BIANG KERINGAT
1. Melda Prima Putri 18330077
2. Berysa lestari 18330078
3. Roro Yuniar Zubaidah 18330091
4. Novita Ventiani 18330109
5. Shevira Mutiarani 18330111
6. Putri Selviani 18330112
Latar belakang
Indonesia merupakan daerah tropis sehingga sering terjadi biang keringat (Miliaria)
khususnya pada bayi berusia kurang dari 6 bulan. Cuaca yang panas sangat berpengaruh
untuk terjadinya biang keringat (miliaria). Biang keringat meskipun bukan termasuk
penyakit yang berbahaya, namun ketika menyerang anak-anak akan memiliki dampak
psikologis yang besar. Pada umumnya anak-anak yang terserang biang keringat akan
merasakan gatal yang luar biasa pada daerah-daerah (bagian tubuh) yang memproduksi
keringat banyak. Rasa gatal yang berlebihan ini kemudian akan mengakibatkan anak
menggaruk-garuk dan akibat dari menggaruk tubuhnya tanpa kontrol bisa menimbulkan
infeksi.
Swamedikasi
Swamedikasi adalah upaya masyarakat untuk mengobati dirinya sendiri yang dilakukan
terhadap penyakit yang umum diderita seperti demam, nyeri, pusing, batuk, influenza,
sakit maag, kecacingan, diare dan penyakit kulit seperti biang keringat ,jerawat,
kadas/kurap, panu dll dengan menggunakan obat-obatan yang dijual bebas dipasaran dan
bisa didapatkan tanpa resep dokter dan diserahkan oleh apoteker di apotek (DITJEN BINA
KEFARMASIAN 2007). Swamedikasi bertujuan untuk meningkatkan kesehatan diri,
mengobati penyakit ringan dan lebih terfokus pada penanganan terhadap gejala penyakit
secara cepat dan efektif tanpa intervensi sebelumnya oleh konsultan medis kecuali
apoteker (WHO, 1998)
Apa itu biang keringat ?
Biang keringat adalah gangguan pada kulit berupa ruam
kemerahan yang terasa gatal, yang timbul akibat keringat
berlebihan disertai sumbatan saluran kelenjar keringat,
biasanya pada dahi, leher, dada dan punggung serta tempat
yang mengalami tekanan atau gesekan pakaian. Keadaan ini
biasanya di dahului oleh produksi keringat yang berlebihan,
dapat diikuti rasa gatal seperti ditusuk, kulit menjadi
kemerahan dan disertai banyak gelembung kecil berair
(Budiarja dan Widaty, 2000).
Penggolongan Biang Keringat
1. Miliaria kristalina
Miliaria kristalina disebut juga miliaria
sudamina merupakan biang keringat
yang disebabkan karena adanya
penyumbatan saluran keringat dekat
dengan permukaan kulit / stratum
corneum. Ruam biasanya berbentuk
sangat kecil, bintik jelas yang muncul
dan bentuk kumpulan. Bintik-bintik
tersebut akan hilang dalam beberapa
jam atau hari dan merupakan bentuk
yang paling tidak gatal atau bahkan
tidak gatal sama sekali (Knott.2010)
2. Miliara Rubra
Jenis ini merupakan yang paling umum dan
sebagian besar orang mengidentifikasinya
sebagai biang keringat. Penyebabnya adalah
sumbatan saluran keringat pada bagian lebih
dalam dari epidermis. Kumpulan bintik-bintik
merah tidak rata berkembang. Jenis ini dapat
sangat gatal, kulit yang terkena berwarna merah,
ruam biasa terjadi saat iklim panas serta hilang
ketika berhenti berkeringat. Apabila keringat
tidak dapat diekskresikan maka kemungkinan
terjadinya demam karena keseimbangan
(homeostatis) suhu tubuh terganggu (Knott.2010)
3. Miliaria profunda
Jenis ini sangat jarang terjadi. Penyebabnya
adalah penyumbatan saluran keringat pada
lapisan dermis (lapisan tengah kulit) atau
dermal-epidermal. Ini terjadi pada orang yang
tinggal pada iklim panas atau yang mengalami
miliaria ribra berulang – ulang. Gumpalan besar
berkembang pada kulit ketika berkeringat,
warnanya cenderung lebih pudar seperti daging
karena terjadi di tengah kulit. Gatal cenderung
ringan namun memiliki resiko demam apabila
banyak permukaan kulit yang terpengaruh
(Knott.2010)
Tanda dan gejala biang keringat
1. Calamin
Pengobatan biang keringat dapat dilakukan dengan menggunakan bedak tabur atau lotion khusus biang
keringat. Lotion atau bedak tabur biasanya mengandung calamine yang berfungsi untuk memberi
sensasi dingin dan lembut pada kulit sehingga mengurangi rasa gatal dan bekerja sebagai anti bakteri
untuk mencegah infeksi yang ditimbulkan karena garukan.