Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH ILMU GIZI DAN KESEHATAN

VITAMIN

Dosen Pembimbing:

Rini Rita T. Marpaung, S.Pd., M.Pd.

Darlen Sikumbang, DRS. M.BIOMED

Disusun Oleh:

Redhita Maharani A.Kodir (2013024012)

Silvia Julianti (2013024014)

Sisilia Dela Anggraini (2013024040)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat
kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah mata kuliah “ILMU
GIZI DAN KESEHATAN”. Kemudian shalawat beserta salam kami sampaikan kepada Nabi
besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni al-qur’an dan sunnah
untuk keselamatan umat di dunia.

Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Ilmu Gizi dan Kesehatan di Jurusan
Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung. Selanjutnya
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Rini Rita T. Marpaung,
S.Pd., M.Pd. dan Bapak Darlen Sikumbang, DRS. M.BIOMED selaku dosen pembimbing mata
kuliah ini dan kepada segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama
penulisan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini, baik dari materi maupun
teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman penulis.Oleh karena itu
kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.

Bandar Lampung, 25 Februari 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………….…….i

BAB I

PENDAHULUAN……………………………………………………………….……...1

1.1 Latar Belakang…………………………………………………………….…….1


1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………….…....1
1.3 Tujuan……………………………………………………………………….…..1
BAB II
PEMBAHASAN…………………………………………………………………….…..3
2.1 Sejarah Vitamin…………………………………………………………….…...3
2.2 Pengertian vitamin………………………………………………………………4
2.3 Fungsi Vitamin Secara Umum……………………………………………….….4
2.4 Klasifikasi Vitamin……………………………………………………………...4
2.5 Struktur Vitamin………………………………………………………………..10
2.6 Metabolisme Umum Vitamin…………………………………………………..17
2.7 Kelebihan Vitamin……………………………………………………………...18
2.8 Gejala Kelebihan Vitamin sesuai Jenisnya……………………………………..18
BAB III
PENUTUP………………………………………………………………………………22
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………...22
3.2 Saran…………………………………………………………………………….22
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….……..23

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Vitamin adalah bagian yang penting dari makanan sehat. Bila seseorang mengkonsumsi
berbagai variasi makanan, maka kemungkinan untuk mengalami kekurangan vitamin adalah
sangat kecil. Orang orang yang menjalani diet ketat mungkin tidak mendapatkan cukup
vitamin atau mineral tertentu. Contohnya seorang vegetarian yang sangat ketat bisa
mengalami kekurangan vitamin B₁, yang hanya bisa diperoleh dari makanan yang berasal
dari hewan. Sebaliknya, mengkonsumsi sejumlah besar vitamin dan mineral tambahan tanpa
pengawasan medis, dapat menimbulkan efek yang berbahaya.

Semua orang tua pastilah tahu mengenai manfaat atau peran aneka vitamin dan mineral bagi
tubuh, terutama untuk pertumbuhan dan sistem pertahanan tubuh. Unsur-unsur penting
tersebut banyak terkandung dalam berbagai bahan makanan yang mudah ditemui sehari-hari.
Menurut berbagai hasil penelitian ilmiah, aneka vitamin ini memberi efek nyata dalam
melindungi sel-sel tubuh, terutama sel-sel otak dari berbagai penyebab kerusakan yang akan
menurunkan fungsi-fungsinya.

Berdasarkan hal itu, ahli gizi Dr. Mocsijanti Yudiarti Endang Sockatri. B.Sc., MCN,
mengingatkan agar orang tua memperkenalkan makanan dengan menu seimbang kepada
anak sejak dini. Kalau sampai tubuh kekurangan zat-zat penting, metabolisme akan
terhambat yang selanjutnya dapat mengakibatkan persoalan kesehatan. Akan tetapi, tentu saja
perlu diperhatikan agar asupan unsur-unsur tersebut tidak berlebihan. Mungkin belum
banyak yang tahu, dampak buruk dari kelebihan vitamin dan mineral.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah:


1. Apa pengertian vitamin? Bagaimana sejarahnya vitamin?
2. Apa saja fungsi vitamin?
3. Apa saja jenis-jenis klasifikasi vitamin?
4. Bagaimana bentuk struktur vitamin?
5. Apa dampaknya jika kelebihan vitamin? Lalu bagaimana gejala-gejalanya?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari makalah ini adalah:

1
1. Agar mengetahui pengertian dan sejarah vitamin.
2. Agar mengetahui fungsi-fungsi dari vitamin.
3. Agar mengetahui klasifikasi vitamin.
4. Agar mengetahui bentuk struktur dari vitamin.
5. Agar mengetahui dampak yang disebabkan oleh kelebihan vitamin dan mengetahui
gejala-gejalanya.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Vitamin

Sebelum abad ke dua puluh, karbohidrat, lemak, protein, dan beberapa zat mineral telah
dianggap sebagai zat-zat makanan yang dibutuhkan untuk fungsi tubuh normal. Akan tetapi
berabad-abad sebelumnya, berbagai pengamatan menduga bahwa senyawa-senyawa organik
lainnya adalah esensial untuk menjaga kesehatan. Sebagai misal telah diketahui selama 300
tahun, bahwa dengan makan buah-buahan dan sayur-sayuran segar ternyata berguna untuk
pencegahan atau pengobatan scorbut (sariawan). Juga telah diakui, bahwa rakhitis dapat
disembuhkan dengan minum minyak ikan. Pengamatan-pengamatan tersebut menimbulkan
dugaan, bahwa ada senyawa-senyawa zat makanan lain diperlukan untuk menjaga kesehatan
di samping karbohidrat, lemak atau protein.

Sejarah penemuan vitamin dimulai oleh Eijkman yang pertama kali mengemukakan adanya
zat yang bertindak sebagai faktor diet esensial dalam kasus penyakit beri-beri. Pada
tahun1897 ia memberikan gambaran adanya suatu penyakit yang diderita oleh anak ayam
yang serupa dengan beri-beri pada manusia. Gejala penyakit tersebut terjadi setelah binatang
diberi makanan yang terdiri atas`beras giling murni. Ternyata penyakit ini dapat
disembuhkan dengan memberikan makanan sisa gilingan beras yang berupa serbuk.

Hasil penemuan yang menyatakan bahwa dalam makanan ada faktor lain yang penting selain
kabohidrat, lemak dan protein sebagai energy, mendorong para ahli untuk meneliti lebih
lanjut tentang vitamin, sehingga diperoleh konsep tentang vitamin yang kita kenal sekarang.
Pada saat ini terdapat lebih dari 20 macam vitamin. Polish kemudian member nama faktor
diet esensial ini dengan vitamin. Selanjutnya hasil pekerjaan Warburg tentang koenzim
(1932-1935) dan kemudian penyelidikan R Kuhn dan P Kerrer menunjukkan adanya
hubungan antara struktur kimia vitamin dengan koenzim.

Vitamin yang pertama kali ditemukan adalah vitamin A dan B , dan ternyata masing-masing
larut dalam lemak dan larut dalam air. Vitamin A ditemukan pada tahun 1913 oleh Mc.
Collum dan Davis. Kemudian ditemukan lagi vitamin-vitamin yang lain yang juga bersifat
larut dalam lemak atau larut dalam air. Sifat larut dalam lemak atau larut dalam air dipakai
sebagai dasar klasifikasi vitamin.Vitamin yang larut dalam air, seluruhnya diberi symbol
anggota B kompleks kecuali (vitamin C ) dan vitamin larut dalam lemak yang baru
ditemukan diberi symbol menurut abjad (vitamin A,D,E,K).Vitamin yang larut dalam air
tidak pernah dalam keadaan toksisitas di didalam tubuh karena kelebihan vitamin ini akan
dikeluarkan melalui urin.

3
Secara luas vitamin A merupakan nama generic yang menyatakan semua retinoid dan
precursor/ provitamin A/ karotenid yang mempunyai aktivitas biologic sebagai retinol.
Retinol diserap dalam bentuk prekursor.

2.2 Pengertian Vitamin

Vitamin (bahasa Inggris : vitaml amine, vitamin) adalah sekelompok senyawa organic amina
berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi vital dalam metabolisme setiap organisme yang
tidak dapat dihasilkan oleh tubuh. Kata vitamin berasal dari gabungan kata bahasa Latin
“vita” yang artinya hidup dan “amina (amine)” yang mengacu pada suatu gugus organic
yang memiliki atom Nitrogen (N), karena pada awalnya vitamin dianggap demikian. Istilah
vitamin sebenarnya sudah tidak tepat untuk dipakai tetapi akhirnya dipertahankan dalam
konteks ilmu kesehatan dan gizi. Telah diketahui bahwa banyak vitamin yang sama sekali
tidak memiliki atom N. Dipandang dari sisi enzimologi (ilmu tentang enzim), vitamin adalah
kofaktor dalam reaksi kimia yang dikatalisasi oleh enzim. Pada dasarnya senyawa vitamin ini
digunakan untuk tubuh dapat bertumbuh dan berkembang secara normal. Vitamin adalah
suatu zat senyawa kompleks yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita yang berfungsi untuk
membantu pengaturan atau proses kegiatan tubuh. Tubuh memerlukan vitamin dalam jumlah
sedikit, tetapi jika kebutuhan yang sedikit itu diabaikan, akan mengakibatkan terganggunya
metabolisme di dalam tubuh kita karena fungsinya tidak dapat digantikan oleh senyawa lain.
Kondisi kekurang vitamin disebut avitaminosis. Tanpa vitamin, manusia hewan dan mahluk
hidup lainnya tidak akan dapat melakukan aktifitas hidup dan kekurangan vitamin dapat
menyebabkan memperbesar peluang terkena penyakit pada tubuh kita.

2.3 Fungsi Vitamin secara umum


 Mengatur zat/metabolisme tubuh.
 Menguatkan gigi dan tulang.
 Memperkuat sistem kekebalan tubuh atau sistem imun.
 Mempercepat penyembuhan luka atau penyakit.
 Merangsang pertumbuhan serta perkembangan tubuh.
 Sebagai katalisator dalam reaksi biokimia tubuh.
 Memperlambat proses penuaan sebab terkandung antioksidan.
 Menjaga dan meningkatkan kebugaran tubuh.
 Dapat menjaga tubuh tetap segar dan menghilangkan rasa capek.

2.4 Klasifikasi Vitamin

Vitamin diklasifikasikan ke dalam vitamin yang larut dalam air dan larut dalam lemak.
Kedua jenis vitamin ini harus dikonsumsi dalam jumlah yang tepat agar tubuh dapat
berfungsi dengan baik. Perbedaan utama antara vitamin yang larut dalam air dan yang larut

4
dalam lemak adalah bagaimana tubuh menyerap dan menyimpannya. Jenis vitamin larut air
akan diserap bersamaan dengan air, sedangkan vitamin larut lemak akan diserap bersama
dengan lemak.

1. Vitamin Larut Air

Vitamin yang larut dalam air terdiri dari semua jenis vitamin B dan vitamin C. Jenis vitamin
ini berperan penting dalam menjaga metabolisme tubuh. Karena tidak tersimpan dalam
tubuh, kebutuhan vitamin yang larut dalam air perlu selalu terpenuhi. Sebagian besar vitamin
tersebut dapat diperoleh dari konsumsi makanan atau minuman.

Vitamin-vitamin yang larut air, adalah sebagai berikut :

 Vitamin B

Secara umum, golongan vitamin B berperan penting dalam metabolisme di dalam tubuh,
terutama dalam hal pelepasan energi saat beraktivitas. Hal ini terkait dengan peranannya di
dalam tubuh, yaitu sebagai senyawa koenzim yang dapat meningkatkan laju reaksi
metabolisme tubuh terhadap berbagai jenis sumber energi. Beberapa jenis vitamin yang
tergolong dalam kelompok vitamin B ini juga berperan dalam pembentukan sel darah merah
(eritrosit). Sumber utama vitamin B berasal dari susu, gandum, ikan, dan sayur-sayuran hijau.

Kekurangan vitamin B dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan, seperti beri-beri,


kesemutan, hingga anemia.

 Vitamin B1

Vitamin B1 merupakan anggota pertama dari suatu kelompok vitamin-vitamin yang disebut
B-kompleks. Vitamin B1 larut dalam air, tidak larut dalam minyak dan dalam zat-zat pelarut
lemak, stabil terhadap pemanasan pH asam, tetapi terurai pada suasana biasa atau netral.
Vitamin B1 dikenal dengan sebutan Tiamin yang mempunyai fungsi guna menjaga kesehatan
kulit serta turut membantu mengubah karbohidrat menjadi energi yang dipelukan guna
aktivitas sehari-hari. Selain itu, vitamin tersebut membantu metabolisme protein dan lemak.

Tiamin mudah larut dalam air, sehingga di dalam usus halus mudah diserap kedalam mukosa.
Di dalam sel epitel mukosa usus, thiamin difosforilasikan dengan pertolongan ATP dan
sebagai TPP dialirkan oleh vena portae ke hati. Thiamin dieskresikan di dalam urine pada
keadaan normal, eskresi ini parallel terhadap tingkat konsumsi, tetapi pada kondisi defisien
hubungan parallel ini tidak lagi berlaku.

Sumber makanan utama dari vitamin B1 yaitu daging, polong-polongan, kacang-kacangan,


dan padi-padian utuh,

5
Kekurangan vitamin B1 dapat menyebabkan penyakit beri-beri dan penyakit Wernicke.
Penyakit beri-beri dapat dikenali dari gejala sesak napas, gerakan mata yang tidak normal,
detak jantung meningkat, kaki bengkak, dan muntah-muntah.

 Vitamin B2

Vitamin B2 diketemukan sebagai pigmen kuning kehijauan yang bersifat fluoresen


(mengeluarkan cahaya) dalam susu. Dalam bentuk murni adalah kristal kuning, larut air,
stabil dalam pemanasan dalam larutan asam mineral dan tahan terhadap pengaruh oksidasi,
tetapi sensitive terhadap larutan alkali, dimana terurai irreversible oleh sinar ultraviolet
maupun oleh cahaya biasa. Vitamin B2 dikenal dengan sebutan riboflavin yang mempunyai
peranan dalam regenerasi energi bagi tubuh lewat proses respirasi (pernapasan). Vitamin
tersebut berperan dalam proses pembentukan molekul steroid, sel darah merah, serta
glikogen.

Vitamin Riboflavin bebas terdapat di dalam bahan makanan dan larut di dalam air sehingga
mudah diserap dari rongga usus ke dalam mukosa. Didalam sel epithel mukosa usus,
riboflavin bebas mengalami fosforilasi dengan pertolongan ATP dan sebagai FMN (Flavin
Mononukleotida) dialirkan melalui vena portale ke hati.

Sumber makanan utama dari vitamin B2 yaitu produk susu, daging, padi-padian, dan
sayuran.

Kekurangan vitamin B2 dapat dikenali dengan gejala berupa anemia, mata merah, kulit
kering, bibir pecah-pecah, infeksi mulut, hingga sensitif terhadap cahaya.

 Vitamin B3

Vitamin B3 atau niasin berperan penting dalam proses metabolisme karbohidrat untuk
menghasilkan energi , metabolisme lemak, dan protein. Di dalam tubuh, vitamin B3 memiliki
peranan besar dalam menjaga kadar gula darah, tekanan darah tinggi, penyembuhan migrain,
dan vertigo serta menyembuhkan dari racun-racun tertentu. Vitamin B3 termasuk salah satu
jenis vitamin yang banyak ditemukan pada makanan hewani, seperti ragi, hati, ginjal, daging
unggas, dan ikan. Akan tetapi, terdapat beberapa sumber pangan lainnya yang juga
mengandung vitamin ini dalam kadar tinggi, antara lain gandum dan kentang manis.

Kekurangan vitamin B3 dapat menyebabkan tubuh mengalami kekejangan, keram otot,


gangguan sistem pencernaan, muntah-muntah, dan mual,

 Vitamin B5

Vitamin B5 ( asam pantotenat) banyak terlibat dalam reaksi enzimatik di dalam tubuh. Hal
ini menyebabkan vitamin B5 berperan besar dalam berbagai jenis metabolisme seperti dalam
reaksi pemecahan nutrisi makanan, terutama lemak. Peranan lain vitamin ini adalah menjaga

6
komunikasi yang baik antara sistem saraf pusat dan otak dan memproduksi senyawa asam
lemak, sterol, neurotransmiter, dan hormon tubuh. Vitamin B5 dapat ditemukan dalam
berbagai jenis variasi makanan hewani, mulai dari daging, susu, ginjal, dan hati hingga
makanan nabati, seperti sayuran hijau, kacang hijau, dan padi-padian.

Defisiensi/kekurangan vitamin B5 dapat menyebabkan kulit pecah-pecah dan bersisik. Selain


itu, gangguan lain yang akan diderita adalah keram otot serta kesulitan untuk tidur.

 Vitamin B6

Vitamin B6 biasa disebut piridoksin yang merupakan vitamin esensial bagi pertumbuhan
tubuh. Vitamin ini berperan sebagai salah satu senyawa koenzim A yang digunakan tubuh
untuk menghasilkan energy melalui jalur sintesis asam lemak, seperti spingolipid dan
fosfolipid. Selain itu, vitamin ini juga berperan dalam metabolisme nutrisi dan memproduksi
antibodi sebagai mekanisme pertahanan tubuh terhadap senyawa asing yang berbahaya bagi
tubuh. Vitamin ini merupakan salah satu jenis vitamin yang mudah didapatkan karena
vitamin ini banyak terdapat di beras, jagung, kacang-kacangan, hati, ikan, padi-padian utuh,
daging dan sayuran.

Kekurangan vitamin B6 menimbulkan gejala-gejala yang berkaitan dengan gangguan


metabolisme protein, seperti lemah dan sukar tidur. Jika lebih lanjut mengakibatkan kejang,
anemia, penurunan pembentukan antibodi, peradangan lidah, serta luka pada bibir, sudut-
sudut mulut dan kulit dan dapat mengakibatkan kerusakan sistem syaraf. Sedangkan jika
kelebihan akan mengakibatkan kram.

 Vitamin B11

Vitamin B11 biasa disebut dengan asam folat sangat berperan dalam proses pembentukan sel
darah merah. Selain itu, vitamin B11 berfungsi sebagai antianemia pernisiosa, membentuk
asam nukleat (DNA dan RNA), serta metabolisme kelompok metil.

Asam folat ini terdiri dari basa pteridin yang terikat dengan satu molekul masing-masing
asam P- aminobenzoat acid (PABA ) dan asam glutamat. Tetrahidrofolat merupakan bentuk
asam folat yang aktif. Makanan yang mengandung asam folat akan dipecah oleh enzim-
enzim usus spesifik menjadi monoglutamil folat agar bisa diabsorbsi. Kemudian oleh adanya
enzim folat reduktase sebagian besar derivat folat akan direduksi menjadi tetrahidrofolat
dalam sel intestinal yang menggunakan NADPH sebagai donor ekuivalen pereduksi.

Defisiensi atau kekurangan asam folat dapat menyebabkan anemia megaloblastik karena
terganggunya sintesis DNA dan pembentukan eritrosit.

 Vitamin B12

7
Vitamin B12 atau sianokobalamin merupakan jenis vitamin yang hanya khusus diproduksi
oleh hewan dan tidak ditemukan pada tanaman. Oleh karena itu, vegetarian sering kali
mengalami gangguan kesehatan tubuh akibat kekurangan vitamin ini. Vitamin B12
merupakan satu-satunya vitamin yang belum sanggup dibuat secara sintetis total, tetapi selalu
diekstraksi dari media tempat tumbuh mikroba, sebagai hasil fermentasi.

Vitamin ini banyak berperan dalam metabolisme energi di dalam tubuh. Vitamin B12 juga
termasuk dalam salah satu jenis vitamin yang berperan dalam pemeliharaan kesehatan sel
saraf, pembentukkan molekul DNA dan RNA, pembentukkan platelet darah. Telur, hati, susu
dan daging merupakan sumber makanan yang baik untuk memenuhi kebutuhan vitamin B12.
Anemia Persiosa adalah penyakit gangguan gizi yang dapat disembuhkan dengan pemberian
makanan yang mengandung 100-200 gram hati sapi.

Kekurangan asupan vitamin B12 dapat menyebabkan anemia megaloblastik atau gangguan
darah yang terjadi ketika jumlah sel darah merah yang berkualitas baik lebih sedikit dari
biasanya. Ketika tubuh tidak memiliki cukup sel darah merah, jaringan dan organ bisa-bisa
tidak mendapat cukup oksigen.

 Vitamin C

Vitamin C atau asam askorbat mempunyai peranan dalam menangkal radikal bebas di dalam
tubuh karena mengandung senyawa antioksidan. Asam askorbat merupakan zat pereduksi
dengan potensial hydrogen sebesar +0,008 V, sehingga membuatnya mampu untuk
mereduksi senyawa-senyawa seperti oksigen molekuler, nitrat, dan sitokrom a serta c.
Vitamin ini berperan sebagai pembentuk kolagen yang merupakan penyusun jaringan kulit,
sendi, tulang, serta jaringan tubuh lainnya. Karena vitamin ini bisa menangkal radikal bebas,
maka vitamin ini bisa menurunkan laju mutasi sel dalam tubuh sehingga bisa menurunkan
pertumbuhan penyakit degeneratif seperti kanker.

Sumber makanan utama vitamin C berasal dari buah-buahan dan sayur-sayuran terutama
jeruk, brokoli, kubus, tomat dan paprika hijau.

Defisiensi atau kekurangan vitamin C menyebabkan penyakit skorbut, penyakit ini


berhubungan dengan gangguan sintesis kolagen yang diperlihatkan dalam bentuk perdarahan
subkutan serta perdarahan lainnya , kelemahan otot, gusi yang bengkak dan menjadi lunak.
Penyakit skorbut dapat disembuhkan dengan memakan buah dan sayur-sayuran yang segar.
Cadangan normal vitamin C cukup untuk 34 bulan sebelum tanda-tanda penyakit skorbut.

2. Vitamin Larut Dalam Lemak

Vitamin yang larut dalam lemak merupakan molekul hidrofobik apolar, yang semuanya
adalah derivat isoprene. Molekul-molekul ini tidak disintesis tubuh dalam jumlah yang

8
memadai sehingga harus disuplai dari makanan. Vitamin- vitamin yang larut dalam lemak ini
memerlukan absorbsi lemak yang normal agar vitamin tersebut dapat diabsorbsi secara
efisien. Diabsorbsi molekul vitamin tersebut harus diangkut dalam darah yaitu oleh
lipoprotein atau protein pengikat yang spesifik. Vitamin-vitamin yang larut dalam lemak
adalah sebagai berikut :

 Vitamin A

Secara luas, vitamin A merupakan nama genetik yang menyatakan semua retinoiddan
prekursor atau provitamin A atau karotenoid yang mempunyai aktivitas bilogik sebagai
retinol. Vitamin A dikenal dengan nama retinol adalah vitamin pembentuk pigmen mata di
retina. Oleh sebab itu, vitamin ini berhubungan dengan penglihatan. Selain itu, vitamin A
berperan dalam menjaga kesehatan kulit serta imunitas tubuh. Vitamin A mempunyai sifat
mudah rusak akibat terpapar panas, serta udara.

Vitamin A dalam makanan sebagian besar terdapat dalam bentuk eter esensial retinil,
bersama karotenoid dan lipida lain dalam lambung. Dalam sel-sel mukosa usus halus, ester
retinil dihiddrolisis oleh enzim-enzim pankreas esterase menjadi retinol yang lebih efesien
diabsorsi daripada ester retinil. Sebagian karetonoid, terutama beta karoten di dalam
sitoplasma sel mukosa usus halus dipecah menjadi retinol. Dalam usus halus retinol bereaksi
dengan asam lemak dan membentuk ester dan dengan bantuan cairan empedu menyebrangi
sel-sel vili dinding usus halus untuk kemudian diangkut oleh kilomikron melalui sistem limfe
ke dalam aliran darah menuju hati. Hati merupakan tempat penyimpanan terbesar vitamin A
dalam tubuh. Vitamin A banyak terkandung di dalam susu, ikan , sayuran dan buah-buahan
hijau gelap dan jingga.

Kekurangan vitamin A adalah masalah pada mata, seperti degenerasi makula, mata kering,
penurunan fungsi penglihatan, kelainan kornea yang disebut xerophthalmia, bahkan dapat
menyebabkan kebutaan. Selain itu dapat meningkatkan resiko terhadap penyakit infeksi
seperti penyakit saluran pernafasan dan diare, meningkatkan angka kematian karena campak,
menyebabkan keterlambatan pertumbuhan, dan penurunan daya tahan tubuh.

 Vitamin D

Vitamin D berperan dalam proses metabolisme kalsium serta mineralisasi tulang. Oleh sebab
itu, vitamin D banyak behubungan dengan pembentukan tulang. Vitamin D diproduksi oleh
sel kulit ketika terkena cahaya matahari. Bila tubuh cukup mendapat matahari konsumsi
makanan tidak dibutuhkan. Karena dapat disintesis dalam tubuh, vitamin D dapat dikatakan
bukan vitamin, tapi suatu pro hormon. Bila tubuh tidak cukup mendapat sinar matahari,
vitamin perlu dipenuhi melalui makanan. Vitamin D diabsorsi dalam usus halus bersama
lipidadenagn bantuan cairan empedu. Vitamin D dari bagian atas usus halus diangkut oleh D-
plasma binding protein (DBP) ke tempat-tempat penyimpanan di hati, kulit, otak, tulang, dan
jaringan lain.

9
Sumber utama vitamin D berasal dari susu dan kuning telur.

Jika terjadi kekurangan vitamin D, maka bisa menyebabkan kaki menjadi bentuk O atau X,
gigi menjadi cepat rusak, serta kejang otot. Kemudian, penyakit osteomalasia (tidak ada
kalsium serta fosfor pada tulang) disebabkan oleh kekurangan vitamin ini. Selain itu,
penyakit osteoporosis pada lansia disebabkan sebab kekurangan vitamin D. vitamin D
banyak terkandung di dalam ikan, telur, susu, serta keju.

 Vitamin E

Vitamin E atau tokoferol bisa berperan sebagai antioksidan alami untuk tubuh yang bisa
menjaga kesehatan kulit, mata, sel darah merah, hati, serta paru-paru. Selain it, fungsi
vitamin E dapat melindungi asam lemak jenuh ganda komponen membran sel lain dari
oksidasi radikal bebas. Vitamin E terkandung di dalam ikan, ayam, kuning telur, ragi,
kacang-kacangan, biji-bijian serta minyak tumbuh-tumbuhan. Kebutuhan akan vitamin E
meningkat bersamaan dengan semakin besarnya masukan lemak tak- jenuh ganda.

Vitamin E dirusak oleh pemasakan dan pengolahan makanan yang bersifat komersial,
termasuk pembekuan. Benih gandum, minyak biji bunga matahari serta biji softlower, dan
minyak jagung serta kedelai, semuanya merupakan sumber vitamin E yang baik.

Kekurangan vitamin E dapat menimbulkan anemia pada bayi yang baru lahir, menyebabkan
kemandulan, dan gangguan saraf serta otot tubuh.

 Vitamin K

Vitamin K atau filokuinon cukup tahan terhadap panas tetapi tidak tahan terhadap alkali dan
cahaya. Vitamin K tidak dapat disintesa oleh tubuh, tetapi suplai vitamin K bagi tubuh
berasal dari bahan makanan dan dari sintesa oleh mikroflor usus yang menghasilkan
menaquinone. Untuk penyerapan vitamin K diperlukan garam empedu dan lemak didalam
hidangan. Garam empedu dan lemak dicerna membentuk misel (misell) yang berfungsi
sebagai transport carrier bagi vitamin K tersebut. Sumber utama vitamin K berasal dari
sayur-sayuran hijau dan teh.

Vitamin K beperan di dalam pembentukan sistem peredaran darah serta penutupan luka. Oleh
sebab itu, jika terjadi kekurangan vitamin ini, maka akan menyebabkan perdarahan tubuh,
kesulitan dalam penutupan luka dan menyebabkan terjadinya penyakit hemoragik pada bayi
baru lahir. Hal ini disebabkan karena plasenta tidak meneruskan vitamin K secara efisien.
Vitamin K banyak ada di dalam susu, kuning telur serta sayuran segar.

2.5 Struktur Vitamin

Berikut ini terdapat beberapa struktur vitamin, terdiri atas:

10
 Vitamin A

Molekul vitamin A berisi atom karbon dan hidrogen yang berikatan dengan gugus
hidroksil (OH) menjadi struktur yang kompleks. Stuktur yang demikian ini menyebabkan
vitamin disebut sebagai retinol. Komposisi retinol haya tedapat dalam bahan pangan
hewani, sedangkan dalam pangan nabati terdaat zat warna karotenoid. Senyawa karoten
akan dirubah menjadi vitamin A dalam usus halus. Struktur kimiawi beta karoten serupa
dengan dua molekul retinol.

Berikut gambar struktur vitamin A :

C20H32O Molar mass 286,4 g/mo

 Vitamin D

Vitamin D bersifat larut dalam lemak dan tidak larut dalam air. Vitamin D banyak
ditemukan dalam minyak hati ikan. Ada dua macam vitamin D, yaitu vitamin D3 atau
kholekalsiferol, terdapat dalam minyak hati ikan, sangat cocok untuk anak yang sedang
dalam masa pertumbuhan. Vitamin D2 atau kalsiferol berasal dari ergosterol yang telah
mengalami radiasi oleh sinar ultraviolet.

Berikut gambar struktur vitamin D :

C23H44O Molar mass 369,7 g/mol

11
C27H44O Molar mass 369,7 g/mol

 Vitamin E

Vitamin E diketahui sebagai zat gizi esensiel yaitu setelah dilakukan percobaan dengan
tikus. Kekurangan vitamin E mengakibatkan kemandulan pada tikus jantan sedangkan
pada tikus betina terjadi keguguran pada saat bunting. Zat gizi esensiel tersebut dikenal
sebagai tokoferol atau vitamin E. Ada empat macam tokoferol yaitu alpha, beta, gamma,
dan delta tokoferol.

Alpha tokoferol mempunyai aktivitas sebagai vitamin E sedangkan gamma dan delta
tokoferol mempunyai aktivitas yang besar sebagai antioksidan. Kekurangan vitamin E
mengakibatkan terjadinya oksidasi asam lemak berikatan rangkap membentuk peroksida
dan hidrogen peroksida, yang bersifat meracuni sel dan mengakibatkan keracunan sel.

Berikut gambar struktur vitamin E :

C29H50O2 Molar mass 430,7 g/mol

12
 Vitamin K

Vitamin K atau filokuinon ialah 2-methyl, 1,4-naphthoquinone. Bentuk induk dari


vitamin K disebut Menadion oleh IUPAC dan Menaquion oleh IUNS. Vitamin K terlibat
dalam metabolisme protein tulang dan diperlukan untuk pertumbuhan tulang pada anak-
anak dan remaja.

Berikut gambar struktur vitamin K :

C31H16O2 Molar mass 450,7 g/mol

 Vitamin B1

Vitamin B1 banyak mengalami penurunan pada saat dilakukan persiapan pengolahan


seperti pencucian. Vitamin B1 disebut juga anti neuritis karena dapat menyembuhkan
radang saraf tertentu. Vitamin B1 atau tiamin banyak terdapat dalam kulit ari butir beras
ataupun gandum. Tiamin merupakan komponen enzim Tiamin Piro Fosfat (TPP) yang
berperanan dalam metabolisme karbohidrat. Kekurangan tiamin atau TPP akan
mengakibatkan tertimbunnya asam piruvat dalarn sel.

Berikut gambar struktur vitamin B1 :

13
 Vitamin B2

Vitamin B2 disebut riboflavin, atau sering pula disebut laktoflavin atau hepatoflavin,
ovoflavin, dan renoflavin sesuai dengan sumber vitamin tersebut yaitu berasal dari susu,
hati, telur maupun ginjal. Riboflavin berasal dari kata latin flavus yang berarti kuning.
Riboflavin merupakan komponen Flavin Adenin Dinukleotida (FAD) dan Flavin Mono
Nukieotida (FMN). FAD dan FMN berperanan pada reaksi oksidasi reduksi pada
metabolisme karbohidrat dan protein.

Berikut gambar struktur vitamin B2 :

 Vitamin B3

Vitamin B3 sering disebut niacin. Istilah niacin meliputi nicotinic acid dan nicotinamide,
dimana merupakan bagian reaktif dari co-enzim NAD dan NADP. Niacin sebenarnya
bukan vitamin murni karena dapat dibentuk di dalam tubuh dari asam amino tryptophan.
Namun demikian, suplai asupan tryptophan yang cukup diperlukan untuk menjamin
tersedianya niacin secara cukup guna fungsi esensial dalam metabolisme dan untuk
memperbaiki DNA.

Berikut gambar struktur vitamin B3 :

14
 Vitamin B5

Vitamin B5 dikenal juga sebagai asam pantotenat. Ditemukan pada semua makhluk
hidup dan memiliki peran esensial dalam metabolisme energy semua jaringan tubuh.
Pantothenic acid juga berperan penting dalam penyembuhan luka dan diperlukan untuk
menjaga kesehatan rambut dan kulit.

Berikut gambar struktur vitamin B5 :

C9H17NO5

 Vitamin B6

Vitamin B6 adalah vitamin larut air yang terdiri dari sebuah group dengan enam
komponen terkait: pyridoxal, pyridoxine, pyridoxamine, dan 5′-phasphates (PLP, PNP,
PMP: komponen komponen ini saling berubah dari satu menjadi lainnya melalui reaksi
metabolik).

Vitamin ini merupakan bagian dari gugusan prostetik dari enxim dekarboksilase dan
transaminase tertentu. Piridoksin hidroklorida adalah bentuk sintetik yang digunakan
sebagai obat. Fungsi vitamin B6 sebagai koenzim terutama dalam transaminase

15
Dekarboksilasi. Reaksi lain yang berkaitan dengan metabolisme protein PLP mengatur
sintesis pengantar syaraf asam gama-amino butirat (gamma-amino-butiric-acid/GABA).

Berikut gambar struktur vitamin B6 :

 Vitamin B12

Struktur vitamin B12 sangat kompleks dari struktur semua vitamin yang diketahui sampai
sekarang. Vitamin B12 (cobalamin) adalah vitamin larut air yang esensial untuk
kesehatan darah dan fungsi syaraf. Hanya mikroorganisme yang mampu menghasilkan
vitamin B12 termasuk diantaranya algae, bakteri dan jamur, sehingga dengan demikian
vitamin B12 hanya terdapat pada pangan hewani.

Berikut gambar struktur vitamin B12 :

C₆₃H₈₈CoN₁₄O₁₄P

16
 Vitamin C

Vitamin C atau asam askorbat merupakan salah satu vitamin yang bersifat larut dalam air,
tidak dapat disintesis dalam tubuh manusia, kera ataupun kelelawar pemakan buah-
buahan. Peranan vitamin C yang banyak dikenal yaitu dapat mencegah dan mengobati
penyakit sariawan.

Berikut gambar struktur vitamin C :

C6H8O6

2.6 Metabolisme Umum Vitamin

Metabolisme adalah segala proses reaksi kimia yang terjadi di dalam makhluk hidup, mulai
makhluk hidup bersel satu yang sangat sederhana seperti bakteri, protozoa, jamur, tumbuhan,
hewan, sampai makhluk yang susunan tubuhnya kompleks seperti manusia. Di dalam proses
ini, makhluk hidup mendapat, mengubah dan memakai senyawa kimia dari sekitarnya untuk
mempertahankan hidupnya. Metabolisme meliputi proses sintesis (anabolisme) dan proses
penguraian (katabolisme) senyawa atau komponen dalam sel hidup. Semua reaksi
metabolisme dikatalis oleh enzim. Hal lain yang penting dalam metabolisme adalah
peranannya dalam penawar racun atau detoksifikasi, yaitu mekanisme reaksi pengubahan zat
yang beracun menjadi senyawa tak beracun yang dapat dikeluarkan dari tubuh.

Vitamin yang larut lemak atau minyak, jika berlebihan tidak dikeluarkan oleh tubuh,
melainkan akan disimpan dalam jaringan lemak serta hati dan akan digunakan sewaktu-
waktu bila diperlukan. Sebaliknya, vitamin yang larut dalam air, yaitu vitamin B kompleks
dan C tidak dapat disimpan atau hanya dapat disimpan dalam jumlah sedikit dan biasanya
akan segera hilang bersama aliran makanan. Saat makanan dicerna oleh tubuh, vitamin yang

17
terlepas akan masuk ke dalam aliran darah dan beredar ke seluruh bagian tubuh. Apabila
tidak dibutuhkan, vitamin akan segera dibuang tubuh bersama urin. Oleh karena itu, tubuh
membutuhkan asupan vitamin larut air secara terus-menerus.

Vitamin yang alami bisa didapat dari sayur, buah dan produk hewani, seringkali vitamin
yang terkandung dalam makanan atau minuman tidak berada dalam keadaan bebas,
melainkan terikat, baik secara fisik maupun kimia. Proses pencernaan makanan, baik didalam
lambung maupun usus halus akan membantu melepaskan vitamin dari makanan agar bisa
diserap oleh usus. Vitamin larut lemak diserap didalam usus bersama dengan lemak atau
minyak yang dikonsumsi. Vitamin diserap oleh usus dengan proses dan mekanisme yang
berbeda. Terdapat perbedaan prinsip proses penyerapan antara vitamin larut dan vitamin larut
air. Vitamin larut lemak akan diserap secara difusi pasif dan kemudian didalam dinding usus
digabungkan dengan kilomikron (lipoprotein) yang kemudian diserap system limfak,
kemudian bergabung dengan saluran darah untuk ditransportasikan ke hati. Sedangkan
vitamin larut air langsung diserap melalui saluran darah dan ditransportasikan ke hati.

2.7 Kelebihan Vitamin

Vitamin sangat diperlukan tubuh. Namun, jika terlalu banyak mengonsumsinya dapat
menyebabkan kelebihan vitamin atau hypervitaminosis. Hipervitaminosis adalah kondisi
penumpukan vitamin yang sangat berlebihan di dalam tubuh sehingga dapat menyebabkan
keracunan. Gejala yang ditampilkan bisa berbeda, tergantung dari vitamin apa yang kadarnya
berlebihan dalam tubuh.

Misalnya, kelebihan vitamin A disebut sebagai hipervitaminosis A yang gejalanya dapat


meliputi pengeroposan massa tulang. Kelebihan vitamin lain tentu akan menimbulkan gejala
yang berbeda pula.

Penumpukan vitamin di dalam tubuh umumnya disebabkan oleh konsumsi suplemen yang
berlebihan, bukan dari sumber makanan. Vitamin yang paling rentan menumpuk dalam tubuh
yaitu jenis vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E, dan K).

Tubuh bisa menyimpan keempat vitamin tersebut lebih lama dibandingkan vitamin B dan C
yang larut air. Jadi, jika makanan sehari-hari sudah kaya akan vitamin larut lemak, konsumsi
suplemen justru bisa meningkatkan risiko penumpukan vitamin.

Hipervitaminosis vitamin B dan C biasanya lebih jarang terjadi, sebab tubuh mampu
membuang vitamin yang berlebih melalui urine. Meski begitu, ada juga kasus kelebihan
vitamin B6 yang masuk ke dalam golongan vitamin larut air.

2.8 Gejala kelebihan vitamin sesuai jenisnya

18
Hipervitaminosis bisa menimbulkan gejala yang berbeda-beda, tergantung jenis vitamin yang
Anda konsumsi. Berikut rinciannya :

1. Hipervitaminosis A
Hipervitaminosis A bisa bersifat akut yang berarti terjadi dalam waktu singkat. Gejala
mungkin muncul dalam beberapa jam atau hari setelah mengonsumsi suplemen vitamin
dengan dosis tinggi. Kondisi ini biasanya banyak dialami oleh anak-anak.
Gejala yang muncul dapat berupa:
 mengantuk,
 mudah marah,
 sakit perut,
 mual atau muntah, serta
 meningkatnya tekanan pada otak.

Kelebihan vitamin A juga dapat bersifat kronis. Vitamin A menumpuk di dalam tubuh
akibat konsumsi rutin suplemen dalam dosis tinggi. Lambat laun, penderita akan
menunjukkan tanda-tanda seperti:

 perubahan penglihatan,
 bengkak pada tulang,
 nyeri tulang,
 berkurangnya nafsu makan,
 pusing,
 mual dan muntah,
 sensitif terhadap sinar matahari,
 kulit mengelupas, kering, kasar, atau gatal-gatal,
 kuku jari pecah-pecah,
 kulit pecah-pecah pada sudut mulut,
 terdapat luka pada mulut,
 penyakit kuning,
 rambut rontok,
 infeksi pernapasan, serta
 linglung.

Pada bayi dan anak-anak, hipervitaminosis A dapat menimbulkan tonjolan lunak pada
bagian atas tengkorak bayi. Bayi mungkin juga mengalami penglihatan ganda dan berat
badannya sulit bertambah.

2. Hipervitaminosis D
Asupan vitamin D yang berlebih dapat berasal dari suplemen serta obat-obatan untuk
hipertensi dan penyakit jantung. Jumlah vitamin D dalam tubuh juga dapat bertambah
bila sering menggunakan tanning bed untuk membuat warna kulit lebih gelap.

19
Tanda-tanda kelebihan vitamin D antara lain:
 kelelahan,
 kehilangan nafsu makan,
 menurunnya berat badan,
 haus berlebihan,
 buang air kecil berlebihan,
 dehidrasi,
 sembelit (konstipasi),
 mudah marah dan gelisah,
 telinga berdenging,
 otot melemah,
 mual dan muntah,
 pusing,
 linglung,
 tekanan darah tinggi, serta
 denyut jantung tidak teratur.

Lama-kelamaan, kelebihan vitamin D di dalam tubuh dapat menyebabkan kelebihan


kalsium atau hiperkalsemia. Kondisi ini bisa meningkatkan risiko pengeroposan tulang,
gangguan fungsi ginjal, dan pembentukan plak kalsium pada pembuluh darah.

3. Hipervitaminosis E
Konsumsi vitamin E dari makanan biasanya tidak menimbulkan efek negatif bagi tubuh.
Sebaliknya, overdosis vitamin E akibat konsumsi suplemen secara berlebihan berisiko
menyebabkan keracunan.

Dalam jumlah besar, vitamin E dapat mengencerkan darah sehingga tubuh lebih mudah
mengalami memar dan perdarahan, mudah kelelahan, tampak lesu, serta mengalami sakit
kepala dan gangguan pencernaan.

4. Hipervitaminosis K
Ada tiga jenis vitamin K. Vitamin K1 dan K2 merupakan vitamin alami yang ada pada
makanan. Sementara itu, vitamin K3 alias menadione merupakan vitamin sintetis yang
digunakan untuk mencegah penumpukan kalsium di dalam tubuh.

Vitamin K1 dan K2 umumnya tidak menyebabkan keracunan, bahkan ketika dikonsumsi


dalam jumlah besar. Sebaliknya, konsumsi vitamin K3 dalam dosis yang salah dapat
menyebabkan hipervitaminosis. Ciri utamanya yaitu kelelahan dan penyakit kuning.

5. Hipervitaminosis B6
Asupan vitamin B6 dari makanan tidak menimbulkan efek negatif bagi tubuh, bahkan
dalam jumlah besar sekalipun. Pasalnya, tubuh mampu membuang kelebihan vitamin ini
melalui urine.

20
Namun, seperti vitamin K, vitamin larut air dalam bentuk sintetis dapat menyebabkan
overdosis bila dosisnya tidak tepat. Konsumsi suplemen vitamin B6 secara berlebihan
dapat menimbulkan gejala berupa:

 gangguan kendali otot (ataksia),


 mual dan nyeri pada ulu hati,
 sensitif terhadap sinar matahari,
 mati rasa,
 muncul luka yang terasa nyeri pada kulit, serta
 menurunnya kemampuan kulit untuk merasakan nyeri atau suhu ekstrem.

21
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Vitamin merupakan nutrisi yang penting dalam tubuh untuk proses metabolisme dan
pertumbuhan yang normal. Tubuh memerlukan vitamin dalam jumlah sedikit, tetapi jika
kebutuhan yang sedikit itu diabaikan, akan mengakibatkan terganggunya metabolisme di
dalam tubuh kita karena fungsinya tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Kondisi
kekurang vitamin disebut avitaminosis. Tanpa vitamin, manusia hewan dan mahluk hidup
lainnya tidak akan dapat melakukan aktifitas hidup dan kekurangan vitamin dapat
menyebabkan memperbesar peluang terkena penyakit pada tubuh kita.

Namun apabila vitamin ini dikonsumsi secara berlebihan, akan menimbulkan efek yang
berbahaya pula bagi tubuh. Kelebihan vitamin atau hypervitaminosis adalah kondisi
penumpukan vitamin yang sangat berlebihan di dalam tubuh sehingga dapat
menyebabkan keracunan. Gejala yang ditampilkan bisa berbeda, tergantung dari vitamin
apa yang kadarnya berlebihan dalam tubuh.

3.2 Saran

Penulis berharap makalah ini bisa sempurna dalam penyusunannya, tetapi penulisan
makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan banyak kekurangan yang harus
diperbaiki. Karena pengetahuan minim dari penulis. Oleh karena itu kritik dan saran dari
pembaca yang membangun sangat penulis harapkan untuk memperbaiki makalah
kedepannya.

22
DAFTAR PUSTAKA

Vivi, Triana. 2006. Macam-Macam Vitamin Dan Fungsinya Dalam Tubuh Manusia. Jurnal
Kesehatan Masyarakat. Vol I (1).

Sediaoetama, Achmad Djaeni. 1989. Ilmu Gizi. Jakarta : Dian Rakyat.

https://www.dosenpendidikan.co.id/klasifikasi-vitamin/

Poedjiadi, A. 1994. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta : UI-Press.

Sirajuddin,S. 2009. Penuntun Praktikum Biokimia. Laboratorium Terpadu Kesehatan


Masyarakat AIPTKMI Regional Indonesia Timur UNHAS, Makassar.

Tim Dosen Biokimia. 2011. Penuntun Praktikum Biokimia. Universitas Tadulaku, Palu.

Winarno, F.G. 2004. Vitamin. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Almatsier, S. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama:
hlm. 173-188

https://www.coursehero.com/file/85999073/METABOLISME-UMUM-VITAMIN-DAN-
OBATdocx/

https://hellosehat.com/nutrisi/fakta-gizi/kelebihan-vitamin/, diakses pada 24 februari 2022, pukul


20.15

23

Anda mungkin juga menyukai