Anda di halaman 1dari 40

Aspek Seksualitas Dalam

Keperawatan

Ria simanungkalit

Tujuan Instruksional
1. Tujuan instruksional umum
Setelah proses pembelajaran, mahasiswa dapat memahami
tentang konsep seksualitas dalam pemberian asuhan
keperawatan
2. Tujuan instruksional khusus
Setelah proses pembelajaran, mahasiswa diharapkan
mampu :
Menjelaskan definisi beberapa istilah yang berhubungan
dengan seksualitas
Menjelaskan makna kesehatan seksual
Mereview pengetahuan mengenai anatomi dan fisiologi
sistem reproduksi
Menjelaskan tahap perkembangan seksual manusia
Menyebutkan dan menjelaskan faktor-faktor yang
mempengaruhi seksualitas
Menjelaskan beberapa penyimpangan seksualitas
Menjelaskan proses keperawatan berkaitan dengan aspek
seksualitas klien

Asuhan keperawatan --- komprehensif dan


holistik
Masalah penyakit (fisiologis)
Aspek lain : masalah seksualitas
Pembicaraan mengenai seksualitas
seringkali dianggap sebagai hal yang tabu
Tidak pantas dibicarakan dalam komunitas
umum
Bersifat pribadi
Hanya dikaitkan dengan masalah hubungan
antar lawan jenis.

Klien tidak terlepas dari aspek seksualitasnya ketika

mereka berada dalam sistem pelayanan kesehatan.


Dalam pelayanan kesehatan dengan pendekatan
holistik,semua aspek saling berinteraksi.
Aspek seksualitas mempengaruhi dan dipengaruhi
oleh aspek biologi, psikologi, sosiologi, kultural dan
spiritual.
Perawat harus mempunyai dasar pengetahuan,
ketrampilan dalam pengkajian dan komunikasi serta
sikap yang tepat.
Pengaruh penyuluhan keagamaan, peran jender
secara kultural, keyakinan tentang orientasi seksual
pengaruh sosial dam lingkungan masa lalu dan saat
ini mempengaruhi sistem nilai klien maupun
perawat.

Seksualitas
Seksualitas adalah istilah yang lebih luas.

Seksualitas diekspresikan melalui interaksi dan


hubungan dengan individu dari jenis kelamin yang
berbeda dan mencakup pikiran, pengalaman,
pelajaran, ideal, nilai, fantasi, dan emosi.
Seksualitas berhubungan dengan bagaimana
seseorang merasa tentang diri mereka dan
bagaimana mereka mengkomunikasikan perasaan
tersebut kepada lawan jenis melalui tindakan yang
dilakukannya seperti sentuhan, pelukan, ataupun
perilaku yang lebih halus seperti isyarat gerak
tubuh, cara berpakaian, dan perbendaharaan kata,
termasuk pikiran, pengalaman, nilai, fantasi,
emosi. ( Perry and Potter, 2005)

Seks
Seks secara etimologis berasal dari bahasa

latin sexus dan secara terminologis


artinya nafsu syahwat, yaitu suatu
kekuatan pendorong hidup yang biasanya
disebut insting naluri yang dimiliki oleh
setiap manusia baik laki-laki atau
perempuan guna mendapat keturunan.
Menjelaskan ciri jenis kelamin secara
anatomi dan fisiologi pada laki-laki dan
perempuan --- hubungan fisik antar individu
(aktivitas seksual genital).

Identitas jender merupakan perasaan

seseorang tentang jenis kelaminnya.


Perilaku peran jender adalah bagaimana
seseorang berperan sesuai jendernya --nilai-nilai yang dianut individu dan
lingkungannya.
Perawat mengkaji kemungkinan terjadinya
perubahan peran jender pada klien ataupun
anggota keluarga sebagai dampak dari
hospitalisasi atau perubahan status
kesehatan
Orientasi seksual (identitas seksual) adalah
bagaimana seseorang mempunyai kesukaan
berhubungan intim dengan orang lain,
dengan lawan jenis atau sejenis.

Kesehatan seksual

Kesehatan seksual didefinisikan


sebagai pengintegrasian aspek
somatik, emosional, intelektual, dan
sosial dari kehidupan seksual,
dengan cara yang positif yang
memperkaya dan meningkatkan
kepribadian, komunikasi dan cinta
(WHO, 1975).
Definisi ini mencakup dimensi
biologi, psikologi dan sosiokultural.

Komponen kesehatan seksual : konsep seksual diri,

body image, identitas jender, dan orientasi seksual


Konsep seksual diri : Nilai tentang kapan, dimana,
dengan siapa dan bagaimana seseorang
mengekspresikan seksualitasnya. Konsep seksual
diri yang negatif menghalangi terbentuknya suatu
hubungan dengan orang lain
Body image : Pusat kesadaran terhadap diri sendiri
secara konstan dapat berubah .Bagaimana
seseorang memandang (merasakan) penampilan
tubuhnya berhubungan dengan seksualitasnya exKehamilan, Proses penuaan, Trauma, Penyakit, dan
Terapi tertentu
Contoh : Wanita : bentuk tubuh dan ukuran
payudara
Pria : Ukuran penis

Identitas jender : suatu pandangan

mengenai jenis kelamin seseorang, sebagai


laki-laki atau perempuan -termasuk
komponen biologi, norma sosial dan budaya
Transjender
: seseorang yang identitas
jender atau ekspresi jendernya berbeda
dengan anatomi jenis kelaminnya.
Termasuk : cross-dresser, interseks,
transeksual pre operatif dan transeksual
postoperatif
Cross-dresses : orang yang rutin
menggunakan pakaian dari jenis kelamin
yang berbeda : bentuk ekspresi jender tidak
perlu dihubungkan dengan orientasi seksual.
Banyak cross-dresser adalah heteroseksual

Interseks : orang yang memiliki organ

seksual ganda (ambiguous) pada saat


lahir ( hermaprodit ).
Transeksual preoperatif adalah
seseorang yang mengalami konflik
antara jender dengan anatominya
Transeksual postoperatif adalah orang
yang telah menjalani operasi untuk
mengubah jendernya

Karakteristik Kesehatan
Seksual
Kemampuan mengekspresikan potensi
seksual, dengan meniadakan kekerasan,
eksploitasi dam penyalahgunaan seksual.
Gambaran tubuh positif, ditunjukkan
dengan kepuasan diri terhadap
penampilan pribadi
Kongruen antara seks biologis, identitas
jender, dan perilaku peran jender
Kemampuan membuat keputusan pribadi
(otonomi) mengenai kehidupan seksual
yang dijalani dalam konteks personal dan
etik sosial

Lanjutan Karakteristik Kesehatan Seksual

Kemampuan mengekspresikan
seksualitas melalui komunikasi,
sentuhan, emosional dan cinta
Kemampuan menerina pelayanan
kesehatan seksual untuk mencegah dan
mengatasi semua masalah, dan
gangguan seksual
Menerima tanggung jawab yang
berkaitan dengan peran jendernya
Menghargai sistem yang berlaku
Mampu membina hubungan efektif
dengan orang lain

Enam ketrampilan dasar perawat dalam


memberikan pelayanan seksualitas
Pengetahuan dan kenyamanan diri terhadap seksualitas
pribadi
Pengetahuan tentang pertumbuhan dan perkembangan
seksualitas sepanjang rentang kehidupan
Pengetahuan tentang seksualitas dasar, termasuk bagaimana
masalah kesehatan dan penyelesaiannya dapat
mempengaruhi seksualitas dan fungs seks serta intervensi
apa yang dapat memfasilitasi ekspresi seksual
Keahlian komunikasi terapeutik
Menerima seksualitas sebagai area penting dalam intervensi
keperawatan dan adanya kemauan bekerja dengan klien yang
mempunyai berbagai jenis ekspresi seksualitas
Kemampuan mengenal kebutuhan klien dan anggota keluarga
dalam mendiskusikan topik seksualitas, tidak hanya dengan
tulisan atau audiovisual tapi juga melalui diskusi verbal

Review Anatomi & fisiologi sistem


reproduksi pria & wanita
Organ seks wanita

Organ seks internal : vagina, uterus, tubulus


falopii dan ovarium.
Organ seks eksternal secara kolektif disebut
vulva yang terdiri dari mons pubis (mons
veneris), labia mayora, labia minora, klitoris dan
ostium vaginalis (introitus).

Organ seks pria

Organ seks eksternal pria adalah penis dan


skrotum.
Organ seks internal pria yaitu testis, epididimis
dan duktus deferen, kelenjar prostat, vesikula
seminalis dan kelenjar Cowper.

Tahap perkembangan
Bayi (0 seksual
12 bulan )

Penentuan jender laki-laki atau perempuan


Pembedaan diri sendiri dengan orang lain secara bertahap
Genital eksternal sensitif terhadap sentuhan
Bayi laki-laki mengalami ereksi penis; bayi perempuan
mangalami lubrikasi vagina
Bayi laki-laki mengalami ereksi nokturnal spontan
Stimulasi taktil (sentuhan, menyusu, emmeluk, membuai) --senang & nyaman berinteraksi dengan manusia

Todler (1-3 tahun )


Identitas jender berkembang secara kontinyu (terus menerus)
Mampu mengidentifikasi jender diri sendiri
Mulai menirukan tindakan orang tua yang berjenis kelamin
sama ,misal berinteraksi dengan boneka, pakaian yang dipakai

Pra sekolah (4-5 tahun )


Kesadaran terhadap diri sendiri meningkat
Mengeksplorasi anggota tubuh sendiri dan teman bermain
Mempelajari nama anggota tubuh dengan benar
Belajar mengendalikan perasaan dan tingkah laku
Menyukai orang tua yang berbeda jenis
Mempertanyakan mengenai bagaimana seorang bayi bisa ada
Usia sekolah (6-12 tahun )
Mempunyai identifikasi yang kuat dengan orang tua yang
berjenis kelamin sama (misalnya anak perempuan dengan ibu)
Senang berteman dengan sesama jenis
Kesadaran diri meningkat
Mempelajari konsep dan peran jender
Mulai menyukai hal yang bersifat pribadi, modis
Sekitar usia 8-9 tahun mulai memikirkan tentang perilaku
seksual, menstruasi, reproduksi, seksualitas

Remaja (12-18 tahun )


Karakteristik seks mulai berkembang
Mulai terjadi menarke
Mengembangkan hubungan yang menyenangkan
Dapat terjadi aktivitas seksual, misalnya masturbasi
Mengidentifikasi orientasi seksual (homoseks /
heteroseks)
Mencari perawatan kesehatan tanpa ditemani orang
tua
Dewasa awal (18-40 tahun )
Terjadi aktivitas seksual
Gaya hidup dan nilai-nilai yang dianut telah kuat
Beberapa pasangan berbagi tugas : keuangan,
pekerjaan rumah tangga
Mengalami ancaman terhadap body image akibat
penuaan

Dewasa tengah (40-65 tahun )


Penurunan produksi hormon
Wanita mengalami menopause (umumnya usia
40-55 tahun)
Laki-laki mengalami klimakterik secara bertahap
Mulai memperkokoh stndar moral dan etik
Dewasa akhir (65 tahun keatas )
Aktivitas seksual lebih berkurang
Sekresi vagina berkurang, payudara mengalami
atrofi
Laki-laki menghasilkan sperma lebih sedikit dan
memerlukan waktu lebih lama untuk dapat
ereksi dan ejakulasi

Faktor-faktor yang mempengaruhi


seksualitas
Budaya
berpakaian, tata cara pernikahan, perilaku yang diharapkan
sesuai norma. Peran laki-laki dan perempuan mungkin juga akan
dipengaruhi budaya
Nilai-nilai religi (keagamaan) Aturan atau batasan yang boleh dan
tidak boleh dilakukan terkait seksualitas. Misalnya larangan aborsi,
hubungan seks tanpa nikah
Status kesehatan
Klien dapat mengalami penurunan keinginan
seksual karena alasan fisik. Medikasi dapat mempengaruhi keinginan
seksual. Citra tubuh yang buruk, terutama ketika diperburuk oleh
perasaan penolakan atau pembedahan yang mengubah bentuk tubuh,
dapat menyebabkan klien kehilangan perasaannya secara seksual.
Hospitalisasi
Kesepian, tidak lagi memiliki privasi, merasa tidak berguna.
Beberapa klien di rumah sakit mungkin dapat berperilaku secara seksual
melalui pengucapan kata-kata kotor, mencubit,dll
Klien yang mengalami pembedahan dapat merasa kehilangan harga diri
dan perasaan kehilangan yang mencakup maskulinitas dan femininitas.

Beberapa masalah yang berhubungan


dengan Seksualitas
Penganiayaan seksual ; Mencakup tindak kekerasan pada
wanita, pelecehan seksual, perkosaan, pedofilia, inses,
pornografi anak
efek traumatik , masalah fisik dan psikologis, disfungsi
seksual.
Contoh : Ibu yang yang mengalami penganiayaan selama
masa kehamilan cenderung melahirkan anak dengan berat
badan lahir rendah. Anak-anak yang mengalami
penganiayaan dapat berisiko terhadap masalah kesehatan,
emosional, kinerja di sekolah dan dapat terjadi
peningkatan keagresifan dan menjadi orang dewasa yang
suka melakukan tindak kekerasan.
Dukungan perlu diberikan kepada korban dan keluarga.
Pelaku penganiayaan harus dilaporkan kepada yang
berwenang

Aborsi
Dilakukan oleh wanita yang telah menikah maupun oleh
wanita yang berhubungan seks sebelum nikah.
Kontroversi baik yang pro maupun kontra.
Klien mungkin dapat mangalami rasa bersalah dan
berduka
Penyakit menular seksual (PMS)
Individu terlibat dalam melakukan hubungan seksual
PMS ditularkan dari individu yang terinfeksi kepada
pasangannya selama kontak seksual yang intim.
Tempat penularannya biasanya genital, tetapi mungkin
juga tertular melalui oral-genital atau anal-genital.
Penyakit Gonorrea, Klamidia, Sfilis disebabkan oleh
bakteri
Penyakit Herpes genital dan HIV/AIDS oleh virus
Malu mengungkapkan --- Ketrampilan komunikasi
perawat

Aborsi

PMS Cegah

HIV

Proses keperawatan

Pengkajian
Perawat menguhubungkan riwayat seksual dengan
kategori berikut:
klien yang menerima pelayanan kesehatan untuk
kehamilan, infertilitas, kontrasepsi , atau klien
yang mengalami PMS (penyakit menular seksual)
klien yang sakit atau yang sedang mendapat
terapi yang kemungkinan dapat mempengaruhi
fungsi seksualnya (misalnya klien dengan
penyakit jantung, DM, dll)
klien yang secara jelas mempunyai masalah
seksual

Pengkajian seksual mencakup :


Riwayat Kesehatan seksual
1. Pertanyaan yang berkaitan dengan seks untuk menentukan
apakah klien mempunyai masalah atau kekhawatiran seksual. :
Apakah sakit anda menghambat peran anda sebagai suami
/istri/ayah/ibu?
Apakah penyakit anda mengubah pandangan anda tentang
diri anda sebagai wanita/pria?
Apakah penyakit anda mengganggu fungsi seksual anda?
Perlu ketrampilan komunikasi teraupetik. ( merasa malu atau
tidak mengetahui bagaimana cara mengajukan pertanyaan
seksual secara langsung pertanyaan isyarat 0
Pengkajian fisik
Inspeksi dan Palpasi
Beberapa riwayat kesehatan yang memerlukan pengkajian fisik
misalnya riwayat PMS, infertilitas, kehamilan, adanya sekret
yang tidak normal dari genital, perubahan warna pada genital,
gangguan fungsi urinaria, dll.

Identifikasi klien yang berisiko


Klien yang berisiko mengalami gangguan seksual
misalnya :
adanya gangguan struktur atau fungsi tubuh akibat
trauma, kehamilan, setelah melahirkan, abnormalitas
anatomi genital
riwayat penganiayaan seksual, penyalahgunaan seksual
kondisi yang tidak menyenangkan seperti luka bakar,
tanda lahir, skar (masektomi) dan adanya ostomi pada
tubuh
terapi medikasi spesifik yang dapat menyebabkan
masalah seksual; kurangnya pengetahuan/salah
informasi tentang fungsi dan ekspresi seksual
gangguan aktifitas fisik sementara maupun permanen ;
kehilangan pasangan
konflik nilai-nilai antara kepercayaan pribadi dengan
aturan religi

Diagnosa keperawatan
1. Perubahan pola seksualitas berhubungan dengan
(b.d )
- ketakutan tentang kehamilan
- efek antihipertensi
- depresi terhadap kematian atau perpisahan dengan
pasangan
2. Disfungsi seksual b.d
- cedera medulla spinalis
- penyakit kronis
- nyeri
- ansietas mengenai penempatan di rumah
perawatan atau panti
3. Gangguan citra tubuh b.d
- efek masektomi atau kolostomi yang baru dilakukan
- disfungsi seksual
- perubahan pasca persalinan

4. Gangguan harga diri b.d


- kerentanan yang dirasakan setelah mengalami
serangan infark miokardium
- pola penganiayaan ketika masih kecil
Masalah seksual juga dapat menjadi etiologi
diagnosa keperawatan yang lain misalnya :
Kurang pengetahuan (mengenai konsepsi,
kontrasepsi, perubahan seksual normal) b.d salah
informasi dan mitos-mitos seksual
Nyeri b.s tidak adekuatnya lubikasi vagina atau
efek pembedahan genital
cemas b.d kehilangan fungsi seksual

Perencanaan keperawatan
Tujuan yang akan dicapai terhadap masalah
seksual yang dialami klien, mencakup :
Klien mampu memelihara hubungan
interpersonal.
Mempertahankan hubungan intim dengan
nmeningkatkan pengetahuan dan kesehatan
seksual dan mencegah terjadinya atau
menyebarnya PMS
Mencegah terjadinya kehamilan yang tidak
diinginkan
Meningkatkan kepuasan terhadap tingkat fungsi
seksual
memperbaiki konsep seksual diri

Implementasi
Promosi kesehatan seksual -- penyuluhan /

pendidikan kesehatan.
Perawat : ketrampilan komunikasi yang baik,
lingkungan dan waktu yang mendukung privasi
dan kenyamanan klien.
Topik tentang penyuluhan tergantung
karakteristik dan faktor yang berhubungan --pendidikan tentang perkembangan normal pada
anak usia todler, kontrasepsi pada klien usia
subur, serta pendidikan tentang PMS pada klien
yang memiliki pasangan seks lebih dari satu.
Dengan pola ; Izin. Informasi Terbatas, Saran
Spesifik,Terapi Intensife

Evaluasi
Evaluasi tujuan yang telah ditentukan dalam

perencanaan. Jika tidak tercapai, perawat seharusnya


mengeksplorasi alasan-alasan tujuan tersebut tidak
tercapai --- Pengungkapan klien atau pasangan, klien
dapat diminta mengungkapkan kekuatiran, dan
menunjukkan faktor risiko, isyarat perilaku seperti
kontak mata, atau postur yang menandakan
kenyamanan atau kekuatiran
klien, pasangan dan perawat mungkin harus mengubah
harapan atau menetapkan jangka waktu yang lebih
sesuai untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
Komunikasi terbuka dan harga diri yang positif --penting

Permission or Izin
Izin diberikan untuk mendiskusikan minat

dan masalah tentang seksual.


Komunikasi yang terbuka tentang seksual
merupakan elemen penting dalam tindakan
keperawatan.
Klien sering menanyakan apakah kegiatan
seksualnya normal dan diterima, termasuk
perilaku seksual maupun pikiran, kepuasan
danharapan. Izin termasuk menentramkan
kedua pasangan tentang kekhawatiran
mereka tentang seksual.

Informasi Terbatas
Pada tahap kedua informasi yang diberikan

terbatas pada hal yang menjadi prioritas.


Berikan informasi spesifik tentang minat
seksual, mitos, konsep yang salah,
menjawab pertanyaan. Fakta-fakta tentang
kesesuaian kegiatan seksual. Kemungkinan
penularan atau bertambah ganasnya
penyakit, asumsi yang salah tentang fungsi
seksual dan kemandulan perlu
didiskusikan.

Specifik Suggestion/Saran
spesifik

Pada tahap ini perawat membantu pasangan

untuk mengubah perilaku sesuai dengan tujuan


spesifik. Rencana kegiatan yang spesifik dibuat
untuk pasangan dan diadakan pertemuan
teratur.
Terapi Intensif
Jika keadaan tidak membaik dan ada masalah

perkawinan pasangan dapat dirujuk pada tenaga


profesional tentang seksual dan akan mengikuti
latihan lanjutan tentang terapi seksual pada
terapis seksual.

Terimakasih semoga
Bermanfaat
Sebagai seorang
perawat pilih
hidup yang
sehat, sebagai
role model
saudara dituntut
memiliki perilaku
yang baik, hidup
hanya sesaat
gunakan agar itu
menjadi berguna
buat orang yang
kau cintai, orang
tua selalu
mendoakanmu
agar jadi orang
yang baik dan
hebat

Anda mungkin juga menyukai