Toksokologi 2 Obat
Analgetik
Definisi Analgetik
Analgetik nonsteroid (NSAID): Obat Analgetik opioid: Obat opioid bekerja Analgetik adjuvan: Obat ini
ini termasuk dalam kategori obat dengan mengikat reseptor opioid di digunakan sebagai pendukung atau
antiinflamasi nonsteroid dan memiliki sistem saraf pusat dan mengubah tambahan untuk mengoptimalkan
efek analgesik (penghilang rasa sakit), persepsi nyeri. Obat ini sering pengendalian nyeri. Mereka sering
antiinflamasi (anti peradangan), dan digunakan untuk meredakan nyeri digunakan dalam kombinasi dengan
antipiretik (penurun panas). Beberapa sedang hingga berat. Beberapa contoh analgetik lain untuk menghasilkan
contoh NSAID meliputi aspirin, analgetik opioid meliputi morfin, efek sinergis. Beberapa contoh
ibuprofen, naproxen, dan diklofenak. kodein, oksikodon, dan fentanil. analgetik adjuvan termasuk
antidepresan, antikonvulsan, dan obat-
obat yang mempengaruhi sistem saraf
lainnya.
MEKANISME KERJA OBAT
Penghambat Enzim
NSAID = Ibuprofen & Naproxen
Siklooksigenase(COX)
Antidepresan trisiklik
Peningkatan ambang nyeri (amitriptilin)
DOSIS OBAT (diambil secara umum)
4. Reaksi alergi
5. Masalah perdarahan
7. Masalah kordiovaskular
TOKSIKOLOGI ANALGETIK
Efek toksik dari analgetik dapat bervariasi tergantung pada jenis dan dosis obat yang
digunakan. Dalam kasus overdosis atau penggunaan jangka panjang yang tidak
terkontrol, analgetik dapat menyebabkan kerusakan organ, seperti kerusakan hati, ginjal
atau sistem pencernaan.
Penggunaan jangka panjang opioid juga dapat menyebabkan ketergantungan dan
kecanduan .
Gangguan Ginjal: Batu ginjal atau Infeksi Saluran Pencernaan: Infeksi Penyakit Pankreas: Penyakit pankreas, seperti
infeksi pada saluran kemih dapat bakteri atau virus pada saluran pankreatitis akut atau pankreatitis kronis,
menyebabkan nyeri hebat di perut pencernaan dapat menyebabkan kolik dapat menyebabkan nyeri perut hebat yang
bagian bawah yang dapat menyerupai abdomen, terutama jika menyebabkan kadang-kadang memancar ke punggung dan
kolik abdomen. peradangan pada usus atau lambung. dapat menyerupai kolik abdomen.
Patofisiologi kolik abdomen bisa bervariasi tergantung pada penyebabnya. Beberapa kondisi
yang dapat menyebabkan nyeri ulu hati meliputi:
Peradangan
Faktor saraf:
Tanda dan gejala :
beberapa tanda dan gejala umum yang sering terkait dengan kolik abdomen meliputi:
• Antispasmodik: Obat antispasmodik dapat membantu meredakan kram otot polos dalam saluran pencernaan
dan mengurangi rasa sakit pada kolik abdomen. Contoh obat antispasmodik termasuk drotaverine dan
hyoscine.
• Terapi panas atau dingin: Penggunaan kompres hangat atau dingin di daerah perut dapat membantu
meredakan rasa sakit dan mengurangi kekakuan otot.
• Menjaga hidrasi: Penting untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh dengan meminum cukup air. Dehidrasi
dapat memperburuk gejala kolik abdomen
• Perubahan pola makan: Menyesuaikan pola makan, menghindari makanan yang memicu gejala, dan makan
dalam porsi kecil dan sering bisa membantu mengurangi kolik abdomen.
Study kasus
A. Data personal
● Identitas pasien
Nama : Ny. P
Umur : 74 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Alamat : Semarang
Tanggal Masuk : 20 April 2019
Pasien mengatakan sudah sering dirawat di RS, terakhir kali pasien dirawat satu bulan yang laludi RS Wongsonegoro ruang Nakula 2 karena
penyakit demam dan lambung. Sebelumnya jika nyeri terjadi pasien mengobati dengan obat control dari dokter.
Pasien mengatakan 5 hari sebelum dibawa ke RS, pasien mengalami nyeri dan tidak kunjung sembuh, nyeri tdk brkurang bahkan setelah
minum obat dari dokter.
• Pemeriksaan penunjang
● Diagnosa dokter : Cholic Abdomen ( nyeri perut hebat yang sifatnya hilang timbul)
2. Terapi injeksi
Ranitidin 2x1 amp
Ketrolac 1 amp
Mecobalamin 1 x 500mg
Cefotaxim 3x1 gr
3. Terapi infus
RL 20 tpm
Aminofluid 1 x 500ml
● Pembahasan :
Berdasarkan intervensi keperawatan yang ada pada studi kasus ini, kelompok kami menyimpulkan
bahwa penggunaan obat analgetik yaitu PCT tidak terlalu efektif untuk mengatasi nyeri perut(Cholic
Abdomen) dimana sesuai dengan pengakuan pasien yaitu nyeri baru berkurang saat diberikan kompres
hangat. Sehingga untuk mengatasi nyeri ini harus dikombinasikan dengan terapi non farmakologis
(kompres hangat)
SEKIAN DAN TERIMAKASIH
KELOMPOK 1
Penyunting :
● Ardyansa Kubal
● Anggi I. Pellu
● Asri Tuhuteru
● Dian Putri
● Anggela M. Mullo
● Ega .F. Selay
● Fera Mita
● Frisca Ampoa
● Fitria M. Rumaday
● Faradila Muges
● Amelia Rumkel
● Asis Ruma