Anda di halaman 1dari 46

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU

TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI

(SADARI) PADA REMAJA : LITERATURE REVIEW

Skripsi

UCI SUKMA WATI

17.1395.S

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

DAN PENDIDIKAN PROESI NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIAYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN

2021
GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU

TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI

(SADARI) PADA REMAJA : LITERATURE REVIEW

Diajukan Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Keperawatan

Skripsi

UCI SUKMA WATI

17.1395.S

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

DAN PENDIDIKAN PROESI NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIAYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN

2021

i
LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi Literature Review yang berjudul “Gambaran Pengetahuan dan

Perilaku Tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) pada Remaja”

disusun oleh Uci Sukma Wati, telah disetujui dan diperiksa oleh Dosen

Pembimbing skripsi untuk dipertahankan di depan Dewan Penguji Skripsi.

Pekaolongan, 15 Maret 2021

Pembimbing

Trina Kurniawati, M.Kep

NIK. 1988010220121091
LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa apa yang tertulis dalam skripsi ini

adalah benar adanya dan merupakan hasil karya sendiri. Segala kutipan karya

pihak lain telah saya tulis dengan menyebutkan sumbernya. Apabila dikemudian

hari ditemukan adanya plagiasi, fabrikasi, dan falsifikasi maka saya bersedia

mengganti topik penelitian.

Pekalongan, 15Maret 2021

Peneliti

Uci Sukma Wati

NIM 17.1365.S

iii
PRAKATA

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan

rahmat, kesehatan, dan kesempatan peneliti, sehingga peneliti dapat

menyelesaikan laporan penelitian ini. Tidak lupa sholawat serta salam senantiasa

peneliti sampaikan pada junjungan Nabi Agung Muhammad SAW. Skripsi

penelitian yang berjudul “Gambaran Pengetahuan dan Perilaku Tentang

Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) pada Remaja: Literature Review”, telah

terselesaikan berkat dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu peneliti

mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Dr. Nur Izzah, M.Kes Selaku Rektor Universitas Muhamadiyah Pekajangan

Pekalongan dan sekaligus sebagai penguji I.

2. Herni Rejeki, M.Kep.,Ns.Sp.Kom Selaku Dekan Universitas Muhammadiyah

Pekajangan Pekaongan.

3. Emi Nurlaela, M.Kep.,Sp.Mat Selaku Ketua Program Studi Sarjana

Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah

Pekajangan Pekaongan.

4. Trina Kurniawati, M.Kep Selaku pembimbing skripsi sekaigus ketua penguji.

5. Hana Nafiah, MNS Selaku anggota penguji II.

6. Orang tua dan keluarga tercinta yang selalu memberi semangat sehingga

peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

Peneliti menyadari seluruhnya atas kekurangan, keterbatasan pengetahuan,

kemampuan, dan pengalaman yang dimiliki sehingga penulisan penelitian ini

iv
masih jauh dari kata kesempurnaan. Untuk kritik dan saran yang membangun

peneliti harapkan demi kesempurnaan penelitian ini.

Pekalonagan, 15 Maret 2021

Peneliti

Uci Sukma Wati

NIM 17.1365.S

v
DAFTAR ISI

JUDUL.........................................................................................................i

LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PERNYATAAN.........................................................................

LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................

PRAKATA...................................................................................................

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

DAFTAR LAMPIRAN

ABSTRAK

BAB IPENDAHULUAN.............................................................................1

A. Latar Belakang......................................................................................1

B. Pertanyaan Penelitian............................................................................5

C. Tujuan Penelitian..................................................................................5

D. Manfaat Penelitian ...............................................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................7

A. Kanker Payudara...................................................................................7

1. Pengertian ......................................................................................7

2. Penyebab Kanker payudara.............................................................8

3. Gejala Kanker Payudara.................................................................9

B. Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)...........................................10

1. Pengertian.........................................................................................10

vi
2. Tahap- tahap melakukan SADARI .................................................

3. Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) ......................................

C. Pengetahuan..........................................................................................

1. Pengertian.........................................................................................

2. Tingkat pengetahuan........................................................................

D. Perilaku ................................................................................................

1. Pengertian.........................................................................................

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku...................................

3. Perilaku Kesehatan...........................................................................

4. Perilaku Terhadap Sakit dan Penyakit.............................................

5. Perilaku Terhadap Sistem Pelayanan Kesehatan.............................

E. Remaja

1. Pengertian

2. Ciri Umum Perubahan Anak Remaja

3. Perkembangan Psikososial

BAB III METODE PENELITIAN..............................................................

A. Strategi Pencarian Literature.................................................................

1. Pemilihan Kata Kunci

2. Pemilihan Database

B. Proses Telaah Kritis (Critical Apprasial)..............................................

1. Kriteria Inklusi Dan Eksklusi

2. Instrumen Telaah Kritis

C. Waktu Penelitian...................................................................................

D. Proses Seleksi Artikel

vii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil penelitian

B. Pembahasan

C. Keterbatasan penelitian

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Pertanyaan Penelitian Menggunakan Akronim PEO............................

Tabel 3.1 Pemilihan Kata Kunci...........................................................................

Tabel 3.2 Waktu Penelitian...................................................................................

Tabel 3.3 Proses Seleksi Artikel

Tabel 4.1 Pengetahuan Sadari

Tabel 4.2 Perilaku SADARI

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Hasil Literature Review

Lampiran 2 : Daftar Inventaris Artikel

Lampiran 3 : Analisa Artikel Dengan Instrumen Strobe

x
Program Studi Sarjana Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammmadiyah Pekajangan Pekalongan
Juni, 2021

ABSTRAK

Uci Sukma Wati¹, Trina Kurniawati²


Literature Review : Gambaran Pengetahuan Dan Perilaku Tentang
Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Pada Remaja
Latar belakang : Kanker payudara dapat ditemukan secara dini dengan
melakukan SADARI atau pemeriksaan payudara sendiri, serta dengan
dilakukannya pemeriksaan klinik. Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)
adalah pemeriksaan payudara sendiri yang menemukan adanya benjolan yang
tidak normal. SADARI sebaiknya dilakukan sekitar 7-14 hari setelah dimulainya
siklus menstruasi, karena hanya ada sedikit retensi cairan tubuh, dan payudara
lebih lembut, tidak keras keras dan bengkak. Oleh karena itu, jika terjadi
pembengkakan, lebih mudah ditemukan.
Tujuan : untuk mengetahui pengetahuan pemeriksaan payudara sendiri dan
perilaku SADARI pada remaja melalui literature review.
Metode : Teknik pengumpulan data menggunakan metode literature review 5
artikel yang bersumber database online dengan penelusuran elektronik pada
Google Scholar dan PupMed yang dipublish pada tahun 2011-2021. Instrumen
telaah kritis yang digunakan yaitu dengan menggunakan Strobe.
Hasil : hasil literature review dari 5 artikel menunjukkan bahwa dari 704
responden sebagian besar responden yang pengetahuan baik berjumlah 280
responden dengan presentase (40%) dan yang tidak pernah melakukan SADARI
berjumlah 421 responden dengan presentase (60%).
Simpulan : SADARI adalah dapat mendeteksi kelainan atau perubahan pada
payudara.
Kata kunci : Breast Self-Examination, knowledge,behavior, teenage,
pemeriksaan payudara sendiri, pengetahuan, perilaku

1
2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kanker payudara adalah salah satu tumor ganas yang menjadi penyebab

utama morbiditas dan mortalitas wanita di dunia baik di negara maju maupun

negara berkembang. Usia termuda terkena kanker payudara yaitu diatas 25

tahun dan peningkatan prevalensi kanker payudara terjadi pada kelompok

usia kurang dari 45 tahun. Namun masa inkubasi kanker payudara

diperkirakan terjadi selama 8-12 tahun (sigam dan wirakusuma, 2017).

Tanda-tanda awal muncul kanker payudara tidak sama pada setiap

wanita. Tanda yang paling umum terjadi yaitu perubahan bentuk payudara

dan puting, perubahan yang terasa keluarnya cairan dari puting. Tanda yang

dapat dirasakan seperti munculnya benjolan pada payudara, muncul benjolan

di ketiak, perubahan bentuk dan ukuran payudara, perubahan pada puting

susu, kulit payudara berkerut, tanda-tanda kanker melebar (Savitri, dkk 2015

dalam Fatrin dan Apriani, 2020)

Kanker payudara adalah kanker paling umum di dunia dan kanker paling

umum di kalangan wanita, dengan perkiraan 1,67 juta kasus kanker baru pada

tahun 2012 (25% dari semua kanker). Dibandingkan dengan daerah yang

lebih maju (749.000 kasus), kasus kanker payudara lebih banyak terjadi di

daerah yang kurang berkembang (883.000 kasus). Tingkat insiden (IR) di

semua wilayah di dunia hampir empat kali lipat, dengan 27 kasus per 100.000
3

di Afrika Tengah dan Asia Timur sampai 92 kasus per 100.000 di Amerika

Utara (Kementerian Kesehatan, 2016)

Angka kejadian kanker di Indonesia (136,2 per 100.000 penduduk)

menempati urutan ke-8 di Asia Tenggara dan ke-23 di Asia. Di Indonesia,

laki-laki memiliki kejadian kanker paru tertinggi, 19,4 per 100.000 penduduk,

dengan rata-rata angka kematian 10,9 per 100.000 penduduk, kanker hati

diikuti oleh 12,4 kasus per 100.000 penduduk, dan angka kematian rata-rata

adalah 7,6 per 100.000 penduduk. Insiden wanita tertinggi adalah kanker

payudara yaitu 42,1 kasus per 100.000 penduduk, dan rata-rata angka

kematian 17 kasus per 100.000 penduduk, disusul kanker serviks dengan 23,4

kasus per 100.000 penduduk, dan rata-rata angka kematian per 100.000

penduduk. 13.9 dari 100.000 penduduk (Kementerian Kesehatan, 2019).

Berdasarkan data Riset kesehatan dasar tahun 2018 dalam Kementrian

Kesehatan Republik Indonesia 2019, angka prevalensi tumor / kanker di

Indonesia meningkat dari 1,4 per 1000 penduduk pada 2013 menjadi 1,79 per

1000 penduduk pada 2018. Provinsi dengan kejadian kanker tertinggi adalah

DI Yogyakarta 4,86 per 1000 penduduk, disusul Sumatera Barat 2,47 per

1000 penduduk dan 2,44 per 1000 penduduk di Gorontalo. Banyak penderita

kanker payudara berusia muda, bahkan tidak sedikit yang berusia 14 tahun.

jumlh penderita kanker payudara pada wanita khususnya remaja mencapai

1.150.000 orang, 700.000 diantaranya tinggal di negara berkembang (WHO,

2005 dalam Maisyaroh dan Handayani, 2019). Menurut data Dinkes Provinsi

DIY tahun 2014 penderita kanker payudara yang ditemukan pada remaja usia

15-24 tahun yaitu 1.240 orang (66,3%).


4

Tingginya angka kematian akibat kanker terutama di Indonesia,

disebabkan masih terbatasnya pengetahuan masyarakat tentang risiko kanker,

tanda-tanda awal kanker, faktor risiko kanker, dan cara menghadapinya

dengan benar serta membiasakan diri gaya hidup sehat. Banyak penderita

kanker datang ke pengobatan di tempat yang salah, dan baru berobat ke

sarana pelayanan kesehatan ketika sudah dalam stadium lanjut, sehingga

biaya pengobatan menjadi lebih mahal (Yayasan Kanker Indonesia, 2012) .

Kanker payudara dapat ditemukan secara dini dengan pemeriksaan

SADARI. Apabila tidak melakukan SADARI maka kanker payudara akan

terdeteksi pada stadium lanjut dan pada akhirnya akan menyebabkan

kematian. Deteksi dini akan menekan angka kematian sebesar 25-30%.

Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI atau BreastSelf Examination)

sebaiknya dilakukan setiap bulan dan segera periksalah diri ke Dokter bila

ditemukan benjolan. Pemeriksaan payudara sendiri sangat penting dianjurkan

bagi masyarakat atau Remaja karena hampir 86% benjolan di payudara

ditemukan oleh penderita sendiri (Saryono & Rosicha, 2008 dalam Fartin dan

Apriani, 2020).

Remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju

dewasa yang ditandai dengan perubahan fisik, emosi dan psikis. Masa remaja

yaitu antara usia 10-19 tahun, yakni masa periode pematangan organ

reproduksi manusia disebut juga dengan masa pubertas (Widyastiti, dkk

2013). Saat ini banyak ditemukan penderita kanker payudara pada usia muda,

bahkan tidak sedikit remaja putri usia 14 tahun menderita tumor di

payudaranya. Jika tidak di deteksi secara dini, tumor yang terjadi bisa
5

menjadi kanker. Meskipun tidak semuanya ganas, akan tetapi saat ini semakin

tinggi diusia remaja sudah ada gejala kanker payudara. Jadi pemeriksaan

payudara sendiri sangat penting dianjurkan bagi masyarakat maupun remaja

(Lily, 2008 dalam Daulay, 2018).

Sadari adalah pemeriksaan payudara sendiri yang bertujuan untuk

mengetahui ada tidaknya kanker dalam payudara wanita (Olfah, 2013 dalam

Lubis, 2017). American Cancer Society (ACS, 2011 dalam Lubis, 2017)

merekomendasikan bahwa wanita usia 20 tahun atau lebih perlu melakukan

sadari setiap bulan (yaitu, pada hari ke-7 atau ke-10 setelah akhir menstruasi).

Namun seiring berjalannya waktu, penyakit ini mulai mengarah ke usia lebih

muda, sehingga remaja (13-20 tahun) juga perlu melakukan pencegahan

dengan SADARI secara rutin.

Kanker payudara sangat berbahaya dan harus ditangani secara serius

sejak dini. Namun kanker payudara dapat dicegah melalui pola hidup sehat,

pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) rutin yang dilakukan oleh setiap

perempuan, dan pemeriksaan payudara secara klinis (SADANIS) yang

dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih. Studi Penyakit Tidak Menular

(PTM) 2016 menunjukkan perilaku masyarakat dalam deteksi dini kanker

payudara masih rendah. Tercatat 53,7% masyarakat tidak pernah melakukan

SADARI, 46,3% pernah melakukan SADARI dan 95,6% orang belum pernah

SADANIS, dan 4,4% belum pernah SADANIS. Rendahnya perilaku

masyarakat dalam deteksi dini kanker payudara disebabkan karena kurangnya

pengetahuan dalam melakukan pemeriksaan payudara sendiri serta diperlukan

adanya minat dan peningkatan kesadaran akan pentingnya kesehatan guna


6

meningkatkan kualitas hidup dan menjaga kualitas hidup yang lebih baik

(Menurut Kemenkes RI, 2017).

Pengetahuan adalah hasil dari mengetahui, yang terjadi setelah orang

melihat suatu objek atau melakukan pengindraan. Lima indera manusia

meliputi penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar

pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Oleh karena itu,

dalam membentuk perilaku yang baik (seperti mendeteksi kanker payudara),

remaja putri harus memahami lebih dalam dan terus menambah informasi

sehingga dapat lebih memahami melakukan pemeriksaan payudara sendiri

(Notoatmodjo, 2010 dalam Septinora, 2018).

Pada penelitian yang dilakukan Lubis (2017) mengenai pengetahuan

remaja putri tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dengan

perilaku SADARI, didapat sebagian besar responden yang diteliti memiliki

pengetahuan cukup tentang pemeriksaan payudara sendiri. Berdasarkan

survey yang dilakukan pada siswi kelas XI MA Al-Fatah Natar ditemukan

sebanyak 51,4% siswi berpengetahuan cukup, 80% siswi belum pernah

melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI), 81,3% berpengetahuan

cukup yang belum pernah melakukan SADARI.

Berdasarkan fenomena yang terjadi, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang “Gambaran Pengetahuan Dan Perilaku Tentang

Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Pada Remaja” dengan metode

literature review.
7

B. Pertanyaan Penelitian

Rumusan masalah dalam penelitian yang dilakukan adalah “Bagaimana

gambaran pengetahuan dan perilaku pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)

pada remaja?”

Tabel 1.1 Pertanyaan Penelitian Menggunakan Akronim PEO

P (Population/Patient and their Remaja


problem)
E (Exposure) Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)
O (Outcome) Gambaran pengetahuan dan perilaku
SADARI

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan dari literature review untuk mengetahui gambaran pengetahuan

dan perilaku tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) pada

remaja berdasarkan literature evidance yang tersedia.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengidentifikasi pengetahuan sadari pada remaja

b. Untuk mengidentifikasi perilaku sadari pada remaja

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Aspek Teori (body of knowledge)

Hasil penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat digunakan

untuk menambah wawasan dan informasi terkait gambaran pengetahuan

dengan perilaku tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI).

2. Manfaat Profesi (profesionalism)


8

Hasil penelitian yang dilakukan ini dapat menambah pengetahuan

teori dan asuhan keperawatan atau intervensi keperawatan medikal bedah

yang berhubungan dengan kanker payudara dan SADARI.

3. Manfaat Praktik (clinical implications)

Hasil dari penelitian yang dilakukan ini dapat menjadi informasi

dan masukan bagi institusi terkait sebagai upaya untuk mengembangkan

dan mengoptimalkan pelayan kesehatan pada penatalaksanaan terkait

kanker payudara dan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) pada

remaja.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Kanker Payudara

1. Pengertian

Kanker payudara yaitu suatu penyakit yang terbentuk dari sel-sel

payudara yang tumbuh lalu berkembang tidak terkendali dan kemudian

menyebar melalui jaringan yang ada disekitar payudara atau dalam bagian

tubuh lainnya (Kemenkes RI, 2016). Kanker payudara adalah perubahan

abnormal pada gen yang bertanggung jawab untuk mengatur pertumbuhan

sel, yang menyebabkan pertumbuhan sel kanker payudara yang tidak

terkendali (Putra, 2015).

Kanker payudara adalah kondisi suatu sel yang telah kehilangan

sistem kerja normalnya yang mengalami kehilangan pengendalian,

sehingga menyebabkan pertumbuhan yang tidak normal, membuat

pertumbuhan jaringan payudara tidak terkendali (Mulyani dan Rinawati,

2017). Jadi kanker payudara merupakan pertumbuhan jaringan abnormal

yang disebabkan perubahan yang tidak normal pada gen yang mengatur

pertumbuhan sel, sehinggal sel kehilangan pengendalian.

2. Penyebab Kanker payudara

Penyebab kanker payudara belum diketahui secara pasti, akan

tetapi banyak faktor yang mempengaruhi seperti faktor genetik, hormonal,

7
8

dan lingkungan dari berbagai faktor tersebut dapat menimbulkan

terjadinya penyakit kanker payudara (Fatrin dan Apriani, 2020).

Genetik merupakan faktor penting karena kejadian kanker

payudara akibat kelainan genetik sebesar 5-10%. Untuk mengenalinya

cukup udah, yaitu dengan mengumpulkan riwayat keluarga yang terkena

kanker payudara dan meletakanya dalam bentuk silsilah. Riwayat

keluarga yang perlu dicatat diantaranya adalah kaker payudara ibu atau

saudara perempuan yang terkena kanker payudara pada umur di bawah 50

tahun atau keponakan dengan jumlah lebih dari dua (Fatrin dan Apriani,

2020).

Hormon esterogen adalah hormon yang berperan dalam proses

tumbuh kembang organ seksual perempuan. Hormon esterogen justru

sebagi penyebab awal pada sebagian permpuan. Hal ini disebabkan

adanya reseptor estrogen pada sel-sel epitelsaluran susu. Hormon estrogen

yang menempel pada saluran ini, lambat laun akan mengubah sel-sel

epital tersebut menjadi kanker. Penggunaan KB homonal seperti pil,

suntik KB dan susuk yang megandung banyak dosis estrogen

meningkatkan resiko kanker payudara (Fatrin dan Apriani, 2020)

Faktor lingkungan juga dapat menjadi pemicu kanker payudara.

Lingkungan tersebut berupa paparan radiasi bahan-bahan radioaktif, sinar

X dan pencemaran bahan kimia. Resiko kanker payudara meningkat

apabila radiasi terjadi sebelum umur 40 tahun (Ariani, 2015 dalam Fatrin

dan Apriani, 2020).


9

Ada juga beberapa faktor yang mempengaruhi seperti merokok

atau terkena paparan asap rokok, mengkonsumsi alkohol, paparan sinar

ultraviolet pada kulit, obesitas dan diet tidak sehat, juga kurang aktivitas

fisik, dan infeksi yang berhubungan dengan kanker.

3. Gejala Kanker Payudara

Sebelum menjelaskan berbagai gejala kanker payudara, berikut

berbagai gejala umum kanker.

a) Kelelahan yang dirasakan terus menerus

b) Penurunan berat badan yang tidak disengaja

c) Demam

d) Perubahan tertentu pada kulit tubuh

e) Rasa sakit (Putra, 2015).

Beberapa gejala klinik kanker payudara

a) Benjolan pada payudara

b) Erosi atau eksema susu

c) Pendarahan pada puting susu

d) Adanya ruam-ruam pada kulit dis ekitar payudara, areola atau puting

terlihat bersisik, memerah, dan bengkak

e) Keluar cairan pada puting susu

f) Puting susu menjadi lunak

g) Kulit payudara membengkak dan menebal

h) Cekungan atau kerutan pada kulit payudara

i) Terdapat benjolan dibawah lengan

j) Perubahan ukuran atau bentuk payudara (asimetris)


10

k) Pada umumnya, rasa sakit atau nyeri baru timbul bila tumor sudah

besar, sudah timbul borok, atau ada metastases ketulang-tulang, serta

l) Timbul pembesaran kelenjar getah bening diketiak, bengkak (edema)

pada lengan, dan penyebaran kanker ke seluruh tubuh (Putra, 2015).

4. Macam-Macam Deteksi Dini

Kanker payudara dapat ditemukan secara dini dengan berbagai cara,

yaitu:

a) Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)

b) Mamografi

c) Biobsi

d) USG payudara

(Mulyani dan Rinawati, 2017)

B. Konsep Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)

1. Pengertian

Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) adalah pemeriksaan

payudara sendiri yang menemukan adanya benjolan yang tidak normal.

Jenis pemeriksaan ini dapat menemukan adanya benjolan yang tidak

normal. Pemeriksaan ini dapat dilakukan secara mandiri, tanpa harus ke

petugas kesehatan dan tanpa harus membayar. Kalaupun tidak ada

keluhan, American Cancer Society merekomendasikan tes SADARI

dalam program skrining kanker payudara. Deteksi dini dapat menurunkan

angka kematian hingga 25-30%. Dalam melakukan deteksi dini seperti

SADARI, perlu adanya minat dan peningkatan kesadaran akan pentingnya


11

kesehatan guna meningkatkan kualitas hidup dan menjaga kualitas hidup

yang lebih baik (Mulyani dan Rinawati, 2017).

Kanker payudara dapat ditemukan secara dini dengan melakukan

SADARI atau pemeriksaan payudara sendiri, serta dengan dilakukannya

pemeriksaan klinik dan pemeriksaan mamografi. Alangkah baiknya jika

semua wanita sebaiknya melakukan SADARI setiap bulan dan bila

ditemukan benjolan pada payudara segera memperiksakan diri ke dokter

(Mulyani dan Rinawati, 2017).

SADARI sebaiknya dilakukan sekitar 7-14 hari setelah dimulainya

siklus menstruasi, karena hanya ada sedikit retensi cairan tubuh, dan

payudara lebih lembut, tidak keras keras dan bengkak. Oleh karena itu,

jika terjadi pembengkakan, lebih mudah ditemukan. Manfaat dari

SADARI adalah dapat mendeteksi kelainan atau perubahan pada

payudara. Dan untuk mengetahui benjolan mana yang memungkinkan

adanya kanker payudara, karena deteksi dini adalah kunci untuk

menyelamatkan nyawa. Wanita yang dianjurkan untuk melakukan

SADARI adalah pada saat wanita sejak pertama mengalami haid(Mulyani

dan Rinawati, 2017).

2. Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dapat dilakukan:

a) Ketika mandi

Cara memeriksa payudara ketika mandi yaitu awali dengan

melakukan pemijatan dibawah ketiak lalu diputar kearah dalam serta

menggerakkan ujung jari-jari.

b) Berbaring
12

Ketika berbaring letakkan bantal kecil dibawah pundak kanan lalu

letakaan tangan kanan dibawah kepala. Cara pemeriksaanya sama

seperti saat mandi. Ulangi lagi pemeriksaan payudara sebelah kanan.

3. Tahap- tahap melakukan SADARI menurut Mulyani dan Rinawati

(2017), yaitu:

a) Tahap awal, berdirilah di depan cermin, pandanglah kedua payudara.

Perhatikan kemungkinan adanya perubahan yang tidak bisa seperti

cairandari puting, pengerutan, penarikan atau pengelupasan kulit.

b) Angkatlah keduatangan ke atas kepala. Perhatikan, apakah ada

kelainan. Pada kedua payudara dan puting.

c) Kedua tangan diletakkan dipinggang agak membungkuk ke arah

cermin sambil menarik bahu dan siku ke arah depan. Periksa kembali,

apakah ada perubahan atau kelainan pada kedua payudara atau puting.

d) Angkat lengan kanan, gunakan 3-4 jari tangan kiri untuk memeriksa

payudara kanan dengan hati-hati dan teliti. Mulai dari tepi luar, tekan

ujung jari Anda membentuk lingkaran kecil, lalu perlahan gerakkan

lingkaran tersebut di sekitar payudara. Lakukan secara bertahap ke

arah puting. Pastikan itu mencakup seluruh payudara. Beri perhatian

khusus pada area antara payudara dan ketiak, termasuk ketiak itu

sendiri. Rasakan adanya benjolan atau benjolan yang tidak biasa di

bawah kulit.

e) Dengan kedua tangan, pijat puting payudara kanan dan tekan

payudara untuk melihat apakah ada cairan atau darah yang keluar dari

puting payudara. Lakukan hal yang sama pada payudara kiri.


13

f) Mengulangi langkah (d) dan (e) dengan posisi berbaring.Berbaringlah

di permukaan yang rata, berbaringlah dengan lengan kanan di

belakang kepala, dan letakkan bantal kecil atau handuk terlipat di

bawah pundak. Posisi ini bisa meratakan payudara dan mempermudah

pemeriksaan. Lakukan gerakan melingkar yang sama seperti langkah

(d) dan (e). Lakukan hal yang sama pada payudara kiri.

C. Konsep Pengetahuan

1. Pengertian

Pengetahuan manusia banyak didapat melalui mata dan telinga,

yaitu dengan cara melihat dan mendengar. Proses yang lainnya yaitu

dengan cara seseorang mempunyai pengalaman serta proses belajar

pendidikan formal maupun informal (Notoatmojo, 2003 dalam Lestari,

2015). Pengetahuan adalah hasil dari tahu, ialah domain yang penting

dalam membentuk tindakan seseorang (overt behaviour). Proses kognitif

meliputi ingatan, pikiran, persepsi, simbol-simbol penalaran dan

pemecahan persoalan. Dalam kamus umum bahasa Indonesia,

pengetahuan merupakan segala sesuatu yang diketahui berkenaan dengan

sesuatu hal. Yang dimaksud dengan penelitian ini adalah pengetahuan

siswa tentang kanker payudara (Soekanto, 2002 dalam Lestari, 2015).

2. Tingkat pengetahuan menurut Lestari, 2015

a) Tahu (know)

Tahu dianggap sebagai pengingat dari apa yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk dalam tingkat pengetahuan ini adalah


14

mengingat hal-hal tertentu dari materi yang telah diterima atau

dipelajari.

Kata kerja yang digunakan untuk mengukur apakah orang memahami

pengetahuan yang telah mereka pelajari meliputi: menyebutkan,

mendeskripsikan, mendefinisikan, menyatakan, dll.

b) Memahami (comprehension)

Kemampuan untuk mendeskripsikan objek yang diketahui

danmenginterprestasikan materi dengan benar.

c) Aplikasi (application)

Aplikasi didefinisikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari dalam kondisi atau situasi aktual.

d) Analisis (analysis)

Kemampuan untuk menjabarkan materi kedalam komponen, tetapi

tetap dalam struktur, dan masih saling terkait.

e) Sintesis (synthesis)

Kemampuan untuk menempatkan atau menghubungkan bagian-bagian

dalam bentuk yang benar-benar baru. Atau susun formulasi baru dari

formulasi yang sudah ada.

f) Evaluasi (evaluation)

Evalusi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi/penilaian terhadap suatu materi/obyek.

D. Konsep Perilaku

1. Pengertian
15

Seoang ahli psikolog merumuskan bahwa perilaku merupakan

respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar),

oleh karena perilaku itu terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap

organisme dan kemudian organisme tersebut merespons (Lestari, 2015).

Perilaku manusia merupakan hasil dari berbagai pengalaman dan

interaksi antara manusia dengan lingkungannya, interaksi tersebut

diwujudkan dalam bentuk pengetahuan, sikap dan perilaku. Dengan kata

lain, perilaku meruapakan respons/reaksi seorang individu terhadap

stimulus yang beasal dari luar maupun dari dalam dirinya. Respon ini

dapat bersifat pasif (tanpa tindakan: berpikir, berpendapat, bersikap)

maupun aktif (melakukan tindakan).

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku

Perilaku manusia dipengaruhi dapat dipengaruhi oleh beberapa

faktor, ialah yang pertama faktor perilaku (behaviour causes) dan yang

kedua faktor diluar perliaku (nonbehaviour causes). Dari kedua perilaku

tersebut dapat ditentukan atau terbentuk dari 3 faktor ialah:

a) Faktor presdiposisi (predisposing factors), meliputi pengetahuan,

sikap dan lainya.

b) Faktor prmungkin (enabling factor), meliputi lingkungan fisik, ada

dan tidaknya fasilitas dan sarana untuk keselamatan kerja contohnya

tersedianya APD, pelatihan dan lainnya.

c) Faktor penguat (reinforcement factor) , meliputi undang-undang,

peraturan-peraturan, pengawasan dan sebagainya (Notoatmodjo, 2003

dalam Lestari, 2015)


16

3. Perilaku Kesehatan

Perilaku kesehatan adalah tanggapan seseorang terhadap

rangsangan yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayaanan

kesehatan, makanan dan lingkungan. Respons atau reaksi organisme dapat

berbentuk pasif (respons yang masih tertutup) dan aktif (respons terbuka,

tindakan yang nyata atau practice/psychomotor) (Lestari, 2015).

Menurutnotoatmojo (2003) dalam Lestari (2015), rangsangan yang terkait

dengan perilaku kesehatan terdiri dari empat unsur, yaitu sakit dan

penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan lingkungan.

4. Perilaku Terhadap Sakit dan Penyakit

Cara seseorang menanggapi suatu sakit dan penyakit berbeda-beda itu

semua berasal dari dalam dirinya (internal) ataupun timbul dari luar

dirinya (eksternal), respon yang ditimbulkan yaitu pengetahuan persepsi

dan sikap, respons seseorang terhadap suatu sakit dan penyakit berbeda-

beda sesuai dengan tingkatan-tingkatan dalam pemberian pelayanan

kesehatan yang menyeluruh atau sesuai dengan pencegahan penyakit,

yaitu:

a) Perilaku peningkatan dan pemeliharaan kesehatan (health promotion

behavior)

b) Prilaku pencegahan penyakit (health prevention behavior)

c) Perilaku pencarian pengobatan (health seeking behavior)

d) Perilaku pemulihan kesehatan (health rehabilitation behavior)

(Lestari, 2015)
17

5. Perilaku Terhadap Sistem Pelayanan Kesehatan

Perilaku ini merupakan respos individu terhadap sistem pelayanan

kesehatan modern maupun tradisional, meliputi:

a) Respons terhadap fasilitas pelayanan kesehatan

b) Respons terhadap cara pelayanan kesehatan

c) Respons terhadap petugas kesehatan

d) Respons terhadap pemberian obat-obatan (Lestari, 2015).

E. Konsep Remaja

1. Pengertian

Menurut undang-undang No.4 tahun 1979 dalam Dewi, dkk (2015)

mengenai kesejahteraan anak, remaja adalah individu yang belum

mencapai 21 tahun dan belum menikah. Remaja adalah terjadi perubahan

dari ketergantungan sosial ekonomi yang penuh kepada keadaan yang

relatif lebih mandiri (Sarwono, 2002 dalam Dewi, dkk 2015). Jadi remaja

adalah antara usia 10-20 tahun dimana masa peralihan dari masa kanak-

kanak menuju dewasa yang ditandai dengan perubahan fisik, emosi dan

psikis.

2. Ciri umum perubahan anak remaja

Remaja memiliki ciri pertumbuhan yang berbeda dan lebih signifikan

dibandingkan tahap usia lainnya, antara lain:

a.) Pertumbuhan fisik remaja relatif berkurang dengan kata lain tidak

sepesat dalam masa remaja awal. Bagi remaja pria pada usia 20 tahun
18

dan remaja wanita 18 tahun keadaan tinggi badan mengalami

pertumbuhan yang lambat.

b.) Mengalami keadaan sempurna bagi beberapa aspek pertumbuhan

menunjukan kesiapan untuk memasuki masa dewasa awal. Seperti

badan dan anggota badan menjadi berimbang, wajah yang simetris,

bahu yang berimbang dengan pinggul.

c.) Ciri-ciri seks sekunder yang utama berada pada tingkat perkembangan

yang matang pada akhir masa remaja (Dewi, dkk 2015)

3. Perkembangan psikososial

a.) Pencarian identitas diri

b.) Secara emosional remaja ingin disapih namun ingin dikasihi

c.) Penyesuan terhadap lingkungan baru

d.) Pergaulan dengan lawan jenis


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Strategi Pencarian Literature

1. Pemilihan kata kunci

Kata kunci (key Concept) yang digunakan dalam pencarian artikel

pada penelitian ini diuraikan sebagai berikut :

Tabel 3.1 Pemilihan Kata Kunci

Kata Kunci Population/ Exposure (E) Outcome (O)


Patient (P)
Bahasa Remaja Pemeriksaan Pengetahuan DAN
Indonesia Payudara Sendiri Perilaku DAN
(SADARI) Pemeriksaan
Payudara Sendiri
(SADARI)
Bahasa Inggris Teenage/ad Of Breats Self Knowledge AND
olscendt Examination (BSE) Behavior AND Of
Self Examination
(BSE)

Kata kunci yang digunakan untuk pencarian artikel pada penelitian yang

akan dilakukan ini antara lain :

a. Bahasa Inggris

Kata kunci yang digunakan untuk pencarian artikel bahasa inggris

yaitu :

1) Population/Patient (P) : “Teenage”

18
19

2) Exposure (E) : “Of Breats Self Examination (BSE)”

3) Outcome (O) : “Knowledge” dan “Behavior” dan “Of Self

Examination (BSE)”

Pencarian artikel bahasa inggris menggunakan boolean operator

AND, OR, NOT, dan menggunakan strategi transaction atau

pemenggalan kata agar dapat menemukan variasi dari kata kunci.

b. Bahasa Indonesia

Kata kunci yang digunakan untuk pencarian artikel bahasa inggris

yaitu :

1) Population/Patient (P) :“Remaja”

2) Exposure (E) :“Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)”

3) Outcome (O) :“Pengetahuan” dan “Perilaku” dan

“Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)”

2. Pemilihan Database

Pemilihan database didasarkan pada area fokus yang dapat diakses.

Pencarian artikel yang digunakan dalam penelitian ini antara lain Google

Scholar, PubMed. Setelah mengakses database tersebut dilanjutkan

dengan memasukkan kata kunci yang sudah ditentukan sebelumnya.

B. Proses Telaah Kritis (Critical Apprasial)

1. Kriteria inklusi dan eksklusi

a. Kriteria inklusi

1) Sesuai dengan kata kunci pada penelitian yaitu pengetahuan,

perilaku pemeriksaan payudara sendiri (SADARI), remaja.


20

Knowledge AND Behavior AND Of Self Examination (BSE) AND,

Teenage.

2) Populasi pada penelitian yaitu remaja usia 10-20 tahun

3) Batas pada artikel penelitian 10 tahun terakhir yaitu sekitar 2011-

2021.

4) Hasil akhir pengetahuan dalam bentuk tingkatan (ordinal)

5) Hasil akhir perilaku dalam bentuk nominal

b. Kriteria eksklusi

1) Artikel yang isinya tidak lengkap hanya menampilkan abstrak

2) Tujuan pada artikel tidak relevan dengan tujuan dari penelitian

2. Instrumen telaah kritis

Instrument yang sesuai dengan penelitian ini adalah STROBE

(Strengthening the Reporting of Observational Studies in Epidemiology)

atau dalam bahasa indoonesia berarti penguatan pelaporan studi desain

observational pada epidemiologi yang digunakan sebagai dasar untuk

pelaporan literature review. Instrumen STROBE terdiri dari 6 topik dan

didalamnya terdapat 22 item pernyataan. Pernyataan ini ditujukan untuk

artikel dengan desain studi yaitu : studi cross-sectional.

C. Waktu Penelitian
21

Penelitian ini dilakukan mulai bulan februaru 2021 dengan jadwal

kegiatan sebagai berikut :

Tabel 3.2 waktu Penelitian

Bulan
No Kegiatan Januari Februari Maret April Mei Juni
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Pemilihan
topik
penelitian
2. Membuat
pertanyaan
penelitian
(PICO/PEO)
3. Menulis latar
belakang &
Tujuan

4. Menulis
tinjauan teori
5. Menyusun
strategi/
melakukan
pencarian
artikel
6. Melakukan
telaah kritis
(Critical
Apprrasial)
7. Mengekstrak
data
8. Menulis hasil
9. Menulis
pembahasan
10. Menulis
tugas akhir/
skripsi
D. Proses Seleksi Artitel

Bagan 3.3 Proses Seleksi Artikel

Database online
1. PupMed : Breast Self-Examination AND Knowledge
AND Behavior ANDTeenage
2. Google Scholar : Pemeriksaan Payudara Sendiri, Pengetahuan,
Perilaku

Artikel diidentifikasi melalui


judul

Judul artikel yang diidentifikasi


PupMed = 77
Google scholar = 9.500

Artikel yang diidentifikasi


melalui abstrak

Abstrak yang diidentifikasi


PupMed = 30
Google scholar = 430

Artikel yang diidentifiksi


berdasarkan kriteria inklusi dan
eksklusi

Total artikel yang direview (n=)


PupMed = 1
Google scholar = 4
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Literature Review

Berdasarkan literature review terhadap 5 artikel diperoleh hasil penelitian

berupa data responden, distribusi frekuensi Gambaran pengetahuan dan

perilaku tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) pada remaja.

1. Hasil analisa data dari 5 artikel terdapat data responden berdasarkan

pengetahuan yang baik, cukup, kurang yaitu pada penelitian Tiara Fatrin

dan Nurul Apriani (2020), Utama Ladunni Lubis (2017), Ani Mulyandari

dan Dewi Wahyuni (2017), Selvita BR Barus Dan Yufdel (2019), Linda

Ahenkorah Fondjo, dkk (2018).

Tabel 4.1 Pengetahuan Remaja Tentang Pemeriksaan Payudara

Sendiri (SADARI)

Pengetahuan N %
Baik 280 40
Cukup 147 21
Kurang 277 39
Total 704 100

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa dari 704 responden sebagian

besar responden yang pengetahuan baik berjumlah 280 responden dengan

presentase (40%).

2. Hasil analisa data dari 5 artikel terdapat data responden berdasarkan

perilaku yang pernah dan tidak pernah yaitu pada penelitian Tiara Fatrin

dan Nurul Apriani (2020), Utama Ladunni Lubis (2017), Ani Mulyandari
dan Dewi Wahyuni (2017), Selvita BR Barus Dan Yufdel (2019), Linda

Ahenkorah Fondjo, dkk (2018).

Tabel 4.1 Perilaku Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) pada

Remaja

Perilaku N %
Pernah 283 40
Tidak pernah 421 60
Total 704 100

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa dari 704 responden sebagian

besar responden yang tidak pernah melakukan SADARI berjumlah 421

responden dengan presentase (60%).

B. Pembahasan

Berdasarkan literature review terhadap 5 artikel mengenai data responden

bahwa sebagian besar yang pengetahuan baik berjumlah 280 responden

dengan presentase (40%). Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh (Azizah, 2017) bahwa pengetahuan remaja yang paling

banyak pengetahua baik. Hal ini dikarenakan tingginya pengetahuan akan

berdampak terhadap proses perubahan perilaku yang dilakukan sehubungan

dengan permasalahan yang dihadapinya. Seseorang yang memiliki

pengetahuan yang tinggi dalam suatu hal, akan mudah menerima perilaku

yang lebih baik, sebaliknya seseorang yang mempunyai pengetahuan yang

rendah akan sulit menerima perilaku baru dengan baik (Angrainy, 2017).

Tingkat pengetahuan baik kemungkinan disebabkan oleh beberapa hal

misalnya responden telah terpapar pengetahuan tentang SADARI sebelumnya


baik pendidikan formal maupun media massa (Mulyandari & Wahyuni,

2017). Sedangkan tingkat pengetahuan yang cukup atau rendah biasanya

disebabkan karena banyak faktor, diantaranya lingkungan, masih kurangnya

informasi yang diterima siswi tersebut baik dari petugas kesehatan maupun

dari media online (Lubis, 2017).

Beberapa faktor lainnya yaitu faktor pengalaman yang mempengaruhi

pengetahuan seseorang dan tergantung pada ingatan seseorang pada saat

pengisian kuesioner (Sari, 2017). Sesuai dengan Notoatmodjo (2007) dalam

Sari (2017), yang mengemukakan bahwa pengetahuan terjadi setelah orang

melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi

melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa dan raba. Pengindraan yang baik akan meningkatkan

pemahaman terhadap suatu objek atau informasi. Memahami diartikan

sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek

yang diketahui dan dapat mengintepretasikan informasi tersebut secara benar.

Maka dari itu meskipun responden pernah mendapat informasi tentang kanker

payudara dan SADARI tetapi respon tersebut tidak melakukan pengindraan

dengan baik, hal ini mengakibatkan pemahaman responden yang kurang baik.

Notoatmodjo (2007) dalam Sari (2017) juga mengemukakan bahwa

kemampuan mengingat seseorang dapat dipengaruhi oleh dimensi waktu.

Menurut data perilaku responden bahwa sebagian besar yang pernah

melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) berjumlah 421

responden dengan presentase (60%). Hal ini sejalan dengan hasil penelitian

yang dilakukan oleh (Ratnaningsih, 2017) bahwa perilaku yang paling banyak
yaitu yang tidak melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI).

Menurut teori (Notoatmodjo, S 2010 dalam Wantini dan Indrayani 2017),

perilaku adalah hasil atau resultan antara stimulus (faktor eksternal) dengan

respons (faaktor internal) dalam subyek atau orang yang berperilaku tersebut.

Ada 3 faktor utama menurut teori lawrence Green yang menentukan atau

membentuk perilaku yaitu faktor predisposisi (pengetahuan, sikap, keyakinan,

kepercayaan, nilai-nilai, tradisi dan sebagainya), faktor pemungkin (sarana

dan prasarana atau fasilitas), faktor penguat (dukungan orang tua, keluarga,

guru, tenaga kesehatan, teman sebaya).

Dalam penelitian (Mulyandari & Wahyuni, 2017), remaja putri yang

berperilaklu melakukan atau kadang-kadang dalam SADARI umumnya

memiliki rasa ingin tahu yang besar akan menjaga kesehatan organ

reproduksi di dalam tubuhnya (pengalaman pribadi) sehingga mempunyai

rasa ingin melakukan SADARI walaupun belum secara rutin melakukannya.

Sedangkan remaja putri yang tidak pernah melakukan SADARI beranggapan

bahwa SADARI merupakan hal menakutkan untuk dilakukan (faktor

emosional). Selain itu, remaja putri juga tidak memiliki rasa percaya diri akan

kemampuannya sendiri dalam melakukan SADARI (faktor emosional), masih

menganggap SADARI merupakan hal yang tabu (pengaruh kebudayaan), dan

tidak penting untuk melakukan SADARI.

C. Keterbatasan Penelitian

Penelitian literature review ini telah diusahakan dengan baik , namun

demikian masih memiliki keterbatasan yaitu :


1. Dari ke 5 artikel penelitian yang di review hanya terdapat 1 artikel yang

mencantumkan karakteristik responden.

2. Penulis mendapatkan artikel yang memaparkan hasil penelitian dengan

kategori menggunakan kategori yang berbeda.

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Simpulan dari penelitian literature review ini adalah sebagai berikut :


1. Sebagian besar responden rata-rata mempunyai pengetahuan yang

baik berjumlah 280 responden dengan presentase (40%),

pengetahuan cukup berjumlah 147 responden dengan presentase

(21%), dan pengetahuan kurang 277 responden dengan presentase

(39%).

2. Sebagian besar responden rata-rata mempunyai perilaku yang tidak

pernah melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)

berjumlah 421 responden dengan presentase (60%), perilaku yang

pernah melakukan SADARI 283 dengan presentase (940%).

B. Saran

Saran dalam penelitian literature review ini anytara lain adalah

1. Bagi remaja putri

Dapat menjadi informasi untuk membantu meningkatkan

pengetahuan tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)

dalam pencegahan kanker payudara.

2. Bagi institusi pendidikan keperawatan

Skripsi literature review ini dapat digunakan sebagai referensi

maupun bahan informasi untuk melakukan penelitian lebih lanjut

mengenai pengetahuan dan perilaku tentang pemeriksaan payudara

sendiri (SADARI) pada remaja.

3. Bagi profesi

Bagi profesi keperawatan diharapkan mampu memberikan

informasi untuk meningkatkan pengetahuan kepada masyarakat

maupun remaja mengenai pentingnya melakukan pemeriksaan


payudara sendiri (SADARI) karena semakin baik pengetahuan

tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) maka semakin

baik dalam penanganan atau pencegahan kanker payudara.

DAFTAR PUSTAKA

Afianty, Shinta Deby, Sarah Handayani, Alibbirwin. 2019. Determinan Perilaku


SADARI Remaja Putri Dalam Upaya Deteksi Dini Kanker Payudara.
Jakarta : ARKESMAS
Angrainy, Rizka. 2017. Hubungan Pengetahuan, Sikap tentang SADARI dalam
Mendeteksi Dini Kanker Payudara pada Remaja. Pekanbaru : Journal
Endurance

Azizah, Selvi Nur. 2017. Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Remaja
Putri Tentang SADARI dengan Perilaku SADARI di SMA Kawali 2017.
Jurnal Bidkesmas.

Barus, Selvita BR & Yufdel. 2020. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Remaja
dengan Perilaku Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) pada Remaja
Putri X di SMA RK Delimurni Bandar Baru Tahun 2019. Medan : Poltekes
Kemenkes Medan

Dewi, Rizki Cintya, Anisa Oktiawati, Lintang Dewi Saputri. 2015. Teori &
Konsep Tumbuh Kembang Bayi, Toddler, Anak dan Usia Remaja.
Yogyakarta : Nuha Medika

Fatrin, Tiara & Nurul Apriani. 2020. Pengetahuan Remaja Putri Tentang
Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) dengan Perilaku SADARI SMA
11 Palembang. Palembang : Jurnal Kesehatan Abdurahman Palembang

Fondjo, Linda Ahenkorah, Dkk. 2018. Comparative Assessment of Knowledge,


Attitudes, and Practice of Breast Self-Examination Among Female
Secondary and Tertiary School Students in Ghana. International Journal
Of Breast Cancer

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Pusat data informasi


kementrian kesehatan RI.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2017. Deteksi Dini Kanker Payudara


Dengan SADARI dan SADANIS.
http://www.p2ptm.kemkes.go.id/kegiatan-p2ptm/subdit-penyakit-kanker-
dan-kelainan-darah/deteksi-dini-kanker-payudara-dengan-sadari-dan-
sadanis
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2019. Hari Kanker Sedunia 2019.
https://www.kemkes.go.id/article/print/190201000023/hari-kanker-
sedunia-2019.html

Lestari, Titik. 2015. Kumpulan Teori Untuk Kajian Pustaka Penelitian Kesehatan.
Yogyakarta: Nuha Medika

Lubis, Utama Ladunni. 2017. Pengetahuan Remaja Putri Tentang Pemeriksaan


Payudara Sendiri (SADARI) dengan Perilaku SADARI. Aisyah : Jurnal
Ilmu Kesehatan

Mulyandari, Ani & Ana Dewi Wahyuni. 2017. Hubungan Pengetahuan dengan
Perilaku Remaja Putri Kelas XI Tentang SADARI di SMAN 4
Tanjungpinang. Jurnal Cakrawala Kesehatan

Mulyani, Nina Siti & Mega Rinaati. 2017. Kanker Payudara dan PMS Pada
Kehamilan. Yogyakarta : Nuha Medika

Putra, Sitiatava Rizema Putra. 2015. Buku Lengkap Kanker Payudara.


Yogyakarta: Laksana

Ratnaningsih, Ester. 2017. Analisis Persepsi Remaja Putri Terhadap Perilaku


Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) pada Siswi SMAN 16 Kota
Semarang. Jurnal Ilmu Kebidanan Dan Kesehatan

Sari, Reni Puspita. 2017. Hubungan Pengetahuan Dengan Perilaku SADARI


Sebagai Deteksi Dini Kanker Payudara. Jurnal Ilmiah Kebidanan

Septinora, Rica Tri. 2018. Hubungan Pengetahuan Remaja Putri Tentang


Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) dengan Perilaku SADARI
Sebagai Deteksi Dini Kanker Payudara Di SMA Swasta Surya Ibu Kota
Jambi Tahun 2018. Scientia Journal

Sigam, Keren Karuya & I B Wirakusuma. 2017. Gambaran Tingkat Pengetahuan


dan Perilaku Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) pada Remaja Di
Wilayah Kerja UPT Puskesmas Blahbatuh II Gianyar Bali Indonesia.
Intisari Sains Medis
World Health Organization (WHO). 2013. Gambaran Tingkat Pengetahuan
Remaja Putri Tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri. Banjarmasin :
Jurnal Kesehatan Masyarakat

Yayasan Kanker Indonesia. 2012.


Http://Yayasankankerindonesia.Org/2012/Deteksidini-Kanker-Payudara/

Anda mungkin juga menyukai