OLEH
LABORATORIUM FARMASETIKA
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2016
I.a.
Zat Aktif
: Ciprofloxacin
b. Kekuatan Sediaan : 500 mg/5ml
II. Tujuan Praktikum
Untuk
membuat
pKa
pH
Ukuran Partikel
Inkompatibilitas
Stabilitas
:
:
:
:
(Martindale, 2009)
6,8-8 (Gerald, 2005)
4,48 (allen, 2013)
infus siprofloksasin memiliki pH 3,9-4,5 dan tidak
Koefisien Partisi
Dosis
:
:
laju
absorpsi.
Jika
memakai
probenesid
bersama
IV.
Analisis Permasalahan
a. Ditinjau dari kelarutannya, siprofloksasin praktis tidak larut dalam air,
sangat mudah larut
meningkatkan
viskositas
dan
atau kombinasi dan pada konsentrasi yang tepat. Faktor yang mempengaruhi
pemilihan suspending agent yaitu: kesesuaian secara kimia dengan bahan
yang lain, khususnya obat, pengaruh pH obat, penampilan, dan harga (Nash,
1996).
h. Suspensi stabil apabila zat yang tersuspensi tidak cepat mengendap, harus
terdispersi kembali menjadi campuran yang homogen dan tidak terlalu
kental agar mudah dituang dari wadahnya (Ansel et al., 1995).
i. Salah satu suspending agent yang biasa digunakan dalam pembuatan sediaan
suspensi yaitu Pulvis Gummi Arabici. Pulvis Gummi Arabici biasa disebut
dengan Gom Akasia atau Gom Arab. Gom Akasia adalah eksudat kering
yang diperoleh dari batang dan bahan Acacia Senegal Willd, dan beberapa
spesies Acacia lain. Pemerian hampir tidak berbau, rasa tawar seperti lender.
Gom akasia mudah larut dalam air, menghasilkan larutan yang kental dan
tembus cahaya (Dirjen POM, 1979), tidak merubah struktur kimia, bersifat
alami, dan dapat menghindari pengendapan (Anjani dkk, 2011).
j. Dalam formula suspensi kering ini menggunakan pendapar asam sitrat
karena asam sitrat akan menghasilkan rentan pH 2,1-6,2 (God, 2008).
Pemilihan dapar yang cocok tergantung dari pH dan kapasitas dapar yang
diinginkan. Dapar ini harus dapat tercapur dengan senyawa lain dan
mempunyai toksisitas yang rendah (Lachman et al, 1986).
V.
Pendekatan Formula
a. Bahan Pensuspensi
1. PGA (Rowe, 2009)
Alasan Penambahan
: Gom
akasia
mudah
larut
dalam
air,
siprofloksasin
yang
dihasilkan
Kelarutan
Inkompatibillitas
Stabilitas
Konsentrasi
2. Veegum (Rowe,2009)
Alasan Penambahan
: Veegum
digunakan
pensuspensi
dan
sebagai
bahan
bahan
penstabil
yang
denganbahan
pensuspensi
untuk
menjamin
stabilitas
sediaan
Kelarutan
Inkompatibillitas
pelarut organik
: Tidak sesuai untuk larutan asam dengan pH
Stabilitas
dibawah 3,5
: Sangat stabil jika disimpan di tempat yang
kering, dan juga sangat stabil dalam range pH
yang luas, memiliki penukaran kapasitas,
dapat
mengabsorbsi
beberapa
substansi
kalium
klorat
dan
kalium
biasa,
tapi
terurai
pada
bersifat stabil
: <30%
kimia
berbeda
yang
berinteraksi
Inkompatibilitas
beberpa
langsung
eksipien
menunjukkan
tablet
kempa
bahwa
aspartam
magnesium stearat.
: Aspartam stabil dalam kondisi kering .jika
pada keadaan lembab hidrolisis terjadi untuk
membentuk
Konsentrasi
d. Pengikat
1. PVP (Rowe, 2009)
Alasan Penambahan
produk
degradasi
yang
granulasi
basah
maupun
kering
kelarutan
dan
tidak
konsentrasi
0,5-3%
sekaligus
mineral.
: PVP inkompatibel dalam berbagai garam
anorganik, resin alami dan sintesis, dan bahan
Stabilitas
Konsentrasi
e. Pewangi
1. Essencial orange
Alasan Penambahan
kimia lainnya.
: Stabil dalam pemanasan pada suhu 150oC
dengan penurusan daya larut
: 0,5-5%
:
Inkompatibilitas
Stabilitas
f. Pengawet
1. Nipasol (Metil Paraben) (Rowe, 2009)
Alasan Penambahan
:
Kelarutan
: Praktis tidak larut dalam minyak mineral,
larut dalam 3 bagian etanol (95%), larut
Inkompatibilitas
surfaktan
polisorbatr
Stabilitas
80,
non
sebagai
ionik,
akibat
seperti
dari
pembentukan misel.
: Campuran air dan metil paraben pada pH 3
sampai 6 dapat disterilkan dengan autoklaf
VI.
VII.
VIII.
dekomposisi.
Konsentrasi
: 0,015% - 0,2%
Formulasi
a. Rancangan Formula Utama
R/
Ciprofloxacin
500mg/5mL
PGA
7,5%
Veegum
2,5%
Aspartam
0,5%
Nipasol
0,015-0,2%
Gliserin
10-20%
Escencial orange
q.s
b. Rancangan Formula Alternatif
R/
Ciprofloxacin
500mg/5mL
PGA
7,5%
Na CMC
2,5%
PVP
1%
Aspartam
Nipasol
0,015-0,2%
PG
10-20%
Esscencial orange
q.s
Perhitungan
Berat Granul
Ciprofloksasin + Aspartam + PVP + Metil Paraben
= 6 g+ 0,072 g + 0,6 g+ 0,06 g
=7,38 g
Bila dibuat 3 botol sediaan (180 mL)
Maka 7,38 g x 3 = 22,14 g
Cara Kerja
1. Aquades atau cairan pembawa dididihkan ditutup dengan aluminium foil
2. Bahan aktif dan eksipien ditimbang
3. Bahan pensuspensi dikembangkan terlebih dahulu (ditaburkan diatas
permukaan air panas dalam mortir
4. Bahan pembasah ditambahkan sedikit demi sedikit ke dalam mortir yang
berisi bahan aktif sampai seluruh serbuk terbahasahi seluruhnya
5. Bahan pensuspensi yang telah dikembangkan dimasukkan ke dalam mortir
yang berisi bahan aktif dan diaduk hingga homogen
6. Diaduk hingga homogen
7. Dimasukkan masing-masing eksipien lainnya dengan menggunakan sisa air
untuk formula,
8. Selanjutnya dimasukkan masing-masing eksipien ke dalam mortir
9. Diaduk hingga homogen dimasukkan de dalam botol yang telah dicuci
IX.
dibersihkan
dan
dikeringkan.
Suspensi
siprofloksasin
dari bobot anak timbangan (x) vs rpm (y) sehingga diperoleh persamaan
(2). Nilai y pada persamaan regresi dianggap nol, sehingga dapat dicari nilai
x (Wf). Ditentukan viskositasnya dengan menggunakan persamaaan (3).
y= bx + a ................................(2)
=
Kv (W Wf )
rpm
............................(3)
5. Volume Sedimentasi
Suspensi dimasukkan ke dalam gelas ukur 10 mL dan disimpan pada suhu
kamar serta terlindung dari cahaya secara langsung. Volume suspensi
siprofloksasin yang diisikan merupakan volume awal (Vo). Perubahan volume
diukur dan dicatat setiap selama 30 hari tanpa pengadukan hingga tinggi
sedimentasi konstan. Volume tersebut merupakan volume akhir (Vu). Volume
sedimentasi dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan 4.
F=Vu/Vo ........................... (4)
6. Redispersi
Uji Redispersi dilakukan setelah evaluasi volume sedimentasi selesai
dilakukan. Tabung reaksi berisi suspensi siprofloksasin yang telah dievaluasi
volume sedimentasinya diputar 180 derajat dan dibalikan ke posisi semula.
Kemampuan redispersi baik bila suspensi telah terdispersi sempurna dan diberi
nilai 100%. Setiap pengulangan uji redispersi pada sampel yang sama, maka akan
menurunkan nilai redispersi sebesar 5%.
7. Pengukuran pH
Suspensi siprofloksasi dituangkan ke dalam wadah khusus pada pH meter
secukupnya. Tunggu hingga pH meter menunjukkan posisi tetap, pH yang
ditampilkkan pada layar digital pH meter dicatat
X.
Daftar Pustaka
Alfiany, M. 2008. Formulasi Suspensi Kering yang Mengandung Ekstrak Akar
kucing (Acalipa indica Linn). UI : Jakarta
Anjani dkk. 2011. Formulasi suspensi siprofloksasin dengan suspending agent
pulvis gummi arabici dan daya antibakterinya. UMS : Surakarta
Ansel, H.C., Nicholas G.P., And Loyd V.A., 1995, Pharmaceutical Dosage
Forms and Drugs Delivery Systems, 6th Edition, 253-256, 269, Williams
and Willins Malvern, USA.
Botte et al. 2012. Chemical review volume 12 number 3. pubc
LAMPIRAN