.4-35.4 50.1 0 0 0 0 0
35.5-38.5 54.75 0 0 0 0 0
38.6-41.6 59.4 20 1188 70567.2 4191691.68 248986486
41.7-44.7 64.05 0 0 0 0 0
44.8-47.8 68.7 0 0 0 0 0
47.9-50.9 73.35 14 1026.9 75323.115 5524950.49 405255118
7. Volume Sedimentasi
Tabel Tinggi Sedimen pada berbagai waktu
Waktu (menit) Tinggi sedimen (satuan ml)
15 50
30 50
45 50
60 50
Hari ke 2 48.5
30 50
F = 50 = 1
45 50
F = 50 = 1
60 50
F = 50 = 1
Hari ke 2 48.5
F= = 0.97
50
45
Tabel Hasil Evaluasi Sediaan
B. Pembahasan
Sediaan yang direncanakan merupakan sediaan dalam bentuk suspensi oral
multivitamin yang mengandung kalsium . Berdasarkan hasil evaluasi akhir yang telah
dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut: Uji organoleptis sediaan suspensi multivitamin dan
kalsium menunjukkan bahwa sediaan memenuhi spesifikasi yang telah ditentukan meliputi
bentuk, warna, bau.
Berdasarkan Uji Organoleptis, sediaan suspensi yang kami buat sudah seseuai dengan
spesifikasi evaluasi. Warna sediaan dari sirup kami ialah orange. Hal ini karena ada
penambahan dari Sunset Yellow. Sedangkan rasa dari sedian sirup kami yaitu manis karena
adanya penambahan sukrosa 20% yang kami buat dengan cara menimbang saccharum album
15g dalam 30 ml air panas. Dan bau dari sediaan sirup kami ialah orange karena ada
penambahan essense orange 3 tetes.
46
Pada spesifikasi sediaan ditetapkan berat jenis 1.0371g/ml. Pada percobaan ini berat
jenis sediaan suspensi memenuhi spesifikasi. Berat jenis yang didapat adalah 1,075 g/ml
dimana termasuk dari berat jenis spesifikasi. Berat jenis sediaan harus lebih besar dari berat
jenis air karena adanya penambahan bahan aktif dan bahan tambahan ke dalam sediaan yang
dibuat hingga membentuk sediaan suspensi.
Pada spesifikasi sediaan ditetapkan viskositas sediaan 158cps. Pada percobaan ini
viskositas sediaan suspensi 150cps dimana viskositas tersebut memenuhi spesifikasi yang
telah ditentukan. Viskositas menentukan kemudahan suatu molekul untuk bergerak karena
adanya gesekan antar lapisan material. Besarnya viskositas sendiri dipengaruhi oleh
temperatur, gaya tarik antar molekul dan ukuran partikel sediaan. Pada percobaan ini sifat alir
sediaan suspensi termasuk dilatan.
pH hasil uji sediaan vitamin menunjukkan hasil 4.04 dimana hasil tersebut sesuai
dengan rentang pH sediaan yang dirancang.
Partikel terdispersi merata terdapat perbedaan ukuran partikel yang bermakna. Hal ini
ditunjukkan pada histogram antara ukuran partikel dengan distribusi frekuensi. Dari hasil uji
ini dapat disimpulkan bahwa data ukuran partikel sudah memenuhi spesifikasi sediaan yang
diinginkan.
Pada uji sedimentasi didapatkan bahwa sistem sedimentasi dari sediaan kami adalah
deflokulasi. Deflokulasi adalah keadaan dimana suatu suspensi tidak mudah mengalami
pengendapan selama penyimpanan dalam waktu tertentu. Hal ini disebabkan karena adanya
penggunaan methyl cellulose yang berfungsi sebagai suspending agent, dimana methyl
selullose berperan untuk menghambat sedimentasi dengan cara mengentalkan bahan pembawa
dan menurunkan tegangan permukaan antar partikel dengan pembawa, agar partikel tidak
mengendap dan mendispersikan zat-zat terlarut. Selain itu, adanya propilenglikol yang
berperan sebagai wetting agent menyebabkan perbesaran luas permukaan, sehingga saat
suspensi dikocok dapat terdispersi kembali. Sehingga, sediaan kami memiliki laju sedimentasi
yang lambat namun memiliki laju dispersi yang baik karena adanya methyl sellose dan
propilenglikol.
47
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
48
DAFTAR PUSTAKA
British National Formulary 66th Edition, 2013, BMJ Group dan Pharmaceutical Press :
London.
Reynold, J.E.F., 1982, Martindale : The Complete Drug Reference 28th Edition,
Pharmaceutical Press : London.
Rowe, R.C. dkk., 2009, Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th Edition, Pharmaceutical
Press : London.
Sweetman, S.C., 2011, Martindale : The Complete Drug Reference 36th Edition,
Pharmaceutical Press : London.
Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran UI. Farmakologi dan Terapi
edisi V. 2007
Anonim, 2003. The United States Pharmacopeia 26. United States Pharmacopeia Convention,
Inc, Washington DC
Anonim, 2005. The United States Pharmacopeia 28, United States Pharmacopeia Convention,
Inc, Washington DC
49