PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
Miliaria atau biang keringat adalah kelainan kulit yang sering muncul pada
bayi dan balita akibat tersumbatnya kelenjer keringat, sehinga keringat yang
keluar berkumpul di bawah kulit dan mengakibatkan timbulnya bintik-bintik
merah (Desiana, 2009; h. 97).
Biang keringat adalah gangguan pada kulit berupa ruam kemerahan yang
terasa gatal. Biang keringat sering terjadi pada anak-anak, walaupun tidak sedikit
orang dewasa yang mengalaminya terutama saat cuaca panas dan lembab. Biang
keringat juga dapat terjadi pada pasien yang lama berbaring di rumah sakit
misalnya pasien strokeatau pasca operasi besar (Djunarko dan Hendrawati, 2011;
Knott, 2010).
Miliariasis atau biang keringat adalah kelainan kulit yang timbul akibat
keringat berlebihan disertai sumbatan saluran kelenjar keringat, yaitu di dahi,
leher, bagian-bagian badan yang tertutup pakaian (dada dan punggung), serta
2
tempat yang mengalami tekanan atau gesekan pakaian dan dapat juga dikepala.
Keadaan ini biasanya di dahului oleh produksi keringat yang berlebihan, dapat
diikuti rasa gatal seperti ditusuk, kulit menjadi kemerahan dan disertai banyak
gelembung kecil berair. (Arjatmo Tjoktronegoro dan Hendra Utama, 2000).
a. Miliaria crystalline
Miliaria crystalline disebut juga miliaria sudamina. Hal ini terjadi saat
penyumbatan saluran keringat dekat dengan permukaan kulit/stratum
corneum. Ruam biasanya berbentuk sangat kecil, bintik jelas yang muncul
dalam bentuk kumpulan. bintik-bintik tersebut akan hilang dalam beberapa
jam atau hari dan merupakan bentuk yang paling tidak gatal atau bahkan tidak
gatal sama sekali (Knott, 2010)
Biang keringat yang terjadi pada bayi baru lahir (neonatus) sumbatan
terjadi pada permukaan atau lapisan kulit sehingga terlihat gelembung-
gelembung kecil berukuran 1-2 mm berisi cairan jernih, namun tidak terdapat
kemerahan pada kulit,biang keringat ini yang paling umum yang sering
terjadi. Gejalanya, pada kulit tubuh bayi yang sering keringatan akan tampak
mengelupas, kering, dan kasat, gejala ini biasanya dipicu oleh panasnya udara.
Biang keringat bayi seperti ini ditandai bintik-bintik kecil berisi air dan akan
dan akan mudah pecah sendiri karena lokasinya masih teramat dangkal.
3
b. Miliaria rubra
Jenis ini merupakan jenis yang paling umum dan sebagian besar
orang mengidentifikasinya sebagai biang keringat. Penyebabnya adalah
sumbatan saluran keringat pada bagian lebih dalam dari epidermis. Kumpulan
bintik-bintik merah tidak rata berkembang. Jenis ini dapat sangat gatal, kulit
yang terkena berwarna merah, dan ruam biasa terjadi saat iklim panas serta
hilang ketika berhenti berkeringat. Apabila keringat tidak dapat diekskresikan
maka dimungkinkan terjadinya demam karena keseimbangan (homeostasis)
suhu tubuh terganggu (Knott, 2010).
Biang keringat ini terjadi pada anak yang biasa tinggal di daerah atau
lingkungan panas dan lembab. Terdapat bintik-bintik kecil (1-2 mm) berwarna
merah, biasanya disertai keluhan gatal dan perih. Bayi yang mengalami biyang
keringat jenis ini akan menjadi rewel karena rasa gatal dan perih,orang tua
biasanya akan cemas karena pola tidurnya akan terganggu hingga gelisah atau
tidak nyenyak. Ini bisa dijadikabn indsikatorrasa gatal pada bayinya yang
belum bisa bicara.tidak bisa menyebabkan panas karena biang keringat bukan
penyakit infeksi. Orang tua hanya bisa melihat reaksi tubuh bayinya yang
kegatalan. Apabila anda merawat bayi itu sendiri, maka biang keringat akan
segera diketahui karena naluri seorang ibu barparan basar.
4
c. Miliaria profunda
Pada biang keringat jenis ini terdapat bintik-bintik putih, keras dan
berukuran (1-3 mm). Kulit tidak berwarna merah, namun kasus ini jarang
terjadi,dan biasanya terjadi di daerah-daerah bersuhu sangat panas.walaupun
indonasia termasuk negara tropis, namun biang keringat separti ini jarang
terjadi. Mungkin faktor angin sangat mempengaruhi sehingga suhu di
indonesia tidak terlalu panas. Lain halnya dengan negara lain yang bersuhu 40
derajat celsius. Biang keringat seperti ini ditandai bintil-bintil pada kulit dan
bila diraba akan terasa agak keras. Bintil-bintil ini sekilas mirip jerawat batu.
5
cuaca yang sangat panas, lembab atau dapat terjadi selama penyakit yang
menyebabkan berkeringat. Biang keringat juga diakibatkan dari ketidakmampuan
kulit untuk “bernafas” (berinteraksi dengan udara) karena pakaian yang terlalu
ketat atau tebal seperti kulit dan polyester (Levin, et al, 2012).
Sumbatan pada biang keringat ini dapat disebabkan oleh debu ataupun
daki. Saat tubuh banyak berkeringat, misalnya saat cuaca panas atau setelah
demam, adanya sumbatan tadi akan membuat keringat tertahan di bawah kulit,
kemudian membentuk tonjolan-tonjolan kecil berwarna merah karena terjadi
peradangan (Djunarko dan Hendrawati, 2011).
a. Ventilasi ruangan kurang baik sehingga udara di dalam ruangan panas atau
lembab.
b. Pakaian bayi terlalu tebal dan ketat, pakaian yang tebal dan ketat
menyebabkan suhu tubuh bayi meningkat.
c. Bayi mengalami panas atau demam.
d. Bayi terlalu banyak beraktivitas sehingga banyak mengeluarkan keringat.
a. Udara panas dan lembab dengan ventilasi udara yang kurang baik
b. Pakaian yang terlalu lembab dan ketat
c. Pakaian banyak memberikan pengaruh pada kulit, misalnya menimbulkan
pergeseran, tekanan yang berpengaruh terhadap terjadinya peningkatan
suhu tubuh.
d. Aktivitas yang berlebihan, misalnya berolahraga
e. Setelah menderita sakit panas
f. Penyebab lain berupa penyumbatan pori-pori yang berasal dari kelenjar
keringat. Sumbatan ini dapat diakibatkan debu atau radang pada kulit
anak. Butiran-butiran keringat yang terperangkap dibawah kulit akan
mendesak ke permukaan kulit dan menimbulkan bintik-bintik kecil yang
terasa gata.
6
2.4 Patofisiologi Miliaria
Milliariasis sering terjadi pada bayi prematur karena proses diferensiasi sel
epidermal dan apendiks yang belum sempurna. Kasus milliariasis terjadi pada 40-
50% bayi baru lahir. Muncul pada usia 2-3 bulan pertama dan akan menghilang
dengan sendirinya pada 3-4 minggu kemudian. Terkadang kasus ini menetap
untuk beberapa lama dan dapat menyebar ke daerah sekitarnya. (Vivian, 2010)
Bintik-bintik merah atau ruam pada leher dan ketiak bayi. Keadaan ini
disebabkan peradangan kulit pada bagian tersebut. Penyebabnya adalah proses
pengeringan yang tidak sempurna saat dilap dengan handuk setelah bayi
dimandikan. Apalagi jika si bayi gemuk sehingga leher dan ketiaknya berlipat-
lipat.
Biang keringat juga dapat timbul di daerah dahi dan bagian tubuh yang
tertutup pakaian (dada dan punggung). Gejala utama ialah gatal-gatal seperti
ditusuk-tusuk, dapat disertai dengan warna kulit yang kemerahan dan gelembung
berair berukuran kecil (1-2 mm). kondisi ini bisa kambuh berulag-ulang terutama
jika udara panas dan berkeringat.
7
2.6 Penatalaksanaan Miliaria
1. Madu
Madu memiliki banyak kandungan yang baik untuk kulit, termasuk
sebagai pelembab alami dan humektan. Untuk dapat mengatasi biang keringat
menggunakan madu, hanya perlu mengoleskan madu secara langsung ke area
kulit yang bermasalah. Untuk mendapat hasil yang maksimal, campurkan madu
dengan minyak jojoba. Oleskan ke seluruh area yang terkena biang keringat,
diamkan selama 15-20 menit, lalu bilas hingga bersih. Lakukan cara ini sebanyak
3-4 kali seminggu.
2. Minyak Jarak
Minyak jarak dipercaya mampu mengatasi banyak masalah kulit sekaligus
mengontrol produksi minyak berlebih yang menjadi salah satu alasan
tersumbatnya pori-pori kulit. Cara menggunakan cukup mengoleskan setengah
sendok teh minyak jarak ke area yang bermasalah sembari dipijat lembut dengan
gerakan melingkar.
3. Es batu
Digosokkan pada biang keringat untuk mengurangi rasa gatal
8
4. Air rebusan kayu secang
Kandungan dari secang yaitu tanin dan brazilin, tanin bersifat sebagai
antibakteri sedangkan brazilin mempunyai aktivitas anti bakteri dan
bakteriostatik. Cara membuat ramuan yaitu diambil kulit kayu secang secukupnya
lalu direbus dalam panci berisi air secukupnya, setelah mendidih campurkan air
rebusan kayu secang yang telah berwarna merah kedalam air biasa pada bak
mandi.
Terapi Farmakologi
1. Calamin
Pengobatan biang keringat dapat dilakukan dengan menggunakan bedak
tabur atau lotion khusus biang keringat. Lotion atau bedak tabur biasanya
mengandung calamine yang berfungsi untuk memberi sensasi dingin dan lembut
pada kulit sehingga mengurangi rasa gatal dan bekerja sebagai anti bakteri untuk
mencegah infeksi yang ditimbulkan karena garukan.
Obat untuk biang keringat yang beredar dipasaran, antara lain : Bedak
Minos (bedak tabur), Caladine (krim, lotion, dan bedak tabur), Caladryl
(lotion), Calamec (lotion), dan Calarex (lotion) (Djunarko dan Hendrawati,
2011).
9
seperti parasetamol dan untuk orang dewasa apabila gatal sangat mengganggu
dapat digunakan oral antihistamin/antialergi seperti klorfeniramin maleat (Padron,
2006).
Asuhan yang diberikan pada neonatus, bayi, dan balita dengan milliaria
bergantung pada beratnya penyakit dan keluhan yang dialami. Asuhan yang
umum diberikan adalah sebagai berikut:
a. Perawatan kulit yang benar dan selalu menjaga kebersihan tubuh bayi.
b. Prinsip asuhan adalah mengurangi penyumbatan keringat dan
menghilangkan sumbatan yang sudah timbul.
c. Upayakan untuk menciptakan lingkungan dengan kelembaban yang cukup
serta suhu yang sejuk dan kering, misalnya pasien tinggal diruangan ber-
AC atau didaerah yang sejuk dan kering.
d. Gunakan pakaian yang menyerap keringat dan tidak terlalu sempit.
e. Segera ganti pakaian yang basah dan kotor.
f. Biang keringat yang tidak kemerahan dan kering diberi bedak salycil atau
bedak kocok setelah mandi.
g. Bila membasah, jangan berikan bedak, karena gumpalan yang terbentuk
memperparah sumbatan kelenjar
h. Bila sangat gatal, pedih, luka dan timbul bisul dapat diberikan antibiotic.
i. Menjaga kebersihan kuku dan tangan. kuku pendek dan bersih, sehingga
tidak menggores kulit saat menggaruk.
Pencegahan lebih baik dari pada mengobati. Sebagian besar miliaria akan
sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan. Bahkan, Anda sebenarnya juga
dapat mengurangi timbulnya biang keringat pada si kecil antara lain dengan
menjaga kenyamanan lingkungan sekitar si kecil, memakaikan baju yang terbuat
dari jenis-jenis bahan yang mudah menyerap keringat, lembut, dan tidak ketat
pada si kecil.
10
Beberapa kondisi menyebabkan bayi atau anak dibawa ke dokter, seperti
kondisi biang keringat yang tidak membaik setelah penanganan selama lebih dari
3 hari, timbul demam atau rasa sakit/gatal yang berat, dan timbul tanda-tanda
infeksi seperti terlihat nanah atau sering berulang beberapa kali dalam waktu yang
pendek sehingga mengganggu aktivitas anak sehari-hari.
Menjaga kulit tetap dingin, dengan mandi atau memakai lotion khusus untuk
biang keringat.
Perbaiki sirkulasi udara dan ventilasi rumah (Djunarko dan Hendrawati, 2011).
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari makalah di atas dapat disimpulkan bahwa beberapa masalah yang
lazim terjadi pada bayi diantaranya adalah masalah miliariasis/sudamina/liken
tropikus/biang keringat. hal ini disebabkan oleh kuman.
Miliariasis adalah kelainan kulit yang ditandai dengan kemerahan, disertai
dengan gelembung kecil berair yang timbul akibat keringat berlebihan disertai
sumbatan saluran kelenjar keringat yaitu di dahi, leher, bagian yang tertutup
pakaian (dada, punggung), tempat yang mengalami tekanan atau gesekan pakaian
dan juga kepala.
3.2 Saran
12
DAFTAR PUSTAKA
13