Oleh :
Tata Reziana
1811216017
Dosen Pengampu :
Dr. Idral Purnakarya, SKM, MKM
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
Rahmat dan Nikmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan
judul “Vitamin larut dalam air”
Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Dosen mata
kuliah Dasar Ilmu Gizi Kesehatan Masyarakat. Dalam penulisan makalah ini, penulis
banyak mengalami hambatan. Namun hal itu dapat dilalui oleh penulis berkat
petunjuk dari Allah SWT serta pihak lain yang ikut membantu. Oleh karena itu, pada
kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Idral
Purnakarya, SKM, MKM dan semua orang yang telah memberikan dukungan untuk
menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk
itu, saran dan kritikan pembaca terhadap makalah ini penulis harapkan untuk
perbaikan di masa yang akan datang.
ii
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi....................................................................................................3
2.2 Sifat.........................................................................................................6
2.3 Karakteristik............................................................................................8
2.4 Angka Kecukupan Gizi..........................................................................14
2.5 Sumber Bahan Makanan........................................................................15
2.6 Metabolisme ..........................................................................................20
2.7 Kelebihan...............................................................................................26
iii
2.8 Kekurangan............................................................................................28
3.1 Kesimpulan............................................................................................34
3.2 Saran......................................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Masyarakat awam yang belum mengerti tentang Vitamin sering kali tidak
memperhatikan pola makannya setiap hari bagi mereka yang penting makan. Mereka
tak menyadari akan bahaya kekurangan serta kelebihan vitamin itu. Maka vitamin
sangat berpengaruh pada kesehatan seseorang karena bila kekurangan bahkan
kelebihan vitamin dampaknya sangat merugikan manusia itu sendiri.
1.2. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi vitamin larut dalam air
2. Untuk mengetahui sifat vitamin larut dalam air
3. Untuk mengetahui klasifikasi vitamin larut dalam air
4. Untuk mengetahui angka kecukupan gizi vitamin larut dalam air
5. Untuk mengetahui sumber bahan makanan vitamin larut dalam air
6. Untuk mengetahui metabolisme vitamin larut dalam air
7. Untuk mengetahui kelebihan vitamin larut dalam air
1
8. Untuk mengetahui kekurangan vitamin larut dalam air
1.3. Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk Menambah wawasan
dan dapat menerapkan konsumsi larut dalam air dengan jumlah yang cukup didalam
kehidupan sehari-hari. Selain itu, Mahasiswa dapat melakukan penyuluhan tentang
vitamin larut dalam air kepada keluarga ataupun masyarakat.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Sebagian besar vitamin larut air merupakan komponen sistem enzim yang
banyak terlibat dalam membantu metabolisme energi.Vitamin larut air biasanya tidak
disimpan dalam tubuh dan dikeluarkan melalui urine dalam jumlah kecil.Oleh sebab
itu vitamin larut air perlu dikonsumsi setiap hari untuk mencegah kekurangan yang
dapat mengganggu fungsi tubuh normal.[ CITATION Sun091 \l 1033 ]
Vitamin larut air dikelompokkan menjadi :
a. Vitamin C
Penyakit scurvy telah dikenal sejak abad ke -15, yaitu penyakit yang
banyak diderita oleh pelaut yang berlayar selama berbulan – bulan serta
bertahan dengan makanan yang dikeringkan dan biscuit. Penyakit ini
menyebabkan pucat, rasa lelah berkepanjangan diikuti oleh perdarahan gusi,
perdarahan dibawah kulit, edema, tukak, dan pada akhirnya kematian.
Pada tahun 1750, Lind, seorang dokter dari Skotlandia menemukan
bahwa scurvy dapat dicegah dan diobati dengan memakan jeruk. Baru pada
tahun 1932 Szent-Gyorgyi dan C. Glenn King berhasil mengisolasi zat
antiskorbut dari jaringan adrenal, jeruk, dan kol yang dinamakan Vitamin C.
zat ini kemudian berhasil disintesis pada tahun 1933 oleh Haworth dan Hirst
sebagai asam askorbat.
b. Vitamin B-kompleks
1) Vitamin B1 (Tiamin)
3
konduksi membrane dan saraf serta dalam sintesis pentose dan bentuk
koenzim tereduksi dari niasin.
2) Vitamin B2 (Riboflavin)
3) Vitamin B3 (Niasin)
Identifikasi niasin erat berkaitan dengan penelitian tentang
penyebab dan pengobatan pelagra suatu penyakit yang umumnya
ditemukan pada abad ke-18 Spanyol dan Itali. Pada awal abad ke-20
diamati bahwa pellagra juga ditemukan di negara-negara bagian selatan
Amerika Serikat, di mana makanan pokoknya adalah jagung,
Goldberger (1918) menyatakan bahwa penyakir ini disebabkan oleh
kekurangan zat gizi yang dapat disembuhkan dengan memakan
makanan protein bermtu tinggi. Elvehjem kemudian pada tahun 1937
menemukan bahwa penyakit pelagra pada anjing disebabkan oleh niasin.
Bentuk niasin sebagai nikotinamida kemudian diisolasi dari
Nikotinamida Adenin DinukleotidaFosfat (NADP) dan Nikotinamida
Adenin Dinukleotida(NAD).Hubungan antar triptofan dan niasin
ditemukan melalui eksperimen pada manusia yang mengukur
metabolisme niasin sesudah diberi beberapa dosis triptofan.Triptofan
ternyata adalah prekursor dari niasin.
Goldsmith (1961) kemudian melaporkan bahwa 60 mg triptofan
berasal dari makanan mempunyai pengaruh metabolik yang sama
4
dengan 1 mg niasin. 60 mg triptofan dan 1 mg niasin disetarakan dengan
Niasin Ekivalen (NE).Triptofan merupakan asam amino pembatas dari
jagung. Bila penduduk makan jagung tanpa tambahan sumber protein
yang bermutu tinggi akan mengalami tanda-tanda pelagra.
5
7) Vitamin B9 (Asam Folat)
6
b) Tahan panas pada keadaan asam
c) Mudah rusak karena panas atau oksidasi
d) Mudah rusak oleh pemasakan yang lama (pH, jumlah air yang
digunakan)
e) Tahan suhu beku
f) Absorpsi dihambat oleh alkohol
g) Tubuh mengandung tiamin 30-70 mg, 80% dalam bentuk TPP (1/2
dalam otot selebihnya dalam otak, hati, jantung, dan ginjal)
h) Tiamin dapat disintesis oleh mikroorganisme saluran cerna, tetapi
kontribusinya sangat kecil
i) Kelebihan diekskresi dan tidak menimbulkan racun
2) Vitamin B2 (Riboflavin)
Riboflavin merupakan vitamin yang cukup stabil terhadap panas,
sehingga tidak mudah hilang selama proses pemasakan bahan pangan,
riboflavin tidak stabil pada kondisi basa, riboflavin mudah teroksidasi
terutama karena cahaya dan oksigen.
Riboflavin merupakan komponen suatu sistem enzim yang dikenal
sebagai flavoprotein serta merupakan bagian dari dua koenzim yaitu
riboflavin fosfat(flavin mono nukleotida/FMN) dan flavin adenin
dinukleotida(FAD)
3) Vitamin B3 (Niasin)
Vitamin B3 atau niasin merupakan vitamin yang larut dalam air
,niasin vitamin yang sangat stabil terhadap panas, cahaya dan oksigen,
sehingga selama pengolahan dan penyimpanan keberadaan niasin dapat
dipertahankan, niasin berperan dalam reaksi enzimatik dalam tubuh atau
metabolisme karbohidrat, lemak dan protein yaitu: koenzim I
(nicotinamide adenine dinucleotide=nad) dan koenzim ii (nicotinamide
adenine dinucleotide phosphate=nadp).
4) Vitamin B5 (Asam Pantotenat)
7
Asam pantotenat adalah kristal putih yang larut air,rasa pahit, lebih
stabil dalam keadaan larut daripada kering, serta mudah terurai oleh
asam, alkali dan panas kering. Dalam larutan netral pantotenat tahan
terhadap panas basah.
5) Vitamin B6 (Piridoksin, Piridoksal, dan Piridoksamin)
Piridoksin merupakan kristal putih tidak berbau, larut air dan
alkohol. Piridoksin tahan panas dalam keadaan asam, tidak begitu stabil
dalam larutan alkali dan tidak tahan cahaya. Kehilangan pada suhu beku
sebanyak 36 hingga 55 %.
6) Vitamin B8 /Biotin
Mempunyai stabilitas yang tinggi terhadap panas, cahaya, oksigen
dan sensitif terhadap lingkungan asam atau basa
7) Vitamin B9 (Asam Folat)
Folat stabil terhadap panas dan kurang stabil terhadap cahaya, asam,
basa dan bahan-bahan pengoksidasi dan mudah terdegradasi selama
pengolahan, asam folat mempunyai stabilitas yang lebih tinggi
dibandingkan bentuk folat, sehingga sering ditambahkan pada makanan.
8) Vitamin B12 (Kobalamin)
Vitamin B12 atau kobalmin terdiri atas cincin mirip-porifirin seperti
hem, yang mengandung kobalt serta terkait pada ribosa dan asam fosfat.
Bentuk sintetik siano kobalamin, terdapat dalam jumlah sedikit dalam
makanan dan jaringan tubuh. Bentuk utama Vitamin B12 dalam makanan
adalah 5-deoksidadenosilkobalmin, metilkobalamin, dan
hidroksokobalamin.
Vitamin B12 adalah kristal merah yang larut dalam air. Warna merah
karena kehadiran kobalt. Vitamin B12 secara perlahan rusak oleh asam
encer, alkali, cahaya, dan bahan-bahan pengoksidasi dan pereduksi.
8
Pada pemasakan, kurang lebih 70% Vitamin B12 dapat dipertahankan.
Sianokobalamin adalah bentuk paling stabil dan karena itu diproduksi
secara komersial dan fermentasi bakteri.[ CITATION Sun091 \l 1033 ]
2.3 Klasifikasi
a. Vitamin C
Asam askorbat (Vitamin C) adalah suatu turunan heksosa dan
diklasifikasikan sebagai karbonhidrat yang erat berkaitan dengan
monosakarida. Vitamin C dapat disintesis dari D-glukosa dan D-galaktosa
dalam tumbuh – tumbuhan dan sebagai besar hewan. Vitamin C terdapat
dalam dua bentuk dialam, yaitu L-asam askorbat menjadi L-asam dehidro
askorbat terjadi bila bersentuhan dengan tembaga, panas atau alkali.
Kedua bentuk vitamin C aktif secara biologic tetapi bentuk tereduksi
adalah yang paling aktif. Oksidasi lebih lanjut L-asam dehidro askorbat
menghasilkan asam diketo L-gulonat dan oksalat yang tidak dapat direduksi
kembali (berarti telah kehilangan sifat antiskorbutnya). [ CITATION Sun091 \l
1033 ]
b. Vitamin B Kompleks
1) Vitamin B1 (Tiamin)
Istilah tiamin menyatakan bahwa zat ini mengandung sulfur (tio)
dan nitrogen (amine). Molekul tiamin terdiri atas cincin pirimidin yang
terikat dengan cincin tiasol.
9
Gambar.Struktur kimia tiamin & tiamin pirofosfat
Tiamin merupakan Kristal putih kekuningan yang larut dalam air.
Dalam keadaan kering vitamin B1cukup stabil. Di dalam keadaan larut
vitamin B1 hanya tahan panas bila berada dalam keadaan asam. Dalam
suasana alkali vitamin B1 mudah rusak oleh panas atau pksidasi.
Kehilangan tiamin oleh pemasakan bergantung pada lama dimasak, pH,
suhu, jumlah air yang digunakan dan dibuang. Tiamin tahan suhu beku.
Tiamin secara komersial didapat sebagai tiamin hidro klorida yang lebih
stabil dan aktif secara biologic, Nama lain tiamin adalah aneurin atau
factor aneuritik.
2) Vitamin B2 (Riboflavin)
10
mengandung FMN dan FAD terikat pada bermacam apoenzim yang
terlibat dalam reaksi oksidasi-reduksi berbagai jalur metabolism yang
berpengaruh terhadap respirasi sel.
3) Vitamin B3 (Niasin)
11
(NADP), yang berada disemua sel dan berperan sebagai faktor berbagai
oksido reduktase yang terlibat dalam glikolisis, metabolisme asam
lemak, pernapasan jaringan dan detoksifikasi. Didalam makanan niasin
berada dalam keadaan terikat dengan protein pada koenzim.
Niasin atau asam nikotinat merupakan kristal putih, yang lebih
stabil dari tiamin dan riboflavin. tahan terhadap suhu tinggi, cahaya ,
asam, alkali dan oksidasi. tidak rusak oleh pengolahan dan pemasakan
normal kecuali kehilangan melalui air masakan yang dibuang. Niasin
mudah diubah menjadi bentuk aktif nikotinamida.
12
Gambar. Struktur kimia piridoksin
13
7) Vitamin B9 (Asam Folat)
Bentuk aktif folat terdiri atas cincin pteridin terkait dengan p-asam
amino benzoat (p-aminobenzoic acid/PABA) yang bersama membentuk
asam pteroat dan asam glutamat.
8) Vitamin B12 (Kobalamin)
Bentuk aktif folat terdiri atas cincin pteridin terkait dengan p-asam
amino benzoat (p-aminobenzoic acid/PABA) yang bersama membentuk
asam pteroat dan asam glutamat.
Istilah asam folat menyatakan pteroil glutamat (preGlu) yaitu
bentuk monoglutamil vitamin tersebut. Reduksi dan substitusi di dalam
cincin pteridin menghasilkan 5-metil-H4 folat (metil tetra hidrofolat),
bentuk vitamin yang bersikulasi di dalam tubuh. Penambahan hingga
tujuh glutamat dalam bentuk kaitan gama-karboksil memacu reaksi-
reaksi tergantung folat dengan cara pembentukan poliglutami folat
(PreGlu), yaitu bentuk utama folat yang terdapat di dalam bahan
makanandan didalam sel. Reaksi-reaksi ini dibantu oleh vitamin B12
Berbagai bentuk asam folat ini sangat berbeda dalam ketahanannya
terhadap panas dan asam. Asam folat atau folasin dan asam pteroil
glutamat adalah kristal kuning yang digolongkan dalam kelompok
senyawa pterin. Sebagai asam bebas , asam folat tidak larut dalam air
dingin, namun sebagai garam natrium dapat lebih larut . folat terdapat
dalam 150 bentuk berbeda. Sebagai besar terdapat di dalam makanan
dalam bentuk tereduksi yang sifatnya labil dan mudah direduksi.
Sebanyak 50 hingga 95% folat bisa hilang karena pemasakan dari
pengolahan. Asam folat banyak hilang bila sayuran disimpan pada suhu
kamar.
2.4 Angka Kecukupan Gizi
Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan untuk Masyarakat Indonesia yang
selanjutnya disingkat AKG adalah suatu nilai yang menunjukkan kebutuhan rata-rata
14
zat gizi tertentu yang harus dipenuhi setiap hari bagi hampir semua orang dengan
karakteristik tertentu yang meliputi umur, jenis kelamin, tingkat aktivitas fisik, dan
kondisi fisiologis, untuk hidup sehat. AKG digunakan pada tingkat konsumsi yang
meliputi kecukupan energi, protein, lemak, karbohidrat, serat, air, vitamin, dan
mineral.[ CITATION Per191 \l 1033 ]
15
a. Vitamin C
Vitamin C pada umumnya hanya terdapat di dalam pangan nabati, yaitu
sayur dan buah terutama yang asam, seperti jeruk, nanas, rambutan, papaya,
gandaria, dan tomat.Vitamin C juga banyak terdapat di dalam sayuran, daun-
daunan, dan jenis kol.[ CITATION Sun091 \l 1033 ]
Bahan Makanan mg Bahan Makanan mg
Daun singkong 275 Jambu monyet buah 197
Daun katuk 200 Gandaria (masak) 110
Daun melinjo 150 Jambu biji 95
Daun papaya 140 Papaya 78
Sawi 102 Mangga muda 65
Kol 50 Mangga masak pohon 41
Kol kembang 65 Durian 53
Bayam 60 Kedondong (masak) 50
Kemangi 50 Jeruk manis 49
Tomat masak 40 Jeruk nipis 27
Kangkung 30 Nenas 24
Ketela pohon kuning 30 Rambutan 58
b. Vitamin B Kompleks
1) Vitamin B1 (Tiamin)
Sumber utama tiamin di dalam makanan adalah serelia
tumbuh/setengah giling atau yang difortifikasi dengantiamin dan
hasilnya. Di Indonesia serelia yang dimakan sebagai makanan
pokok adalah beras. Sumber tiamin lain adalah kacang-kacangan,
termasuk sayur kacang-kacangan, semua daging organ, daging
tanpa lemak, dan kuning telur. Unggas dan ikan juga merupakan
sumber tiamin yang baik. Tiamin di dalam serelia utuh terdapat
didalam sekam (lapisan aleuron) dan benihnya. Roti dibuat dari
gandum utuh (whole wheat) kaya akan vitamin. Kandungan tiamin
beberapa bahan makanan dapat dilihat pada table berikut.
16
Ragi 6000 Kacang kedelai 0,93
Beras Tumbuk 0,34 Kacang hijau 0,64
Beras Giling 0,26 Kacang merah 0,60
Beras Merah 0,34 Kacang panjang 0,33
Beras ketan hitam tumbuk 0,24 Tempe kedelai murni 0,17
Jagung kuning 0,12 Daging sapi muda 0,14
Havermout 0,60 Hati ayam 0,36
Roti gandum utuh 0,14 Hati sapi 0,30
Roti biasa 0,10 Jantung 0,35
Ubi jalar merah 0,13 Ginjal 0,30
Kacang kapri 0,34 Kuning telur bebek 0,60
Daun kacang panjang 0,28 Kuning telur ayam 0,27
Taoge kacang kedelai 0,23 Ikan selar segar 0,37
2) Vitamin B2 (Riboflavin)
Sumber riboflavin terutama dari hasil ternak, hati, ginjal dan
jantung mengandung riboflavin dalam jumlah yang tinggi. Sayuran
hijau dan biji-bijian hanya sedikit saja kandungan riboflavinnya
begitupun buah-buahan dan umbi-umbian juga sangat rendah
kandungannya
3) Vitamin B3 (Niasin)
Sumber niasin adalah hati, ginjal, ikan, daging ayam dan
kacang tanah.Susu dan telur mengandung sedikit niasin tetapi kaya
triptofan.Sayur dan buah tidak merupakan sumber ber niasin.
Sebagian besar protein hewani kaya akan triptofan. untuk
membuat suatu penaksiran kasar protein makanan rata-rata dapat
dianggap mengandung 1% triptofan.
17
Ikan kembung 2,2 Ginjal (kambing) 8,2
Ikan selar segar 2,9 Ginjal (sapi) 6,7
18
B6. Vitamin B6 di dalam bahan makanan hewani lebih mudah
diabsorpsi daripada yang terdapat di dalam bahan makanan nabati.
Bahan makanan Mg Bahan makanan mg
Daging sapi 0,42 Berasa pecah kulit 0,62
Hati sapi 0,82 Jagung 0,40
Hati ayam 0,72 Tepung terigu 0,44
Jantung sapi 0,36 Kacang kedelai 0,82
Jantung ayam 0,28 Kacang hijau 0,47
Ginjal 0,39 Kacang tolo 0,42
Ikan tuna 0,92 Kentang 0,19
Kuning telur 0,31 Pisang 0,32
6) Vitamin B8 (Biotin)
Biotin merupakan derivate imidazol yang tersebar luas dalam
berbagai makanan alami. Karena sebagian kebutuhan besar
kebutuhan manusia akan biotin dipenuhi oleh sintesis dari bakteri
intestinal.
7) Vitamin B9 (Asam Folat)
Folat terdapat luas di dalam bahan makanan terutama dalam
bentuk poliglutamat. Folat terutama terdapat di dalam sayuran hijau
(istilat folat berasal dari kata latin folium, yang berarti daun hijau),
hati, daging tanpa lemak, serelia utuh, biji-bijian, kacang-kacangan,
dan jeruk. Vitamin C yang ada dalam jeruk menghemat kerusakan
folat. Bahan makanan yang tidak banyak mengandung folat adalah
susu, telur, umbi-umbian, dan buah kecuali jeruk.
19
Hati Sapi 250 Bayam 134
Ginjal sapi 45,3 Rumput laut kering 4700
Ikan kembung 36,5 Daun kacang 109,8
Ganggang laut 61 Daun selada 88,8
Kepiting 56 Kucai 57,8
Ubi jalar 52 Kacang kedelai 210
Gandum 49 Kacang hijau 121
Bungkil kc. Tanah 124 Kacang merah 180
Jeruk mandarin 5,1 Pindakas 125
20
sebanyak 16 %. Vitamin C kemudian dibawa ke semua jaringan. Konsentrasi
tertinggi adalah di dalam jaringan adrenal, pituitary, dan retina.
Tubuh dapat menyimpan hingga 1500 mg vitamin C bila konsumsi
mencapai 100 mg sehari. Jumlah ini dapat mencegah terjadinya skorbut
selama tiga bulan. Tanda – tanda skorbut akan terjadi bila persendian tinggal
300 mg. konsumsi melebihi taraf kejenuhan berbagai jaringan dikeluarkan
sebagai asam askorbat atau sebagai karbon dioksida melalui pernapasan.
Walaupun tubuh mengandung sedikit vitamin C, sebagian tetap akan
dikeluarkan. Makanan yang tinggal dalam seng atau paktin dapat
mengurangi absorpsi sedangkan zat – zat di dalam ekstrak jeruk dapat
meningkatkan absorpsi.
Status vitamin C tubuh ditetapkan melalui tanda – tanda klinik dan
pengukuran kadar vitamin C di dalam darah. Tanda – tanda klinik antara
lain, perdarahan gusi dan perdarahan kapiler dibawah kulit. Tanda dini
kekurangan vitamin C dapat diketahui bila kadar vitamin C darah dibawah
0,20 mg/dl.[ CITATION Sun091 \l 1033 ]
b. Vitamin B Kompleks
1) Vitamin B1 (Tiamin)
Tiamin di absorbsi secara aktif terutama di duodenum bagian atas
yang bersuasana asam dengan bantuan adenine trifosfatase (ATPase)
yang bergantung pada natrium. Tiamin yang dikonsumsi melebihi
5mg/hari sebagian akan diabsorbsi secara pasif. Absorbsi aktif dihambat
oleh alcohol. Setelah diabsorbsi kurang lebih 30 mg tiamin mengalami
fosforilasi dan disimpan sebagai Tiamin Pirofosfat (TPP) di dalam
jantung, otak, hati, dan jaringan otot.
Tubuh manusia mengandung 30 sampai 70 mg tiamin, 80% dalam
bentuk TPP. Separo dari tiamin terdapat didalam otot, selebihnya
didalam hati, jantung, ginjal, dan otak. Tiamin berada dalam sirkulasi
21
darah dalam jumlah kecil dalam bentuk bebas. Ekskresi dilakukan
melalui urin dalam bentuk utuh dan sebagian kecil dalam bentuk
metabolit, terutama tiamin difosfat dan disulfit. Ekskresi tiamin melalui
urin menurun dengan cepat pada kekurangan tiamin. Tiamin dapat
disintesis oleh mikroorganisme dalam saluran cerna manusia dan hewan,
tatapi yang dapat dimanfaatkan tubuh adalah kecil.
2) Vitamin B2 (Riboflavin)
Riboflavin dibebaskan dari ikatan-ikatan protein sebagai FAD dan
FMN dodalam lambung yang bersuasana asam. FAD dan FMN
kemudian di dalam usus halus dihidrolisi oleh enzim-enzim
pirofosfatase dan fosfotase menjadi riboflavin bebas. Riboflavin
diabsorbsi di bagian atas usus halus secara aktif oleh proses yang
membutuhkan natrium untuk kemudian mengalami fosforilasi hingga
menjadi FMN di dalam mukosa usus halus.
Riboflavin dan FMN dalam aliran darah sebagian besar terikat pada
albumin dan sebagian kecil pada immunoglobulin G. Riboflavin dan
metabolitnya terutama disimpan di dalam hati, jantung dan ginajl.
Simpanan riboflavin terurtama dalam bentuk FAD yang mewakili 70-
90% vitamin tersebut. Konsentrasinya lima kali FMN dan lima puluh
kali riboflavin. Sebanyak 200µg riboflavin dan metabolitnya
dikeluarkan melalui urin tiap hari. Jumlahnya bergantung pada
konsumsi dan kebutuhan jaringan. Simpanan riboflavin dalam tubuh
tidak seberapa. Oleh karena itu harus tiap hari diperoleh dari makanan
dalam jumlah cukup.
3) Vitamin B3 (Niasin)
Di dalam usus halus niasin dihidrolisis dan absorpsi sebagai asam
nikotinat, nikotinamida dan nikotinamida mononukleotida (NMN).
Kelebihan niasin dibuang melalui urine.
22
4) Vitamin B5 (Asam Pantotenat)
Asam pantotenat dikonsumsi sebagai bagian dari KoA yang oleh
enzim fosfarase dalam saluran cerna dihidrolisis menjadi 4-
fosfopantotein dan asam pantotenat yang kemudian diabsorbsi. KoA
disintesis kembali di dalam sel-sel hati. Asam pantotenat dikeluarkan
melalui urin, terutama sebagai hasil metabolisme koenzim A,
Nilai darah normal adalah >100 µg/dl dan ekskresi melalui urin
sebanyak 1-15 mg/hari. Dengan makanan adekuat, sebanyak 2-7
mg/hari dikeluarkan melalui urin dan 1-2 mg.hari melalui feses. Nilai ini
merupakan indikator yang sensitif tentang konsumsi makanan.
5) Vitamin B6 (Piridoksin, Piridoksal, dan Piridoksamin)
Sebelum di absorbsi, vitamin B6 di dalam makanan yang terutama
terdapat dalam bentuk fosforilasi dihidrolisis oleh enzim fosfatase di
dalam usus halus. Di dalam hati, ginjal dan otak vitamin B6 difosforilasi
kembali untuk kemudian diubah menjadi bentuk PLP oleh enzim
oksidase. Fosforilasis dan perubahan oksidatif vitamin B 6juga dapat
terjadi di dalam sel darah merah dimana PLP terikat pada hemoglobin.
Sebanyak 50% jumlah vitamin B6dalam tubuh disimpan dalam otot. PLP
di dalam hati diikat oleh apoenzim dan beredar di dalam darah dalam
keadaan terikat dengan albumin. PLP yang tidak terikat diubah menjadi
asam piridoksat oleh enzim oksidase di dalam hati dan ginjal, yaitu
metabolit utama yang dikeluarkan melalui urin.
6) Vitamin B8 (Biotin)
Vitamin yang terikat pada protein dihidrolisis menjadi biositin yang
diabsorpsi bersama biotin bebas dalam bagian atas usus halus.Biotin
diabsorpsi secara aktif dalam duodenum dan ileum bagian atas, serta
disimpan atau digunakan setelah diubah menjadi biotinil-5-ade -nilat di
dalam hati, otot dan ginjal. Biotin dihidrolisis menjadi biotin di dalam
23
plasma. Biotin dan metabolitnya keluarkan melalui urine dalam jumlah
6-50 mikrogram/hari.
Bila memakan telur mentah, kompleks biotin avidin tidak bisa
dihidrolisis. Biotin di dalam usus besar dapat disentesis oleh bakteri,
sehingga ekskresi biotin melalui feses dapat mencapai 3 sampai 6 kali
lebih besar daripada konsumsi melalui makanan. Ketersediaan biologik
biotin yang disentesis bakteri dalam usus besar bagi manusia belum
diketahui.
24
dihidrolisis meninggalkan hati dan bersirkulasi di dalam plasma dan
empedu sebagai 5-metil-H4 folat. Setelah diambil dan digunakan oleh
sumsum tulang, folat bersirkulasi sebagai poliglutamat di dalam pooll
simpanan sel darah merah. Folat dikeluarkan melalui feses dan urin
sebagai 5-metil-H4 folat. Jumlah folat yang dikeluarkan tiap hari melalui
feses dan urin hampir sama dengan jumlah yang terdapat dalam
simpanan tubuh, yang umurnya adalah 100 hari. Persediaan folat habis
dalam waktu dua puluh minggu.
8) Vitamin B12 (Kobalamin)
Dalam keadaan normal sebanyak kurang lebih 70% Vitamin B 12
yang dikonsumsi dapat diabsorpsi. Angka ini menurun hingga 10% pada
konsumsi melebihi lima kali Angka Kecukupan Gizi (AKG). Dalam
lambung kmobalmin dibebaskan dari ikatannya dengan protein oleh
cairan lambung dan pepsin, kemudian segera diikat oleh proten-protein
khusus (faktor R/ rapid electrophoretic mobility) dalam lambung.
Vitamin B12 dilepas dari faktor R didalam duodenum yang bersuasana
alkali, oleh enzim-enzim protease pankreas terutama tripsin untuk
segera diikat oleh faktor intrinsik (IF). Kompleks Vitamin B 12 IF ini
kemudian diikat oleh reseptor khusus pada membran mikrovili ileum
usus halus dan diabsorpsi. Di dalam sel mukosa usus halus Vitamin B 12
dilepas dan dipindahkan ke proteinlain/ TC-2) untuk kemudian dibawa
ke hati.
Proses absorpsi, dimulai dari konsumsi ke penampilan Vitamin B 12
dalam vena porta memakan waktu 8-12 jam. Vitamin B12 yang terikat
pada TC-2 kemudian dibawa ke jaringan-jaringan tubuh oleh reseptor-
reseptor khusus. Lebih 95% dari Vitamin B12 didalam sel berada dalam
keadaan terikat pada enzim mentionin sintetase yang ada dalam
sitoplasma sel atau pada enzim metimalonil –KoA mutasen yang
terdapat dalam mitokondria sel.
25
Persendian vitamin B12 dalam tubuh adalah 2-3 mg dan sebanyak
1,2-1,3µg sehari diekskresi melalui feses dan urin. Tubuh hemat dalam
penggunaan vitamin B12. Vitamin B12 yang terdapat dalam cairan
empedu dan sekresi saluran cerna lain disalurkan kembali melalui
sirkulasi entero hepatik. Dengan demikian, simpanan vitamin B12 dapat
bertahan hingga sepuluh tahun. Kekurangan konsumsi vitamin B12 baru
menunjukkan tanda-tanda setelah sepuluh tahun, asalkan persendian
tubuh cukup dan kemampuan absorbsi tidak terganggu. Bila absorbsi
vitamin B12 dalam saluran cerna terganggu karena kekurangan factor
intrinsik akibatnya baru terlihat setelah empat hingga sepuluh tahun.
[ CITATION Sun091 \l 1033 ]
2.7 Kelebihan
a. Vitamin C
Kelebihan vitamin C berasal dar makanan tidak menimbulkan gejala.
Tetapi konsumsi vitamin C berupa suplemen berlebihan tiap hari dapat
menimbulkan hiperoksaluria dan resiko lebih tinggi terhadap batu ginjal.
Dengan konsumsi 5-10 gram vitamin C baru sedikit asam askorbat
dikeluarkan melalui urin. Risiko hal ini dapat menjadi berarti pada seseorang
yang mempunyai kecenderungan untuk pembentukan batu ginjal.[ CITATION
Sun091 \l 1033 ]
b. Vitamin B Kompleks
1) Vitamin B1 (Tiamin)
Pemakaian tiamin yang melebihi normal mempengaruhi sistem
syaraf. Hal ini karena reaksi hipersensitif yang dapat berpengaruh pada
26
kelelahan, sakit kepala, sifat lekas marah dan susah tidur, sistem darah
dapat terpengaruh karena denyut nadi menjadi cepat.
2) Vitamin B2 (Riboflavin)
Belum diketahui tanda-tanda dan kelebihan riboflavin.
3) Vitamin B3 (Niasin)
Niasin dalam jumlah yang besar dapat menjadi racun pada ssstem
syaraf, lemak darah dan gula darah. Gejalanya seperti muntah, lidah
membengkak dan pingsan dapat terjadi. Lebih lanjut hal ini dapat
berpengaruh pada fungsi hati dan ginjal dan dapat mengakibatkan
tekanan darah rendah
27
Pada penyakit kronis yang dihubungkan dengan kemungkinan
defisiensi folat biasanya diberikan suplemen asam folat sebanyak 1 mg
sehari. Gangguan absorpsi, anemia dan penyakit saluran cerna pada
sprue tropis biasanya diberi asam folat sampai 5 mg sehari di samping
obat-obatan lain. Keracunan karena berlebihan jarang terjadi. Dosis folat
sebanyak 5-10 mg dianggap aman, dianjurkan untuk menghindari
konsumsi melebihi 21/2 kali AKG pada ibu hamil.
8) Vitamin B12 (Kobalamin)
Tidak diketahu adanya gangguan karena kelebihan Vitamin B 12.
Dosis hinggaa 1000mg tidak menampakkan bahaya, tetapi juga tidak
menunjukkan kegunaan. Penganut vegetarisme dianjurkan memakan
suplemen multivitamin yang mengandung Vitamin B12. [ CITATION
Sun091 \l 1033 ]
2.8 Kekurangan
a. Vitamin C
Skorbut dalam bentuk berat sekarang jarang terjadi, karena sudah
diketahui cara mencegah dan mengobatinya. Tanda – tanda awal antara lain
lelaj, lemah, napas pendek, kejang oto, tulang, otot dan persendian sedikit
serta kurang napsu makan, kulit menjadi kering, kasar dan gatal, warna
merah kebiruan dibawah kulit, pendarahan gusi, kedudukan gigi menjadi
longgar, mulut dan mata kering, dan rambut rontok. Disamping itu luka
sukar sembuh, terjadi anemia, kadang – kadang jumlah sel darah putih
menurun, serta depresi dan timbul gangguan saraf. Gangguan saraf dapat
terjadi berupa hysteria, depresi diikuti oleh gangguan psikomotor. Gejala
28
skorbut akan terlihat bila taraf asam askorbat dalam serum turun di bawah
0,20 mg/dl. [ CITATION Sun091 \l 1033 ]
b. Vitamin B Kompleks
1) Vitamin B1 (Tiamin)
Kekurangan tiamin dapat terjadi karena kurangnya konsumsi
(biasanya disertai kurang konsumsi energi), gangguan absorpsi,
ketidakmampuan tubuh menggunakan tiamin, ataupun karena
meningkatnya kebutuhan misalnya karena kebutuhan energi yang
meningkat. Kekurangan tiamin terlihat pada masyarakat miskin yang
menderita gangguan gizi, pada penyakit kronis dan anoreksia (kurang
nafsu makan), kecanduan alcohol kronis, dan gangguan absorpsi.
Gejala klinik kekurangan tiamin terutama menyangkut system saraf
dan jantung, yang dalam keadaan berat dinamakan beri-beri, yaitu beri-
beri basah dan beri-beri kering. Beri-beri basah ditandai oleh sesak
napas dan edema setelah mengalami rasa lelah berkepanjangan. Tanda-
tanda ini menunjukkan kegagalan jantung. Beri-beri kering ditandai oleh
kelemahan otot luar biasa dan degenerasi saraf perifer yang dapat
berlanjut dengan kelumpuhan kaki. Tanpa TPP, piruvat tidak dapat
memasuki siklus kreb, dan kekurangan energi otot jantung akan
menyebabkan kegagalan ginjal.
Beri-beri dapat disembuhkan dengan pemberian tiamin bila
kerusakan belum terlalu parah. Gejala awal adalah nafsu makan
berkurang, gangguan pencernaan, sukar ke belakang, lelah, rasa
semuitan, berdebar-debar dan reflex berkurang. Di Indonesia tidak ada
masalah kekurangan tiamin yang nyata.
2) Vitamin B2 (Riboflavin)
Bila ditinjau dari fungsi metaboliknya yang luas,defisiensi
riboflavin tidak menimbulkan keadaan yang bias membawa kematian.
29
Namun demikian kalau terjadi defisiensi tiamin, berbagai gejala seperti
stomatitis angularis, keilosis, glositis, seboredan fotofobia.
Berbagai hormon misalnya hormon tiroid dan ACTH, obat-obatan
misalnya klorpromazin, suatu inhihibitor kompetitif dan faktor yang
mempengaruhi konversi riboflavin menjadi bentuk-bentuk kofaktornya.
Karena sensitivitasnya terhadap cahaya, defisiensi riboflavindapat
terjadi pada bayi yang baru lahir dengan hiperbilirubinemia yang
mendapat fototerapi. [ CITATION Viv061 \l 1033 ]
3) Vitamin B3 (Niasin)
30
5) Vitamin B6 (Piridoksin, Piridoksal, dan Piridoksamin)
Kekurangan vitamin B6jarang terjadi dan bila terjadi biasanya
secara bersamaan dengan kekurangan beberapa jenis vitamin B-
kompleks lain. Kekurangan bisa terjadi karena obat-obatan tertentu,
kecanduan alkohol, kelainan kongenital, penyakit kronik tertentu, dan
gangguan absorpsi. Kekurangan vitamin B6dapat menyertai kecanduan
alkohol karena alkohol dan penyakit hati yang disesbabkan alkohol
dapat menganggu metabolisme vitamin B6.
Kekurangan vitamin B6menimbulkan gejala-gejala yang berkaitan
dengan gangguan metabolisme protein, seperti lemah, mudah
tersinggung dan sukar tidur. Kekurangan lebih lanjut menyebabkan
gangguan pertumbuhan, gangguan fungsi motorik dan kejang-kejang,
anemis, penurunan pembentukan antibodi, peradangan lidah, serta luka
pada bibir, sudut-sudut mulut dan kulit. Kekurangan vitamin B 6berat
dapat menumbulkan kerusakan pada sistem saraf pusat.
6) Vitamin B8 (Biotin)
Kekurangan biotin jarang terlihat pada manusia.Gejalan kekurangan
pada manusia atau hewan bisa terjadi bila memakan putih telur mentah
lebih dari 24 butir telur sehari. Gejala kekurangan biotin bisa terjadi bila
seseorang bergantung secara total pada pemberian zat gizi melalui
parenteral (tidak melalui saluran cerna).
Gejala-gejala kekurangan biotin pada orang dewasa adalah rasa
lelah, kurang nafsu makan, rasa enek dan muntah-muntah, otot sakit,
kulit kering dan bersisik, alopesia (kebotakan setempat) dan
kesemutan.Pada bayi berumur dibawah enam bulan terlihat gejala
dermatitis sebore dan alopesia.
31
Kekurangan folat terutama menyebabkan gangguan metabolisme
DNA. Akibatnya terjadi perubahan dalam morfologi unti sel terutama
sel-sel yang sangat cepat membelah, seperti sel darah merah, sel darah
putihserta sel-sel epitel lambung dan usus, vagina, dan serviks rahim.
Kekurangan folat menghambat pertumbuhan, menyebabkan anemia
mengaloblastik dan gangguan darah lain, peradangan lidah (glositis) dan
gangguan saluran cerna. Alkohol menganggu absorpsi atau
meningkatkan ekskresi folat.
Kekurangan folat dapat terjadi karena kurangnya konsumsi,
terganggunya absorpsi, kebutuhan metabolisme yang meningkat akan
vitamin ini atau pada pembelahan sel yang berjalan sangat cepat,
pengaruh obat-obatan dan kecanduan alkohol. Kurangnya konsumsi
folat terutama terjadi pada masyarakat berpenghasilan rendah yang tidak
dapat memperoleh makanan kaya folat secara teratur. Kurang konsumsi
dapat juga terjadi pada manula yang susunan makanannya terbatas.
Penggunaan folat dapat terganggu pada kekurangan protein dan pada
keadaan dimana kebutuhan meningkat, seperti pada kehamilan, anemia,
hemolitik, leukimia,dan penggunaan obat-obatan tertentu. Gangguan
absorpsi terjadi pada kerusakan saluran cerna, pada penyakit coeliac
atau pada sprue tropis. Kebutuhan folat meningkat pada kehamilan,
menyusui, anemia, hemolitik, dan leukimia.
Beberapa obat mempunyai struktur kimia yang sama dengan folat
dan dapat menganggantikan vitamin ini pada enzim-enzim, sehingga
menutup alur metabolisme folat. Obat-obat semacam ini adalah obat-
abat antikanker, aspirin, dan antasid. Pil antihamil dan rokok juga dapat
menganggu penggunaan folat oleh tubuh. Salisilazosulfapiridin, obat
yang digunakan pada penyakit peradangan usus besar dapat
menyebabkan defisiensi folat, karena menghambat hidrolisis dan
absorpsi folat. Sebanyak 30-80% pecandu alkohol kronik menderita
32
defisiensi folat. Penyebabnya berbagai faktor. Penyakit hati disebabkan
oleh alkohol meningkatkan kemungkinan terjadinya defisiensi folat.
Simpanan folat pada penyakit sangat rendah. Alkoholisme kronik
menyebabkan perubahan sumsum tulang mengaloblastik dan anemia.
Alkohol secara berlebihan menurunkan ketersediaan biologik folat bagi
sumsum tulang. Minuman beralkohol, kecuali bir, rendah dalam folat
dan peminum berat cenderung tidak memakan sayuran segar atau
sumber folat lain. Etanol ternyata menurunkan transpor folat melintasi
dinding usus, menurunkan pengambilan folat oleh hati dan
meningkatkan eksresi asam folat oleh ginjal.
8) Vitamin B12 (Kobalamin)
Kekurangan Vitamin B12 jarang terjadi karena kekurangan dalam
makanan, akan tetapi sebagian besar sebagai penyakit saluran cerna atau
pada gangguan absoprsi dan transportasi. Karena Vitamin B12dibutuhkan
untuk mencegah folat menjadi bentuk aktifnya,salah satu gejala
kekurangan Vitamin B12adalah anemia karena kekurangan folat. Anemia
pernisiosa terjadi pada atrofi / lisutnya lambung yang menyebabkan
berkurangnya sekresi faktor intrinsik. Separuh dari kejadian ini bersifat
keturunan dan selebihnya karena proses menua (usia sesudah 40 tahun)
dengan meningkatkan proses atrofi jaringan tubuh.
Kekurangan Vitamin B12menimbulkan dua jenis sindroma,
Gangguan sintesis DNA menyebabkan gangguan perkembangbiakan sel
– sel terutama sel-sel yang cepat membelah. Sel – sel membesar
(megaloblastosis), terutama prekursor sel – sel darah merah dalam sum
– sum tulang, dan sel – sel penyerap pada permukaan usus.
Megaloblastis menyebabkan anemia megaloblastik, glositis, serta
gangguan saluran cerna berupa gangguan absorpsi dan rasa lemah.
Sindroma kedua berupa gangguan saraf yang menunjukkan
degenarasi otak, saraf, mata, saraf tulang belakang dan saraf perifer.
33
Tanda – tandanya adalah mati rasa, semutan, kaki terasa panas, kaku
dan rasa lemah pada kaki. Kekurangan Vitamin B12 lebih banyak terjadi
pada orang tua karena makan yang tidak teratur. [ CITATION Sun091 \l
1033 ]
BAB III
PENUTUP
.1 Kesimpulan
Vitamin memiliki peranan spesifik di dalam tubuh dan dapat pula memberikan
manfaat kesehatan. Bila kadar senyawa ini tidak mencukupi, tubuh dapat mengalami
suatu penyakit. Tubuh hanya memerlukan vitamin dalam jumlah sedikit, tetapi jika
34
kebutuhan ini diabaikan maka metabolisme di dalam tubuh kita akan terganggu
karena fungsinya tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Di samping itu, asupan
vitamin juga tidak boleh berlebihan karena dapat menyebabkan gangguan
metabolisme pada tubuh.
.2 Saran
Makalah ini masih belum lengkap dan ringkas, oleh sebab itu penyusun
mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun untuk memaksimalkan
keberhasilan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat menjadi tambahan
pengetahuan dan menjadi bahan referensi bagi mahasiswa FKM terutama mengenai
Vitamin larut dalam air.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S. (2009). Prinsip dasar ilmu gizi. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama.
35
Triana, V. (2006). Macam-macam vitamin dan fungsinya dalam tubuh manusia.
Jurnal kesehatan masyarakat , 44.
36
1