Anda di halaman 1dari 8

MASALAH KESEHATAN PADA BALITA

“MILIARIA”
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Keperawatan Komunitas II
Dosen Pembimbing : Wiwiek Natalya, M.Kep.,Sp.Kom

Disusun Oleh :

Novita Sari
(17.1361.S)
3C

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN
2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Biang keringat kerap kita temui pada neonatus, bayi, dan
balita, karena kulit mereka cenderunglebih sensitif daripada orang
dewasa. Bahkan 70% dari tubuh bayi mengandung air, itulah
mengapa bayi mudah sekali mengeluarkan keringat bila
dibandingkan dengan orang dewasa. Masalah kembali bertambah
saat anak menjadi rewel karena rasa gatalnya yang terus
mengganggu.
Biang keringat atau biasa disebut dalam istilah medis
dengan miliaria adalah penyakit kulit yang ditandai dengan
kemerahan, muncul papul (bintil-bintil), dan gatal.penyebabnya
bisa terjadi pada cuaca yang lembab, panas, karena peredaman
yang terus-menerus pada kulit oleh keringat sehingga lemak kulit
terbuang. Biang keringat biasanya muncul pada anak-anak yang
bertempat tinggal di daerah yang lembab dan sangat panas.
Gatanya ynag hebat menyebabkan gangguan tidur, mengurangi
nafsu makan, dan gangguan umum infeksi sekunder.

B. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi Miliaria
2. Untuk mengetahui penyebab Miliaria
3. Untuk mengetahui Patofisiologi Miliaria
4. Untuk mengetahui tanda dan gejala Miliaria
5. Untuk mengetahui penatalaksanaan Miliaria
6. Untuk mengatahui pencegahan Miliaria
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Miliaria
Miliaria atau biang keringat adalah kelainan kulit yang sering
muncul pada bayi dan balita akibat tersumbatnya kelejar keringat,
sehingga keringat yang keluar terkumpul dibawah kulit dan
mengakibatkan timbulnya bintik-bintik merah (Desiana, 2012).
Biang keringat adalah gangguan pada kulit berupa ruam kemerahan
yang terasa gatal. Biang keringat sering terjadi pada anak-anak,
walaupun tidak sedikit orang dewasa yang megalaminya terutama saat
cuaca panas dan lembab. Biang keringat juga dapat terjadi pada pasien
yang lama berbaring di rumah sakit misalnya para stroke atau pasca
operasi besar (Djunarko dan Hendrawati, 2011; Knott, 2010).

B. Etiologi Miliaria
Menurut Assyari Abdullah (2010), penyebab biang keringat yaitu :
1. Ventilasi ruangan kurang baik sehingga udara didalam ruangan
panas atau lembab.
2. Pakaian balita terlalu tebal dan ketat, pakaian yang tebal dan ketat
menyebabkan suhu tubuh balita meningkat.
3. Balita mengalami demam atau panas.
4. Belita terlalu banyak beraktivitas sehingga banyak mengeluarkan
keringat.
Faktor penyebab timbulnya keringat berlebihan yaitu :
1. Udara panas dan lembab dengan ventilasi udara yang kurang baik.
2. Pakaian yang terlalu lembab dan ketat.
3. Pakaian yang memberikan pengaruh pada kulit, misalnya
menimbulkan pergeseran, tekanan yang berpengaruh terhadap
terjadinya peningkatan suhu tubuh.
4. Aktivitas yang berlebihan, misalnya berolahraga.
5. Setelah mengalami demam.
6. Penyebab lainnya berupa penyumbatan pori-pori yang berasal dari
kelenjar keringat. Sumbatan ini dapat diakibatkan debu atau radang
pada kulit balita. Butiran-butira keringat yang terperangkap dibawah
kulit akan mendesak ke permukaan kulit dan menimbulkan bintik-
bintik kecil yang terasa gatal.

C. Patofisiologi Miliaria
Pori-pori pada kelenjar keringat tersumbat pada biang keringat.
Ketidakmampuan sekresi keringat dan keluarnya keringat dari pori
menyebabkan dilatasi/pelebaran dan rupture/kerusakan pada lapisan
epidermal pori keringat. Keadaan ini menyebabkan inflamasi akut pada
lapisan dermis yang menimbulkan rasa perih, terbakar, dan gatal.
(Levin, et al, 2012).
Terjadinya miliarisis diawali dengan tersumbatnya pori-pori
kelenjar keringat, sehingga pengeluaran keringat tertahan. Tertahannya
pengeluaran keringat ditandai dengan adanya vesikel miliar di muara
kelenjar keringat lalu disusul dengan timbulnya radang dan edema
akibat perspirasi yang tidak dapat keluar kemudian diabsorbsi oleh
stratum korneum. (Vivian, 2010).

D. Tanda dan Gejala Miliaria


Bintik-bintik merah atau ruam pada leher dan ketiak bayi. Keadaan
ini disebabkan peradangan kulit pada bagain tersebut. Penyebabnya
adalah proses pengeringan yang tidak sempurna saat dilap dengan
handuk setelah bayi dimandikan. Apalagi jika si bayi gemuk sehingga
leher dan ketiaknya berlipat-lipat.
Biang keringat juga dapat timbul di daerah dahi dan bagian tubuh
yang tertutup pakaian (dada dan punggung). Gejala utama ialah gatal-
gatal seperti ditusuk-tusuk, dapat disertai dengan warna kulit yang
kemerahan dan gelembung berair ukuran kecil (1-2mm). Kondisi ini
bisa kambuh berulang-ulang terutama jika udara panas dan
berkeringat.
E. Penatalaksanaan Miliaria
Tujuan terapi pada biang keringat yakni menghilangkan penyebab
biang keringat, mengatasi dan meringankan gejala biang keringat.
Terapi non farmakologis meliputi mengurangi keirngat, berada
ditempat sejuk, menggunakan pakaian yang longgar, berwarna cerah,
dan tipis untuk melancarkan sirkulas udara. Pada anak-anak sering
mengganti popok dan menggunakan sabun antiseptik ringan untuk
mengurangi ketidaknyamanan biang keringat (Padron, 2010).
Asuhan yang diberikan pada neonatus, bayi, dan balita dengan
miliaria bergantung pada beratnya penyakit dan keluhan yang dialami.
Asuhan yang umum diberikan adalah sebagai berikut :
1. Perawatan kulit yang benar dan selalu menjaga kebersihan tubuh
bayi.
2. Prinsip asuhan adalah mengurangi penyumbatan keringat dan
menghilangkan sumbatan yang sudah timbul.
3. Upayakan untuk menciptakan lingkungan dengan kelembaban
yang cukup serta suhu yang sejuk dan kering, misalnya pasien
tinggal diruangan ber-AC atau didaerah yang sejuk dan kering.
4. Gunakan pakaian yang menyerap keringat dan tidak terlalu sempit.
5. Segera ganti pakaian yang basah dan kotor.
6. Jangan memberikan bedak saat badan masih basah. Karena
gumpalan yang terbentuk akan memperparah sumbatan kelenjar.
7. Bila sangat gatal, perih, luka dan timbul bisul dapat diberikan
antibiotik
8. Menjaga kebersihan kuku dan tangan. Kuku pendek dan bersih
sehingga tidak menggores kulit saat menggaruk.

F. Pencegahan Miliaria
Pencegahan lebih baik daripada mengobati. Sebagian besar
miliaria akan sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan. Bahkan, si
ibu sebenarnya juga dapat mengurangi timbulnya biang keringat pada
si kecil antara lain dengan menjaga kenyamanan lingkungan si kecil,
memakaikan baju yang terbuat dari jenis bahan yang mudah menyerap
keringat, lembut, dan tidak ketat.
Beberapa kondisi menyebabkan bayi atau anak dibawa ke
dokter, seperti kondisi biang keringat yang tidak membaik setelah
penanganan selama lebih dari 3 hari, timbul demam atau rasa
sakit/gatal yang berat, dan timbul tanda-tanda infeksi seperti terlihat
nanah atau sering berulang beberapa kali dalam waktu yang pendek
sehigga menggangu aktivitas anak sehari-hari.
Adapun pencegahan umumnya antara lain :
1. Pasien harus menghindari paparan kondisi panas tinggi dan
kelembaban.
2. Ketika pasien berada dalam iklim tropis, mereka harus memakai
pakaiana yang ringan, menghindari aktivitas, gunakan tabir surya,
dan tetap dilingkungan yang ber-AC.
3. Pada pasien dengan Miliaria, aplikasi topikal anhydorus lanolin
sebelum latihan dapat membantu mencegah pembentukan lesi
baru.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari makalah diatas dapat disimpulkan bahwa beberapa
masalah yang lazim terjadi pada bayi diantaranya adalah masalah
miliariasis/sudamina/liken tropikus/biang keringat, hal ini
disebabkan oleh kuman.
Miliariasis adalah kelainan kulit yang ditandai dengan
kemerahan, disertai dengan gelembung kecil yang berair yang
timbul akibat keringat yang berlebihan disertai sumbatan saluran
kelenjar keringat yaitu di dahi, leher, bagian yang tertutup pakaian
(dada, punggung), tempat yang mengalami tekanan atau gesekan
pakaian, dan juga kepala.

B. Saran
Pencegahan lebih baik daripada mengobati. Sebagian besar
miliaria akan sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan. Bahkan,
si ibu sebenarnya juga dapat mengurangi timbulnya biang keringat
pada si kecil antara lain dengan menjaga kenyamanan lingkungan
sekitar si kecil, memakaikan baju yang terbuat dari jenis bahan yang
mudah menyerap keringat, lembut, dan tidak ketat.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Assyari. 2010. Definisi dan Jenis-Jenis Pengetahuan.


Tersedia di: http://referensiassyariabdullah.definisi-dan-jenis-jenis-
pengetahuan.html (diakses pada tanggal 12 April 2020 Pukul 23.45).

Djunarko, I & Hendrawati. 2011. Swamedikasi yang baik dan Benar.


Yogyakarta: Citra Aji Pratama.

Lia, Dewi, Vivian Nanny. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita.
Jakarta: Salemba Medika.

Jelliffe, D.B. 2011. Kesehatan Anak di Daerah Trofis. Jakarta: Bumi


Aksara.

Anda mungkin juga menyukai