Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN

“Penanggulangan Bencana Pohon Tumbang di Desa


Tanjungsari, Kajen”
Disusun guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Bencana
Pembimbing : Dafid Arifiyanto, M.Kep.,Ns.,Sp.Kep.M.B

Disusun Oleh :
Nama : Nurul Febrian Bintari Putri
Nim : 17.1365.S
Kelas :A

PROGRAM STUDI SARJANAKEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN
PEKALONGAN
2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN
“Penanggulangan Bencana Pohon Tumbang di Desa
Tanjungsari, Kajen”
Pokok Bahasan : Bencana alam pohon tumbang
Sub Pokok Bahasan : Penanggulangan bencana pohon tumbang
Hari/Tanggal : Kamis, 26 November 2020
Waktu : 30 menit
Sasaran : warga desa tanjungsari, kajen
Pelaksana : Nurul Febrian Bintari Putri
Tempat : Rumah kepala desa
A. Tujuan :
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan tentang penanggulangan bencana aam
pohon tumbang selama 1x30 menit, klien mampu memahami tentang konsep
teradinya dan penangguangan bencana pohon tumbang lebih dalam.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah proses penyuluhan selama 1x30 menit, diharapkan klien dapat :
a. Menjelaskan pengertian bencana pohon tumbang dengan benar.
b. Menjelaskan penyebab bencana pohon tumbang dengan benar.
c. Menjelaskan cara penanggulangan pohon tumbang dengan
benar.
d. Menjelaskan cara evakuasi ketika bencana pohon tumbang
terjadi dengan benar.
B. Kegiatan Penyuluhan
No Tahapan Kegiatan Penyuluhan Respon Klien
- Mengucapan salam - Menjawab salam
Pembukaan - Memperkenalkan diri - Mendengarkan
1.
(5 menit) - Apersepsi pengetahuan - Menjawab
klien tentang rematik
2. Pelaksanaan - Menjelaskan materi : - Mendengarkan
(20 menit) 1. Pengertian bencana - Memperhatikan
pohon tumbang.
2. Penyebab bencana
pohon tumbang.
3. Cara penanggulangan
pohon tumbang.
4. Cara evakuasi ketika
bencana pohon
tumbang terjadi.
- Menanyakan kembali - Menjawab
Evaluasi
3. tentang materi yang telah pertanyaan
(5 menit)
dijelaskan
Penutup - Mengakhiri kegiatan - Mendengarkan
4.
(5 menit) - Menutup dengan salam - Menjawab salam

C. Media
1. Leaflet
2. Power Point
D. Materi
Terlampir
E. Metode pelaksana
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
F. Evaluasi
1. Klien (warga desa) mampu menjelaskan pengertian tentang bencana pohon
tumbang 80% benar.
2. Klien (warga desa) mampu menyebutkan apa saja penyebab dari pohon
tumbang 80% benar.
3. Klien (warga desa) mampu menjelaskan cara penanggulangan pohon
tumbang 80% benar.
4. Klien (warga desa) mampu menjelaskan cara evakuasi ketika pohon
tumbang terjadi 80% benar.

Lampiran Materi
A. Latar belakang
Potensi tingginya bencana pohon tumbang di kawasan perkotaan
terutama di pinggir jalan utama seringkali terjadi terutama menjelang musim
penghujan. Potensi bencana berupa bahaya pohon tumbang ini merupakan
bencana yang dapat diantisipasi sebelumnya. Antisipasi dapat dilakukan
melalui manajemen pemeliharaan dan monitoring secara berkala terhadap
perkembangan pohon. Monitoring terutama dapat dilakukan pada pohon
perindang jalan yang keberadaannya diawasi oleh Dinas Lingkungan Hidup
dan Kebersihan (DLHK).
Pohon perkotaan harus dianggap sebagai fasilitas perkotaan yang
penting. Oleh karena itu Pohon Perkotaan harus dikelola sesuai dengan
prinsip Manajemen Aset Fasilitas. Manajemen Aset Fasilitas pada dasarnya
adalah teori dan tindakan untuk mengelola fasilitas, agar fasilitas bisa selalu
berfungsi dengan baik secara ekonomis, efisien, efektif dan semua resiko
terkait sudah diperhitungkan.
Penanggulangan dan antisipasi bencana yang sering disebut dengan
mitigasi bencana seringkali digaungkan sebagai sesuatu yang sangat penting
dilakukan. Berkali-kali bencana terjadi dan yang selalu berulang adalah
penanggulangan baru dilakukan pada saat setelah/pasca terjadinya bencana.
Pada peristiwa dan insiden bencana perkotaan kerapkali pemerintah dan
masyarakat gagap menghadapi bencana yang harusnya dapat diantisipasi
sebelumnya. Mitigasi bencana dilakukan untuk memperlunak dan
memperkecil dampak yang ditimbulkan oleh bencana. Oleh karena itu
masyarakat perlu diberikan bagaimana cara menanggulangi bencana tersebut.
B. Isi
1. Pengertian
Terjadinya bencana pohon tumbang ini seringkali sebagai akibat
dari pasca bencana angin topan. Efek dari angin topan tersebut
membuat batang, ranting, dan dahan pohon yang tidak kuat menjadi
patah sehingga menimpa benda yang berada di sekelilingnya.

2. Penyebab bencana pohon tumbang


Terdapat beberapa penyebab terjadinya kerusakan dan gangguan pada
pohon hingga tumbang di lingkungan perkotaan, menurut Sulistyantara
(2014) antara lain adalah :
a. Pemilihan jenis pohon yang tidak sesuai dengan kondisi lingkungan
penanaman, sehingga pertumbuhannya tidak sesuai yang diharapkan
dan cenderung mati.
b. Desain dan perencanaan titik pohon yang salah, kesalahan dalam
penempatan pohon yang tidak sesuai dengan skalanya dapat
mencederai pohon tersebut.
c. Kegiatan vandalisme yang merusak, perilaku masyarakat yang dengan
sengaja merusak dan mencederai pohon antara lain dengan memaku
batang pohon, menyadarkan dengan beban yang berat, dan menyayat
kulit batang pohon dapat merusak kesehatan pohon dan berpotensi
merusak pohon.
d. Kondisi polusi lingkungan, tingkat polusi yang tinggi di tengah kota
berpotensi menyebabkan gangguan kesehatan pada pohon dan
menyebabkan gangguan perkembangan pohon.
e. Pemeliharaan dan manajemen perawatan yang seadanya. Perawatan
dan manajemen perawatan pohon yang tidak optimal bahkan
cenderung pohon perindang jalan hanya disiram ketika musim hujan.
3. Cara penanggulangan
a. Perencanaan dan penempatan pohon perindang harus dilaksanakan
dengan analisis dan pemilihan yang tepat, sehingga pertumbuhan
pohon optimal dan meminimalisir terjadinya gangguan pertumbuhan.
b. Pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan secara berkala, baik yang
dilakukan secara oleh sub Dinas terkait maupun oleh masyarakat.
Masyarakat seyogianya dapat memberikan laporan terkait, jika
menemukan kerusakan pohon perindang.
c. Pemangkasan dan pemotongan yang dilakukan secara berkala untuk
menjamin pertumbuhan pohon pada arah yang diharapkan.
d. Menghindari membuat bangunan dibawah pohon yang sangat rindang.

4. Cara evakuasi
Bencana alam terjadi secara tiba-tiba terkadang menimbulkan
korban luka-luka maupun meninggal dunia. Korban yang mengalami
luka-luka harus segera dievakuasi ke rumah sakit untuk mendapatkan
perawatan kesehatan. Bagi korban yang selamat dievakuasi ke tempat
yang aman, sedangkan korban yang meninggal dunia, dievakuasi, dan
dimakamkan. Evakuasi dilakukan oleh masyarakat sekitar yang tidak
terkena bencana, sukarelawan, tim SAR atau dari TNI
Korban bencana sangat membutuhkan bantuan. Bantuan yang
sangat dibutuhkan, antara lain berupa makanan, minuman, pakaian,
selimut, tenda-tenda, atau alat-alat sekolah. Bantuan tersebut bisa
berasal dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, masyarakat sekitar,
masyarakat yang berasal dari daerah lain, lembaga swadaya
masyarakat, lembaga sosial atau dari negara lain. Bantuan dapat berupa
barang-barang maupun bantuan  kejiwaan atau mental untuk dapat
menghadapi bencana tersebut dengan sabar dan tegar agar dapat
kembali menata hidupnya. Bantuan tersebut dapat dilakukan melalui
beberapa cara, misalnya
Bencana alam membuat kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat
menjadi kacau. Apalagi jika rumah penduduk maupun bangunan-
bangunan lainnya mengalami kerusakan yang cukup parah, pasar,
kantor, atau sekolah-sekolah yang mengalami kerusakan dapat
menganggu aktivitas ekonomi dan kegiatan belajar mengajar. Agar
kondisi kembali pulih, pemerintah dan masyarakat bersama-sama
berusaha untuk memberi bantuan yang diperlukan untuk pemulihan
tersebut.
C. Penutup
Bencana pohon tumbang dapat dikategorikan sebagai bencana utama
maupun bencana ikutan. Penyebab terjadinya pohon tumbang tidak hanya
oleh angin topan atau puting beliung, pohon dapat tumbang juga dikarenakan
pohon itu sendiri baik akibat umur yang sudah tua, pelapukan bagian dalam
batang, maupun gangguan kesehatan baik akibat kesalahan penempatan
maupun vandalisme.
Guna meminimalisir potensi terjadinya pohon tumbang diperlukan
mitigasi bencana dalam skala perkotaan yang dilaksanakan oleh pemerintah
kota. Terdapat beberapa cara dan strategi yang dapat dilakukan untuk dapat
meminimalisir potensi terjadinya bencana antara lain adalah: Pertama
perencanaan dan penempatan titik penanaman pohon melalui analisis
keadaan, Kedua adalah pemeliharaan dan perawatan pohon baik dilakukan
oleh pemerintah maupun melalui pengawasan masyarakat, Ketiga melalui
pemangkasan dan pemotongan pohon secara berkala.
DAFTAR PUSTAKA
Sulistyantara, B. 2014. Upaya Menurunkan Resiko Pohon Tumbang, Risalah
Kebijakan Pertanian dan Lingkungan, Departemen Arsitektur Lanskap
Institut Pertanian Bogor Vol. 1, No. 1, April 2014, Hal: 7-11.
Agung, Anak Ngurah Aditama,dkk. 2019. Penanganan Bencana Pohon Tumbang
dalam Konteks Manajemen Perkotaan di Kabupaten Badung. Bali : Jurnal
Manajemen Aset Infrastruktur & Fasilitas – Vol. 3, Edisi Khusus 1, Maret
2019.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Pemerintah Kabupaten Buleleng. 2014.
Langkah Penyelamatan Jika Terjadi Bencana Alam. Bali.
https://bpbd.bulelengkab.go.id/artikel/langkah-penyelamatan-jika-terjadi-
bencana-alam-5

Anda mungkin juga menyukai