Disusun Oleh :
Nama : Nurul Febrian Bintari Putri
Nim : 17.1365.S
Kelas :A
C. Media
1. Leaflet
2. Power Point
D. Materi
Terlampir
E. Metode pelaksana
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
F. Evaluasi
1. Klien (warga desa) mampu menjelaskan pengertian tentang bencana pohon
tumbang 80% benar.
2. Klien (warga desa) mampu menyebutkan apa saja penyebab dari pohon
tumbang 80% benar.
3. Klien (warga desa) mampu menjelaskan cara penanggulangan pohon
tumbang 80% benar.
4. Klien (warga desa) mampu menjelaskan cara evakuasi ketika pohon
tumbang terjadi 80% benar.
Lampiran Materi
A. Latar belakang
Potensi tingginya bencana pohon tumbang di kawasan perkotaan
terutama di pinggir jalan utama seringkali terjadi terutama menjelang musim
penghujan. Potensi bencana berupa bahaya pohon tumbang ini merupakan
bencana yang dapat diantisipasi sebelumnya. Antisipasi dapat dilakukan
melalui manajemen pemeliharaan dan monitoring secara berkala terhadap
perkembangan pohon. Monitoring terutama dapat dilakukan pada pohon
perindang jalan yang keberadaannya diawasi oleh Dinas Lingkungan Hidup
dan Kebersihan (DLHK).
Pohon perkotaan harus dianggap sebagai fasilitas perkotaan yang
penting. Oleh karena itu Pohon Perkotaan harus dikelola sesuai dengan
prinsip Manajemen Aset Fasilitas. Manajemen Aset Fasilitas pada dasarnya
adalah teori dan tindakan untuk mengelola fasilitas, agar fasilitas bisa selalu
berfungsi dengan baik secara ekonomis, efisien, efektif dan semua resiko
terkait sudah diperhitungkan.
Penanggulangan dan antisipasi bencana yang sering disebut dengan
mitigasi bencana seringkali digaungkan sebagai sesuatu yang sangat penting
dilakukan. Berkali-kali bencana terjadi dan yang selalu berulang adalah
penanggulangan baru dilakukan pada saat setelah/pasca terjadinya bencana.
Pada peristiwa dan insiden bencana perkotaan kerapkali pemerintah dan
masyarakat gagap menghadapi bencana yang harusnya dapat diantisipasi
sebelumnya. Mitigasi bencana dilakukan untuk memperlunak dan
memperkecil dampak yang ditimbulkan oleh bencana. Oleh karena itu
masyarakat perlu diberikan bagaimana cara menanggulangi bencana tersebut.
B. Isi
1. Pengertian
Terjadinya bencana pohon tumbang ini seringkali sebagai akibat
dari pasca bencana angin topan. Efek dari angin topan tersebut
membuat batang, ranting, dan dahan pohon yang tidak kuat menjadi
patah sehingga menimpa benda yang berada di sekelilingnya.
4. Cara evakuasi
Bencana alam terjadi secara tiba-tiba terkadang menimbulkan
korban luka-luka maupun meninggal dunia. Korban yang mengalami
luka-luka harus segera dievakuasi ke rumah sakit untuk mendapatkan
perawatan kesehatan. Bagi korban yang selamat dievakuasi ke tempat
yang aman, sedangkan korban yang meninggal dunia, dievakuasi, dan
dimakamkan. Evakuasi dilakukan oleh masyarakat sekitar yang tidak
terkena bencana, sukarelawan, tim SAR atau dari TNI
Korban bencana sangat membutuhkan bantuan. Bantuan yang
sangat dibutuhkan, antara lain berupa makanan, minuman, pakaian,
selimut, tenda-tenda, atau alat-alat sekolah. Bantuan tersebut bisa
berasal dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, masyarakat sekitar,
masyarakat yang berasal dari daerah lain, lembaga swadaya
masyarakat, lembaga sosial atau dari negara lain. Bantuan dapat berupa
barang-barang maupun bantuan kejiwaan atau mental untuk dapat
menghadapi bencana tersebut dengan sabar dan tegar agar dapat
kembali menata hidupnya. Bantuan tersebut dapat dilakukan melalui
beberapa cara, misalnya
Bencana alam membuat kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat
menjadi kacau. Apalagi jika rumah penduduk maupun bangunan-
bangunan lainnya mengalami kerusakan yang cukup parah, pasar,
kantor, atau sekolah-sekolah yang mengalami kerusakan dapat
menganggu aktivitas ekonomi dan kegiatan belajar mengajar. Agar
kondisi kembali pulih, pemerintah dan masyarakat bersama-sama
berusaha untuk memberi bantuan yang diperlukan untuk pemulihan
tersebut.
C. Penutup
Bencana pohon tumbang dapat dikategorikan sebagai bencana utama
maupun bencana ikutan. Penyebab terjadinya pohon tumbang tidak hanya
oleh angin topan atau puting beliung, pohon dapat tumbang juga dikarenakan
pohon itu sendiri baik akibat umur yang sudah tua, pelapukan bagian dalam
batang, maupun gangguan kesehatan baik akibat kesalahan penempatan
maupun vandalisme.
Guna meminimalisir potensi terjadinya pohon tumbang diperlukan
mitigasi bencana dalam skala perkotaan yang dilaksanakan oleh pemerintah
kota. Terdapat beberapa cara dan strategi yang dapat dilakukan untuk dapat
meminimalisir potensi terjadinya bencana antara lain adalah: Pertama
perencanaan dan penempatan titik penanaman pohon melalui analisis
keadaan, Kedua adalah pemeliharaan dan perawatan pohon baik dilakukan
oleh pemerintah maupun melalui pengawasan masyarakat, Ketiga melalui
pemangkasan dan pemotongan pohon secara berkala.
DAFTAR PUSTAKA
Sulistyantara, B. 2014. Upaya Menurunkan Resiko Pohon Tumbang, Risalah
Kebijakan Pertanian dan Lingkungan, Departemen Arsitektur Lanskap
Institut Pertanian Bogor Vol. 1, No. 1, April 2014, Hal: 7-11.
Agung, Anak Ngurah Aditama,dkk. 2019. Penanganan Bencana Pohon Tumbang
dalam Konteks Manajemen Perkotaan di Kabupaten Badung. Bali : Jurnal
Manajemen Aset Infrastruktur & Fasilitas – Vol. 3, Edisi Khusus 1, Maret
2019.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Pemerintah Kabupaten Buleleng. 2014.
Langkah Penyelamatan Jika Terjadi Bencana Alam. Bali.
https://bpbd.bulelengkab.go.id/artikel/langkah-penyelamatan-jika-terjadi-
bencana-alam-5