Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH RIBOFLAVIN (VITAMIN B2)

Disusun Oleh :

Kelompok 4 : 1. Apria Sandiah Marish


: 2. Astrid Assabellina
Kelas : DIV Kebidanan Tingkat II
Dosen Pengajar : Dian Lestari, SST, M.BMd
Mata Kuliah : Farmakologi

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG


TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Konsumen
Sebagai Pelanggan Pelayanan Kebidanan.

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
pembuatan ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah Vitamin B2 dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi terhadap pembaca.

Palembang, 12 April 2019

Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ………………………………………………………………………… i

Daftar Isi ………………………………………………………………………………. ii

BAB I Pendahuluan…………………………………………………………………… 1

1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………….. 3


1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………………. 3
1.3 Tujuan…………………………………………………………………………….... 4

BAB II Pembahasan…………………………………………………………………… 5
2.1 Pengertian vitamin B2..........................…………………….................................... 5
2.2 Perbedaan farmakodinamik dan farmakokinetik vitamin B2................................... 6
2.3 Interaksi farmakokinetik dan farmakodinamik vitamin B2..................................... 7
2.4 Kebutuhan vitamin B2 yang diperlukan pada setiap tahapan kehidupan................. 8
2.5 Dosis pemberian vitamin B2…................................................................................ 8
2.6 Efek samping dari mengonsumsi vitamin B2.......................................................... 9
2.7 Manfaat vitamin B2.......................………………….……..................................... 9
2.8 Defisiensi vitamin B2.............................................................................................. 10
2.9 Makanan yang mengandung vitamin ..................................................................... 11
2.10 Kemasan varian vitamin B2.................................................................................... 11

BAB III Penutup………………………………………………………………………. 12


3.1 Kesimpulan ………………………………………………….................................. 12
3.2 Daftar Pustaka ………………….............………………………............................ 13
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Vitamin adalah zat-zat organic kompleks yang dibutuhkan dalam jumlah yang
sangat kecil dan pada umumnya tidak dapat dibentuk oleh tubuh. Oleh karena itu harus
didatangkan dari makanan. Vitamin termasuk kelompok zat pengatur pertumbuhan dan
pemeliharaan kehidupan. Tiap vitamin mempunyai tugas spesifik di dalam tubuh.
Vitamin dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu : vitamin yang larut dalam
lemak, dan vitamin yang larut dalam air. Vitamin B2 atau riboflavin, termasuk dalam
golongan kedua, yaitu vitamin larut dalam air. Sebagian besar vitamin larut air merupakan
komponen system enzim yang banyak terlibat dalam membantu metabolisme energi.
Vitamin larut air biasanya tidak disimpan di dalam tubuh dan dikeluarkan melalui urine
dalam jumlah kecil. Oleh sebab itu vitamin larut air perlu dikonsumsi tiap hari.
Vitamin larut air ini terdiri atas vitamin C dan vitamin B-kompleks. Vitamin B-
kompleks ini terdiri atas 10 faktor yang fungsinya saling berkaitan. Dalam makalah ini akan
dibahas salah satu vitamin yang termasuk dalam B-kompleks, yaitu B2 atau riboflavin.

I.2 Rumusan Masalah


Adapun yang menjadi rumusan makalah ini, yang berjudul Vitamin B2 atau
Riboflavin, adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan vitamin B2?
2. Bagaimana farmakokinetik dan farmakodinamik dari vitamin B2?
3. Bagaimana interaksi farmakokinetik dan farmakodinamik vitamin B2?
4. Berapa banyak kebutuhan vitamin B2 yang diperlukan pada setiap tahapan
kehidupan ?
5. Berapa banyak dosis pemberian vitamin B2 ?
6. Apa efek samping dari mengonsumsi vitamin B2?
7. Apa manfaat vitamin B2?
8. Apa defisiensi vitamin B2?
9. Makanan apa saja yang mengandung vitamin B2?
10. Dalam kemasan apa saja vitamin B2 tersedia ?

I.3 Tujuan
` Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dapat disebutkan bahwa tujuan dari
pembuatan makalah ini adalah :
1. Agar pembaca dapat mengetahui tentang vitamin B2
2. Mengetahui farmakokinetik dan farmakodinamik vitamin B2
3. Mengetahui bagaimana interaksi farmakokinetik dan farmakodinamik vitamin B2
4. Mengetahui kebutuhan vitamin B2 yang diperlukan pada setiap tahapan kehidupan
5. Mengetahui berapa banyak dosis pemberian vitamin B2
6. Mengetahui efek samping dari mengonsumsi vitamin B2
7. Mengetahui manfaat dari vitamin B2
8. Mengetahui defisiensi vitamin B2
9. Mengetahui makanan apa saja yang mengandung Vitamin B2
10. Mengetahui dalam kemasan apa saja vitamin B2 tersedia
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Vitamin B2

Riboflavin atau yang biasa disebut vitamin B2 adalah vitamin yang dibutuhkan
untuk pertumbuhan dan kesehatan yang baik secara keseluruhan. Riboflavin ini dapat
membantu tubuh memecah karbohidrat, protein dan lemak untuk menghasilkan energi, dan
memungkinkan oksigen untuk digunakan oleh tubuh. Nama riboflavin berasal dari kata
ribosa dan flavin. Riboflavin dikenal juga sebagai vitamin B2 yang merupakan mikronutrisi
yang mudah dicerna, bersifat larut dalam air, dan memiliki peranan kunci dalam menjaga
kesehatan pada manusia dan hewan. Vitamin B2 diperlukan untuk berbagai ragam proses
seluler.
Seperti vitamin B lainnya, riboflavin memainkan peranan penting dalam
metabolisme energi, dan diperlukan dalam metabolisme lemak, zat keton, karbohidrat dan
protein. Vitamin B2 banyak berperan dalam pembentukkan sel darah merah, antibodi dalam
tubuh, dan dalam metabolisme pelepasan energi dari karbohidrat. Sumber utama vitamin
B2 terdapat pada susu, keju, sayur hijau, hati, ginjal, kacang-kacangan seperti kacang
kedelai, ragi, jamur dan badam. Riboflavin sangat mudah rusak oleh cahaya dan sinar ultra
violet, tetapi tahan terhadap panas, oksidator, asam, dan sebaliknya sangat sensitif terhadap
basa.

Struktur kimia vitamin B2 :


Adapun struktur kimia riboflavin yaitu terdiri dari cincin trisiklik bernama isoalloxazine
yang berkaitan dengan derivate alcohol yaitu ribitol. Riboflavin yang telah menjumpai
fosforilasi akan menjadi FMN (flavin mononukleotida) atau FAD (flafin adenina
dinukleotida). FMN dan FAD memerankan penting dalam reaksi redoks dalam tubuh sebab
FMN dan FAD yaitu kofaktor enzim dengan berikatan dengan enzim-enzim
oksidoredukase sebagai gugus prostetik.

Nama kimia vitamin B2 : Riboflavin / IUPAC


7,8-Dimethyl-10-[(2S,3S,4R)-2,3,4,5-tetrahydroxypentyl]benzo[g]pteridine-2,4-dione
Rumus kimia : C17H20N4O6
Massa molar : 376,36 g/mol
Titik lebur : 280 ̊ C (Wikipedia)

Sifat fisikokimia vitamin B2 :


1. Kristal kuning kehijauan, bentuk runcing
2. Larut terhadap air, dan tahan panas
3. Tidak tahan sinar
4. Stabil dalam lingkungan asam
5. Tidak tahan oksidasi

2.2 Framakokinetik dan Farmakodinamik Vitamin B2

Farmakokinetik

Pemberia secara oral atau parenteral akan di absorpsi dengan baik dan didistribusi
merata ke seluruh jaringan. Asupan yang berlebihan akan dikeluarkan melalui urin dalam
bentuk utuh. Dalam tinja ditemukan riboflavin yang disintesis oleh kuman disaluran cerna,
tetapi tidak ada bukti nyata yang menjelaskan bahwa zat tersebut dapat diabsorpsi melalui
mukosa usus.
Farmakodinamik
Pemberian riboflavin baik secara oral maupun parenteral tidak memberikan efek
farmakodinamik yang jelas.

2.3 Interaksi Farmakokinetik dan Farmakodinamik Vitamin B2

Riboflavin di bebaskan dari ikatan-ikatan protein sebagai FAD dan FMN di


dalam lambung yang bersuasana asam. FAD dan FMN kemudian di dalam usus halus
dihidrolisis oleh enzim-enzim pirosfosfatase dan fosfatase menjadi riboflavin bebas.
Riboflavin di absorpsi dibagian atas usus halus secara aktif oleh proses yang membutuhkan
natrium untuk kemudian mengalami fosforilasi hingga menjadi FMN di dalam mukosa
usus. Riboflavin dan FMN dalam aliran darah sebagian besar terikat pada albumin dan
sebagian kecil pada imonoglobulin G. Riboflavin dan metabolitnya terutama disimpan
didalam hati, jantung dan ginjal. Simpanan riboflavin terutama dalam bentuk FAD yang
mewakili 70-90% vitamin tersebut. Konsentrasinya lima kali FMN dan lima puluh kali
riboflavin. Sebanyak 200 g riboflavin dan metabolitnya dikeluarkan melalui urin tiap hari.
Jumlahnya bergantung pada konsumsi dan kebutuhan jaringan. Simpanan riboflavin dalam
tubuh tidak seberapa, oleh karena itu harus tiap hari diperoleh dari makanan dalam jumlah
cukup.. (The American Journal of Clinical Nutrition)

Berikut ini adalah interaksi yang dapat terjadi jika menggunakan suplemen vitamin B2 atau
riboflavin bersama dengan obat-obatan lainnya :

1.Mengurangi kadar antibiotik tetracycline yang diserap oleh tubuh dan menurunkan
efektivitas tetracycline.
2.Meningkatkan kadar vitamin B2 dalam tubuh, jika dikonsumsi dengan obat
antikolinergik seperti atropin atau antihistamin.
3.Mengurangi kadar riboflavin dalam tubuh, jika dikonsumsi dengan obat antidepresan
amitriptyline.
4.Mempercepat pembuangan vitamin B2 dari tubuh, jika dikonsumsi dengan phenobarbital.
5.Menurunkan penyerapan riboflavin, jika digunakan bersama asam borat.
2.4 Kebutuhan Vitamin B2 Dalam Setiap Tahapan Kehidupan
Angka kecukupan vitamin B2 yang dianjurkan untuk orang Indonesia ( per orang / hari)

Kelompok Umur Vitamin B2 (mg) Kelompok Umur Vitamin B2 (mg)


Bayi / anak Perempuan
0-6 bulan 0,3 10-12 tahun 1,2
7-11 bulan 0,4 13-15 tahun 1,3
1-3 tahun 0,7 16-18 tahun 1,3
4-6 tahun 1,0 19-29 tahun 1,4
7-9 tahun 1,1 30-49 tahun 1,3
Kelompok Umur Vitamin B2 (mg) 50-64 tahun 1,1
Laki-laki 65-80 tahun 0,9
10-12 tahun 1,3 80 + tahun 0,9
13-15 tahun 1,5 Hamil (+an)
16-18 tahun 1,6 Trimester I + 0,3
19-29 tahun 1,6 Trimester II + 0,3
30-49 tahun 1,6 Trimester III + 0,3
50-64 tahun 1,4 Menyusui (+an) + 0,3
65-80 tahun 1,1 6 bulan pertama + 0,3
80 + tahun 0,9 6 bulan kedua + 0,3

2.5 Dosis Vitamin B2


a) Dewasa
Melalui mulut
- Umum: Tunjangan diet yang direkomendasikan (RDA) riboflavin untuk orang
dewasa adalah 1,3 mg per hari untuk pria, 1,1 mg per hari untuk wanita, 1,4 mg per
hari untuk wanita hamil, dan 1,6 mg per hari untuk wanita menyusui. Tidak ada
Tingkat Intake Harian (UL) harian untuk riboflavin, yang merupakan tingkat
asupan tertinggi yang cenderung tidak menimbulkan risiko efek samping.
- Untuk mencegah dan mengobati kadar rendah riboflavin (defisiensi riboflavin):
Riboflavin 5-30 mg setiap hari telah digunakan.
- Untuk katarak: Kombinasi riboflavin 3 mg plus niasin 40 mg setiap hari selama 5-
6 tahun telah digunakan.
- Untuk kadar homocysteine yang tinggi dalam darah : Riboflavin 1,6 mg setiap hari
selama 12 minggu telah digunakan. Kombinasi yang mengandung 75 mg riboflavin,
0,4 mg asam folat, dan 120 mg pyridoxine setiap hari selama 30 hari juga telah
digunakan.
- Untuk sakit kepala migrain: Dosis paling umum adalah riboflavin 400 mg setiap
hari selama setidaknya tiga bulan. Produk spesifik (Dolovent; Linpharma Inc.,
Oldsmar, FL) yang diberikan pada dua kapsul di pagi hari dan dua kapsul di malam
hari selama 3 bulan juga telah digunakan. Dosis ini memberikan total riboflavin 400
mg, magnesium 600 mg, dan koenzim Q10 150 mg per hari.

b) Anak
Melalui mulut
- Umum: Tunjangan makanan yang direkomendasikan (RDA) riboflavin adalah 0,3
mg per hari untuk bayi hingga 6 bulan, 0,4 mg per hari untuk bayi 6-12 bulan, 0,5
mg per hari untuk anak-anak 1-3 tahun, 0,6 mg per hari untuk anak-anak berusia 4-
8 tahun, 0,9 mg per hari untuk anak-anak berusia 9-13 tahun, 1,3 mg per hari untuk
pria 14-18 tahun, dan 1,0 mg per hari untuk wanita 14-18. Tidak ada Tingkat Intake
Harian (UL) harian untuk riboflavin, yang merupakan tingkat asupan tertinggi yang
cenderung tidak menimbulkan risiko efek samping.
- Untuk mencegah dan mengobati kadar rendah riboflavin (defisiensi riboflavin):
Riboflavin 2 mg sekali, maka 0,5-1,5 mg setiap hari selama 14 hari telah digunakan.
Riboflavin 2-5 mg setiap hari hingga dua bulan telah digunakan. Riboflavin 5 mg
lima hari per minggu hingga satu tahun juga telah digunakan.
2.6 Efek Samping Dan Bahaya Vitamin B2
Vitamin B2 jarang menyebabkan efek samping yang signifikan. Efek samping
yang mungkin muncul adalah diare, frekuensi buang air meningkat, dan warna urine yang
lebih kuning dari biasanya.

2.7 Manfaat Vitamin B2


1) Menurut Dr. Sherry Ross, pakar kesehatan wanita di Pusat Kesehatan Providence
Saint John di Santa Monica, California. Riboflavin dapat digunakan untuk
pengembangan dan fungsi kulit, lapisan saluran pencernaan, sel darah dan organ
vital.
2) Menurut University of Michigan, Vitamin B2 juga penting untuk kesehatan mata.
Vitamin ini diperlukan untuk melindungi glutathione, yang merupakan antioksidan
penting di mata. Perpustakaan Kedokteran Nasional AS (NLM) melaporkan bahwa
makan makanan yang kaya riboflavin dapat menurunkan risiko pengembangan
katarak. Mengonsumsi suplemen yang mengandung riboflavin dan niasin juga
dapat membantu mencegah katarak.
3) Vitamin B2 juga penting untuk kesehatan kehamilan. Menurut sebuah penelitian
oleh Rumah Sakit Wanita Universitas, Heidelberg, Jerman, kekurangan riboflavin
dapat menjadi faktor penyebab preeklampsia, suatu kondisi yang menyebabkan
tekanan darah tinggi pada akhir kehamilan.
4) Sebuah studi oleh departemen neurologi Humboldt University of Berlin
menemukan bahwa mereka yang menggunakan riboflavin dosis tinggi memiliki
etaboli yang jauh lebih sedikit.
5) Kadar vitamin, bahan kimia, dan mineral tertentu dalam aliran darah tampaknya
juga tergantung pada kadar B2 yang sehat. Misalnya, riboflavin mengubah vitamin
B6 dan folat (vitamin B9) menjadi bentuk yang dapat digunakan tubuh. Menurut
American Journal of Clinical Nutrition, riboflavin penting untuk bagaimana tubuh
memproses zat besi. Tanpa itu, penelitian menunjukkan bahwa tubuh lebih mungkin
mengembangkan anemia. Mengkonsumsi riboflavin juga dapat mengurangi kadar
homocysteine dalam darah hingga 26 hingga 40 persen, menurut NLM.

2.8 Defisiensi Vitamin B2


Riboflavin atau yang biasa disebut dengan vitamin B2 memegang peranan besar
dalam metabolisme energi di dalam tubuh sehingga membuat defisiensi vitamin ini jelas
berpengaruh pada produksi energi tubuh. Hal ini terjadi karna metabolisme pemecahan
kerbohidrat, lemak, dan protein tidak berjalan dengan efisien. Secara fisik, defisiensi ini
dapat terlihat dari warna mata yang cenderung merah, peningkatan sensitifitas terhadap
cahaya matahari, peradangan di mulut, dan bibir pecah-pecah. Efek lainnya juga terlihat
pada kerusakan jaringan kulit, keriput dan kuku pecah.
Gejala awal defisiensi ini adalah keadaan yang ditandai dengan gejala sakit
tenggorok dan radang di sudut mulut (stomatitis angularis), keilosis, glositis, lidah
berwarna merah dan licin. Timbul dermatitis seboroik di muka, anggota gerak dan seluruh
badan. Gejala-gejala pada mata adalah fotofobia, lakrimasi,gatal dan panas. Pada
pemeriksaan tampak vaskularisasi kornea dan katarak. Anemia yang menyertai defisiensi
riboflavin biasanya bersifat normokrom normositer.
Gejala lain yang berhubungan dengan pembuluh darah diantaranya vaskularisasi
kornea dan penurunan sel darah merah. Kekurangan riboflavin akan menyebabkan
menurunnya perubahan vitamin B6 dalam bentuk koenzim (PLP) dan menurunkan
perubahan tryptophan menjadi niasin.

2.9 Sumber Nutrisi Vitamin B2


Sumber Vitamin B2 terbanyak ditemukan pada makanan hewani, seperti daging,
hati, ginjal, jantung, serta susu. Beberapa tanaman juga mengandung vitamin ini dalam
kadar cukup tinggi diantaranya kacang almond, jamur, gandum, kacang kedelai, tepung,
dam sereal.

2.10 Sediaan Vitamin B2


Merek dagang yang mengandung vitamin B2 : Cernevit, Corovit, Folamil, Fervital, Iberet
Folic 500, Obimin AF, Soluvit N, Vitamin B Kompleks
Adapun merk dagang makanan seperti susu dan sereal yang mengandung vitamin B2 :

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Riboflavin atau yang biasa disebut vitamin B2adalah vitamin yang dibutuhkan
untuk pertumbuhan dan kesehatan yang baik secara keseluruhan. Riboflavin ini dapat
membantu tubuh memecah karbohidrat, protein dan lemak untuk menghasilkan energi, dan
memungkinkan oksigen untuk digunakan oleh tubuh. Vitamin B2 banyak berperan dalam
pembentukkan sel darah merah, antibodi dalam tubuh, dan dalam metabolisme pelepasan
energi dari karbohidrat. Sumber utama vitamin B2 terdapat pada susu, keju, sayur hijau,
hati, ginjal, kacang-kacangan seperti kacang kedelai, ragi, jamur dan badam.
Secara fisik, defisiensi ini dapat terlihat dari warna mata yang cenderung merah,
peningkatan sensitifitas terhadap cahaya matahari, peradangan di mulut, dan bibir pecah-
pecah. Efek lainnya juga terlihat pada kerusakan jaringan kulit, keriput dan kuku pecah.
Gejala awal defisiensi ini adalah keadaan yang ditandai dengan gejala sakit tenggorok dan
radang di sudut mulut (stomatitis angularis), keilosis, glositis, lidah berwarna merah dan
licin. Timbul dermatitis seboroik di muka, anggota gerak dan seluruh badan

3.2 Saran
Dengan dibuatnya makalah ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi
pembelajaran dan pengetahuan tentang vitamin B2. Penulis menyadari bahwa makalah ini
banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca mengenai makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Amir syarif, dkk.1995. Farmakologi Dan Terapi . Jakarta : Gaya Baru


Ariani, ayu putri.2017. Ilmu Gizi. Yogyakarta : Medical Book
Dharma,R., S. Immanuel., dan R. Wirawan.2010. Penilaian Hasil Pemeriksaan
Hematologi Rutin. Bagian Patologi Klinik FKUI/RSCM, Jakarta.
Gosal, A. Said, HM. (2012). Mechanism and regulation of vitamin B2 (riboflavin) uptake
by mouse and human pancreatic β-cells/islets: physiological and molecular
aspects. Am J
Guyton, Arthur C. Hall, Jhon E.2007.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta:
EGC.
Powers, HJ. 2003. Riboflavin (vitamin B-2) and Health. The American Journal of Clinical
Nutrition, 77(6), pp. 1352-1360
Sampson, S. Healthline. 2017. Everything You Need to Know About Microcytic Anemia.
WebMD (2018). Riboflavin.
https://www.webmd.com/vitamins/ai/ingredientmono-957/riboflavin
https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/riboflavin
www.gizi.depkes.go.id

Anda mungkin juga menyukai