0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
94 tayangan4 halaman
Parasetamol, asam mefenamat, ibuprofen, dan air suling merupakan bahan baku obat yang umum digunakan untuk mengurangi nyeri dan peradangan. Ketiga obat tersebut bekerja dengan menghambat produksi prostaglandin sehingga dapat mengurangi rasa sakit dan peradangan, sedangkan air suling digunakan sebagai pelarut.
Parasetamol, asam mefenamat, ibuprofen, dan air suling merupakan bahan baku obat yang umum digunakan untuk mengurangi nyeri dan peradangan. Ketiga obat tersebut bekerja dengan menghambat produksi prostaglandin sehingga dapat mengurangi rasa sakit dan peradangan, sedangkan air suling digunakan sebagai pelarut.
Parasetamol, asam mefenamat, ibuprofen, dan air suling merupakan bahan baku obat yang umum digunakan untuk mengurangi nyeri dan peradangan. Ketiga obat tersebut bekerja dengan menghambat produksi prostaglandin sehingga dapat mengurangi rasa sakit dan peradangan, sedangkan air suling digunakan sebagai pelarut.
Nama resmi : ACIDUM MEFENAMICUM Nama lain : Asam Mefenamat Rm/Bm : C15H15NO2/241,29 Pemerian : Serbuk hablur putih, atau hampir putih, melebur pada suhu lebih kurang 2300 disertai peruraian. Kelarutan : Larut dalam larutan alkali hidroksida, agak sukar larut dalam kloroform, sukar larut dalam etanol dan dalam metanol, praktis tidak larit dalam air. Kegunaan :- Khasiat :- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya. Persyaratan kadar : Asam mefenamat mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 102,0% C15H15NO2, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. Farmakodinamik : Karena Asam Mefenamat termasuk ke dalam golongan (NSAIDS), maka kerja utama kebanyakan nonsteroidal antiinflammatory drugs (NSAIDS) adalah sebagai penghambat sintesis prostaglandin, sedangkan kerja utama obat antiradang glukortikoid menghambat pembebasan asam arakidonat. Farmakokinetik : Asam Mefenamat diabsorbsi dengan cepat dari saluran gastrointestinal apabila diberikan secara oral. Kadar plasma puncak dapat dicapai 1 sampai 2 jam setelah pemberian 2 x 250 mg kapsul asam mefenamat. Pemberian dosis tunggal secara oral sebesar 1000 mg memberikan kadar plasma puncak selama 2 sampai 4 jam dengan t dalam plasma sekitar 2 jam. Mekanisme kerja : Dengan cara menghalangi efek enzim yang disebut siklooksigenase (COX). Enzim ini membantu tubuh untuk memproduksi bahan kimia yang disebut prostaglandin. Nah, prostaglandin ini yang menyebabkan rasa sakit dan peradangan. Dengan menghalangi efek enzim COX, maka prostaglandin yang diproduksi akan lebih sedikit, sehingga rasa sakit dan peradangan akan mereda atau membaik.
2. Parasetamol ( FI IV 1995 : 649 )
Nama resmi : PARACETAMOLUM Nama lain : Parasetamol Rm/Bm : C8H9NO2/151,16 Pemerian : Serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa sedikit pahit. Kelarutan : Larut dalam air mendidih, dan dalam Natrium hidroksida 1 N, mudah larut dalam etanol. Kegunaan :- Khasiat :- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya. Persyaratan kadar : Parasetamol mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 102,0% C8H9NO2, dihitung terhadap zat anhidrat. Farmakokinetik : Parasetamol cepat diabsorbsi dari saluran pencernaan, dengan kadar serum puncak dicapai dalam 30-60 menit. Waktu paruh kira-kira 2 jam. Metabolisme di hati, sekitar 3 % diekskresi dalam bentuk tidak berubah melalui urin dan 80-90 % dikonjugasi dengan asam glukoronik atau asam sulfurik kemudian diekskresi melalui urin dalam satu hari pertama; sebagian dihidroksilasi menjadi N asetil benzokuinon yang sangat reaktif dan berpotensi menjadi metabolit berbahaya. Pada dosis normal bereaksi dengan gugus sulfhidril dari glutation menjadi substansi nontoksik. Pada dosis besar akan berikatan dengan sulfhidril dari protein hati. (Lusiana Darsono 2002). Farmakodinamik : Efek analgesik Parasetamol dan Fenasetin serupa dengan Salisilat yaitu menghilangkan atau mengurangi nyeri ringan sampai sedang. Keduanya menurunkan suhu tubuh dengan mekanisme yang diduga juga berdasarkan efek sentral seperti salisilat. Efek anti-inflamasinya sangat lemah, oleh karena itu Parasetamol dan Fenasetin tidak digunakan sebagai antireumatik. Parasetamol merupakan penghambat biosintesis prostaglandin (PG) yang lemah. Efek iritasi, erosi dan perdarahan lambung tidak terlihat pada kedua obat ini, demikian juga gangguan pernapasan dan keseimbangan asam basa.(Mahar Mardjono 1971) Mekanisme kerja : Paracetamol bekerja dengan mengurangi produksi prostaglandins dengan mengganggu enzim CycloOksigenase ( COX ). Parasetamol menghambat kerja COX pada sistem syaraf pusat yang tidak efektif dan sel edothelial dan bukan pada sel kekebalan dengan peroksida tinggi. Kemampuan menghambat kerja enzim COX yang dihasilkan otak inilah yang membuat paracetamol dapat mengurangi rasa sakit kepala dan dapat menurunkan demam tanpa menyebabkan efek samping yang tidak seperti analgesik-analgesik lainnya.
3. Ibuprofen ( FI IV 1995 : 449 )
Nama resmi : IBUPROFENUM Nama lain : Ibuprofen Rm/Bm : C13H18O2 Pemerian : Serbuk hablur, putih hingga hampir putih, berbau khas lemah. Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, sangat mudah larut dalam etanol, dalam metanol, dalam aseton dan dalam kloroform, sukar larut dalam etil asetat. Kegunaan :- Khasiat :- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat. Persyaratan kadar : Ibuprofen mengandung tidak kurang dari 97,0% dan tidak lebih dari 103, 0% C13H18O2 dihitung terhadap zat anhidrat. Farmakokinetik : Diabsorpsi dengan baik melalui saluran gastrointestinal. Obat-obatan ini mempunyai waktu paruh singkat tetapi tinggi berikatan dengan protein. Jika dipakai bersama- sama obat lain yang tinggi juga berikatan dengan protein, dapat terjadi efek samping berat. Obat ini dimetabolisme dan dieksresi sebagai metabolit inaktif di urin. Farmakodinamik : Menghambat sintesis prostaglandin sehingga efektif dalam meredakan inflamasi dan nyeri. Perlu waktu beberapa hari agar efek antiinflamasinya terlihat. Juga dapat menambah efek koumarin, sulfonamid, banyak dari falosporin, dan fenitoin. Dapat terjadi hipoglikemia jika ibuprofen dipakai bersama insulin atau obat hipoglikemik oral. Juga berisiko terjadi toksisitas jika dipakai bersama-sama penghambat kalsium. Mekanisme kerja : Cara Kerja Obat Ibuprofen merupakan derivat asam fenil propionat dari kelompok obat antiinflamasi non steroid. Senyawa ini bekerja melalui penghambatan enzim siklo-oksigenase pada biosintesis prostaglandin, sehingga konversi asam arakidonat menjadi PG-G2 terganggu. Prostaglandin berperan pada patogenesis inflamasi, analgesia dan demam. Dengan demikian maka ibuprofen mempunyai efek antiinflamasi dan analgetik- antipiretik. Khasiat ibuprofen sebanding, bahkan lebih besar dari pada asetosal (aspirin) dengan efek samping yang lebih ringan terhadap lambung. Pada pemberian oral ibuprofen diabsorbsi dengan cepat, berikatan dengan protein plasma dan kadar puncak dalam plasma tercapai 1-2 jam setelah pemberian. Adanya makanan akan memperlambat absorbsi, tetapi tidak mengurangi jumlah yang diabsorbsi. Metabolisme terjadi di hati dengan waktu paruh 1,8-2 jam. Ekskresi bersama urin dalam bentuk utuh dan metabolik inaktif, sempurna dalam 24 jam. 4. Aquadest ( FI IV 1995 : 96 ) Nama resmi : AQUA DESTILLATA Nama lain : Air suling Rm/Bm : H2O/ 18,02 Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai rasa. Kelarutan :- Kegunaan : Pelarut Khasiat :- Penyimpanan : Dalam wadah tetutup baik. Persyaratan kadar :-