Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN

DENGAN MILIARIA

Disusun Oleh :
Ade Indriani
Ahmad Hidayat
Alya Fauziah
Anindhiya Indah C
Ayunda Lungayu P
Chintyana Dwi A
Defitri Sari N
Rifa Fauziah
Definisi

Miliaria adalah kelainan kulit yang sering muncul pada


bayi akibat tersumbatnya kelenjar keringat yang keluar
berkumpul di bawah kulit dan mengakibatkan timbulnya
bintik-bintik merah.
Biang keringat disebut juga keringat buntet timbul di
daerah dahi,leher dan bagian tubuh yang tertutup
pakaian desertai gatal kulit,kemerahan dan gelembung-
gelembung kecil berair.
Biang keringat adalah kelainan kulit yang disebabkan
oleh keluarnya keringat berlebihan disertai tersumbatnya
salurn kelenjar keringat dan biasanya terjadi pada daerah
dari, leher, punggung dan dada (FKUI, 2000).
Jenis jenis milaria
1. Miliaria Kristalina
2. Miliaria Rubra
3. Miliaria Profunda
Etiologi
Biang keringat terjadi karena penyumbatan
kelenjar atau saluran keringat oleh daki, debu, dan
kosmetik. Tidak ada penyebab genetik. Kelenjar
keringat yang belum berkembang sempurna .Bayi
baru lahir belum memiliki kelenjar keringat yang
berkembang sempurna sehingga mudah pecah bila
berkeringat dan menyebabkan miliria
1. Perubahan iklim.
2. Aktivitas
3. Obat-obatan
4. Bakteri
GEJALA KLINIK

1. Miliaria kristalina

2. Miliaria rubra

3. Miliaria profunda
PENATALAKSANAAN

1.

2.

3.
PENCEGAHAN BIANG KERINGAT
1. Bayi atau anak tetap dianjurkan mandi secara teratur paling
sedikit 2 x sehari menggunakan air dingin dan sabun
2. Setelah selesai mandi pastikan semua lipatan kulit bayi
seperti ketiak, leher, paha dan lutut harus benar-benar kering
kemudian oleskan bedak ke seluruh tubuh dengan tipis.
3. Bila berkeringat, sesering mungkin dibasuh dengan
menggunakan handuk (lap) basah, kemudian dikeringkan
dengan handuk atau kain yang lembut. Setelah itu dapat
diberikan bedak tabur.
4. Jangan sekali-kali memberikan bedak tanpa membasuh
keringat terlebih dahulu, karena akan memperparah
penyumbatan sehingga mempermudah terjadinya infeksi baik
oleh jamur maupun bakteri
KOMPLIKASI
infeksi sekunder dan intoleransi
terhadap suhu lingkungan yang
panas. Infeksi sekunder dapat
terjadi berupa impetigo atau
multiple diskret abses yang
dikenal sebagai periporitis
staphylogenes dengan tidak
keluarnya keringat bila terpapar
suhu panas, lemah, fatique,
pusing bahkan pingsan. Garukan
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Identitas pasien
2. Keluhan Utama : Pasien mengeluh
gatal dan terkadang tidak bisa tidur
3. Riwayat Kesehatan:
Riwayat Penyakit Sekarang
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat Penyakit Dahulu
4. Pola Kebiasaan: Pola aktifitas
5. Pemeriksaan Fisik:
- Subjektif :
Gatal di bagian wajah, leher, kulit kepala dan ,
kadang timbul rasa panas seperti terbakar
-Objektif :
Terdapat makula eritematosa miliara dengan vesikel-
vesikel diatasnya ditemukan di area wajah, leher,
kulit kepala dan badan. Timbul pula papula-papula
diatas makula tersebut.
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Kerusakan integritas kulit berhubungan


dengan perubahan fungsi barier kulit
akibat miliaria.
2. Perubahan rasa nyaman berhubungan
dengan pruritus.
3. Gangguan pola tidur pada bayi yang
disebabkan karena ketidaknyamanan
akibat miliaria.
INTERVENSI KEPERAWATAN
Dx 1 Intervensi keperawatan Rasional
1. Kaji keadaan kulit Mengetahui dan mengidetifikasi
kerusakan kulit untuk melakukan
intervensi yang tepat

2. Kaji perubahan warna kulit Megetahui keefektifan sirkulasi dan


mengidentifikasi terjadinya
komplikasi

3. Pertahankan agar daerah yang Membantu mempercepat proses


terinfeksi tetap bersih dan kering penyembuhan.

4. Kolaborasi dengan dokter dalam


pemberian obat-obatan.
a) Secara topikal
b) sistemik
Dx Intervensi keperawatan Rasional
2

1. Jelaskan gejala gatal Mengetahui proses fisiologis dan


berhubungan dengan penyebabnya psikologis dan prinsip gatal serta
dan prinsip terapinya dan siklus penangannya akan meningkatkan rasa
gatal-garuk-gatal-garuk. kooperatif

2. Cuci semua pakaian sebelum pruritus sering disebabkan oleh dampak


digunakan untuk menghilangkan iritan atau allergen dari bahan kimia atau
formaldehid dan bahan kimia lain komponen pelembut pakaian.
serta hindari menggunakan
pelembut pakaian buatan pabrik.

3. Gunakan deterjen ringan dan bahan yang tertinggal (deterjen) pada


bilas pakaian untuk memastikan pencucian pakaian dapat menyebabkan
sudah tidak ada sabun yang iritasi
tertinggal.
Dx Intervensi keperawatan
3
1. Jaga agar kondisi kulit bayi selalu kering
2. Jaga ventilasi udara atau dalam kamar tetap lancar.
3. Hindari penggunaan pakain yang terlalu ketat dan
terbuat dari bahan yang teratasi terlalu tebal pada bayi.

4. Beri kompres dingin.


5. Menjaga kebersihan badan bayi dan lingkungan sekitar
6. Hindari penggunaan bedak yang terlalu tebal pada kulit
yang basah
Evaluasi keperawatan
Gangguan integritas kulit
Gatal hilang/berkurang
Komplikasi dan keparahan
tidak terjadi

Anda mungkin juga menyukai